0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
210 tayangan7 halaman
Dokumen ini membahas empat jenis gejala pada tumbuhan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel yang berlebihan (hiperplastik), yaitu: 1) rontok, 2) menggulung atau mengeriting, 3) sapu setan, 4) nyali atau kelenjar. Gejala-gejala ini merupakan perubahan yang menunjukkan adanya penyakit pada tumbuhan.
Dokumen ini membahas empat jenis gejala pada tumbuhan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel yang berlebihan (hiperplastik), yaitu: 1) rontok, 2) menggulung atau mengeriting, 3) sapu setan, 4) nyali atau kelenjar. Gejala-gejala ini merupakan perubahan yang menunjukkan adanya penyakit pada tumbuhan.
Dokumen ini membahas empat jenis gejala pada tumbuhan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel yang berlebihan (hiperplastik), yaitu: 1) rontok, 2) menggulung atau mengeriting, 3) sapu setan, 4) nyali atau kelenjar. Gejala-gejala ini merupakan perubahan yang menunjukkan adanya penyakit pada tumbuhan.
perubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri sebagai akibat dari adanya penyebab penyakit. Berdasarkan perubahan yang terjadi didalam sel dan jaringan tumbuhan, Gejala dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: Gejala Nekrotik disebabkan adanya kerusakan pada sel atau bagian sel, atau matinya sel. Gejala Hipoplastik disebabkan karena terhambatnya atau terhentinya pertumbuhan sel (underdevelopment) Gejala hiperplastik, disebabkan karena pertumbuhan sel yang lebih dari biasa (overdevelopment) Gejala hiperplastik ini disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya (overdevelopment). Gejala hiperplastik terbagi sebagai berikut:
1. Rontok. Peristiwa ini dianggap sebagai
gejala penyakit jika terjadi sebelum waktunya (premature) dan dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya. Rontoknya bagian tanaman disebabkan terjadinya lapisan pemisah yang terdiri atas sel-sel yang membulat seperti tepung dan lepas- lepas. 2. Menggulung atau mengeriting. Gejala gulung daun (leaf roll) atau gejala mengeriting (curling) disebabkan karena pertumbuhan yang tidak seimbang dari bagian- bagian daun. 3. Sapu Setan gejala sapu setan (witches’ broom) terjadi karena berkembangnya banyak tunas ketiak yang biasanya laten (tidur). Dengan demikian terjadilah berkas ranting yang rapat. Umumnya gejala disertai dengan kurang berkembangnya ruas dan daun-daun. Gejala ini dapat disebabkan oleh serangan jamur, virus atau mikoplasma. Pada bambu sering terdapat gejala sapu setan pada ranting-ranting yang disebabkan oleh jamur Elsinoe bambusae. 4. Nyali
nyali atau yang sering disebut “kelenjar”
(gall, cecidium) adalah pembengkakan setempat, berupa bintil-bintil atau bisul- bisul, dapat terdiri atas jaringan tumbuhan bersama-sama dengan penyebab penyakit, tetapi dapat juga hanya melulu terdiri atas jaringan tumbuhan. . Misalnya bintil-bintil pada daun kayu manis (Cinnamomum zeylanicum) yang disebabkan oleh tungau (Eriophyes boisi) dan bintil-bintil pada akar tembakau