Oleh :
Kornelia Letek Kenalelolon
NIM : 1803025061
AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Tanaman Padi..............................................................................3
2.2 Teknik Budidaya Tanaman Padi...............................................................8
2.3 Kisah Inspirasi Para Petani Sukabakti, Cianjur.......................................11
2.4 Gagal Panen Bagi Para Petani.................................................................13
2.5 Penyelesaian/Solusi dari Penulis untuk Para Petani................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................16
3.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Padi (Oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat
Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar
petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa.
Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan
kegiatan menanam padi di sawah.
Sistem budidaya padi biasanya didahului oleh membuat persemaian. Pembuatan
persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di
persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, kemudian
pengolahan tanah yang bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat
tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah) yang dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap yaitu
pembersihan, pencangkulan, pembajakan, penggaruan, dan perataan.Dalam
penanaman bibit padi harus diperhatikan sebelumnya adalah persiapan lahan,
umur bibit, dan tahap penanaman. Dalam pemeliharaan meliputi penyulaman dan
penyiangan, pengairan, pemupukan, penyulaman dan penyiangan, dan
pengendalian hama dan penyakit.
Pengolahan tanah bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan
yang semula keras menjadi datar dan melumpur. Dengan begitu gulma akan mati
dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah
tanah menjadi jenuh air sehingga dapat menghemat air. Pada pengolahan tanah
sawah ini, dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta
selokan. Pematang (galengan) sawah diupayakan agar tetap baik untuk
mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah
perawatan tanaman.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan
permasalahan-permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana sejarah Tanaman Padi ?
2. Bagaimana Teknik Budidaya Tanaman Padi ?
3. Bagaimana Kisah Inspirasi para petani Sukabakti, Cianjur ?
4. Bagaimana gagal panen bagi para petani ?
5. Bagaimana Penyelesaian/ Solusi dari Penulis untuk para Petani ?
3. Daun
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang
berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas
daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang
menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain.
Adapun bagian-bagian daun padi adalah :
A. Helaian daun
Terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang
seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi
yang bersangkutan.
B. Pelepah daun (upih)
Merupakan bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah daun
ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya
lunak, dan hal ini selalu terjadi.
C. Lidah daun
Lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih.
Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi.
Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun
adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah
daun (upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi
penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran penyakit.
4. Bunga
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas
dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan
cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang
terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang
ditanam dancara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas
bukuyang terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga)
diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai
pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara 20-30 cm), dan malai
panjang (lebih dari 30cm). Jumlah cabang pada setiap malai berkisar
antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang
terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan
mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap
malai bisa mencapai100-120 bunga.
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga.
Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari
ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta
mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik,
dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada
umumnya putih atau ungu. (Departemen Pertanian, 1983)
Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah:
A. Kepala sari
B. Tangkai sari
C. Belahan yang besar (Palea)
D. Belahan yang kecil (Lemma)
E. Kepala putik
F. Tangkai bunga
5. Buah
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau
butir/gabah,sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup
oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan
pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam
atau kulit gabah.
C. Syarat Tumbuh
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau
lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per
tahun sekitar 1500-2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman
padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara
0-1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah
tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam
perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi
dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara
18-22 cm dengan pH antara 4-7.
2.2 Teknik Budidaya Tanaman Padi
Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak
dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses
pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama
harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang
sering kali menurunkan produksi.
1. Persemaian
Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi.
Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang
sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan
pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar
mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang
sehat dan subur dapat tercapai.
2. Persiapan dan Pengolahan Tanah Sawah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah) yang
dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa tahap :
A. Pembersihan
B. Pencangkulan
C. Pembajakan
D. Penggaruan
E. Perataan
3. Penanaman
Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah :
A. Persiapan lahan
Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap
untuk ditanami bibit padi.
B. Umur bibit
Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bib it tersebut
segera dapat dipindahkan dengan cara mencabut bibit.
C. Tahap penanaman
Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1) Memindahkan bibit
Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari (tergantung
jenis padinya, genjah/dalam) dapat segera dipindahkan kelahan
yang telah disiapkan.
2) Menanam
Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan
adalah sistem larikan (cara tanam), jarak tanam, hubungan
tanaman, jumlah tanaman tiap lobang, kedalam menanam bibit,
cara menanam.
4. Pemeliharaan
Meliputi :
A. Penyulaman dan penyiangan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyulaman yaitu
bibit yang digunakan harus jenis yang sama, bibit yang digunakan
merupakan sisa bibit yang terdahulu, penyulaman tidak boleh
melelewati 10 hari setelah tanam, selain tanaman pokok (tanaman
pengganggu) supaya dihilangkan.
B. Pengairan
Pengairan disawah dapat dibedakan menjadi pengairan secara
terus-menerus dan pengairan secara piriodik.
C. Pemupukan
Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang
berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses
pertumbuhan/produksi.
D. Pengendalian Hama dan Penyakit
1) Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala : Menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang
memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.
Pengendalian : Pengaturan air yang baik, penggunaan bibit
sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun.
Menggunakan BVR atau Pestona.
2) Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala : Daun menggulung dan berwarna kuning sampai
kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa
gabah tidak berisi.
Pengendalian: BVR atau Pestona.
3) Wereng
Penyerang batang padi : Wereng padi coklat (Nilaparvata
lugens), Wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera).
Wereng penyerang daun padi : Wereng padi hijau (Nephotettix
apicalis dan N. impicticep).Merusak dengan cara mengisap
cairan batang padi dan dapat menularkan virus.
Gejala : Tanaman padi menjadi kuning dan mengering,
sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak
mengering menjadi kerdil.
Pengendalian : Bertanam padi serempak, menggunakan varitas
tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb,
membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti
laba-laba, kepinding dan kumbang lebah. Penyemprotan BVR.
4) Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala : Buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut,
berwarna coklat dan tidak enak, pada daun terdapat bercak
bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian : Bertanam serempak, peningkatan kebersihan,
mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami
seperti jangkrik, laba-laba. Penyemprotan BVR atau Pestona.
4.2 Saran
Para petani perlu mengetahui hal-hal yang menyebabkan gagal panen agar
tidak mengalaminya. Dan tau bagaimana cara pengolahan atau membibitan
tanaman padi yang benar sehingga dapat menghasilkan panen yang berkualitas
dan kuantitas yang baik. Selain itu diharapkan juga kepada Pemerintah untuk
lebih serius dalam mengembangkan dunia pertanian terutama pada tanaman padi
agar lebih baik lagi ke depannya
DAFTAR PUSTAKA