Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“BUDIDAYA TANAMAN PADI”


Dosen Pembimbing : Dr.Hj.Siti Balkis,MP.

Oleh :
Kornelia Letek Kenalelolon
NIM : 1803025061

AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Budidaya
Tanaman Padi” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
untuk Mata Kuliah Agribisnis Tanamn Pangan. Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagipara pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr.Hj.Siti
Balkis,MP selaku dosen pengampuh MK Agribisnis Tanaman Pangan. Tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 31 Oktober 2020


Penulis,

Kornelia Letek Kenalelolon


DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Tanaman Padi..............................................................................3
2.2 Teknik Budidaya Tanaman Padi...............................................................8
2.3 Kisah Inspirasi Para Petani Sukabakti, Cianjur.......................................11
2.4 Gagal Panen Bagi Para Petani.................................................................13
2.5 Penyelesaian/Solusi dari Penulis untuk Para Petani................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................16
3.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Padi (Oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat
Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar
petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa.
Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan
kegiatan menanam padi di sawah.
Sistem budidaya padi biasanya didahului oleh membuat persemaian. Pembuatan
persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di
persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, kemudian
pengolahan tanah yang bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat
tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah) yang dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap yaitu
pembersihan, pencangkulan, pembajakan, penggaruan, dan perataan.Dalam
penanaman bibit padi harus diperhatikan sebelumnya adalah persiapan lahan,
umur bibit, dan tahap penanaman. Dalam pemeliharaan meliputi penyulaman dan
penyiangan, pengairan, pemupukan, penyulaman dan penyiangan, dan
pengendalian hama dan penyakit.
Pengolahan tanah bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan
yang semula keras menjadi datar dan melumpur. Dengan begitu gulma akan mati
dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah
tanah menjadi jenuh air sehingga dapat menghemat air. Pada pengolahan tanah
sawah ini, dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta
selokan. Pematang (galengan) sawah diupayakan agar tetap baik untuk
mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah
perawatan tanaman.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan
permasalahan-permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana sejarah Tanaman Padi ?
2. Bagaimana Teknik Budidaya Tanaman Padi ?
3. Bagaimana Kisah Inspirasi para petani Sukabakti, Cianjur ?
4. Bagaimana gagal panen bagi para petani ?
5. Bagaimana Penyelesaian/ Solusi dari Penulis untuk para Petani ?

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah tanaman padi
2. Untuk mengetahui Teknik Budidaya Tanaman Padi
3. Untuk mengetahui Kisah Inspirasi para petani Sukabakti, Cianjur
4. Untuk mengetahui gagal panen bagi para petani
5. Untuk mengetahui solusi/penyelesaian dari penulis kepada para petani
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Tanaman Padi
Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar
didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia.
Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua
koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya
yaitu Oryza stapfii roschev dan Oryza glaberima steund berasal dari Afrika barat.
Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza
officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi
diusahakan didaerah tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang berusaha
memantapkan hasil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya
kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis
ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan didaerah sub tropika.

A. Klasifikasi Tanaman Padi


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : (suku rumput-rumputan)
Spesies : Oryza sativa L.
B. Morfologi Tanaman Padi
1. Akar
Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang
berfungsi menyerap air danzat makanan dari dalam tanah, kemudian
diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan
atas :
A. Radikula
Akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang
sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar
mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar
tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas sehingga
terbentuk batang dan daun.
B. Akar serabut(adventif)
Setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh.
C. Akar rambut
Merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar
serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang berada
diluar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat
makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk
dan panjangnya sama dengan akar serabut.
D. Akar tajuk (crown roots)
Akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk ini
dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu akar
yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan udara di
dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal mudah berkembang.
Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami
perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar yangbaru atau
bagian akar yangmasih muda berwarna putih.
2. Batang
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang
tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong.
Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku.
Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal
batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih
panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari
ruas tumbuh daun pelepah yangmembalut ruas sampai buku bagian atas.
Tepat pada buku bagian atas ujung dari daun pelepah memperlihatkan
percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi lidah daun (ligula),
dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang
memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang
terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut
daunbendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan
daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi.
Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat
satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma,
yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri. Dari
tiap-tiap sukma ini timbul tunas yang disebut tunasorde pertama.

3. Daun
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang
berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas
daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang
menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain.
Adapun bagian-bagian daun padi adalah :
A. Helaian daun
Terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang
seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi
yang bersangkutan.
B. Pelepah daun (upih)
Merupakan bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah daun
ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya
lunak, dan hal ini selalu terjadi.
C. Lidah daun
Lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih.
Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi.
Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun
adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah
daun (upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi
penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran penyakit.

4. Bunga
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas
dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan
cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang
terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang
ditanam dancara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas
bukuyang terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga)
diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai
pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara 20-30 cm), dan malai
panjang (lebih dari 30cm). Jumlah cabang pada setiap malai berkisar
antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang
terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan
mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap
malai bisa mencapai100-120 bunga.
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga.
Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari
ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta
mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik,
dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada
umumnya putih atau ungu. (Departemen Pertanian, 1983)
Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah:
A. Kepala sari
B. Tangkai sari
C. Belahan yang besar (Palea)
D. Belahan yang kecil (Lemma)
E. Kepala putik
F. Tangkai bunga

5. Buah
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau
butir/gabah,sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup
oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan
pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam
atau kulit gabah.

C. Syarat Tumbuh
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau
lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per
tahun sekitar 1500-2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman
padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara
0-1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah
tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam
perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi
dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara
18-22 cm dengan pH antara 4-7.
2.2 Teknik Budidaya Tanaman Padi
Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak
dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses
pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama
harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang
sering kali menurunkan produksi.
1. Persemaian
Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi.
Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang
sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan
pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar
mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang
sehat dan subur dapat tercapai.
2. Persiapan dan Pengolahan Tanah Sawah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah) yang
dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa tahap :
A. Pembersihan
B. Pencangkulan
C. Pembajakan
D. Penggaruan
E. Perataan
3. Penanaman
Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah :
A. Persiapan lahan
Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap
untuk ditanami bibit padi.
B. Umur bibit
Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bib it tersebut
segera dapat dipindahkan dengan cara mencabut bibit.
C. Tahap penanaman
Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1) Memindahkan bibit
Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari (tergantung
jenis padinya, genjah/dalam) dapat segera dipindahkan kelahan
yang telah disiapkan.
2) Menanam
Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan
adalah sistem larikan (cara tanam), jarak tanam, hubungan
tanaman, jumlah tanaman tiap lobang, kedalam menanam bibit,
cara menanam.
4. Pemeliharaan
Meliputi :
A. Penyulaman dan penyiangan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyulaman yaitu
bibit yang digunakan harus jenis yang sama, bibit yang digunakan
merupakan sisa bibit yang terdahulu, penyulaman tidak boleh
melelewati 10 hari setelah tanam, selain tanaman pokok (tanaman
pengganggu) supaya dihilangkan.
B. Pengairan
Pengairan disawah dapat dibedakan menjadi pengairan secara
terus-menerus dan pengairan secara piriodik.
C. Pemupukan
Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang
berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses
pertumbuhan/produksi.
D. Pengendalian Hama dan Penyakit
1) Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala : Menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang
memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.
Pengendalian : Pengaturan air yang baik, penggunaan bibit
sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun.
Menggunakan BVR atau Pestona.
2) Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala : Daun menggulung dan berwarna kuning sampai
kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa
gabah tidak berisi.
Pengendalian: BVR atau Pestona.
3) Wereng
Penyerang batang padi : Wereng padi coklat (Nilaparvata
lugens), Wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera).
Wereng penyerang daun padi : Wereng padi hijau (Nephotettix
apicalis dan N. impicticep).Merusak dengan cara mengisap
cairan batang padi dan dapat menularkan virus.
Gejala : Tanaman padi menjadi kuning dan mengering,
sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak
mengering menjadi kerdil.
Pengendalian : Bertanam padi serempak, menggunakan varitas
tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb,
membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti
laba-laba, kepinding dan kumbang lebah. Penyemprotan BVR.
4) Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala : Buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut,
berwarna coklat dan tidak enak, pada daun terdapat bercak
bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian : Bertanam serempak, peningkatan kebersihan,
mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami
seperti jangkrik, laba-laba. Penyemprotan BVR atau Pestona.

2.3 Kisah Inspirasi Para Petani


Sukses Tanam Padi Saat Musim Kemarau, Petani Sukabakti Cianjur
Jadi Contoh Wilayah Lain

Ketika musim kemarau, sebagain lahan pertanian mengering. Jika sudah


seperti ini tak banyak petani bisa melakukan penanaman padi. Tapi bagi para
petani yang tergabung dalam kelompok tani Mekarsari di Sukabakti, Keamatan
Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur, Jawa Barat musim kemarau bukan
halangan bagi mereka untuk tetap menanam padi. Petani bersama Dinas Pertanian
Kabupaten Cianjur, Kementerian Pertanian (Kementan) dan TNI nampak sibuk
mengolah lahan sawah yang kering. Berbekal mesin pompa dan selang, petani
menyedot air yang bersumber dari aliran kali disekitar daerah tersebut.
Petani melakukan penyiraman lahan agar mudah dibajak menggunakan traktor
dan cultivator. Setelah melakukan penyiraman, dilakukan gerakan percepatan
tanam (gertam) padi Gowah (Gogo Sawah)
bantuan dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan. Menanam padi
gowah adalah hal baru bagi petani di desa ini, biasanya petani menanam padi
menunggu hujan , sawah tergenang barulah mereka menyemai benih.“Biasanya
kami kalau musim kering gini nunggu ujan aja. Walaupun air mah ada, cuma kan
pompa tidak ada dan tidak biasa juga karena nanemkan biasanya harus becek,
baru tau kalo nanem padi tidak harus nunggu airnya banyak," ujar Sutarman,
Ketua Kelompok Tani Mekarsari di Sukabakti Kecamatan Naringgul Kabupaten
Cianjur.
Biasanya sutarman menyemai menunggu lahan basah baru mulai menyemai
yang membutuhkan 25 hari untuk tanam. Dengan metode tabur benih langsung
(tabela) bisa menghemat waktu, dan memotong proses tanam dan menghemat
biaya produksi. Menanam padi di saat musim kering ini memang masih menjadi
hal yang tidak biasa di kalangan petani seperti Sutarman dan anggotanya. Untuk
itu Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur dan Kementan terus mengawal dan
mengedukasi tentang budidaya padi Gowah ini.
“Gerakan ini sebagai bentuk kepedulian Pemerintah terhadap petani, jika tidak
tanam dikhawatirkan penghasilan bapak/ibu berkurang. Untuk air Kementan akan
bantu pompa dan selang. untuk olah lahanpun kita akan turunkan traktor dan
cultivator untuk mempercepat proses olah lahan,” kata Kepala Bidang Produksi
Tanaman Pangan Kabupaten Cianjur, Henny Iriani Winata.
Henny mengungkapkan dalam minggu ini Kementan akan mengalokasikan 2
buah unit pompa dan 200 meter selang air untuk untuk pengairan di desa
sehingga dari total dari 150 Ha sawah di desa ini bisa teraliri air. Ke depan Dinas
pertanian akan mengusulkan alokasi tambahan bantuan ke Kementerian pertanian
untuk bantuan Traktor dan Cultivator.“Dengan percepatan ini nanti kedepan
tanam bisa serentak, panen bisa serentak, jangan adalagi sejengkal tanah yang
tidak tertanami, ini kan untuk peningkatan pendapatan bapak/ibu petani semua,"
ungkapnya.
Henny meminta agar di desa tersebut dibentuk Unit Pelayanan Jasa Alat dan
Mesin Pertanian (UPJA) agar jika ada bantuan dari Kementan alat tersebut
mudah di mobilisasi."Dan yang terpenting lagi, setiap kelompok tani bisa
mendapatkan manfaat dari alat tersebut dan terawat.”

2.4 Gagal Panen bagi Para Petani


Bercocok tanam padi tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
Tanaman padi yang dibudidayakan belum tentu berhasil karena sewaktu-waktu
bisa saja terjadi, kegagalan panen yang mengakibatkan kerugian dialami karena
berbagai faktor yang berada di luar jangkauan petani. Bisa karena banjir,
kekeringan, atau serangan hama dan penyakit tanaman. Tingkat kerugiannya
sangat beragam, dari termasuk kategori rendah, menengah, sampai gagal total
karena sama sekali tidak terpungut hasilnya atau puso.
Bagi petani, kegagalan panen bisa merupakan neraka kecil. Pertama, mereka
sudah mengerahkan seluruh modal dan kemampuannya untuk tanaman padi
musim tanam tersebut, termasuk modal pinjaman sekali pun. Yang kedua,
kemampuan bertahan sebagian besar petani pada setiap musim tanam rata-rata
berkisar antara dua dan tiga bulan. Bahkan, dengan bergesernya gaya hidup dan
rendahnya nilai tukar petani, kemampuan itu menjadi lebih rendah lagi.
Kemampuan bertahan tersebut sangat dipertaruhkan, terutama pada musim
paceklik. Musim ini ditandai dengan makin berkurangnya lapangan pekerjaan di
sektor pertanian atau bahkan tidak tersedia sama sekali. Sementara harga
kebutuhan pangan, terutama beras, makin meningkat akibat pasokan berkurang.

1. Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil panen


A. Pengolahan lahan yang kurang baik
Cara mengolah lahan pertanian yang buruk dapat menyebabkan hasil
panen yang kurang berkualitas dan bahkan dapat mengalami gagal
panen.
B. Kondisi Air di Daerah Sekitar Lahan Pertanian
Kekeringan sebagai akibat rendahnya curah hujan di berbagai tempat
mengakibatkan debit air permukaan menyusut. Sungai-sungai mengering,
bendungan tidak berfungsi optimal, dan volume air waduk menyusut.
Gambaran itu merupakan isyarat lampu kuning untuk sektor pertanian.
Air merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman padi.
Walau sampai sekarang belum ada penelitian, air memiliki kontribusi
yang tidak kecil dalam menunjang tingkat produktivitas tanaman padi,
selain bibit, pupuk, dan perawatan tanaman dari serangan hama dan
penyakit tanaman. Kenyataan di lapangan menunjukkan, tanpa air,
tanaman padi bisa mati karena kekeringan atau paling tidak
produktivitasnya rendah.
C. Bibit padi
Salahnya pemilihan bibit padi saat penanaman taman padi dapat
mengakibatakan kualitas dan kuantitas padi yang kurang baik.
D. Terserang hama dan penyakit-penyakit
1. Penggerek Batang Padi
Penggerek batang padi merupakan hama yang sangat penting pada
padi dan sering menimbulkan kerusakan yang menurunkan hasil
panen secar nyata.Terdapatnya penggerek di lapang dapat dilihat
dari adanya ngengat dan kelompok telur di pertanaman,dan
larva/ulat di dalam batang .Mekanisme kerusakannya adlah larva
makan sistem pembuluh tanaman di dalam batang.
2. Penyakit Blas (Priculria grisea)
Penyakit Blas menginfeksi tanaman padi pada setiap fase
pertumbuhan , gejala khas pada daun yaitu bercakberbentuk belah
ketupat lebar ditengah dan dan meruncing di kedua
ujungnya.Ukuran bercak kira-kira 1,5 x 0,3 , 0,5 cm berkembang
menjadi berwarna abu-abu pada bagian tengahnya. Daun-daun pada
varietas rentan bisa mati.Bercak penyakit blas sering sukar
dibedakan dengan gejala bercak coklat Helminthosporium.
3. Tungro
Gejala serangan tungro berupa pertumbuhan tanaman terhambat ,
kerdil , dan jumlah anakan berkurang , daun menguning sampai
jingga dari mulai pucuk ke arah pangkal .Tanaman muda lebih
rentan.Semakin muda umur tanaman terinfeksi , tanaman semakin
menjadi kerdil dan produksinya semakin rendah.

2.5 Penyelesaian / Solusi


Ancaman gagal panen masih menjadi hal yang cukup memberatkan bagi para
petani di tanah air. Berdasarkan uraian dari makalah di atas, masalah yang sering
kali muncul yang menyebabkan terjadinya kegagalan panen bagi para petani
adalah pengolahan lahan yang kurang baik, kondisi air yang tidak mencukupi di
daerah sekitar, penggunaan bibit yang kurang, serta hama dan penyakit yang
sering menyerang tanaman padi. Oleh karena itu saya pribadi mencoba untuk
memberikan sedikit masukan atau solusi yang mungkin dapat mengurangi
kegagalan panen para petani kita diantaranya : Dengan menjaga ekosistem dan
rantai makanan yang ada di alam, ini bisa membantu menaikan hasil produksi
kita. Kita harus mulai dari sekarang menjaga alam seperti memberikan pupuk
organik pada tanah, mengurangi bahan kimia, menggunakan musuh alami dan
tanaman yang bisa mendukung padi kita tumbuh baik. Dari sebagian besar petani
tidak terlalu memikirkan hal itu.Dari sebuah hal kecil menjaga ekosistem bisa
membantu kita menaikan produksi.Kita tidak bisa menghasilkan panen yang
seperti media katakan (panen raya) , aslinya setelah di cek mana mungkin tanah
yang tercemar bahan kimia bisa meningkatkan hasil produksi sebesar itu. Lagi
pula lahan pertanian di berbagai daerah sekarang semakin berkurang. Jadi kita
tidak bisa membuat tanaman padi kita langsung panen besar semuanya
membutuhkan proses untuk kembali kesemula, kita tidak bisa memaksa tanaman
untuk berproduksi besar. Hanya dengan bantuan teknologi dan memaksimalkan
cara budidaya serta menjaga alam itu adalah hal yang tepat untuk sekarang ini.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tanaman padi adalah makan padi khususnya negara indonesia ini namun
banyak sekali hal-hal yang dapat menurunkan kualitas dan kuanlitas padi tersebut
muali dari faktor bibit, linkungan, penyakit yang menyerang tanaman padi dan
masih banyak lainnya. oleh karena itu kita harus mengetahui bagaimana caranya
agar para petani mendapatkan kualitas dan kuantitasnya baik dan bermutu. Hal itu
dapat dilakuakan dengan cara pemilihan bibit yang berkualitas, air dan tanah
yang subur, penyemprotan obat padi agar tidak terserang penyakit, cara
mengatasi padi yang terkena hama, dan faktor-faktor lainnya yang dapat
menyebabkan petani gagal panen.

4.2 Saran
Para petani perlu mengetahui hal-hal yang menyebabkan gagal panen agar
tidak mengalaminya. Dan tau bagaimana cara pengolahan atau membibitan
tanaman padi yang benar sehingga dapat menghasilkan panen yang berkualitas
dan kuantitas yang baik. Selain itu diharapkan juga kepada Pemerintah untuk
lebih serius dalam mengembangkan dunia pertanian terutama pada tanaman padi
agar lebih baik lagi ke depannya
DAFTAR PUSTAKA

Anwari. 1995. Berbudidaya Tanaman Padi. Kanisisus. Yogyakarta.

Burbey. 2002. “Pengelolaan Tanama dan Sumberdaya Terpadu Padi Sawah


Irigasi. Grafindo : Padang.

Departemen Pertanian. 1977. Pedoman bercocok tanam Padi Palawija Sayur-


sayuran. Departemen Pertanian Satuan Pengendali BIMAS. Jakarta.

Departemen Pertanian Badan Pengendali Bimas. 1997. Pedoman Bercocok


Tanam Padi, Palawija, Sayur – sayuran. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai