Gurnita, S.Si.,M.P.
Disusun Oleh :
Kelompok 10
Universitas Pasundan
2021
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur alhamdullilah, dengan segenap kerendahan hati dan ketulusan jiwa, kami
panjatkan kepada kehadirat Allah yang senantiasa melimpahkan rahmat karunia dan
hidayahNya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan judul “ MAKALAH DASAR
BUDIDAYA TANAMAN PANEN DAN PASCA PANEN”
Shalawat serta salam kami tunjukan kapada Rasul kita Nabi Muhammad SAW yang
telah memberikan pencerahan kepada kita dengan agama rahmatan lil „alamin agama islam.
Dengan selesainya penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan
dari semua pihak baik moril ataupun materil sehingga makalah ini dapat terselesai dengan
baik. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua terlebih – lebih
bagi kelompok kami yang mengerjakan makalah ini.
Karena keterbatasankami, makalah ini masih jauh dari sempurna, maka saran dan
kritik sangat dibutuhkan demi penyempurnaanya. Akhirnya, cukup itu dari kami kurang
lebihnya kami mohon maaf yang sebesar – besarnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pertanian, panen adalah kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani dari
lahan budidaya. Istilah ini paling umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanam
dan menandai berakhirnya kegiatan di lahan. Namun demikian, istilah ini memiliki
arti yang lebih luas, karena dapat dipakai pula dalam budidaya ikan atau berbagai
jenis objek usaha tani lainnya, seperti jamur, udang, atau alga/gulma laut.Secara
kultural, panen dalam masyarakat agraris sering menjadi alasan untuk mengadakan
festival dan perayaan lain.
Panen pada masa kini dapat dilakukan dengan mesin pemanen seperti
combine harvester, tetapi dalam budidaya yang masih tradisional atau setengah
trandisional orang masih menggunakan sabit atau bahkan ani-ani. Alat pemanen
lain yang tidak dikenal di Indonesia adalah scythe dan reaper. Panen tanpa mesin
merupakan salah satu pekerjaan dalam budidaya yang paling memakan banyak
tenaga kerja. Kegiatan ini dapat langsung diikuti dengan proses pascapanen atau
pengeringan terlebih dahulu.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pertanian, panen adalah kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani dari
lahan budidaya. Istilah ini paling umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanam dan
menandai berakhirnya kegiatan di lahan. Namun demikian, istilah ini memiliki arti
yang lebih luas, karena dapat dipakai pula dalam budidaya ikan atau berbagai jenis
objek usaha tani lainnya, seperti jamur, udang, atau alga/gulma laut. Hal yang perlu
dilihat pada proses Pemanenan yaitu :
● Kualitas produk hortikultura setelah dipanen: tidak bisa dinaikkan, hanya bisa
dipertahankan
● Pada saat dipanen: kualitasnya harus maksimal, dengan penanganan yang baik,
dapat dipertahankan untuk waktu yang lama
● Indikator penentuan waktu panen yang tepat: kenampakan visual, indikator fisik,
analisis kimiawi, indikator fisiologis
A. Ketuaan/Masak panen
Keadaan perkembangan dimana tanaman atau bagian-bagian dari tanaman telah
memenuhi syarat untuk dimanfaatkan sesuai dengan tujuan dari panen
a. Masak Fisiologis : tingkat kemasakan yang terjadi apabila pertumbuhan
(development) dan kemasakan (maturation) dari telah maksimum
b. Masak Komersial : tercapainya kondisi organ tanaman telah sesuai
dengan selera konsumen/untuk dijual Artinya dapat dipanen kapan saja
selama belum mencapai tingkat ketuaan fisiologis, tetapi secara komersil
sudah bernilai jual.
Tingkat ketuaan produk pada saat panen mempengaruhi mutu akhir produk,
daya simpan,dan kemungkinan terjadinya penyimpangan fisiologis
Ketuaan yang belum penuh juga berhubungan dengan pematangan yang tidak
merata
Over tua dapat menyebabkan timbulnya hal-hal yang kurang menguntungkan,
antara lain memperpendek masa simpan, menurunkan mutu, ketika dimakan
misalnya, meningkatkan kandungan serat kasar dan keras beberapa jenis buah
dan sayuran daun.
B. Indicator Panen
Diketahui ada 4 cara panen yaitu :
Secara visuai, yaitu dilihat dari ukuran, bentuk, warna kulit
Secara fisik yaitu dilihat dari kekerasan, berat jenis
Secara Kimia, yaitu dilihat dari kadar padatan terlarut, asam, nisbah
padatan/asam, pati
Perhitungan umur buah & fisiologisnya melalui kebutuhan unit panas
buah
Dalam pemanean ada beberapa indicator yang perlu kita perhatikan , yaitu
sebagai beritut :
a. Indikator fisik
Sering digunakan, khususnya pada beberapa komoditas buah (Fleshy
fruit)
Indikatornya: mudah tidaknya buah dilepaskan dari tangkai buah dan
uji kekerasan buah (penetrometer)
Uji ketegaran buah lebih obyektifl karena dapat dikuantitatifkan
7
Prinsip: buah ditusuk dengan suatu alat, besarnya tekanan yang
diperlukan untuk menusuk buah menunjukkan kekerasan buah
Semakin besar tekanan yang diperlukan: buah semakin keras, proses
pengisian sudah maksimal siap dipanen
b. Indikator visual
Paling banyak dipergunakan, baik pada komoditas buah maupun
sayuran
Dasarnya: perubahan warna, ukuran, bentuk buah, daun mengering, dll.
Sifatnya sangat subyektif, keterbatasan dari indra penglihatan manusia
Sering salah: pemanenan dilakukan terlalu muda/ awal atau terlalu
tua/sudah lewat panen
lndikator ketuaan Visible
1. Warna kulit -> rambutan, nanas, dll.
2. Ukuran -> ketimun, asparagus, bunga potong, dll.
3. Beriuk -> pisang, mangga
4. Retakan -> melon, semangka
5. Bagian tanaman yang mengembang ->pisang, bwg. merah,
kentang
6. Sebaran mata -> nangka, nanas
Indikator ketuaan Non-visibel
• Kekerasan/soliditas -> kubis, selada, dll.
• Keempukan -> kacang-kacangan, okra
• Berat jenis -> mangga, kentang, durian
• Aroma -> nangka, durian
• Mudah dilepas -> blewah, waluh
• Suara ketukan -> nangka, durian, waluh
c. Analisis kimia
Indikatornya: kandungan zat padat terlarut, kandungan asam, kandungan
pati, kandungan gula,aroma
Dasarnya: terjadinya perubahan biokimia selama proses pemasakan buah
• pati menjadi gula
• menurunnya kadar asam
• meningkatnya zat padat terlarut
d. Indikator utama: laju respirasi
Sangat baik diterapkan pada komoditas yang bersifat klimakterik
(kurang cocok pada komoditas yang non klimakterik)
Saat komoditas mencapai masak fisiologis, respirasinya
mencapai klimakterik (paling tinggi)
Berarti: kalau laju respirasi suatu komoditas sudah mencapai
klimakterik, siap dipanen
e. Indikator Komputasi
9
Gambar : Waktu panen pada Buah
D. Teknik panen
1. Dengan cara ditarik: apokat, kacang polong, tomat
2. Dengan cara dipuntir: jeruk, melon
3. Dengan cara dibengkokkan: nenas
4. Dengan cara dipotong: buah dan sayuran pada umunya, dan bunga potong
5. Dengan cara digali dan dipotong: umbi, dan sayuran akar
6. Dengan menggunakan galah: buah pada di pohon yang tinggi secara umum
11
E. Penanganan panen yang baik Pada Pemanenan
• Persiapan panen: Siapkan alat-alat yg dibutuhkan, tempat penampungan hasil dan
wadah-wadah panen, serta pemanen yang terampil dan tidak ceroboh.
• Pemanenan: hindari kerusakan mekanis dengan melakukan panen secara hati-hati
• Memperhatikan bagian tanaman yang dipanen
• Gunakan tempat atau wadah panen yang sesuai dan bersih, tidak meletakkan hasil
panen diatas tanah atau dilantai dan usahankan tidak menumpuk hasil panen tidak
terlalu tinggi.
• Hindari tindakan kasar pada pewadahan dan usahakan tidak terlalu banyak melakukan
pemindahan wadah.
• Sedapat mungkin pada waktu panen pisahkan buah atau umbi yang baik dari buah atau
umbi yang luka, memar, atau yang kena penyakit atau hama, agar kerusakan tersebut
tidak menulari buah atau umbi yang sehat
B. Kegiatan pascapanen
1. Pengumpulan: upaya menyatukan hasil panen pada tempat/wadah/media
tertentu sebelum dilakukan kegiatan penanganan pascapanen selanjutnya
2. Pengeringan (drying) bertujuan mengurangi kadar air dari komoditas
3. Pendinginan pendahuluan (precooling) untuk buah-buahan dan sayuran buah
4. Pemulihan (curing) untuk ubi, umbi dan rhizom. Pada bawang merah, jahe dan
kentang dilakukan penjemuran selama 1 – 2 jam sampai tanah yang menempel
mudah dilepaskan/dibersihkan segera disimpan di tempat yang dingin / sejuk dan
kering. Untuk kentang segera disimpan di tempat gelap (tidak ada penyinaran)
5. Pencucian (washing) dilakukan pada sayuran daun yang tumbuh dekat tanah untuk
membersihkan kotoran yang menempel dan memberi kesegaran
6. Pembersihan ( cleaning, trimming) yaitu membersihkan dari kotoran atau benda
asing lain, mengambil bagian-bagian yang tidak dikehendaki seperti daun, tangkai
atau akar yang tidak dikehendaki.
7. Pengikatan (bunching) dilakukan pada sayuran daun, umbi akar (wortel) dan pada
buah yang bertangkai seperti rambutan, lengkeng dll
8. Sortasi yaitu pemilahan komoditi hortikultura yang baik dari yang rusak atau
cacat dan benda asing lainnya
9. Grading kegiatan pengkelasan produk berdasarkan karakteristik fisik seperti
ukuran, bentuk dan warna
10. Pengemasan : Untuk mengurangi terjadinya kerusakan karena benturan sesama
produk selama penyimpanan.
11. Pelabelan: pemberian label pada kemasan yang berisi nama komoditi dan kelas
mutu, nama produsen, alamat produsen, tgl produksi/panen, tanggal kadaluarsa
serta berat bersih.
12. Pemeraman/ripening: proses untuk merangsang pematangan buah agar merata
masaknya dengan menggunakan gas karbit atau etilen
13. Pengawetan: untuk memperpanjang masa simpan suatu komoditi dengan cara
pengeringan, pendinginan dan lainnya
14. Penyimpanan dan pendinginan : Menekan enzim respirasi agar aktivitasnya
serendah mungkin sehingga laju respirasinya kecil dan produk terjaga kesegaranya.
15. Transportasi: Mendistribusikan hasil pertanian yang telah melewati tahap-tahap
pascapanen.
13
oksidasi, hidrolisis, reaksi enzimatis.
e) Kerusakan Mikrobiologis : kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
1. Sanitasi
Ruang penyimpanan perlu dipelihara dalam kondisi yang bersih dan sehat
untuk memperkecil serangan jamur dan organisme lainnya. Dalam sanitasi
sering dipergunakan senyawa kimiawi yang bersifat racun seperti insektisida,
2. Refrigeration
Untuk menekan aktivitas enzym respirasi, agar aktivitasnya menjadi serendah
mungkin sehingga laju respirasinya sekecil/selambat mungkin produk
hortikultura yang disimpan tetap terjaga kesegarannya.
3. Irradiasi
Pengendalian proses pembusukan produk hortikultura yang disimpan serta
perpanjangan umur simpannya dilakukan dengan perlakuan penyinaran dengan
mempergunakan sinar Gamma.
Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, 2 hal utama yang perlu diperhatikan
pada pemanenan, yaitu : Menentukan waktu panen yang tepat dan melakukan
penanganan panen yang baik. Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan
yang harus dilakukan segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan
segera, akan menurunkan kualitas dan mempercepat kerusakan sehingga komoditas
tidak tahan lama disimpan. Perlakuan tersebut yaitu Pengeringan (drying), Pendinginan
pendahuluan (precooling), Pemulihan (curing), Pengikatan (bunching), Pencucian
(washing). Proses penanganan pasca panen antara lain : Grading dan standarisasi,
Pengepakan/pengemasan/pembungkusan, Penyimpanan (Storage operation) dan
Pengangkutan
17
DAFTAR PUSTAKA
Kajian Pengelolaan Pasca Panen Hasil Pertanian, 2001, Ditjen Bina Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Pertanian dan PT. Danaspoe & CO.
Standar Mutu dan Produk Hortikultura dan Buah-buahan Berdasarkan Standar Nasional
Indonesia (SNI), 2003, Dit. Pengolahan Dan Pemasaran Hortikultura.
Ditjen Bina PPH Pertanian.