Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI TENAGA PUSTAKAWAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Profesi Kependidikan

Dosen :

Cita Tresnawati,M.PD

Disusun Oleh:

Ayu Ristina Putri 185040062


Dwi Jualini Rohmah 185040070
Anita Fauzia Desyafitri 185040073
Alifka Sabrina Oktareza 185040085

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS PASUNDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW. beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya,
dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jejak dan langkahnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Dasar semester genap
2019/2020, dengan adanya makalah ini penulis berharap semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Seperti halnya sifat manusia yang tidak sempurna di mata manusia lain ataupun di
hadapan Allah SWT. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca.

Bandung,

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan sebuah negara yang berpendidikan. Pendidikan menurut
UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pihak pemerintah melaksanakan
pendidikan dengan mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang
terkait dengan tujuan negara di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, pendidikan diselenggarakan dengan
memberdayakan semua unsur masyarakat melalui partisipasi di dalam pelaksanaan
pendidikan.

Namun, yang perlu dipertanyakan sekarang adalah bagaimana mutu pendidikan saat
ini? Pemerintah sudah mencanangkan program wajib belajar 9 tahun bagi warganya. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada kenyataannya,
masih banyak warga Indonesia yang kurang menikmati pendidikan dengan layanan yang
memadai. Entah itu urusan pendidik, sarana prasarana, atau bahkan tidak adanya dukungan
moril untuk belajar.

Maka dari itu, pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,


menulis, dan berhitung bagi seluruh warga Indonesia. Salah satu upaya yang dapat
diselenggarakan adalah pengadaan perpustakaan. Perpustakaan ini merupakan suatu ruang
atau tempat yang disediakan untuk pengoleksian buku-buku, majalah, dan bahan
kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dan dikelola oleh pihak tertentu
guna memberdayakan cinta dan berbudaya baca buku. Adapun pihak yang mengelola yakni
pustakawan. Secara langsung maupun tidak langsung, pustakawan ini juga berpengaruh
terhadap penyelenggaraan pendidikan. Pustakawan termasuk ke dalam tenaga
kependidikan karena ia bertugas melaksanakan pengelolaan, pengembangan,
pelayanan, serta penunjang proses pendidikan di lembaga pendidikan maupun satuan
pendidikan.

Oleh karena itu, seorang pustakawan seharusnya mempunyai kemampuan tepat yang
sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh pihak pemerintah agar tujuan pendidikan
terlaksana sepenuhnya.
Fenomena saat ini adalah pustakawan tidak hanya bertugas sebatas menyusun dan
mendata buku. Pustakawan juga harus mampu menerapkan suasana senyaman mungkin,
bukan hanya dari segi fasilitas serta kelengkapan buku, namun memperlakukan pengunjung
dan khususnya anggota perpustakaan sebagai aset penting perpustakaan untuk meningkatkan
kemajuan perpustakaan.

A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Pustakawan?
2. Bagaimana profesialisme Pustakawan?
3. Hal apa saja kualifikasi terhadap tenaga Pustakawan?
4. Bagaimana kompetensi terhadap tenaga Pustakawan?
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang Pustakawan
2. Untuk mengetahui bagaimana profesialisme Pustakawan
3. Untuk mengetahui hal apa yang terdapat pada kualifikasi terhadap tenaga Pustakawan
4. Untuk mengetahui bagaimana kompetensi terhadap tenaga Pustakawan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PUSTAKAWAN


Pustakawan merupakan Sumber Daya Manusisa (SDM) yang mengolah perpustakaan,
begitu pula pustakawan yang bertugas pada perpustakaan perguruan tinggi. Pustakawan
merupakan suatu profesi. Dikarenakan pustakawan merupakan pekerjaan yang memerlukan
pendidikan atau pelatihan. Dalam mengolah perpustakaan maka dibutuhkan berbagai macam
tenaga yang terampil di bidangnya.

Berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 9 tahun


2014 Pasal 3, disebutkan bahwa Pustakawan adalah pejabat fungsional yang berkedudukan
sebagai pelaksana penyelenggara tugas kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan,
dokumentasi dan informasi pada instansi pemerintah. Pada pasal 7 disebutkan bahwa tugas
pokok pejabat fungsional pustakawan terbagi pada :

1.) pustakawan tingkat terampil


2.) dan pustakawan tingkat ahli.

Pustakawan tingkat terampil bertugas dalam pen-gorganisasian dan pendayagunaan


koleksi bahan pustaka/sumber informasi, pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan
informasi, sedangkan pustakawan tingkat ahli bertugas dalam pengorganisasian dan
pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi, pemasyarakatan perpustakaan,
dokumentasi dan informasi serta pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan
informasi.

Di dalam Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, Pustakawan


didefinisikan dengan seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan
dan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab dan pelayanan
perpustakaan. Di pasal 29 disebutkan bahwa pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan
merupakan bagian dari Tenaga perpustakaan. Kewajiban tenaga perpustakaan dijelaskan pada
pasal 32 :

a) memberikan layanan prima terhadap pemustaka,


b) menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif dan
c) memberikan keteladanan dan menjaga nama baik lembaga dan kedudukannya sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Pustakawan adalah orang yang bergerak di bidang perpustakaan atau ahli


perpustakaan. Menurut kode etik Ikatan Pustakawan Indonesia dikatakan bahwa yang disebut
pustakawan adalah “Seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya
berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang dimiliki melalui
pendidikan”. Sedangkan menurut kamus istilah perpustakaan karangan Lasa, HS. Librarian-
pustakawan, penyaji informasi adalah “Tenaga profesional dan fungsional dibidang
perpustakaan, informasi maupun dokumentasi”.

Dari kedua pendapat diatas dapat diketahui bahwa orang yang memiliki pendidikan
perpustakaan atau ahli perpustakaan atau tenaga profesional dibidang perpustakaan dan
bekerja di perpustakaan. Jadi pustakawan adalah seseorang yang profesional atau ahli dalam
bidang perpustakaan.
Pustakawan seorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh  melalui pendidikan
dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan pengelolaan  dan pelayanan perpustakaan. Meskipun pustakawan hanya belajar
yang sifatnya technical services, tak ada salahnya pula mempelajari disiplin ilmu lainnya. Pada
teorinya pustakawan harus mengetahui banyak disiplin ilmu walaupun dasar-dasarnya saja.
Pekerjaan teknis itu misalnya mengenai katalogisasi, klasifikasi, dan manajemen perpustakaan,
disaat itu pula dia harus mencari pengetahuan dan pengalaman baru. Kompetensi ini diperlukan
agar pustakawan bisa dan mampu memanfaatkan peluang dari setiap pekerjaan pokoknya. Ketika
pustakawan membuat katalog dan nomor klasifikasi, ada ilmu lain yang bisa bermanfaat dan
menunjang karir-nya, misalnya dia bisa mengetahui topik-topik dan bidang koleksi apa saja yang
sudah disediakan perpustakaan, dan misalnya belum ada kita bisa mencari sumber referensi lain
dari website digital lembaga perpustakaan lainnya. Terkait dengan keahlian yang dimiliki oleh
pustakawan professional,  paling tidak seorang pustakawan harus menekuni dan mendalami salah
satu bagian dari ilmu perpustakaan.

Pustakawan ialah seseorang yang bekerja di perpustakaan dan membantu orang


menemukan buku, majalah, dan informasi lain. Pada tahun 2000-an, pustakawan juga mulai
membantu orang menemukan informasi menggunakan komputer, basis data elektronik,
dan peralatan pencarian di internet. Terdapat berbagai jenis pustakawan, antara lain
pustakawan anak, remaja, dewasa, sejarah, hukum, dsb. Pustakawan wanita disebut
sebagai pustakawati. Untuk menjadi seorang pustakawan, seseorang perlu menempuh
pendidikan tentang perpustakaan setingkat S2 maupun D2. Kebanyakan pustakawan bekerja di
perpustakaan yang ada di sekolah, perguruan tinggi, ataupun tingkat kota, provinsi, maupun
negara. Beberapa pustakawan bekerja untuk perusahaan swasta untuk membantu mereka
mengatur dokumen dan laporan. Terdapat pula pustakawan yang bekerja untuk orang tuli
maupun di penjara.
Menurut Pandji Amoraga dalam psikologi kerja bahwa profesional mengharuskan
tidak hanya pengetahuan dan keahlian khusus melalui persiapan dan latihan, tetapi dalam arti
profesional terpaku juga suatu panggilan, suatu calling, suatu strong inner impulse yang
pertama adalah unsur keahlian dan kedua unsur panggilan. Sehingga seorang profesional
harus memadukan dalam diri pribadinya kecakapan teknik yang diperlukan untuk
menjalankan pekerjaannya, dan juga kematangan etika. Penguasaan teknik saja tidak
membuat seseorang menjadi profesional keduanya harus manunggal. Jadi seorang
pustakawan yang profesional tidak hanya dituntut untuk menguasai penguasaan teknik
perpustakaan saja, tetapi juga harus mempunyai kematangan etika, harus merasa terpanggil
untuk menjadi pustakawan karena pustakawan adalah pelayan masyarakat yang selalu
berhadapan dengan berbagai kalangan masyarakat. Sehingga dengan demikian pustakawan
akan disenangi oleh masyarakat pengguna perpustakaan. Poerwadarminta dalam Aziz
(2006:44) menambahkan bahwa, “Pustakawan adalah ahli perpustakaan.
Dengan pengertian tersebut berarti pustakawan sebagai tenaga yang berkompeten
dibidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi”. Selanjutnya Aziz (2006:44)
menambahkan bahwa, “Pustakawan merupakan tenaga profesi dalam bidang informasi,
khususnya informasi publik, informasi yang disediakan merupakan informasi publik melalui
lembaga kepustakawanan yang meliputi berbagai jenis perpustakaan”.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pustakawan merupakan tenaga profesi dalam
bidang informasi, yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh
pejabat yang berwenang.

2.2 KUALIFIKASI TENAGA PUSTAKAWAN

Kualifikasi adalah pendidika khusus untuk memperoleh suatu keahlian yang diperlukan
untuk melakukan sesuatu atau menduduki jabatan tertentu. Jadi Kualifikasi tenaga pustakawan
adalah seseorang yang bekerja pada suatu perpustakaan yang memiliki pendidikan sekurang-
kurangnya sarjana strata satu (S.1) di bidang ilmu perpustakaan dan melaksanakan kegiatan
perpustakaan dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas yang
diberikan oleh lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan.

kualifikasi yang minimal dimiliki oleh seorang pustakawan adalah:


a. Wawasan bidang keahlian perpustakaan.

b. Menguasai Organisasi tempat ia bekerja ( termasuk mengetahui tujuan yang ingi


dicapai oleh lembaganya ).
c. Mengikuti perkembangan informasi pengetahuan minimal bidang studi yang
diajarkan di sekolah.
d. Memiliki wawasan pengetahuan yang luas untuk memupuk dan pembinaan koleksi.
e. Memiliki jiwa pendidik, supel, ramah, dan pandai berkomunikasi.
f. Bertanggungjawab dan jujur.
g. Memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi.

h. Aktif, lincah dan terampil dalam mencari / menyebarluaskan informasi.

i. Memiliki hubungan luas dengan penerbit, took buku, dan lembaga terkait.
j. Aktif mengikuti kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan bidangnya.

k. Mencintai bahan pustaka dan gemar membaca.

l. Mau mengembangkan diri dan sanggup bekerja keras.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 Tanggal 11 Juni
2008 Standar Tenaga Perpustakaan . Setiap perpustkaan untuk semua jenis dan jenjangnya
mempunyai jumlah tenaga perpustakaan lebih dari satu orang, mempunyai lebih dari enam
rombongan belajar (rombel), serta memiliki koleksi minimal 1000 (seribu) judul materi
perpustakaan . kepala perpustakaan bisa merupakan seorang pendidik (guru), atau dapat juga
seorang tenaga kependidikan.
Permenpan RB Nomor 9 tahun 2014 Pasal 4 menyebutkan bahwa tugas pokok pustakawan
yaitu melaksanakan kegiatan bidang kepustakawanan yang meliputi pengelolaan perpustakaan,
pelayanan perpustakaan dan pengembangan sistem kepustakawanan. terdiri dari:

1. Kepala Perpustakaan yang melalui Jalur Pendidik harus memenuhi syarat:

a. Berkualifikasi serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau sarjana (S1);


b. Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah dari
lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah;
c. Masa kerja minimal 3 (tiga) tahun

2. Kepala Perpustakaan yang melalui Jalur Tenaga Kependidikan harus


memenuhi salah satu syarat berikut:

a. Berkualifikasi diploma dua (D2) Ilmu Perpustakaan dan Informasi bagi


pustakawan dengan masa kerja minimal 4 tahun; atau
b. Berkualifikasi diploma dua (D2) non-Ilmu Perpustakaan dan Informasi
dengan sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah
dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah dengan masa kerja minimal 4
tahun di perpustakaan sekolah/madrasah
2.3 KOMPETENSI TENAGA PUSTAKAWAN

Komptensi tenaga pustakawan adalah kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan


suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas ketrampilan, dan pengetahuan yang didukung oleh
sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tesebut. Kompetensi yang dibutuhkan oleh tenaga
pustakawan dapat dibagi menjadi :

 Ketrampilan kepustakawanan tradisional, yang meliputi katalogisasi, pengadaan,


referensi dan keterampilan penelusuran informasi.
 Nilai tambah ketrampilan, seperti ketrampilan penelitian dan ketrampilan dalam
mensintesis dan mengemas informasi untuk mendukung pekerjaan pemustaka dan untuk
pengambilan keputusan.
 Kemampuan dan penguasaan teknologi informasi.
   Ketrampilan berkomunikasi, manajemen, kepemimpinan, pengajaran dan pelatihan, dan
kerjasama tim, serta kemampuan untuk berempati dengan pemustaka dan memahami
informasi yang diperlukan oleh pemustaka.
 Kemampuan bersikap, memiliki nilai dan sifat-sifat pribadi yang berorientasi kepada
pemustaka dan berorientasi pada pelayanan, fleksibilitas dan kemauan untuk menangani
tugas, kemampuan beradaptasi dan mampu menangani perubahan, kemauan untuk belajar
terus menerus, serta memiliki sikap kewirausahaan.
 Memiliki bidang pengetahuan (pengetahuan subyek) yang khusus sesuai dengan
kebutuhan pemustaka.
Kompetensi pustakawan dapat digunakan sebagai syarat untuk dianggap mampu
dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu. Kompetensi pustakawan dapat diwujudkan melalui
seperangkat tindakan cerdas, yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh individu
sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Menurut undang-undang R.I No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 1 ayat 8
dinyatakan bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh
melalui pendidikan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Sedangkan Ikatan
Pustakawan Indonesia menyatakan pustakawan adalah orang yang memberikan dan
melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha pemberian, pelayanan jasa kepada
masyarakat sesuai dengan misi yang diemban oleh badan induknya berdasarkan ilmu
perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diperolehnya melalui pendidikannya.

Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa pendidikan adalah modal utama
pustakawan dalam melaksanakan tugasnya, walaupun seseorang sudah lama bekerja di
perpustakaan tetapi tidak mempunyai pendidikan pustakawan maka dia tidak dapat disebut
sebagai seorang pustakawan.
Berdasarkan Permendiknas No. 25 tahun 2007, tentang standar kualifikasi dan
kompetensi tenaga perpustakaan sekolah ada enam dimensi kompetensi yang harus dikuasai
oleh seorang kepala dan tenaga perpustakaan sekolah yaitu:
1. Kompetensi Manajerial
2. Kompetensi Informasi
3. Kompetensi Kependidikan
4. Kompetensi Kepribadian
5. Kompetensi Sosial
6. Kompetensi Pengembangan Profesi.

Berikut ini kisi-kisi kompetensi tenaga perpustakaan sekolah yang terdiri dari
kompetensi kepala perpustakaan sekolah dan kompetensi Kepala perpustakaan
sebagai berikut:

DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
1.1 Melaksanakan 1.1.1 Melaksanakan pengembangan
kebijakan perpustakaan
1.1.2 Mengorganisasi sumber daya
perpustakaan
1.1.3 Melaksanakan fungsi, tugas, dan
1. Kompetensi program perpustakaan
Manajerial 1.1.4 Mengevaluasi program dan
kinerja perpustakaan
1.2 Melakukan 1.2.1 Melakukan perawatan preventif
perawatan 1.2.2 Melakukan perawatan kuratif
koleksi

1.3 Melakukan 1.3.1 Membantu menyusun anggaran


pengelolaan perpustakaan
anggaran dan 1.3.2 Menggunakan anggaran secara
keuangan efisien, efektif, dan bertanggung
jawab
1.3.3 Melaksanakan pelaporan
penggunaan keuangan dan
anggaran
2. Kompetensi 2.1 2.1.1 Memiliki pengetahuan mengenai
Pengelolaan Mengembangkan penerbitan
Informasi koleksi 2.1.2 Memiliki pengetahuan tentang
perpustakaan karya sastra Indonesia dan dunia
sekolah/madrasah 2.1.3 Memiliki pengetahuan tentang
sumber biografi tokoh nasional dan
dunia
2.1.4 Menggunakan berbagai alat bantu
seleksi untuk pemilihan materi
perpustakaan
2.1.5 Berkoordinasi dengan tenaga
pendidik bidang studi terkait dalam
pemilihan materi perpustakaan
2.1.6 Melakukan pemesanan,
penerimaan, dan pencatatan
2.2 Melakukan 2.2.1 Membuat deskripsi bibliografis
pengorganisasi (pengatalogan) sesuai dengan
an informasi standar nasional
2.2.2 Menentukan deskripsi subjek dan
menggunakan Dewey Decimal
Classification edisi ringkas
2.2.3 Menggunakan daftar tajuk subjek
dalam bahasa Indonesia
2.2.4 Menjajarkan kartu katalog
2.2.5 Memanfaatkan teknologi untuk
pengorganisasian informasi dan
penelusuran
2.3 Memberikan 2.3.1 Memberikan layanan baca di
jasa dan sumber tempat
informasi 2.3.2 Memberikan jasa informasi dan
referensi
2.3.3 Menyelenggarakan jasa sirkulasi
(peminjaman buku)
2.3.4 Memberikan bimbingan
penggunaan perpustakaan bagi
komunitas sekolah/madrasah
2.3.5 Melakukan kerja sama dengan

perpustakaan lain
2.4 Menerapkan 2.4.1 Membimbing komunitas
teknologi sekolah/madrasah dalam
informasi dan penggunaan teknologi informasi
komunikasi dan komunikasi
2.4.2 Menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi sesuai
dengan kebutuhan
3. Kompetensi 3.1 Memiliki 3.1.1 Memahami tujuan dan fungsi
Kependidikan wawasan sekolah/ madrasah dalam konteks
kependidikan pendidikan nasional
3.1.2 Memahami kebijakan
pengembangan kurikulum yang
berlaku
3.1.3 Memahami peran perpustakaan
sebagai sumber belajar
3.1.4 Memfasilitasi peserta didik untuk
belajar mandiri
3.2 Mengembang 3.2.1 Menganalisis kebutuhan
kan informasi komunitas
keterampilan sekolah/madrasah
memanfaatkan 3.2.2 Memanfaatkan teknologi
informasi informasi dan komunikasi untuk
memfasilitasi proses pembelajaran
3.2.3 Membantu komunitas
sekolah/madrasah menggunakan
sumber informasi secara efektif
3.3 Melakukan 3.3.1 Menginformasikan kepada
promosi komunitas sekolah/ madrasah
perpustakaan tentang materi perpustakaan yang
baru
3.3.2 Membimbing komunitas
sekolah/madrasah untuk
memanfaatkan koleksi
perpustakaan
3.3.3 Mengorganisasi pajangan dan
pameran materi perpustakaan
3.3.4 Membuat dan menyebarkan
media promosi jasa perpustakaan
3.4 Memberikan 3.4.1 Mengidentifikasi kemampuan
bimbingan dasar literasi informasi pengguna
literasi 3.4.2 Menyusun panduan dan materi
informasi bimbingan literasi informasi sesuai
dengan kebutuhan pengguna
3.4.3 Membimbing pengguna mencapai
literasi informasi
3.4.4 Mengevaluasi pencapaian
bimbingan literasi informasi
3.4.5 Memotivasi dan mengembangkan
minat baca komunitas
sekolah/madrasah
4. Kompetensi 4.1 Memiliki 4.1.1 Disiplin, bersih, dan rapi
Kepribadian integritas yang 4.1.2 Jujur dan adil
tinggi 4.1.3 Sopan, santun, sabar, dan ramah
4.2.1 Mengikuti prosedur
4.2.2 Mengupayakan hasil
4.2 Memiliki etos 4.2.3 Bertindak secara tepat
kerja yang tinggi 4.2.4 Fokus pada tugas
4.2.5 Meningkatkan kinerja
4.2.6 Melakukan evaluasi diri
5. Kompetensi 5.1 Membangun 5.1.1 Berinteraksi dengan komunitas
Sosial Hubungan sekolah/madrasah
sosial 5.1.2 Bekerja sama dengan komunitas
sekolah/madrasah
5.2 Membangun 5.2.1 Memberikan jasa untuk
Komunikasi komunitas sekolah/madrasah
5.2.2 Mengintensifkan komunikasi
internal dan eksternal
6. Kompetensi 6.1 Mengembang 6.1.1 Membuat karya tulis di bidang
Pengembangan kan ilmu ilmu perpustakaan dan informasi
Profesi 6.1.2 Meresensi dan meresume buku
6.1.3 Menyusun pedoman dan petunjuk
teknis ilmu perpustakaan dan
informasi
6.1.4 Membuat indeks
6.1.5 Membuat bibliografi
6.1.6 Membuat abstrak
6.2 Menghayati 6.2.1 Menerapkan kode etik profesi
etika profesi 6.2.2 Menghormati hak atas kekayaan
intelektual
6.2.3 Menghormati privasi pengguna
6.3 Menunjukkan 6.3.1 Menyediakan waktu untuk
kebiasaan membaca setiap hari
membaca 6.3.2 Gemar membaca
Bagi pustakawan, semangat kompetensi dan profesionalisme adalah kebutuhan dasar
yang harus dikuasai, karena keduanya, adalah roda penggerak aktif dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya dalam bidang kepustakawanaan yang objek dari kegiatannya meliputi sumber-
sumber informasi dan pengetahuan yang tujuannya dilayankan langsung ke pengguna
(masyarakat). Bagaimana pustakawan bisa melayani kebutuhan masyarakat yang begitu sangat
kompleks dan beragam kalau pustakawan tidak memiliki kompetensi dan profesionalisme yang
tinggi dalam menyediakan sumber informasi, dan apa mungkin masyarakat dapat terlayani
dengan baik bila pustakawan sendiri tidak memiliki kualifikasi yang tinggi dalam bidang
perpustakaan.

Berbagai macam pengguna memerlukan informasi yang berbeda mengharuskan


pustakawan meningkatkan kemampuan kompetensinya dengan menguasai tiga macam
pengetahuan yaitu :

1) pengetahuan buku sumber informasi (bibliograpic control),


2) pengetahuan pemilihan media yang tepat (a sense media),
3) pengetahuan isi koleksi yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.

Ketiga pengetahuan tersebut merupakan suatu sarana atau prasyarat untuk mencapai tujuan
yang diinginkan, yaitu menjembatani dunia pengetahuan dengan para pengguna perpustakaan.

2.4. PROFESIONALISME PUSTAKAWAN

Profesionalisme adalah rasa kepemilikan akan sesuatu, yang mana dari rasa ini ia benar-
benar merasa bahwa sesuatu itu harus dijaga dan dipertahankan. Adapun profesionalisme
pustakawan hanya dapat dimiliki oleh seorang pustakawan tingkat ahli/profesional atau
pustakawan yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-
rendahnya Sarjana Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi atau Sarjana bidang lain yang
disetarakan.

Profesionalisme pustakawan harus terus ditingkatkan karena merupakan suatu hal yang
amat penting dan harus dimiliki oleh para pustakawan jika perpustakaan ingin terus tumbuh dan
berkembang dalam lingkungannya yang terus berubah. Dan ini merupakan tantangan yang harus
dihadapi oleh para pustakawan dalam menjalankan tugas yang mereka emban. Pustakawan
profesional adalah orang yang bekerja pada suatu perpustakaan yang memiliki pendidikan
sekurang-kurangnya sarjana strata satu (S.1) di bidang ilmu perpustakaan dan melaksanakan
kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
tugas yang diberikan oleh lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan. Sedangkan
profesionalisme pustakawan adalah pelaksanaan kegiatan perpustakaan yang didasarkan pada
keahlian, rasa tanggung jawab dan pengabdian, adapun mutu dari hasil kerja yang dilakukan
tidak akan dapat dihasilkan oleh tenaga yang bukan pustakawan, dikarenakan pustakawan yang
memiliki jiwa keprofesionalan terhadap pekerjaannya akan selalu mengembangkan kemampuan
dan keahliannya untuk memberikan hasil kerja yang lebih bermutu dan akan selalu memberikan
sumbangan yang besar kepada masyarakat pengguna perpustakaan

Profesionalisme pustakawan mempunyai arti pelaksanaan kegiatan perpustakaan yang


didasarkan pada keahlian dan rasa tanggung jawab sebagai pengelola perpustakaan. Keahlian
menjadi faktor penentu dalam menghasilkan hasil kerja serta memecahkan masalah yang
mungkin muncul. Sedangkan tanggungjawab merupakan proses kerja pustakawan yang tidak
semata-mata bersifat rutinitas, tetapi senantiasa dibarengi dengan upaya kegiatan yang bermutu
melalu prosedur kerja yang benar. Profesionalisme dalam setiap pekerjaan pustakawan saat ini
mutlak dibutuhkan , dengan memiliki cara kerja pelayanan dengan berprinsip pada people based
service (berbasis pengguna) dan service excellence (layanan prima) yang hasilnya diharapkan
dapat memenuhi kepuasan penggunanya. Dampak positifnya adalah peran pustakawan semakin
diapresiasi oleh banyak kalangan dan citra lembaganya (perpustakaan) akan menjadi naik.
Ciri-ciri profesionalisme seorang pustakawan dapat dilihat berdasarkan karakteristik-
karakteristik sebagai berikut

1. Memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan keahlian yang mumpuni


dalam bidangnya,
2.  Memiliki tingkat kemandirian yang tinggi,
3. Memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dan bekerja sama,
4. Senantiasa berorientasi pada jasa dan menjunjung tinggi kode etik pustakawan,
5.  Senantiasa melihat ke depan atau berorientasi pada masa depan .

Secara kelembagaan, pengembangan karir bagi pustakawan profesional ini harus


direkonstruksi  sebagai upaya pembenahan diri profesinya yang lebih berkualitas. Pustakawan
sebagai profesi semestinya memiliki keinginan tinggi meningkatkan produktivitas dan kinerjanya
untuk memberikan manfaat bagi yang membutuhkan. Keinginan yang tidak terlepas dari
kebutuhan dan harapan individu dimana dia bekerja.

Oleh sebab itu perilaku kompetisi dan profesionalisme ini menjadi salah satu cara untuk
mencapai keinginan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang
agar bisa menjawab tantangan kehidupan.Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang
dapat kita capai. Diantaranya melalui perpustakaan. Karena di perpustakaan berbagai
sumber informasi bisa kita peroleh, selain itu banyak juga manfaat lain yang dapat kita
peroleh melalui perpustakaan. Secara langsung maupun tidak langsung, pustakawan ini juga
berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan. Pustakawan termasuk ke dalam tenaga
kependidikan karena ia bertugas melaksanakan pengelolaan, pengembangan, pelayanan, serta
penunjang proses pendidikan di lembaga pendidikan maupun satuan pendidikan.
Kesimpulan yang dapat kita ambil diatas , bahwasannya kualifikasi kompetensi tenaga
pustakawan adalah tenaga Seseorang yang bekerja pada suatu bidang atau keahlian dalam
profesinya dan mampu untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan yang meliputi
atas keterampilan dan pengetahuan. Kualifikasi kompetensi tenaga pustakawan itu sendiri
mempunyai standar kualifitas dan kompetensi tenaga pustakawan yang harus dikuasai oleh
seorang kepala dan tenaga pustakawan yaitu :
1. Kompetensi Manajerial
2. Kompetensi Informasi
3. Kompetensi Kependidikan
4. Kompetensi Kepribadian
5. Kompetensi Sosial
6. Kompetensi Pengembangan Profesi.

3.2 SARAN
Terbatasnya jumlah perpustakaan sekolah yang tidak ada petugasnya, atau hanya tugas
sambilan. Maksudnya, mereka bukan petugas yang hanya mengurus perpustakaan saja,
sehingga sering tugas di perpustakaan, jadi perpustakaan dianggap kurang bermanfaat.
Lebih-lebih bertugas di perpustakaan adalah pekerjaan yang sangat menjenuhkan, baik
dalam hal pelayanan pengunjung maupun perawatan bahan pustaka yang ada, sehingga
dibutuhkan suatu kesabaran yang tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Hartati Sukirman, dkk. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: UNY
Press.

Anda mungkin juga menyukai