Anda di halaman 1dari 37

PANEN DAN

PASCA PANEN
KELOMPOK 10
NAME OF GROUP 10

Syifa Firda Fauziyyah 185040061


Nurvathya Sharah Annisya 185040063
Nur izza Arifah 185040065
Ananda Violyta 185040069
Anita Fauzia Desyafitri 185040073
Nabilah Nurfitriani 185040075
01 PANEN 04 JENIS KERUSAKAN
Ketuaan Panen, Indikator Panen SETELAH PANEN
dan Indeks ketuaan Panen

02 TEKNIK DAN 05 USAHA MENGURANGI


PENANGANAN KERUSAKAN PRODUK
PANEN

PERMASALAHAN
03 PASCA PANEN 06
PENERAPAN
Pengertian,Tujuan dan TEKNOLOGI PASCA
Kegiatan Pasca Panen
PANEN
PANEN
Ketentuan Panen, Indikator Panen
dan Indeks ketuaan Panen
PANEN

Dalam pertanian, panen adalah kegiatan mengumpulkan hasil


usaha tani dari lahan budidaya. Istilah ini paling umum dipakai
dalam kegiatan bercocok tanam dan menandai berakhirnya
kegiatan di lahan. Namun demikian, istilah ini memiliki arti yang
lebih luas, karena dapat dipakai pula dalam budidaya ikan atau
berbagai jenis objek usaha tani lainnya, seperti jamur, udang,
atau alga/gulma laut.
PANEN ● Kualitas produk hortikultura setelah
dipanen: tidak bisa dinaikkan, hanya bisa
dipertahankan
● Pada saat dipanen: kualitasnya harus
maksimal, dengan penanganan yang baik,
dapat dipertahankan untuk waktu yang
lama
● Indikator penentuan waktu panen yang
tepat: kenampakan visual, indikator fisik,
analisis kimiawi, indikator fisiologis
 
Ketuaan/Masak panen:
Keadaan perkembangan dimana tanaman atau bagian-bagian dari tanaman telah
memenuhi syarat untuk dimanfaatkan sesuai dengan tujuan dari panen.

1. Masak fisiologis
Ketuaan dimana tanaman atau bagian-bagian dari tanaman telah mencapai
pertumbuhan perkembangan puncak , tetapi belum memasuki masa penuaan.
tingkat kemasakan yang terjadi apabila pertumbuhan (development) dan
kemasakan (maturation) dari telah maksimum

2. Masak Komersial
Ketuaan yang berhubungan dengan kegunaan tanaman atau bagian-bagian dari
tanaman yang dipanen, keguanaan untuk dijual. Artinya dapat dipanen kapan
saja selama belum mencapai tingkat ketuaan fisiologis, tetapi secara komersil
sudah bernilai jual
Beberapa efek panen yang tidak tepat :

Over tua dapat menyebabkan


Tingkat ketuaan produk pada saat timbulnya hal-hal yang kurang
panen mempengaruhi mutu akhir menguntungkan, antara lain
produk, daya simpan,dan memperpendek masa simpan,
kemungkinan terjadinya menurunkan mutu, ketika dimakan
Ketuaan yang belum misalnya, meningkatkan
penyimpangan fisiologis
penuh juga berhubungan kandungan serat kasar dan keras
dengan pematangan yang beberapa jenis buah dan sayuran
tidak merata daun.
Pemanenan

Cara Panen yang Tepat : Mutu buah yang baik diperoleh


dengan baik jika dipanen dengan :
 Hindari kerusakan secara
 Pada tingkat kematangan yang
mekanis.
cukup.
 Hanya buah yang benar- benar
memenuhi. persyaratan panen  Dilakukan pada suhu udara yang
 Jangan diletakkan ditempat
belum terlalu panas.
yang terkena matahari
 Produk harus diletakkan pada
langsung.
tempat yang teduh.
 Sebaiknya diangin-anginkan
 Dilakukan dengan hati-hati &
atau di-precooling.
harus bebas dari luka, bintik,
penyakit & kerusakan lainnya.
Indikator Panen
1. Indikator Fisik
 Sering digunakan, khususnya pada beberapa komoditas buah (Fleshy fruit)
 Indikatornya: mudah tidaknya buah dilepaskan dari tangkai buah dan uji
kekerasan buah (penetrometer)
 Uji ketegaran buah lebih obyektifl karena dapat dikuantitatifkan
 Prinsip: buah ditusuk dengan suatu alat, besarnya tekanan yang diperlukan
untuk menusuk buah menunjukkan kekerasan buah
 Semakin besar tekanan yang diperlukan: buah semakin keras, proses
pengisian sudah maksimal siap dipanen
Indikator Panen
2. Indikator Visual
 Paling banyak dipergunakan, baik pada komoditas buah
maupun sayuran
 Dasarnya: perubahan warna, ukuran, bentuk buah, daun
mengering, dll.
 Sifatnya sangat subyektif, keterbatasan dari indra
penglihatan manusia
 Sering salah pada pemanenan dilakukan terlalu muda/ awal
atau terlalu tua/sudah lewat panen
Indikator Panen
3. Analisis kimia 4. Indikator Fisiologis
Indikator utama: laju respirasi
Indikatornya: kandungan zat padat terlarut,  Sangat baik diterapkan pada komoditas yang
Asam, Pati dan Gula Aroma bersifat klimakterik (kurang cocok pada
komoditas yang non klimakterik)
Dasarnya: terjadinya perubahan biokimia  Saat komoditas mencapai masak fisiologis,
selama proses pemasakan buah respirasinya mencapai klimakterik (paling tinggi)
 Berarti: kalau laju respirasi suatu komoditas
• pati menjadi gula sudah mencapai klimakterik, siap dipanen
• menurunnya kadar asam Buah klimaterik: kenaikan laju respirasi
sebelum pemasakan ( pisang, mangga, pepaya,
• meningkatnya zat padat terlarut advokad, tomat, sawo, apel)
  Buah non klimaterik tidak menunjukan
adanya kenaikan laju respirasi (semangka,
jeruk, nenas, anggur, ketimun)
Indikator Panen

5. Indikator Komputasi
● Menghitung umur tanaman sejak
penanaman -> kentang, ubi jalar
● Menghitung umur tanaman sejak
pembentukan bunga ->
● Menghitung umur tanaman sejak
bunga mekar -> durian, melon,
mangga
● Menghitung umur tanaman sejak buah
muncul -> rambutan
Indeks Ketuaan Panen (IKP)

Indeks ketuaan adalah suatu ukuran yang dapat


digunakan untuk menentukan waktu panen,
yaitu apakah suatu produk sudah dapat dipanen
atau belum.

Sifat IKP : subyektif (S) atau obyektif (O), dan


dapat digolongkan ke dalam metoda destruktif
(D) atau non-destruktif (N).
Berdasarkan obyek pengamatan, IKP
digolongkan :
1. Indeks ketuaan visual (bersifat S dan N)
 Berdasarkan warna kulit: misalnya jeruk, duku, manggis, pepaya, nenas,
rambutan, tomat, semangka
 Berdasarkan ukuran: misalnya asparagus, ketimun, jeruk, bunga potong
 Berdasarkan bentuk: misalnya lengkungan pada buah pisang dan lekukan pada
buah mangga.
 Berdasarkan karakteristik permukaan: formasi kutikel pada buah tomat dan
anggur, pola jaring-jaring pada buah melon, semburat warna kuning/merah pada
buah mangga.
 Berdasarkan bagian tanaman yang mengering: daun yang mengering pada
tanaman pisang, pucuk yang mengering pada bawang merah, bawang putih, jahe,
dan kentang
2. Indeks ketuaan fisik (bersifat S dan N)
 Berair: jagung manis
 Mudah terbuka: jenis kacang polong
 Mudah dilepaskan dari tanamannya:
belewah
 Kekerasan, kepadatan, kekompakan: melon,
kubis, selada
 Berat jenis: mangga, durian, kentang
3. Indeks kimia (bersifat O dan D)
 Bunyi bergaung bila diketuk: semangka,
 Jumlah padatan terlarut: apokat, melon,
nangka, durian
anggur
 Mempunyai aroma kuat: nangka, durian
 Kadar lemak: apokat
 Struktur daging: seperti jeli pada tomat,
 Kadar air: jeruk
berwarna tua pada beberapa buah
 Kadar asam: jeruk, mangga
 Kadar karbohidrat: apel, pear, mangga
 Kadar gula: apel, pear, mangga, anggur
5. Indeks perhitungan (bersifat O dan N)
 Unit panas: mangga, kacang kapri,
4. Indeks fisiologis (bersifat O, N, dan D) jagung manis
 Laju respirasi dan produksi etilen:  Hari sejak pembungaan: mangga,
pisang, mangga, pepaya, tomat, manggis
markisa  Hari sejak pembentukan buah:
 Konsentrasi etilen: apel, pear, durian, melon, rambutan
markisa  Hari sejak bunga mekar: jeruk,
mangga
 Hari sejak penanaman: jenis umbi
Teknik dan Penanganan Panen

01 02 03

Dengan cara Dengan cara Dengan cara di


ditarik, dipuntir bengkokkan
seperti : seperti : seperti :

Alpukat, kacang
Jeruk dan Melon Nanas
polong, tomat
Teknik dan Penanganan Panen

04 05 06

Dengan cara Dengan cara digali Dengan


dipotong dan dipotong seperti menggunakan
seperti : : galah seperti :

Buah dan sayuran Buah pada di pohon


Umbi, dan sayuran
pada umunya, dan yang tinggi secara
akar
bunga potong umum
Penanganan Panen yang Baik :
 Persiapan panen: Siapkan alat-alat yg dibutuhkan, tempat
penampungan hasil dan wadah-wadah panen, serta pemanen yang
terampil dan tidak ceroboh.
 Pemanenan: hindari kerusakan mekanis dengan melakukan panen
secara hati-hati
 Memperhatikan bagian tanaman yang dipanen
 Gunakan tempat atau wadah panen yang sesuai dan bersih, tidak
meletakkan hasil panen diatas tanah atau dilantai dan usahankan tidak
menumpuk hasil panen tidak terlalu tinggi.
 Hindari tindakan kasar pada pewadahan dan usahakan tidak terlalu
banyak melakukan pemindahan wadah.
 Sedapat mungkin pada waktu panen pisahkan buah atau umbi yang baik
dari buah atau umbi yang luka, memar, atau yang kena penyakit atau
hama, agar kerusakan tersebut tidak menulari buah atau umbi yang sehat
PASCA PANEN
Pengertian,Tujuan dan Kegiatan Pasca Panen
PASCA PANEN

Definisi pascapanen menurut pasal 31 UU No.12/1992,


adalah “suatu kegiatan yang meliputi pembersihan,
pengupasan, sortasi, pengawetan, pengemasan,
penyimpanan, standarisasi mutu, dan transportasi hasil
budidaya pertanian”.
Tujuan penanganan pascapanen: Kegiatan pascapanen:

1.Meningkatkan mutu hasil pertanian yang 1. Pengumpulan: upaya menyatukan hasil


panen pada tempat/wadah/media tertentu
beredar dipasaran.
sebelum dilakukan kegiatan penanganan
2.Menekan kehilangan hasil atau susut produk pascapanen selanjutnya
hasil pertanian. 2. Pengeringan (drying) bertujuan
mengurangi kadar air dari komoditas
3.Meningkatkan nilai ekonomis dan daya
3. Pendinginan pendahuluan (precooling)
saing (“bargaining position“) produk untuk buah-buahan dan sayuran buah
pertanian.
4.Meningkatkan effisiensi usaha agribisnis
pertanian.
Kegiatan pascapanen:
4. Pemulihan (curing) untuk ubi, umbi dan rhizom. Pada bawang merah, jahe dan kentang
dilakukan penjemuran selama 1 – 2 jam sampai tanah yang menempel mudah
dilepaskan/dibersihkan segera disimpan di tempat yang dingin / sejuk dan kering. Untuk
kentang segera disimpan di tempat gelap (tidak ada penyinaran).
5. Pencucian (washing) dilakukan pada sayuran daun yang tumbuh dekat tanah untuk
membersihkan kotoran yang menempel dan memberi kesegaran
6. Pembersihan ( cleaning, trimming) yaitu membersihkan dari kotoran atau benda asing
lain, mengambil bagian-bagian yang tidak dikehendaki seperti daun, tangkai atau akar
yang tidak dikehendaki.
7. Pengikatan (bunching) dilakukan pada sayuran daun, umbi akar (wortel) dan pada
buah yang bertangkai seperti rambutan, lengkeng dll
Sortasi yaitu pemilahan komoditi hortikultura yang baik dari yang rusak atau cacat dan
benda asing lainnya
Kegiatan pascapanen:
8. Sortasi yaitu pemilahan komoditi hortikultura yang baik dari yang rusak atau cacat dan
benda asing lainnya
9. Grading kegiatan pengkelasan produk berdasarkan karakteristik fisik seperti ukuran,
bentuk dan warna
10. Pengemasan : Untuk mengurangi terjadinya kerusakan karena benturan sesama produk
selama penyimpanan.
11. Pelabelan: pemberian label pada kemasan yang berisi nama komoditi dan kelas mutu,
nama produsen, alamat produsen, tgl produksi/panen, tanggal kadaluarsa serta berat
bersih.
12. Pemeraman/ripening: proses untuk merangsang pematangan buah agar merata
masaknya dengan menggunakan gas karbit atau etilen
13. Pengawetan: untuk memperpanjang masa simpan suatu komoditi dengan cara
pengeringan, pendinginan dan lainnya
14. Penyimpanan dan pendinginan : Menekan enzim respirasi agar aktivitasnya serendah
mungkin sehingga laju respirasinya kecil dan produk terjaga kesegaranya.
15. Transportasi: Mendistribusikan hasil pertanian yang telah melewati tahap-tahap
pascapanen
JENIS
KERUSAKAN
SETELAH
PANEN
Jenis Kerusakan
a) Kerusakan Mekanis : keruskana yang diakibatkan oleh
adanya gesekan atau tekanan saat panen, penyimpanan
atau distribusi (dengan alat atau sesama produk)
b) Kerusakan Fisik : kerusakan yang diakibatkan oleh
insekta atau rodentia, kondisi lingkungan seperti suhu,
sinar matahari.
c) Kerusakan Biologis : kerusakan yyang diakibatkan oleh
respirasi bahan pangan.
d) Kerusakan Kimia : kerusakan yang diakibatkan oleh
reaksi kimia seperti reaksi oksidasi, hidrolisis, reaksi
enzimatis.
e) Kerusakan Mikrobiologis : kerusakan yang disebabkan
oleh mikroorganisme.
USAHA UNTUK
MENGURANGI
KERUSAKAN PRODUK
HORTIKULTURA DALAM
SIMPANAN
• Sanitasi
Ruang penyimpanan   perlu dipelihara dalam kondisi yang bersih dan
sehat untuk memperkecil serangan jamur dan organisme lainnya.
Dalam sanitasi sering dipergunakan senyawa kimiawi yang bersifat racun
seperti insektisida,
• Refrigeration
Untuk menekan aktivitas enzym respirasi, agar aktivitasnya menjadi
serendah mungkin sehingga laju respirasinya sekecil/selambat mungkin
produk hortikultura yang disimpan tetap terjaga kesegarannya.
 
Bahan lilin harus dari bahan yg
aman utk dikonsumsi.
Pelilinan
Bahan alami lilin seperti:
Bertujuan : ● Lilin lebah dari sarang lebah
● Mengurangi kehilangana air ● Carnauba Wax dari daun Palem
● Meningkatkan umur simpan Brasil,
● Mengurangi perkembangan ● Candellia Wax, dari tanaman
penyakit sejenis Euphorbia,
● Mengganti bahan lilin alami ● Shellac yang terbuat dari sejenis
(selama pencucian) kumbang di India dan Pakistan
● Melindungi dari luka ● Spermaceti adalah lilin yang
● Memperbaiki penampilan didapat dari kepala ikan paus
Perlakuan Kimiawi dan
Irradiasi Fumigasi
Pengendalian proses pembusukan Dalam penggunaan tetap menjaga
produk hortikultura yang disimpan keamanan pangan sehingga tidak
serta perpanjangan umur simpannya memberikan dampak yang
dilakukan dengan perlakuan merugikan bagi keselamatan manusia
penyinaran dengan mempergunakan mengingat produk hortikulura
sinar  Gamma merupakan produk yang dikonsumsi
dan sering dokonsumsi dalam bentuk
mentah / bukan olahan
PERMASALAHAN
PENERAPAN
TEKNOLOGI
PASCA PANEN
Pengembangan dan penerapan teknologi pascapanen
perlu terus dipacu dalam upaya menekan kehilangan
hasil dan meningkatkan kualitas produk sehingga
mampu meningkatkan pendapatan petani khususnya
petani kecil. Selain itu, pascapanen merupakan salah
satu aspek yang harus diprioritaskan dari tujuh langkah
menuju perluasan akses pasar produk pertanian. Program pemerintah yang dilakukan
Enam aspek lainnya adalah pengorganisasian petani, dengan sistem target waktu tanpa
tren dan opsi pemasaran, permodalan, teknologi, memperhatikan partisipasi masyarakat
praproduksi dan produksi, serta perluasan usaha dan merupakan sebab dari kegagalan program
relasi yang lebih baik. Walaupun telah banyak teknologi yang dimaksud. Kebijakan
yang disebarkan kepada petani kecil melalui program pengembangan teknologi yang tidak
pemerintah, pada kenyataannya banyak yang didasarkan pada potensi dan kebutuhan
bermasalah dan Teknologi yang dikenalkan dan masyarakat dan dilakukan secara sama
disosialisasikan kepada petani kecil tidak dimanfaatkan rata dengan tidak dipersiapkan secara
secara berkelanjutan matang dalam pelaksanaannya
berdampak pada macetnya kegiatan
sehingga tidak berkelanjutan
Sektor pertanian sangat penting dalam pembangunan,
sehingga pemerintah sejak era 1970-an melaksanakan
Program Panca Usaha Tani. Program tersebut berupaya
memacu penerapan teknologi budi daya khususnya padi
yang menghasilkan swasembada pangan pada tahun
1984. Pengenalan bibit unggul, pengolahan tanah yang
baik, dan pemupukan serta pengairan yang baik
mendorong peningkatan produktivitas dan produksi padi. Upaya pemerintah selanjutnya untuk
Namun, dalam perkembangannya pemberian pupuk yang subsektor tanaman pangan dan tanaman
berlebihan, banyaknya sarana pertanian yang rusak perkebunan tersebut adalah dalam
(khususnya sarana irigasi), dan alih fungsi lahan penanganan pascapanen yang sudah lama
pertanian telah mengakibatkan merosotnya produksi digalakkan sejak era 2000-an. Kontribusi
dan produktivitas teknologi pascapanen dalam
meningkatkan produktivitas, kualitas
produk, dan nilai tambah saat ini masih
menghadapi permasalahan dalam
implementasinya.
Permasalahan penerapan teknologi pascapanen pada
petani kecil antara lain :
(1) terbatasnya pengetahuan petani tentang teknologi
(2) terbatasnya aksesibilitas petani terhadap teknologi
(3) kurangnya minat petani untuk menerapkan
teknologi
(4) lemahnya posisi tawar petani terhadap tengkulak.
(5) adanya mafia panen oleh perpanjangan tangan
tengkulak dalam bentuk kelompok panen.
Dalam upaya penanganan perkembangannya teknologi pada
pasca panen mulai tahun 1989 hingga sekarang, teknologi
mutakhir telah digunakan sebagai dalam kegiatan pertanian.
Pertanian tidak hanya dilakukan di lahan luas, namun untuk
buah-buahan dan sayur-mayur ditanam di green house dengan
menggunakan teknologi kultur jaringan, nanoteknologi, dan
tanaman gantung. Untuk pangan pokok, selain meningkatkan
mutu padi atau beras melalui bibit unggul, dilakukan pula
diversifikasi pangan dengan mengolah umbi-umbian dan serealia
menjadi makanan penghasil energi pengganti nasi.
THANKS YOU!
any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai