Anda di halaman 1dari 25

GADUNG

Eka Nur Jannah


Gambaran Umum
• Gadung merupakan tanaman umbi yang dapat dimakan,
namun mengandung racun yang dapat mengakibatkan
pusing, mual, muntah bahkan kejang-kejang jika dalam
pengolahannya kurang benar.
Ciri-ciri Tanaman Gadung
• Tumbuh merambat
• Berumur menahun (perenial)
• Panjang bisa mencapai 10 m
• Batang berkayu, silindris, membelit, warna hijau, bagian
dalam solid, permukaan halus, berduri
• Bunga majemuk, bentuk bulir (spica), muncul dari ketiak
daun (axillaris).
• Buah lonjong, panjang kira-kira 1 cm
• Akar serabut
• Daun majemuk, bertangkai, beranak daun tiga
(trifoliolatus), warna hijau, panjang 20-25 cm, lebar 1-12
cm, helaian daun tipis lemas, bentuk lonjong, ujung
meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus), tepi
rata, pertulangan melengkung (dichotomous), permukaan
kasap (scaber).
• Di dalam umbi gadung terdapat zat alkaloid yang disebut
Dioscorin.
• Zat tersebut jika terkonsumsi dalam tubuh dapat
menyebabkan pusing.
• Sepotong umbi (sebesar apel) dapat membunuh seorang
pria dalam waktu 6 jam.
• Efek pertama berupa rasa yang tidak nyaman di
tenggorokan, berangsur menjadi rasa terbakar, diikuti oleh
pusing, muntah darah, rasa tercekik, mengantuk dan
kelelahan.
• Selain mengandung dioscorin, umbi gadung juga
mengandung asam sianida (HCN)
• Pada umumnya umbi gadung segar mengandung kadar
sianida sekitar 469 ppm.
Klasifikasi
• Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
• Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
• Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
• Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
• Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
• Sub Kela : Liliidae
• Ordo : Liliales
• Famili : Dioscoreaceae
• Genus : Dioscorea
• Spesies : Dioscorea hispida Dennst
Budidaya Gadung
1. Bibit dan waktu tanam
2. Pengolahan tanah dan produksi tanaman
3. Pemeliharaan
4. Pemanenan
5. Penyimpanan
Bibit dan waktu tanam
• Bibit gadung  umbi/biji/stek
• Bibit dengan stek  kurang memuaskan dibandingkan
dengan umbi
• Bibit dengan biji  kurang umum diterapkan
• Gadung sebaiknya ditanam diawal musim hujan
Pengolahan tanah dan produksi tanaman
• Gadung menyukai tekstur tanah yang ringan, drainase
yang baik, subur, kandungan bahan organik yang tinggi.
• Umbi ditanam sebanyak 3 atau 4 buah per lubang pada
guludan-guludan.
• Jarak antar tanaman adalah 37,5-50 cm, tergantung
besarnya habitus tanamannya.
• Tanaman muda disarankan diikat pada bambu yang
dipasang saat penanaman.
Pemeliharaan
1. Pemupukan dan pengairan
• Sebelum penanaman dipupuk menggunakan pupuk NPK
(lebih baik dicek dulu kondisi tanahnya agar pemberian
pupuk tepat).
• Penyiraman dengan mengandalkan sumber air hujan
2. Pengendalian gulma, hama dan penyakit
• Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan manual,
yaitu dicabuti atau menggunakan cangkul.
• Hama yang paling penting untuk dikendalikan adalah yam
beetle dan yam schoot beetle.
• Yam beetle  pada stadium larva memakan jaringan
umbi  ditanggulangi dengan melakukan rotasi tanaman
dan melakukan penanaman yang lambat
• Yam schoot beetle  pada stadium larva memakan daun-
daun muda dan tajuk  dapat dikendalikan dengan
melakukan penyemprotan pyrethrum.
• Hama ulat  menyebabkan umbi mengeras (rot)  dapat
dikendalikan dengan eradikasi atau pemusnahan
tanaman yang terinfeksi dan dengan rotasi tanaman
• Penyakit mosaik virus  menyebabkan penyakit white
yam, yellow guinea yam I (paling mematikan), water yam,
chinese yam.
• Gejala yang ditimbulkan  tanaman kerdil/terhambat
pertumbuhannya.
• Pemilihan umbi yang sehat, pemusnahan tanaman yang
terinfeksi dan tanaman liar  cara yang dianjurkan untuk
mencegah serangan penyakit-penyakit tersebut.
Pemanenan
• Gadung dipanen umur 12 bulan.
• Pada budibaya gadung dikenal istilah panen tunggal dan
panen ganda.
• Panen tunggal  tanaman dipanen setelah musim
berakhir, yaitu setelah sebagian besar daun menguning.
Pemananenan dilakukan 1 bulan sebelum penuaan
(senescene) sampai 1-2 bulan sesudahnya.
• Cara memanen  menggali, mengangkat dan memotong
umbi agar terpisah dari tajuknya
• Panen ganda  dilakukan pada umur 4-5 bulan, yaitu
melukai umbi pada bagian bawah sambungan umbi-tajuk
kemudian ditanam kembali sehingga tanaman akan
membentuk umbi lebih banyak. Pada saat tanaman sudah
tua (kurang lebih berumur 12 bulan), gadung dipanen.
Penyimpanan
• Gadung disimpan dalam bentuk segar.
• Sebelum disimpan umbi segar dipanaskan pada suhu 29-
32 derajat celsius dengan kelembaban relatif tinggi.
Proses ini membantu meningkatkan cork dan pengobatan
luka pada kulit umbi.
• Tiga faktor yang diperlukan agar penyimpanan
berlangsung efektif:
1. Aerasi harus dijaga dengan baik
2. Suhu harus dijaga antara 12-15 derajat celcius.
3. Pengawasan harus dilakukan secara teratur
Kandungan Gizi Gadung (Novalinda, dkk. 2008)
Manfaat Gadung
• Diversifikasi sumber pangan lokal (cemilan, tepung, kue)
• Sebagai campuran pembuatan insektisida
• Koagulasi lateks karet alam
• Diabetes
• Nyeri empedu
• Kusta
• Keputihan
• Mulas
• Nyeri haid
• Radang kandung empedu
• Rematik
• Kapalan (obat luar)
Daftar Pustaka
• Bargumono, B., dan Wongsowijaya, S. 2013. 9 Umbi Utama
Sebagai Pangan Alternatif Nasional. Repository.upnyk.ac.id
• Novalinda, Dewi, dkk. 2008. Pemanfaatan Gadung sebagai
Sumber Pangan Lokal dalam Rangka Mendukung
Diversifikasi Pangan di Lahan Kering Provinsi Jambi.
Jambi.litbang.pertanian.go.id
• Lestari, Fitria, dkk. 2018. Pemanfaatan Sari Pati Umbi
Gadung untuk Koagulasi Lateks Karet Alam. Jurnal Ilmiah
Biologi BIGENESIS Vol 6, No. 1, Juni 2018, hal 23-27.
• Pramitha, A.R., dan Wulan S.N. 2017. Detoksifikasi Sianida
Umbi Gadung dengan Kombinasi Perendaman dalam Abu
Sekam dan Perebusan. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.
5 No. 2: 58-65, April 2017.
Cara menghilangkan racun Dioscorin:
1. Cara khusus  Rhumphius
2. Cara konvensional
Rumphius
• Ambil umbi gadung secara hati-hati agar tidak terluka.
• Potong umbi menjadi beberapa potong dengan menggunakan pisau
yang tajam.
• Lumuri luka bekas potongan tersebut dengan abu dapur dan biarkan
atau simpan selama 24 jam.
• Kupas kulit potongan umbi gadung sampai bersih.
• Cuci potongan gadung yang telah dikupas dalam air mengalir.
• Masukkan potongan umbi gadung ke dalam keranjang dan segera
rendam dalam air garam 2-4 hari.
• Angkatlah dan tiriskan potongan umbi gadung tersebut dar air garam
lalu cuci dengan air gula.
• Jemur potongan umbi gadung di bawah sinar matahari
• Ulangi perendaman dalam air garam, pencucian dengan air gula dan
penjemuran hingga 2-3 kali agar racun disocorin benar-benar hilang.
Konvensional
• Kups kulit umbi gadung yang masih segar sehingga
bersih.
• Potong umbi gadung tipis-tipis lalu lumuri dengan abu
kayu (abu dapur).
• Jemur umbi gadung yang telah dilumuri abu kayu tersebut
hingga benar-benar kering.
• Rendam umbi gadung tersebut dengan air bersih yang
mengalir selama 3-4 hari.
• Tiriskan umbi gadung tersebut, lalu cuci lagi dengan air
garam.
• Angkat dan jemur umbi gadung hingga benar-benar
kering.

Anda mungkin juga menyukai