Gambaran Umum • Gadung merupakan tanaman umbi yang dapat dimakan, namun mengandung racun yang dapat mengakibatkan pusing, mual, muntah bahkan kejang-kejang jika dalam pengolahannya kurang benar. Ciri-ciri Tanaman Gadung • Tumbuh merambat • Berumur menahun (perenial) • Panjang bisa mencapai 10 m • Batang berkayu, silindris, membelit, warna hijau, bagian dalam solid, permukaan halus, berduri • Bunga majemuk, bentuk bulir (spica), muncul dari ketiak daun (axillaris). • Buah lonjong, panjang kira-kira 1 cm • Akar serabut • Daun majemuk, bertangkai, beranak daun tiga (trifoliolatus), warna hijau, panjang 20-25 cm, lebar 1-12 cm, helaian daun tipis lemas, bentuk lonjong, ujung meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, pertulangan melengkung (dichotomous), permukaan kasap (scaber). • Di dalam umbi gadung terdapat zat alkaloid yang disebut Dioscorin. • Zat tersebut jika terkonsumsi dalam tubuh dapat menyebabkan pusing. • Sepotong umbi (sebesar apel) dapat membunuh seorang pria dalam waktu 6 jam. • Efek pertama berupa rasa yang tidak nyaman di tenggorokan, berangsur menjadi rasa terbakar, diikuti oleh pusing, muntah darah, rasa tercekik, mengantuk dan kelelahan. • Selain mengandung dioscorin, umbi gadung juga mengandung asam sianida (HCN) • Pada umumnya umbi gadung segar mengandung kadar sianida sekitar 469 ppm. Klasifikasi • Kingdom : Plantae (Tumbuhan) • Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) • Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) • Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) • Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) • Sub Kela : Liliidae • Ordo : Liliales • Famili : Dioscoreaceae • Genus : Dioscorea • Spesies : Dioscorea hispida Dennst Budidaya Gadung 1. Bibit dan waktu tanam 2. Pengolahan tanah dan produksi tanaman 3. Pemeliharaan 4. Pemanenan 5. Penyimpanan Bibit dan waktu tanam • Bibit gadung umbi/biji/stek • Bibit dengan stek kurang memuaskan dibandingkan dengan umbi • Bibit dengan biji kurang umum diterapkan • Gadung sebaiknya ditanam diawal musim hujan Pengolahan tanah dan produksi tanaman • Gadung menyukai tekstur tanah yang ringan, drainase yang baik, subur, kandungan bahan organik yang tinggi. • Umbi ditanam sebanyak 3 atau 4 buah per lubang pada guludan-guludan. • Jarak antar tanaman adalah 37,5-50 cm, tergantung besarnya habitus tanamannya. • Tanaman muda disarankan diikat pada bambu yang dipasang saat penanaman. Pemeliharaan 1. Pemupukan dan pengairan • Sebelum penanaman dipupuk menggunakan pupuk NPK (lebih baik dicek dulu kondisi tanahnya agar pemberian pupuk tepat). • Penyiraman dengan mengandalkan sumber air hujan 2. Pengendalian gulma, hama dan penyakit • Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan manual, yaitu dicabuti atau menggunakan cangkul. • Hama yang paling penting untuk dikendalikan adalah yam beetle dan yam schoot beetle. • Yam beetle pada stadium larva memakan jaringan umbi ditanggulangi dengan melakukan rotasi tanaman dan melakukan penanaman yang lambat • Yam schoot beetle pada stadium larva memakan daun- daun muda dan tajuk dapat dikendalikan dengan melakukan penyemprotan pyrethrum. • Hama ulat menyebabkan umbi mengeras (rot) dapat dikendalikan dengan eradikasi atau pemusnahan tanaman yang terinfeksi dan dengan rotasi tanaman • Penyakit mosaik virus menyebabkan penyakit white yam, yellow guinea yam I (paling mematikan), water yam, chinese yam. • Gejala yang ditimbulkan tanaman kerdil/terhambat pertumbuhannya. • Pemilihan umbi yang sehat, pemusnahan tanaman yang terinfeksi dan tanaman liar cara yang dianjurkan untuk mencegah serangan penyakit-penyakit tersebut. Pemanenan • Gadung dipanen umur 12 bulan. • Pada budibaya gadung dikenal istilah panen tunggal dan panen ganda. • Panen tunggal tanaman dipanen setelah musim berakhir, yaitu setelah sebagian besar daun menguning. Pemananenan dilakukan 1 bulan sebelum penuaan (senescene) sampai 1-2 bulan sesudahnya. • Cara memanen menggali, mengangkat dan memotong umbi agar terpisah dari tajuknya • Panen ganda dilakukan pada umur 4-5 bulan, yaitu melukai umbi pada bagian bawah sambungan umbi-tajuk kemudian ditanam kembali sehingga tanaman akan membentuk umbi lebih banyak. Pada saat tanaman sudah tua (kurang lebih berumur 12 bulan), gadung dipanen. Penyimpanan • Gadung disimpan dalam bentuk segar. • Sebelum disimpan umbi segar dipanaskan pada suhu 29- 32 derajat celsius dengan kelembaban relatif tinggi. Proses ini membantu meningkatkan cork dan pengobatan luka pada kulit umbi. • Tiga faktor yang diperlukan agar penyimpanan berlangsung efektif: 1. Aerasi harus dijaga dengan baik 2. Suhu harus dijaga antara 12-15 derajat celcius. 3. Pengawasan harus dilakukan secara teratur Kandungan Gizi Gadung (Novalinda, dkk. 2008) Manfaat Gadung • Diversifikasi sumber pangan lokal (cemilan, tepung, kue) • Sebagai campuran pembuatan insektisida • Koagulasi lateks karet alam • Diabetes • Nyeri empedu • Kusta • Keputihan • Mulas • Nyeri haid • Radang kandung empedu • Rematik • Kapalan (obat luar) Daftar Pustaka • Bargumono, B., dan Wongsowijaya, S. 2013. 9 Umbi Utama Sebagai Pangan Alternatif Nasional. Repository.upnyk.ac.id • Novalinda, Dewi, dkk. 2008. Pemanfaatan Gadung sebagai Sumber Pangan Lokal dalam Rangka Mendukung Diversifikasi Pangan di Lahan Kering Provinsi Jambi. Jambi.litbang.pertanian.go.id • Lestari, Fitria, dkk. 2018. Pemanfaatan Sari Pati Umbi Gadung untuk Koagulasi Lateks Karet Alam. Jurnal Ilmiah Biologi BIGENESIS Vol 6, No. 1, Juni 2018, hal 23-27. • Pramitha, A.R., dan Wulan S.N. 2017. Detoksifikasi Sianida Umbi Gadung dengan Kombinasi Perendaman dalam Abu Sekam dan Perebusan. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 5 No. 2: 58-65, April 2017. Cara menghilangkan racun Dioscorin: 1. Cara khusus Rhumphius 2. Cara konvensional Rumphius • Ambil umbi gadung secara hati-hati agar tidak terluka. • Potong umbi menjadi beberapa potong dengan menggunakan pisau yang tajam. • Lumuri luka bekas potongan tersebut dengan abu dapur dan biarkan atau simpan selama 24 jam. • Kupas kulit potongan umbi gadung sampai bersih. • Cuci potongan gadung yang telah dikupas dalam air mengalir. • Masukkan potongan umbi gadung ke dalam keranjang dan segera rendam dalam air garam 2-4 hari. • Angkatlah dan tiriskan potongan umbi gadung tersebut dar air garam lalu cuci dengan air gula. • Jemur potongan umbi gadung di bawah sinar matahari • Ulangi perendaman dalam air garam, pencucian dengan air gula dan penjemuran hingga 2-3 kali agar racun disocorin benar-benar hilang. Konvensional • Kups kulit umbi gadung yang masih segar sehingga bersih. • Potong umbi gadung tipis-tipis lalu lumuri dengan abu kayu (abu dapur). • Jemur umbi gadung yang telah dilumuri abu kayu tersebut hingga benar-benar kering. • Rendam umbi gadung tersebut dengan air bersih yang mengalir selama 3-4 hari. • Tiriskan umbi gadung tersebut, lalu cuci lagi dengan air garam. • Angkat dan jemur umbi gadung hingga benar-benar kering.