DISUSUN OLEH:
BANDA ACEH
2019
1. Pengertian
Beberapa faktor hurdle seperti aktivitas air, perawatan panas dan antimikroba
diterapkan untuk menjaga kelembaban tinggi produk buah-buahan seperti pepaya,
pisang, nanas, mangga, dan Persik (Alzamora et al., 1993).
2. Fungsi :
memperbaiki stabilitas produk
meningkatkan mutu pangan
meningkatkan keamanan dan mutu pangan karena bersifat
antimikroba, dan pada waktu yang sama dapat memperbaiki
flavour produk (multitarget preservation) (Witono et al., 2012)
3. Jenis-jenis Teknologi Hurdle
2. Fisiokimia: Sodium nitrat, Sodium sulfit, natrium nitrit, kalium sulfit, fosfat,
garam, rempah-rempah dan rempah-rempah, karbon dioksida, ozon, oksigen,
asam organik, agen perawatan permukaan, fenol, etanol, asam laktat,potensial
redoks rendah, pH rendah, rendah aktivitas air, lactoperoxidase, merokok,
Maillard produk reaksi
4. Efek Hurdle
Teknologi Hurdle dapat memiliki efek positif atau negatif pada makanan,
tergantung pada intensitasnya. Misalnya, pendinginan pada suhu rendah yang
tidak sesuai akan merusak beberapa makanan yang berasal tumbuhan (‘chilling
injury’) , sedangkan pendinginan yang sesuai akan bermanfaat bagi umur
simpannya. Contoh lain adalah pH sosis fermentasi yang harus cukup rendah
untuk menghambat bakteri patogen, tetapi jika terlalu rendah akan pengaruhi cita
rasa. Jika intensitas hurdle dalam makanan terlalu kecil maka harus diperkuat,
apabila terjadi kerusakan kualitas makanan maka intensitas hurdle harus
diturunkan. Dengan penyesuaian ini, intensitas hurdle dalam makanan dapat
dijaga dalam kisaran yang optimal, sehingga kualitas makanan menjadi baik
(Leistner, 2000).
1. Homeostasis
2. Penurunan Metabolik
Mikroba dalam produk yang telah diberikan perlakukan teknologi hardle akan
menggunakan energi untuk mempertahankan homeostasis, dengan demikian,
metabolisme menjadi habis. Ini mengarah pada sterilisasi otomatis produk
makanan
3. Reaksi Stres
Paparan terhadap berbagai tekanan seperti seperti aktivitas air, pH, panas, etanol
dll dapat menyebabkan organisme lemah secara metabolik.
4. Pengawetan Multitarget
Pal, M., Gebretensey, A., Shiberu, T., Abdurahman, M. and Karanfil,O. 2014. The
role of bacteriosin as food preservative. Beverage and Food World, 42:
28-30.
Rahayu,S., Bintoro, V.P., dan Kusrahayu (2012). Pengaruh pemberian asap cair
dan metode pengemasan terhadap kualitas dan tingka kesukaan dendeng
sapi selama penyimpanan. Jurnal Aplikasi Pangan, 1(4): 108-114.