Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Amalia Dwi Aryani
2. Amorita Kristia H
3. Anindya Nusara Abdi
4. Dini Farida
5. Elin Purwaningrum
6. Ika Aftunifi R
A. Tujuan
Tujuan dari Aacara II Predominansi Mikrobia dalam Bahan Pangan yaitu
Mempelajari pengaruh jenis bahan pangan terhdap jenis mikroba yang tumbuh
spontan padanya.
B. Tinjauan Pustaka
Pertumbuhan mikroba pada pangan dipengaruhi oleh beberapa factor, dan
setiap mikroba membutuhkan ondisi pertumbuhan yang berbeda. Oleh karena itu
jenis dan jumlah mikroba yang dapat tumbuh kemudian menjadi dominan pada
setiap pangan juga berbeda tergantung dari jenis bahan pangan tersebut. Pada
kondisi yang optimum untuk masing-masing mikroba, bakteri akan tumbuhlebih
cepat dibandingkan dengan kapang dan khamir. Hal ini disebabkan bakteri
mempunyai struktur sel yang lebih sederhana, sehinggga pada kebanyakan bakteri
hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk membelah
Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai komposisi yang baik
sehinga mudah ditumbuhi oleh mikroorganisme. Susu berasal dari sapi yang tidak
sehat juga sering terkontaminasi oleh bakteri patogen. Pasteurisasi yang dilakukan
terhadap susu terutama ditunjukan untukk membunuh bakteri patogen yang
membentuk spora, disamping membunuh sebagain mikroba pembusuk (Fardiaz,
1993).
Ikan lele adalah ikan yang habitatnya di perairan air tawar. Ikan lele tidak
pernah ditemukan di air payau atau asin. Tubuh lele memanjang dengan kepala
pipih dibawah. Lele memiliki patil untuk menyerang, selain itu patil digunakan
untuk melompat dari kolam dan berjalan di tanah (Suyanto, 2006).
Setelah mati, glikogen dalam daging akan dirombak menjadi asam laktat
yang mempengaruhi nilai pH. Rendahnya konsentrasi asam laktat menyebabkan
pH meningkat. Bakteri pembusuk lebih aktif pada daging dengan pH tinggi. Nilai
pH yang rendah dapat menimbulkan pengaruh tidak diinginkan pada ikan. Pada
bagian potongan daging ikan yang dies cukup lama akan terlihat putih dan pudar.
Ikan yang kondisi fisiknya sudah rusak atau cacat dianggap berkualitas rendah.
Ikan dengan kondisi tubuh rusak cenderung lebih cepat membusuk dibandingan
ikan dengan kondisi fisiknya baik. Ikan yang fisiknya rusak cenderung memiliki
kandungan glikogen rendah dibandingkan ikan dengan kondisi baik (Eddy
Afrianto, 2008).
Mikroorganisme yang mampu menyebabkan penyakit pada manusia dapat
ditemukan pada produk mentah. Bagian dari buah atau sayuran mikro-flora
kontaminan insidental dari tanah, debu dan lingkungan; atau mungkin
diperkenalkan melalui produksi dan penanganan praktek buruk seperti aplikasi
pupuk tidak diobati, penggunaan air irigasi atau praktik penanganan tidak seha
tmencuci dan membersihkan buah-buahan dan sayuran adalah praktek umum
untuk mengurangi kontaminasi permukaan. Usaha pertama pada buah tomat cuci
di Selatan-timur Nigeria terjadi pada tempat-tempat pasar, di mana jumlah
terbatas air digunakan untuk mencuci beberapa keranjang buah tomat. Isolat
bakteri seperti Bacillus cereus, Lactobacillus spp. dan Staphylococcus aureus;
dan jamur isolat seperti Penicillum spp., Aspergillus niger, dan A. oryzae telah
diidentifikasi dalam air cuci dikumpulkan dari beberapa pasar utama di daerah ini
(ofor, 2009).
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Beaker glass
b. Bunsen
c. Ose
d. Tabung reaksi
e. Erlenmeyer
f. Rak tabung reaksi
g. Plastik steril
h. Pipet
i. Petridish
j. Pisau
2. Bahan
a. Alkohol
b. Gula
c. Ikan
d. Jahe
e. Larutan Fisiologis
f. Medium Plate Count Agar
g. Roti
h. Susu
i. Tomat
3. Cara Kerja
Penimbangan 1 gr
1 ml susu murni
Pemotongan 2 x 2 cm
Sampel yang digunakan dalam praktikum yaitu ikan lele, susu segar, roti
tawar, tomat, gula dan jahe kering. Ikan lele merupakan salah satu komoditas
perikanan yang cukup populer dimasyarakat, komponen gizinya meliputi protein
(17,7%), lemak (4,8 ), mineral (1,82%), dan air (76%) (Ubadillah, 2010).
Komponen susu segar meliputi kadar air (87,90%), dan bahan kering (12,10%)
yang terdiri dari lemak (3,45%), dan bahan kering tanpa lemak (8,65%). Bahan
kering anpa lemak terdiri dari portein (3,20%), laktosa (4,60%), dan vitamin,
enzim, gas (0, 85%) (Laryska, 2013). Roti tawar merupakan produk pangan dari
tepung yang difermentasi dan dipanggang komponennya meliputi kadar air
(29,34%), protein (7, 127%), kadar lemak (2,79%), dan kadar pati 47,7%)
(Basuki, 2010). Tomat memiliki kadar air mencapai 94% dari total beratnya. Dan
kadar air yang tinggi ttersebut menyebabkan tomat menjadi cepat rusak.
Kandungan lain yang ada dalam tomat meliputi saloni 0,007%, saponin asam
folat, asam malat, vitamin c, bioflavonoid (termasuk likopen), mineral dan
histimin (Fauziah, 2015). Gula mempunyai kadar air sebanyak 0,3 %- 1%,
komponen lain yang terdapat dalam gula yaitu energi, protein, karbohidrat, lemak,
kalsium da fosfor (Erwinda, 2014). Jahe kering memiliki kadar air sekitar 8-10%
selain itu komponen lainnya yaitu pati (58%), protein 8%, oleoresin 3%-5% dan
minyak atsiri 1%-3%. Kandungan gizinya yaitu kalori, protein, lemak,
karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C
(Rukmana, 2000).
Roti tawar merupakan adonan roti yang terbuat dari bahan dasar tepung
terigu dengan peragian atau adonan tanpa menggunakan telur dengan sedikit gula
atau tidak sama sekali, penggunaan gula pada pembuatan roti tawar hanya
digunakan dalam percepatan proses fermentasi. Ragi untuk roti dibuat dari sel
khamir Saccharomyces cereviceae, dengan memfermentasi gula (Koswara,
2009). Menurut Jawetz dkk (1986) buah tomat merupakan buah yang mudah
busuk karena memiliki kulit yang tipis sehingga mudah terinfeksi kapang
kontaminan. Infeksi kapang dapat terjadi karena adanya kerusakan fisik misalnya
memar akibat benturan atau jatuh selama transportasi, perlakuan mekanis, dan
serangan serangga selama penanganan pas-capanen..
Menurut Buckle (2010) mikroba predominan yang ada pada gula adalah
spora bakteri termofilik seperti Bac. stearothermophilus, Bac. coagulans, Clo.
thermosaccarolyticum dan Des. nigrificans selain itu juga terdapat bakteri mesofil
atau Lactobacillus dan Leuconostoc, yeast dan kapang. Beberapa rempah-rempah
walapun mempunyai zat antimikroba tetapi masih terdapat mikroorganisme yang
tumbuh seperti spora kapang, Bacillus dan Clostridium spp. Selain itu juga
Micrococci, Enterococci, yeast dan bakteri patogen seperti Salmonella spp., Sta.
aureus dan Bac. Cereus. Kapang Fusarium merupakan salah satu kapang patogen
tanaman yang sulit dikendalikan. Kapang ini merupakan patogen tanaman yang
penting secara ekonomi karena dapat menyebabkan busuk dan layu pada akar,
batang maupun kecambah pada lebih dari 100 jenis tanaman.. Beberapa varietas
F.oxysporum dan inangnya adalah F.oxysporum f.sp. cubense pada pisang,
F.oxysporum f.sp. lycopersici pada tomat, dan F.oxysporum f.sp. zingiberi pada
jahe. Fusarium oxysporum yang menyerang tanaman menyebabkan busuk
rimpang yang ditandai dengan layu dan menguningnya daun dan berujung pada
kematian tanaman sebelum panen (Ferniah dkk, 2011).
Pada praktikum kali ini digunakan sampel yaitu ikan lele, susu segar, roti,
gula, tomat dan jahe kering. Pada sampel ikan lele mikroba yang tedapat pada
ikan lele yaitu bakteri, mikroba predominanya adalah bakteri. Pada susu segar
mikroba yang terdapat pada sampel adalah bakteri dan khamir mikroba
predominanya adalah bakteri, Pada sampel Roti Tawar terdapat mikroba khamir
dan bakteri, mikroba predominanya adalah khamir dan kapang. Pada sampel
tomat terdapat mikroba khamir dan bakteri, mikroba predominanya adalah
kapang. Pada Gula pasir terdapat mikroba khamir dan kapang, mikroba
predominanya adalah khamir. Pada sampel jahe kering terdapat mikroba khamir,
kapang, dan bakteri, mikroba predominanya adalah kapang.
Mikroorganisme predominan pada sampel ikan lele adalah bakteri hal itu
sesuai dengan teori (Ray, 2004) bahwa pada ikan terdapat 103-8 sel bakteri/ gr,
mengandung bakteri Pseudomonas, Flavo bacterium, Enterococcus, Micrococcus,
Bacillus, dan Koliform.Mikroorganisme predominan pada sampel susu segar
adalah bakteri dan khamir hal itu sudah sesuai dengan teori (Ray, 2004) bahwa
susu segar mengandung bakteri Micrococcus, Streptococcus, Coryne bacterium.
Mikroorganisme predominan pada sampel Roti tawar yaitu khamir dan bakteri
sudah sesuai dengan teori (Ray, 2004) bahwa roti mengandung Lactobacillus,
Leucomonostoc, Spora dari Bacillus dan Clostridium, kapang dan khamir
osmotoleran. Mikroorganisme predominan pada sampel tomat adalah kapang hal
ini sesuai dengan teori (Ray, 2004) karena menurut Ray (2004) Tomat
mengandung 10 4-7 bakteri / gram, bakteri predominanya adalah tipe bakteri asam
laktat, Coryne bacterium, Enterobacter, Proteus, Pseudomonas, Micrococcus,
Enterococcus, dan kapang dari tipe Alteriana, Fusarium, dan Aspergillus.
Mikroorganisme predominan pada gula adalah khamir hal tersebut tidak sesuai
dengan teori (Ray, 2004) bahwa di dalam gula terdapat bakteri termofilik, spora
dari bakteri Stearo thermophillus, Bakteri Coagulans,
Clo.Thermosaccharolyticum, dan Des.Nigrificans dan bakteri mesofil.
Mikroorganisme predominan pada jahe kering adalah kapang hal itu sesuai
dengan teori (Ray, 2004) bahwa jahe kering mengandung spora kapang, Bakteri
jenis Bacillus, Clostridium spp, Micrococci, Enterococci.
Buckle K.A, R.A. Edward, G. H. Fleet, dan M. Wooton. 1985. Ilmu Pangan. UI
Press. Jakarta
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, M. Wotton. 2010. Ilmu Pangan. UI
Press. Jakarta.
Jawetz, J., L. Melnick Dan E.A Adelberg. 1986. Mikrobiologi Untuk Profesi
Kesehatan. Egc. Jakarta
Koswara. 2009. Teknologi Pembuatan Yogurt. Ebook Pangan.
Mendi S, Nain C, Imele H.; Ngoko Z and , dan Carl M.F. Mbofung. 2009.
Microflora Of Fresh Ginger Rhizomes And Gingerpowder
Produced In The North-West. Region Of Cameroon. Vol. 4, Issue
1: 251 260.
Muchtadi dan Tien R., (1989), Teknologi Proses Pengolahan Pangan,
Departemen Pendidikandan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi,
Institut Pertanian Bogor
Rosell, Cristina, Aly, Joanna dan El S. 2016. Bread and Its Fortification.
Taylor and Francis Group. US