MIKROBIOLOGI
NIM : A1C418070
KELOMPOK : 3
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Mikrobiologi pangan merupakan salah satu cabang dari mikrobiologi yang mempelajari
peranan mikrobia, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, pada rantai produksi
makanan sejak dari pemanenan, penangkapan, pemotongan, penanganan, penyimpanan,
pengolahan, distribusi, pemasaran, penghidangan sampai siapdikonsumsi.Sejarah mikrobiologi
pangan sebenarnya bersamaan dengan kehadiran manusia dimuka bumi namun sangat sulit
ditentukan titik mulanya secara pasti. Sejak manusia dapatmemproduksi makanan sebenarnya
juga mulai dipelajari kerusakan makanan dan timbulnyakeracunan makanan. Karena banyak
sekali makanan yang memanfaatkan mikroba dalam pembuatannya, maka penulis ingin
mempelajari lebih lanjut mengenai mikrobiologi pangan.Sehingga penulis menyusun laporan
praktikum ini.
Adapun alasan mengenai keberadaan mikroba penting dalam bahan makanan adalah
dengan adanya mikroba terutama jumlah dan macam-macamnya dapat menentukan tingkat
kualitas bahan pangannya , adapun mikroba yang digunakan untuk memproduksi produk-produk
pangan tertentu, mikroba dapat digunakan sebagai makanan atau makanan tambahan bagi
manusia dan hewan, serta dalam jangka waktu tertentu mikroba juga dapat merusakkan bahan
makanan.Bakteri memiliki peran dalam kehidupan sehari- hari , ada yang berperan merugikan
dan ada juga yang menguntungkan bagi manusia. Bakteri yang menguntungkan bagi manusia
yaitu dalam bidang industry, makanan, kesehatan dan lain sebagainya. Dalam hal ini praktikan
akan melakukan percobaan tentang pemantaan mikroba untuk produk makanan.
Percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengaplikasikan pemanfaatan mikroba untuk
pembuatan produk makanan. Selain dari itu, kita juga dapat mengetahui cara pembuatan yoghurt
dengan langkah yang berbeda. Selain itu juga,dengan dilakukannya percobaan ini kita dapat
mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pada saat pembuatan yoghurt yang
menyebabkan yoghurt tersebut rasanya asam, pahit , manis.
2.TUJUAN
2.PROSEDUR KERJA
A.PENGERTIAN MIKROBA
Dalam perindustrian, mikroba adalah sumber dari zat kimia yang dapat melakukan
perubahan yang diinginkan. Mikroba ini dapat mengolah bahan yang belum jadi dan mengubah
bahan mentah menjadi suatu olahan yang baru. Beberapa prasyarat yang harus dipenuhi dalam
proses mikrobiologi industri, antara lain (Waluyo, 2005:63)
Tempe adalah bahan makanan hasil dari fermentasi tradisional yang bahan utamanya
kedelai dengan campuran jamur yang dibutuhkan untuk pembuatannya. Mempunyai ciri-ciri
berwarna putih,tekstur kompak dan flavor spesifik.Warna putih disebabkan adanya miselia jamur
yang tumbuh padapermukaan biji kedelai.Tekstur yang kompak juga disebabkan oleh miselia-
miselia jamur yang menghubungkan antar biji-biji kedelai.terjadinya degradasi komponen-
komponendalam kedelai dapat menyebabkan terbentuknya flavor spesifik setelah
fermentasi.Dalam tempe mengandung berbagai unsure yang bermanfaat serta komponen
antibakteri dan zat anti oksidan yang berkhasiat sebagai obat (Dwinaningsih,2010:97)
Sacharomyces cerevisiae merupakan salah satu jenis cendawan tergolong khamir yang
bermanfaat untuk manusia dan ternak.kKhamir ini tergolong eukariot yang secara morfologi
hanya membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong,silindris,oval ataubulat telur yang di
pengaruhi oleh strainnya.Dapat berkembangbiak dengan membelah diri.Reproduksinya dapat di
pengaruhi oleh keadaan lingkungan serta jumlah nutrisi yang tersedia bagi pertumbuhan
sel.Khamir S.cerevisiae dapat di manfaatkan sebagai probiotik,dan imonostimulan dan di dalam
meningkatkan produksi ternak(Ahmad,2005:49-51)
B.SYARAT PENGGUNAAN MIKROBA UNTUK MAKANAN
2.Unggul,Dalam kondisi fermentasi yang diberikan, mikrobia itu harus bisa menghasilkan
perubahan-perubahan yang diinginkan secara cepat dengan hasil yang besar. Sifat unggul yang
ada harus dapat dipertahankan. Hal ini berkaitan dengan kondisi proses yang diharapkan.
3.Stabil,Pada kondisi yang diberikan, mikrobia harus mempunyai sifat-sifat yang tetap, tidak
mengalami perubahan karena mutasi atau lingkungan.
4.Bukan Patogen,Mikrobia yang digunakan adalah bukan patogen bagi manusia maupun hewan,
kecuali untuk produksi bahan kimia tertentu. Jika digunakan mikrobia patogen harus dijaga, agar
tidak menimbulkan akibat samping pada lingkungan (Samichah,2014:45)
Media PCA dapat dimanfaatkan sebagai medium untuk mikroba aerob dengan inokulasi di
atas permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast
extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L dan dilakukan sterilisasi di dalam
autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 °C. Media PCA bagus di gunakan untuk pertumbuhan
total semua jenis mikroba, karena di dalamn mikroba mengandung casein enzymic hydrolisate
yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen yang komplek lainnya serta ekstrak yeast
mensuplai vitamin B kompleks (Rahma,2009:71).
Bahan pangan yang berasal dari hewani seperti: daging, susu telur yang sudah dipecah,
ikan segar, termasuk dalam bahan pangan yang mudah rusak (perishable foods). Bahan pangan
yang berasal dari tanaman, seperti buah-buahan dan sayuran dalam keadaaan segar adalah
kelompok bahan makanan yang agak mudah rusak, tidak seperti pada kelompok pangan hewani,
kelompok bahan pangan ini tergantung dari jenisnya relatif lebih tahan pada suhu kamar. Buah-
buahan seperti pisang, mangga akan mengalami proses pematangan terlebih dahulu sebelum
mengalami proses pembusukan (Anonim, 2011).
Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh lingkungannya. Di antara faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme adalah air, oksigen, suhu dan nilai pH (keasaman).
Semua organisme membutuhkan air untuk kehidupannya. Air bertugas dalam proses reaksi
metabolik dalam sel dan merupakan alat pengangkut zat gizi ke dalam sel atau hasil metabolit ke
luar sel. Semua kegiatan ini membutuhkan air dalam bentuk cair dan apabila air tersebut
mengalami kristalisasi dan memben-tuk es atau terikat secara kimiawi dalam larutan gula atau
garam, maka air tersebut tidak dapat digunakan oleh mikroorganisme. sebagian mikroba
membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya, yang disebut dengan mikroorganisme aerobik.
Contoh mikroorganisme aerobik adalah kapang. Untuk beberapa mikroorganisme lainnya,
oksigen bersifat racun. Factor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan kehidupan dari
mikroorganisme yaitu Suhu. Ssemua organisme mempunyai ketentuan nilai pH dimana
pertumbuhan yang masih memungkinkan dan umumnya mempunyai pH optimum. Umumnya
organisme tumbuh pada pH yang berkisar anatara 7.0 (6.6-7.5), dan ada beberapa yang dapat
tumbuh di bawah pH 4.0 (Estining,dkk.2018:189)
Bakteri yang umum melekat pada makanan kering yaitu kelompok Clostridium dan
Bacillus. Clostridium dan Bacillus bakteri ini bisa bertahan dalam proses pengeringan.
Penggunaan suhu dalam pengeringan yang tidak sesuai ketentuan , memungkinkan bakteri untuk
tetap bertahan seperti bakteri salmonella dan E. coli tetap bertahan setelah pengeringan.Makanan
yang seperti itu aman dalam keadaan kering, tetapi jika direhidrasi maka harus diperlakukan
seperti makanan segar lainnya. Karena herbs dan rempah-rempah seringkali terkontaminasi spora
dalam jumlah banyak, maka penambahan ingredian harus dilakukan sebelum proses pemanasan
(Purwitasari,2009:75).
PENUTUP
1.KESIMPULAN
2.SARAN
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya yaitu untuk dapat menyiapkan alat dan
bahan terlebih dahulu dan melakukannya dengan teliti dan berhati-hati demi
keselamatan praktikan dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwinaningsih, erna dkk,2010. Karakteristik kimia dan sensori tenpe dengan variasi
bahan baku kedelai.Surakarta : Universitas Sebelas Maret
KAJIAN TEORI
A.PENGERTIAN MIKROBA
B.SYARAT PENGGUNAAN MIKROBA UNTUK MAKANAN
PENUTUP
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
PERHITUNGAN MIKROORGNISME
NIM : A1C418070
KELOMPOK : 3
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Perhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan dengan perhitungan langsung maupun tidak
langsung.perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada
suatu bahan,pada suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu,sedangkan
jumlah mikroorganisme yang di ketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus
memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan.perhitungan secara langsung
dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah membuat preparat dari suatu bahan dan
penggunaan ruang hitung,sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui
jumlah mikroorganisme dalam suatu bahan yang masih hidup saja.
Untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup dapat dilakukan setelah larutan bahan
atau biakan mikroba diencerkan dengan factor pengenceran tertentu dan ditumbuhkan dalam
media dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam dan sifat-sifat mikroba.Banyak metode
yang digunakan dalam menaksir secara kuantitatif dari suatu populasi bakteri.Mikroba
merupakan jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroba atau
mikroorganisme atau jasad renik.
Dalam percobaatan praktikum ini akan membahas cara perhitungan langsung bakteri
menggunakan mikroskop dengan cara perhitungan tak langsung dan langsung bakteri
menggunakan teknik plate count dengan metode hitung pada spread plate pada medium
NA.perhitungan jumlah bakteri biasanya bertujuan untuk mengetahui banyaknya jumlah bakteri
yang mungkin ada pada suatu bahan yang disimpan dengan waktu tertentu sehingga kualitas
bahan tersebut dapat diketahui atau diketahui masa dimana bahan makanan tidak boleh di
konsumsi lagi.
2.TUJUAN
Bahan : 1. Suspensi khamir (ragi) yang telah diencerkan pada tingkat pengenceran
Tertentu (sampai terlihat sedikit keruh)
2. Air Suling
3. Tissue
2. Alat dan Bahan Metode Cawan
2. Pipet Steril
2. Alkohol 90%
3. Aquades
4. Tissue
5. Kertas Label
B. PROSEDUR KERJA
1. Metode Hemocytometer
2.Metode Cawan
KAJIAN TEORI
Enumerasi bakteri adalah teknik perhitungan jumlah mikroba dalam suatu media tanpa
mengidentifikasi jenis mikroba,baik bakteri,jamur maupun yeast,yang bertujuan untuk
menentukan menentukan jumlah sel dari suatu dari suatu kultur bakteri secara
kuantitatif.penetapan jumlah bakteri dilakukan dengan menghitung jumlah sel bakteri yang
mampu membentuk koloni di dalam media biakan atau membentuk suspense dalam larutan
biak.Perhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara
perhitungan mikroorganisme secara lamgsung(direct count)dan perhitungan secara tidak
langsung(indirect count) ( Bustaman,2006: 163)
Metode hitungan cawan yaitu metode yang dipakai untuk menghitung dan pembahasan
mikroba dalam bahan pangan. Metode hitung cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk
menghitung dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba. Kekurangan metode cawan
salah satunya yaitu hasil perhitungan tidak menujukkan jumlah yang sesungguhnya, medium dan
kondisi yang berbeda memungkinkan hasil yang berbeda, mikroorganisme yang di tumbuhkan
harus dapat tumbuh pada medium padat.Ketentuan perhitungan koloni adalah cawan yang
dihitung yaitu cawan yang mengandung 30-300 koloni. Beberapa koloni yang digabung menjadi
satu dapat dihitung menjadi satu koloni (Irianto, 2013).
Metode TPC adalah pengolahan untuk menguji cemaran mikroba dengan menggunakan
metode pengenceran dan metode cawan tuang. Metode cawan tuang merupakan metode
per plate. Metode TPC dilakukan dengan mengencerkan sumber isolate yang telah diketahui
beratnya kedalam 9 ml larutan garam fisiologis, larutan yang digunakan lebih kurang 1 ml
suspensi kedalam cawan petri steril, dan menuangkan media penyubur atau nutrisi untuk
makanan mikroba (Dwijoseputro, 2014:78).
Suatu ruang kaca dengan sisi yang menjulang dan kaca penutup yang akan menahan
cairan tepat 0.1 mm dari atas lantai ruang kaca disebut dengan homasitometer. Ruang hitung
memiliki total luas permukaan 9 mm2 Haemocytometer ialah perangkat atau alat yang berfungsi
untuk menghitung jumlah sel serta partikel mikroskopis lainnya. Haemocytometer memiliki
kekurangan dan kelebihan dan cara kerjanya, saat proses perhitungan bakteri secara langsung.
Adapun Kelebihannya yaitu lebih cepat dalam menghasilkan data dan tidak terlalu menunggu
lama, dan datanya atau jumlah sel mikroba langsung di peroleh saat itu juga setelah menghitung
menggunakan rumusnya dan menghemat biaya. Dan kekurangannya yaitu tidak dapat
membedakan sel yang hidup dan mati karena perhitungan secara keseluruhan dan data yang
dihasilkan tidak akurat (Nurtjahyani,2011:187).
Colony counter merupakan alat yang digunakan untuk menghitung jumlah koloni bakteri
atau mikroba. Bakteri yang dihitung yaitu dengan melakukan pengenceran dari medium bakteri
contohnya sampai tiga kali dalam tabung reaksi, kemudian ditanam dan diinkubasi
dalam incubator (Sanfa, 2011)
B.FUNGSI SPETROFOTOMETER
Spektrofotometer dalam laboratorium berfungsi untuk mengukur transmitans atau
absorbans suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang.Prinsip kerja
spektrofotometer yaitu bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium
homogen, beberapa dari sinar masuk akan dipantulkan, dan beberapa di serap dalam mediumnya,
dan selebihnya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam
bentuk nilai absorbansi karena ada hubungan dengan konsentrasi sampel. Adapun salah satu
Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan dengan konsentrasi dan
ketebalan bahan atau medium (Ferdiaz,2013:89).
Faktor-faktor yang menyebabkan mikroba tumbuh ialah konsentrasi nutrien, suhu, pH,
tekanan osmosis dan oksigen. Konsentrasi dari nutrien sangat menetukan kecepatan transport
nutrient kedalam sel. saat konsentrasi rendah transport lebih sulit dilakukan sehingga
mempengaruhi ketersediaan nutrien dalam sel. Suhu juga mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme karena enzim yang menjalankan metabolisme sangat peka terhadap
suhu.Berdasarkan suhu minimal, optimal dan maksimalnya mikroba dapat dikelompokkan
menjadi 3 yaitu termofilik, mesofilik, dan psikofilik. Enzim transport elektron dan system
transpor pada membran sel mikroba sangat peduli terhadap pH. Berdasarkan pH minimal,
optimal, dan maksimum untuk pertumbuhannya, mikroorganisme dikelompokkan menjadi
asidofilik, mesofilik, dan alkafilik. Konsentrasi zat terlarut akan menentukan tekanan osmosis
suatu larutan. Semakin tinggi konsentrasi zat larutan maka semakin tinggi pula tekanan osmosis
larutan tersebut, demikian pula sebaliknya. Tekanan osmosis juga mempengaruhi sel
mikroorganisme karena berkaitan dengan ketersediaan air bagi sel mikroba. Ada beberapa
mikroba yang tidak bisa tumbuh bila tidak tersedia oksigen, tetapi ada pula mikroba yang
mampu tumbuh jika tersedia oksigen bebas. Berdasarkan keperluan atas O2, maka mikroba yang
ada bersifat aerob, anaerob, anaerob fakultatif serta aerofil ( Hutagaol,2011: 63)
D.MACAM-MACAM PERHITUNGAN
Perhitungan mikroba dapat di lakukan dengan dua cara yaitu dengan cara tidak langsung
dan langsung, Perhitungan secara tidak langsung ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada
cawan petri TPC, perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat
MPN dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri).MPN metodenya terdiri dari tiga tahap,
ialah uji pendugaan, uji konfirmasi, dan uji kelengkapan. Metode Hitung Langsung,bahwa
perhitungan langsung dapat dilakukan dengan cara,Perhitungan sel langsung: metode ini
menggunakan bilik hitung (hemocytometer) yang menghasilkan hitungan secara keseluruhan,
karena semua sel terhitung, baik sel yang masih hidup maupun sel yang mati. Karena bakteri itu
kecil, maka perhitungan yang dilakukan secara statistik dapat diterima, namun harus dibuat
suspensi sekurang-kurangnya 107 / ml (Asih,2002:149-155)
Terdapat berbagai macam cara untuk mengukur jumlah sel, yaitu dengan hitungan cawan,
hitungan mikroskopis langsung yang menggunakan mikroskop serta ruang hitung atau secara
elektonis dengan bantuan alat yang disebut penghitung coulter .Penghitungan secara langsung
dapat dilakukan secara mikroskopis ialah dengan menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi
yang sangat kecil. Alat yang digunakan ialah Haemocytometer. Jumlah cairan yang terdapat
antara coverglass dan alat ini mempunyai volume yang telah ditentukan sehingga satuan isi yang
terdapat dalam satu bujur sangkar juga tertentu (Yustiah, 2011:67).
PENUTUP
1.KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam menghitung mikroorganisme dapat di lakukan secara langsung yaitu menggunakan
Haemocytometer,dan secara tidak langsung menggunakan metode cawan petri.
2.SARAN
Untuk saran praktikum kali ini,sebaiknya Sebelum melaksanakan praktikum,praktikan
sudah harus bisa menguasai cara kerja yang akan dilakukan, selain itu ketelitian juga perlu
ditingkatkan mengingat pada beberapa praktikum yang telah dilakukan masih ada saja kesalahan
hasil yang didapat yang tidak sesuai dengan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu,Asih,dkk.2002.Deteksi adanya bakteri pada air minum dalam kemasan gallon. Jurnal
Dosen fakultas kedokteran Universitas Wijaya .Vol 8:149-155
Yustiah,2011.TeknikPenyimpanandanpemeliharaanMikroba.Bogor:Balai penelitianBioteknologi
Tanaman Pangan : 67
LAMPIRAN
LATAR BELAKANG
KAJIAN TEORI
PENUTUP
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
NIM : A1C418070
KELOMPOK : 3
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
2.TUJUAN
A.Alat
B.Bahan
2.PROSEDUR KERJA
KAJIAN TEORI
A.PENGERTIAN PERTUMBUHAN
Logam berat dan senyawanya merupakan salah satu agen kimiawi untuk mengendalikan
pertumbuhan mikroorganisme. Beberapa logam berat yang sering digunakan adalah perak (Ag),
merkuri (Hg), tembaga (Cu), dan seng (Zn) (Nolte, 1982). Logam Hg dan Pb tidak dapat
digunakan sebagai bahan antibakterial karena dalam kadar yang rendah bersifat toksik terhadap
manusia. Perak memiliki kelemahan sebagai antibakterial, karena bersifat tidak stabil. Ion Cu
mempunyai sifat anti jamur yang tinggi, stabilitas kimia yang baik, dan harga relatif murah
Kemampuan logam berat dalam jumlah sedikit, terutama perak dan tembaga, untuk
menunjukkan aktivitas antimikroba karena adanya efek oligodinamik Logam berat menunjukkan
efek antimikrobial dengan mengkoagulasi protein dan bereaksi dengangugus SH (sebagai enzim)
dan meng-inaktivasinya (Li dkk., 2002:61-67)
1.Fase lag/adaptasi. Apabila mikroba dipindahkan ke dalam suatu medium, awalnya akan
mengalami fase adaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada di sekitarnya.
Lamanya fase adaptasi dapat dipengaruhi oleh beberapa factor,yaitu: 1. Medium dan lingkungan
pertumbuhan apabila medium dan lingkungan pertumbuhannya sama dengan medium dan
lingkungan sebelumnya, kemungkin tidak diperlukan waktu adaptasi. Tetapi apabila nutrient
yang tersedia dan kondisi lingkungan yang baru berbeda dengan sebelumnya,diperlukan waktu
penyesuaian untuk mensintesa enzim-enzim.2. Jumlah inokulumJumlah awal sel yang semakin
tinggi akan mempercepat fase adaptasi. Fase adaptasi mungkin berjalan lambat karena beberapa
sebab.
2.Fase log/pertumbuhan eksponensial.fase ini mikroorganisme membelah dengan cepat dan tetap
mengikuti kurva logaritmik. fase ini juga kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh
medium tempat tumbuhnya seperti pH dan kandungan nutrient, dan kondisi lingkungan termasuk
temperature dan kelembaban udara. Pada fase ini mikroorganisme membutuhkan energi lebih
banyak dari pada fase lainnya. Pada fase ini juga kultur paling sensitif terhadap keadaan
lingkungan. Akhir dari fase log, kecepatan pertumbuhan populasi menurun dikarenakan :1
Nutrien di dalam medium berkurang.2 Adanya hasil metabolisme yang mungkin beracun atau
dapat menghambat pertumbuhan mikroorganismenya.
3.Fase stationer. Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama
dengan jumlah sel yang telah mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil karena sel tetap
membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah habis. Sebab kekurangan zat nutrisi, sel memungkinan
mempunyai komposisi yang berbeda dengan sel yang tumbuh pada fase logaritmik. fase ini juga
sel-sel lebih tahan terhadap keadaan ekstrim seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan-bahan
kimia.
4.Fase kematian. Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami kematian karena
beberapa factor yaitu:1 Nutrien di dalam medium sudah habis.2 Energi cadangan di dalam sel
habis. Kecepatan kematian bergantung pada kondisi nutrien, lingkungan, dan jenis
mikroorganismenya.(Retna,dkk,2009.95)
2.Derajat keasaman (pH), pengaruh pH terhadap pertumbuhan tidak kalah pentingnya dari
pengaruh temperatur. Ada pH minimal pH optimal, dan pH maksimal. Ukuran pH bagi
pertumbuhan bakteri antara 4 – 9 dengan pH optimum 6,5 – 7,5. Jamur lebih menyukai pH asam,
rentang pH pertumbuhan jamur dari 1 – 9 dan pH optimumnya 4 – 6. Selama pertumbuhannya
pH dapat berubah, naik maupun turun,tergantung kepada komposisi medium yang diuraikan.
3.Kebutuhan oksigen, oksigen tidak mutlak diperlukan mikroorganisme karena ada juga
kelompok yang tidak memerlukan oksigen bahkan oksigen merupakan racun bagi pertumbuhan.
Mikroorganisme terbagi atas empat kelompok berdasarkan kebutuhan akan organisme, yaitu
mikroorganisme aerob yang memerlukan oksigen sebagai akseptor elektron dalam proses
respirasi. (Fariddah,2019:37)
Kontrol terhadap pertumbuhan mikroba dapat dilakukan dengan cara membunuh mikroba
itu sendiri, atau dengan menghambat pertumbuhannya. Kontrol terhadap pertumbuhan dapat
dilakukan:1.Secara fisik, menggunakan uap air panas dan tekanan tinggi, diperoleh panas
lembab, efektif dengan menggunakan autoklaf. Untuk Sterilisasi menggunakan otoklaf
memerlukan suhu 1210 C, dan tekanan 15 psi atau 1,5 kg/cm2, waktu selama 15 menit.
Sterilisasi fisik juga dapat dengan menggunakan panas kering menggunakan oven 1600 C,
selama2 jam. Sterilisasi dengan menggunakan oven untuk alat-alat gelas dan bahan yang tidak
tembus air Secara kimia, menggunakan senyawa kimia untuk mengendalikan pertumbuhan
mikrobanya.
1.KESIMPULAN
Adapun kesimpulan untuk praktikum judul ini yaitu bahwa zat antimikroba atau
antibakteri merupakan pengaruh senyawa kimiayang dapat membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme.Disinfektan yaitu suatu senyawa kimia yang dapat menekan
pertumbuhan mikroorganisme .
2.SARAN
Saran untuk praktikum selanjutnya agar dapat melakukannya dengan baik dan teliti
dalam melakukan pengamatan agar mendapatkan hasil yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi agustiani ,hartati dkk.2004.pengaruh ph dan substrat organic terhadap pertumbuhan dan
aktipitas bakteri.Jurnal Biodiversitas.vol. 5 no.2:43-47
LATAR BELAKANG
KAJIAN TEORI
PENUTUP
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
NIM : A1C418070
KELOMPOK : 3
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Dalam teori ilmu pangan, pengolahan bahan makanan secara fermentasi membutuhkan
proses konversi karbohidrat menjadi alkohol dan karbondioksida atau asam organik
menggunakan khamir, bakteri, atau kombinasi dari keduanya di dalam keadaan anaerob. Yang
berarti secara sederhana, fermentasi merupakan konversi gula menjadi ethanol secara biokimia.
Fermentasi juga dapat diartikan bahwa diperlukan cara dari mikroba dan prosesnya bersamaan
digunakan untuk menghasilkan makanan beralkohol dan lainnya seperti tape, tape ketan, dan
cider. Mikroba berperan sebagai agen yang mengubah substrat menjadi produk yang dibutuhkan
melalui fermentasi.
Bahan pangan terdiri dari seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
Makanan merupakan medium yang layak bagi pertumbuhan mikroba.Dari segi bidang pangan
banyak mikroorganisme yang memiliki peranan, baik peranan yang baik memberikan
keuntungan ataupun peranan buruk menimbulkan kerugian. Beberapa mikroba bisa
menyebabkan kehancuran pangan, mendatangkan penyakit dan menghasilkan racun,tetapi ada
juga mikroorganisme yang menguntungkan dalam pembuatan beberapa jenis bahan makanan dan
minuman seperti fermentasi contohnya fermentasi tempe, kecap, tauco, sosis, keju, bier, anggur
dan lainnya. Bahan Makanan dan minuman itu diproduksi secara fermentasi dengan
menggunakan kemampuan mikroorganisme.
Bakteri juga peran dalam kehidupan sehari- hari kita , sebagian yang berperan merugikan
dan sebagian juga yang menguntungkan bagi manusia. Bakteri yang menguntungkan bagi
manusia ialah dalam bidang industry, makanan, kesehatan dan lainnya. Dalam keadaan ini
praktikan akan melakukan percobaan tentang pemantaan mikroorganisme untuk produk bahan
makanan. Bakteri dalam kehidupan sehari- hari dapat kita jumpai di dalam produk – produk
makanan contohnya fermentasi yoghurt, fermentasi roti , fermentasi keju , asinan.
2.TUJUAN
Untuk memberikan keterampilan pada mahasiswa dalam pembuatan salah satu makanan
fermentasi
METODE KERJA
ALAT BAHAN
a. Singkong a.periuk
b. Ragi b.kompor
c. Aquades c.pisau
d. daun pisang d.ayakan
e. daun keladi e.sendok
f. daun jati f.kain penutup
g. plastik
2. PROSEDUR KERJA
KAJIAN TEORI
3.Penggunaan suhu tinggi,Penggunaan suhu tinggi merupakan salah satu metode pengawetan
yang paling aman dan dapat diandalkan. Panas digunakan secara luas untuk menghilangkan
mikroba yang terdapat dalam kaleng, botol atau wadah lain(Shurtleff,2007:73)
3.Stabil,Pada kondisi yang diberikan, mikrobia harus mempunyai sifat-sifat yang stabil, tidak
akan mengalami perubahan karena dengan mutasi atau lingkungan.
4.Bukan Patogen,Mikrobia yang digunakan yaitu bukan patogen bagi makluk hidup yaitu
manusia maupun hewan, kecuali untuk produksi bahan kimia tertentu. Jika digunakan mikrobia
patogen harus dijaga, agar tidak menimbulkan efek samping pada lingkungan
(Samichah,2014:45)
D.PEMANFAATAN MIKROBA DALAM BIDANG PANGAN
1.KESIMPULAN
2.SARAN
Adapun saran untuk praktikum judul ini yaitu semoga praktikan dapat melakukannya
dengan baik dan teliti,agar mendapatkan hasil yang baik sesuai yang di inginkan dengan
mengikuti langkah-langkah kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro,D.2002.Dasar-dasar mikrobiologi.jakarta:Erlangga : 62
dan nilai sensoris dari sari buah nanas bekarbonasi.jurnal teknologi pertanian.vol
8.no 2:45
LATAR BELAKANG
KAJIAN TEORI
PENUTUP