Oleh:
MUHAMMAD NUR RIFALDI
2210516210022
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sterilisasi
Steril adalah istilah yang menunjukkan kondisi tanpa mikroorganisme hidup.
Mikroorganisme hidup adalah oganisme yang dapat berbiak di bawah kondisi
optimum untuk pertumbuhannnya. Dengan demikian pensterilan merupakan istilah
untuk setiap proses yang menghasilkan kondisi steril di dalam makanan. Beberapa
mikroorganisme dan sporanya sangat tahan panas dan biasanya tidak praktis untuk
mensterilkan makanan dengan pengolahan panas. Apabila hal ini dilakukan
organoleptik dan nilai gizi makanan akan rusak sehingga tidak dapat diterima . Proses
pensterilan yang digunakan dalam pengolahan panas makanan dibarengi dengan cara
pengawetan lain, misalnya pengemasan dan pengaturan suhu penyimpanan. Cara
tersebut dimaksudkan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme atau sporanya
dalam lingkungan kondisi penyimpanan makanan yang telah diproses dengan panas
dan memenuhi persyaratan ini dikatakan steril secara niaga (Jutono et al 2000).
Prosedur untuk sterilisasi media mikrobiologi dengan propiolakton telah
dikembangkan. Perhatian khusus diberikan pada pemeliharaan kondisi ringan untuk
memungkinkan perawatan media yang sensitif terhadap suhu tinggi atau pH rendah.
Suhu maksimum yang diizinkan adalah 40 ° C. dan penetralan otomatis asam yang
dihasilkan selama hidrolisis dilakukan dengan menggunakan unit titrasi. Peralatan
dapat digunakan untuk beberapa siklus sterilisasi berturut-turut tanpa pemutusan.
(Holme, T., 1965)
Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau
setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk membunuh
semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Dalam bidang mikrobiologi baik
dalam pengerjaan penelitian atau praktikum, keadaan steril merupakan syarat utama
berhasil atau tidaknya pekerjaan kita di laboratorium. Sterilisasi dilakukan terhadap
bahan dan alat sehingga terbebas dari kontaminasi mikroorganisme lain. Sterilisasi
perlu dilakukan karena kontaminasi mikroba lain akan memberikan dampak yang
tidak menguntungkan karena kontaminan meningkatkan persaingan di dalam
mengkonsumsi substrat, selain itu kontaminan dapat menghambat turbiditas sehingga
dapat mengacaukan pengukuran terhadap jumlah sel setiap saat.
Metode sterilisasi dapat dilakukan dengan cara fisik, kimia, dan mekanik. Metode
sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan (panas kering:
menggunakan udara panas, udara kering: menggunakan oven,pada suhu 1600C, panas
basah yang menggunakan uap air mulai dari suhu 1000C), filtrasi/penyaringan, dan
radiasi/penyinaran. Sterilisasi dengan cara kimia dapar dilakukan dengan
menggunakan gas (seperti ozon, formaldehyde, ethylene oxide gas), larutan (seperti
deterjen, yodium, alkohol, peroksida fenol, formalin, AgNO3 dan merkuroklorid),
dan juga menggunakan desinfektan. Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan
dengan filter bakteri, dilter seitz, filter swinny, filter fritted-glass, dan lain-lain.
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh mikroorganisme sampai ke
sporo sporanya, yang terdapat di dalam bahan makanan. Proses ini dilakukan dengan
cara memanaskan makanan sampai temperatur 121°C, selama watu 15 menit. Salah
satu contoh alat untuk melakukan sterilisasi adalah Autoclave. Pada alat Autoclave
ini, bahan makanan dipanaskan sampai temperatur 121- 134°C. makanan diproses
selama 15 menit, untuk temperatur 121°C, atau pada temperatur 134°C selama 3
menit. Setelah pemanasan ini, dilakukan pendinginan secara perlahan untuk
menghindari over-boiling ketika tekanan diberikan pada makanan (Suratmin, 2017)
BAB III
METODELOGI
Buat media pca untuk isolasi bakteri dan PDA untuk isolasi veast
Lakukan penyesuaian untuk media yang berisi agar, setelah suhu 55 derajat c
Masukan sebanyak 10 ml media yang berisi agar ke dalam tabung untuk membuat
agar
Sterilisasi Media
Disambungkan kabel autoklaf ke listrik dan biarkan katup uap/udara tetap terbuka
Ditutup katup uap/udara setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap
Dimulainya sterilisasi saat tekanan mencapai 15 lbs dan suhu 121ºC, dengan waktu
15 -20 menit.
Dicabut kabel dari sambungan listrik dan tekanan setelah proses sterilisasi selesai,
dan dibiarkan turun hingga 0.
Dibuka tutup autoklaf, kemudian diambil labu/tabung dengan sarung tangan tahan
panas.
Hasil
Hasil
Hasil
Dibuat lempengan agar dari media yang berisi agar dengan dimasukkan media dari
autoklaf dalam penangas air (50ºC).
Diperhatikan bahwa air dalam penangas air cukup banyak (setinggi media dalam
labu).
Dinginkan
Disiapkan cawan petri yang steril, dibuka tutup labu, kemudian panaskan mulut
labu.
Dibuka tutup cawan dan tuangkan media agar sehingga menutupi bagian dasar
cawan.
Dibalik cawan petri sehingga bagian cawan yang berisi media (bagian dasar) berada
di sebelah atas
Diberi label pada lempengan agar, label ditempatkan di bagian dasar cawan.
Hasil
Pembuatan tutup kapas untuk tabung
Ditutup kapas, yang baik dapat keluar masuk dengan mudah, namun tidak terlepas
dari gulungan.
Dipakai kapas sebagai pengaman pada pipet dengan ditempatkan pada bagian
mulut pipet sebagai pengaman sewaktu menghisap dengan mulut atau penyedot
karet.
Hasil
Didekstruksi dan disterilkan dengan autoklaf peralatan gelas yang telah digunakan
untuk membiakkan mikroorganisme.
Dicuci peralatan gelas dengan detergen.
Direndam peralatan gelas yang baru dalam HCl 2 – 3% selama beberapa jam.
Dibungkus kertas laying-layang dan disterilkan dengan oven pada suhu 180º -
200ºC selama 1 – 2 jam.
Direndam dalam larutan disinfektan selama 18 jam atau direbus selama beberapa
jam.
Dimasukkan dalam wadah dari bahan logam setelah dicuci dan dibilas dengan
bersih.
Diberi kapas pada tempat yang menyimpan dan mensterilkan pipet pada bagian
ujungnya untuk mencegah kerusakan ujung pipet.
Dibungkus satu persatu dengan kertas laying-layang jika tidak mempunyai tempat
penyimpanan pipet.
Hasil
DAFTAR PUSTAKA
Schwarz, P., Body, J. J., Cáp, J., Hofbauer, L. C., Farouk, M., Gessl, A., Kuhn, J.
M., Marcocci, C., Mattin, C., Muñoz Torres, M., Payer, J., Van De Ven, A.,
Yavropoulou, M., Selby, P., & )2014( . ح,فاطمی. No Title شیمی مواد غذایی. European
Journal of Endocrinology, 171(6), 727–735.
https://eje.bioscientifica.com/view/journals/eje/171/6/727.xml