Anda di halaman 1dari 16

PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI

( Laporan Mikrobiologi Industri)

Oleh:
MUHAMMAD NUR RIFALDI
2210516210022

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERISTAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroba, jasad renik.


Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu
pendukung kimia, fisika, dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu prak- tek
dari biokimia. Dalam mikrobiologi diberikan pengertian dasar tentang sejarah
penemuan mikroba, macam-macam miloba di alam, struktur sel mikroba dan
fungsinya, meta- bolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor
lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian. Mikrobiologi
lanjut telah berkembang menja- di bermacam-macam ilmu yaitu virologi,
bakteriologi, miko- logi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi
industri, dan sebagainya yang mempelajari mikroba spesifik secara lebih rinci atau
menurut kemanfaatannya. ( Mades Fifendy, M.Biomed 2017)
Mikroorganisme adalah adalah mahluk hidup yang terbagi 3 yaitu yang bersifa
eukariotik, prokariotik, dan virus. Baik ketiga jenis mikroorganime ini dalam
kehidupannya memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Dalam percobaan
mikrobiologi, tidak dapat diamati suatu mikroorganisme yang diinginkan tanpa
adanya medium, yang merupakan tempat tumbuh mikroorganisme tersebut. Bakteri
adalah organisme uniseluler yang relatif sederhana. Secara umum, sel bakteri terdiri
atas beberapa bentuk. Bakteri umumnya bereproduksi dengan cara membelah diri
menjadi dua sel yang berukuran sama. Identifikasi jenis bakteri bukan suatu
pekerjaan yang mudah karena memerlukan keterampilan dan beberapa informasi
untuk menentukan spesies bakteri yang akan di identifikasi. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain ukuran, bentuk dan susunan bakteri, reaksi pewarnaan gram,
gerakan bakteri, tipe flagel, ukuran dan bentuk koloni bakteri, warna koloni,
konsistensi koloni bakteri (Radji, 2010)
Dalam medium Potato Dextrose Agar (PDA), ekstrak kentang digunakan
sebagai sumber makanan dan karbohidrat bagi para mikroorganisme untuk
berkembangbiak. Asam tartarat berfungsi untuk menurunkan PH media karena
khamir atau kapang dapat tumbuh dengan baik pada PH asam dimana pertumbuhan
bakteri terhambat. Dengan nilai PH yang sudah cukup rendah, penambahan glukosa
yang banyak akan menghambat pertumbuhan flora mikroorganisme. Agar sendiri
merupakan bahan media atau tempat tumbuh kultur karena daoat mengandung air
yang cukup untuk memadatkan medium. PDA sendiri adalah media yang umum
untuk pertumbuhan jamur di laboratorium karena memiliki pH yang rendah (PH 4,5 -
5,6) sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan
yang netral dengan PH 7,0, dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-30°C
(Cappucino et al, 2014).
There has been a continued demand for novel steri lization techniques
appropriate for use on various clinical devices. Conventional sterilization
technologies, such as autoclaves, ovens, and chemicals like ethylene oxide, rely on
irreversible metabolic inactivation or breakdown. of vital structural components of
microorganisms. Because heat and steam are not suitable for use on heat-sensitive
materials, hydrogen peroxide and ethylene oxide are commonly used as low-
temperature sterilization techniques for these devices. However, the carcinogenic
property of ethylene oxide residues requires that the time needed for complete
ventilation be longer than the actual time taken to sterilize the materials (Holyoak et
al., 1996; Lucas et al., 2003).
Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat
mengadakan identifikasi,determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan.
Pertumbuhan ketahanan bakteri tergantung pada pengaruh luar seperti makanan
(nutrisi), atmosfer, suhu, lengas, konsentrasi ion hydrogen, cahaya dan berbagai zat
kimia yang dapat menghambat atau membunuh. (Irianto, 2006)
1.2 Tujuan
Praktikum dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan media untuk pengembangan
atau isolasi bakter dan juga dapat mengetahui tata cara sterilisasi yang benar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sterilisasi
Steril adalah istilah yang menunjukkan kondisi tanpa mikroorganisme hidup.
Mikroorganisme hidup adalah oganisme yang dapat berbiak di bawah kondisi
optimum untuk pertumbuhannnya. Dengan demikian pensterilan merupakan istilah
untuk setiap proses yang menghasilkan kondisi steril di dalam makanan. Beberapa
mikroorganisme dan sporanya sangat tahan panas dan biasanya tidak praktis untuk
mensterilkan makanan dengan pengolahan panas. Apabila hal ini dilakukan
organoleptik dan nilai gizi makanan akan rusak sehingga tidak dapat diterima . Proses
pensterilan yang digunakan dalam pengolahan panas makanan dibarengi dengan cara
pengawetan lain, misalnya pengemasan dan pengaturan suhu penyimpanan. Cara
tersebut dimaksudkan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme atau sporanya
dalam lingkungan kondisi penyimpanan makanan yang telah diproses dengan panas
dan memenuhi persyaratan ini dikatakan steril secara niaga (Jutono et al 2000).
Prosedur untuk sterilisasi media mikrobiologi dengan propiolakton telah
dikembangkan. Perhatian khusus diberikan pada pemeliharaan kondisi ringan untuk
memungkinkan perawatan media yang sensitif terhadap suhu tinggi atau pH rendah.
Suhu maksimum yang diizinkan adalah 40 ° C. dan penetralan otomatis asam yang
dihasilkan selama hidrolisis dilakukan dengan menggunakan unit titrasi. Peralatan
dapat digunakan untuk beberapa siklus sterilisasi berturut-turut tanpa pemutusan.
(Holme, T., 1965)
Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau
setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk membunuh
semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Dalam bidang mikrobiologi baik
dalam pengerjaan penelitian atau praktikum, keadaan steril merupakan syarat utama
berhasil atau tidaknya pekerjaan kita di laboratorium. Sterilisasi dilakukan terhadap
bahan dan alat sehingga terbebas dari kontaminasi mikroorganisme lain. Sterilisasi
perlu dilakukan karena kontaminasi mikroba lain akan memberikan dampak yang
tidak menguntungkan karena kontaminan meningkatkan persaingan di dalam
mengkonsumsi substrat, selain itu kontaminan dapat menghambat turbiditas sehingga
dapat mengacaukan pengukuran terhadap jumlah sel setiap saat.
Metode sterilisasi dapat dilakukan dengan cara fisik, kimia, dan mekanik. Metode
sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan (panas kering:
menggunakan udara panas, udara kering: menggunakan oven,pada suhu 1600C, panas
basah yang menggunakan uap air mulai dari suhu 1000C), filtrasi/penyaringan, dan
radiasi/penyinaran. Sterilisasi dengan cara kimia dapar dilakukan dengan
menggunakan gas (seperti ozon, formaldehyde, ethylene oxide gas), larutan (seperti
deterjen, yodium, alkohol, peroksida fenol, formalin, AgNO3 dan merkuroklorid),
dan juga menggunakan desinfektan. Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan
dengan filter bakteri, dilter seitz, filter swinny, filter fritted-glass, dan lain-lain.
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh mikroorganisme sampai ke
sporo sporanya, yang terdapat di dalam bahan makanan. Proses ini dilakukan dengan
cara memanaskan makanan sampai temperatur 121°C, selama watu 15 menit. Salah
satu contoh alat untuk melakukan sterilisasi adalah Autoclave. Pada alat Autoclave
ini, bahan makanan dipanaskan sampai temperatur 121- 134°C. makanan diproses
selama 15 menit, untuk temperatur 121°C, atau pada temperatur 134°C selama 3
menit. Setelah pemanasan ini, dilakukan pendinginan secara perlahan untuk
menghindari over-boiling ketika tekanan diberikan pada makanan (Suratmin, 2017)

2.2 Media biakan


Dalam mikrobiologi medium sangat dibutuhkan untuk membiakkan mikroba.
Medium dalam hal ini adalah suatu substrat untuk menumbuhkan mikroba, yang
menjadi padat dan tetap tembus pandang pada suhu inkubasi yaitu suhu yang cocok
bagi pertumbuhan mikroba (Pelczar & Chan, 1986). Berdasarkan bentuknya terdapat
dua macam medium, yaitu medium padat dan medium cair (Dwidjoseputro, 1998).
Medium (media) adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan
(nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.
Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan
medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya,
yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan
vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan
mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan bahan
pemadat 50%.
Suatu medium yang mengandung substansi kompleks seperti ekstrak daging,
trifton, darah dan juga dapat disebut medium buatan atau medium kompleks. Sebagai
lawannya kita aduk medium yang masing-masing medium yang ditentukan. Medium
sintetik mungkin sangat rumit atau atau sangat berbeda sesuai dengan
mikroorganisme tertentu yang hendak ditumbuhkan untuk sebagian besar medium
sintetik hanya digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme dilaboratorium
penelitian. Banyak medium saringan lain yang serupa dengan kaldu yang
mengandung makanan. Klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan
menjadi 7 golongan, yaitu:

1. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan


menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA)
untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk
menstimulir pertumbuhan fungi.
2. Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan
mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia
tertentu misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
3. Media diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan
tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini
dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit
dalam suatu campuran berbagai mikroba contoh Chocolate media dan
YeastExtractpoptasium Nitrat Agar.
4. Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu
yang akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada
dalam suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garamk dan
bahan-bahan kimia lainnya.
5. Media differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia
atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan
perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
6. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu
yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan
bakteri misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-
lain.
7. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan
untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk
menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur.

BAB III

METODELOGI

Waktu Dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada Selasa, 13 September 2022 pukul 16.20 – 20.00
WITA. Bertempat di laboratorium TIP Fakultas Pertanian Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru.
3.1 Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini sebagai berikut:


 Autoklaf
 Bunsen
 Hot plate atau kompor kecil
 Rak dan tabung reaksi
 Gelas ukur
 Timbangan digital
 Erlenmayer
 Cawan petri

3.2 Prosedur Kerja

Siapkan 1 labu elenmeyer ukuran 250ml

Buat media pca untuk isolasi bakteri dan PDA untuk isolasi veast

Masukan 100 ml aquades dalam labu elenmeyer ukuran 250 ml

Tambahkan media PDA 6.5g atau PCA 3,5g

Dicampur dan kocok pada setiap penambahan bahan.

Siapkan 1 labu elenmeyer berukuran 250 ml


Tambahkan 50ml aquades untuk membersihkan pinggiran labu, kemudian campur
larutan dengan baik

Panaskan laurtan dengan hotplate pada suhu 80 derajat

Ukur ph cairan dalam labu, ph cairan seharusnya 7.0 penyesuaian ph dilakukan


dengan

Dikocok labu sehingga agar tidak menempel pada dasar tabung

Lakukan penyesuaian untuk media yang berisi agar, setelah suhu 55 derajat c

Masukan sebanyak 10 ml media yang berisi agar ke dalam tabung untuk membuat
agar

Diberi label pada tabung

Ditutup tabung dan masukan dala keranjang

Disterilkan tabung dalam autoklaf (121,1° C, 15 lbs, 15 menit)


Hasil

Sterilisasi Media

Dilakukan pemeriksaan banyaknya air dalam autoklaf sebelum melakukan


sterilisasi

Dimasukkan media yang akan disterilkan, kemudian tutup dengan sekrup


pengaman

Disambungkan kabel autoklaf ke listrik dan biarkan katup uap/udara tetap terbuka

Ditutup katup uap/udara setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap

Dimulainya sterilisasi saat tekanan mencapai 15 lbs dan suhu 121ºC, dengan waktu
15 -20 menit.

Dicabut kabel dari sambungan listrik dan tekanan setelah proses sterilisasi selesai,
dan dibiarkan turun hingga 0.

Dibuka tutup autoklaf, kemudian diambil labu/tabung dengan sarung tangan tahan
panas.

Digunakan mikroba penguji yang bersifat termofilik yaitu Bacillus


stearothermophilus untuk melihat autoklaf bekerja.

Dimasukkan kertas spore strip dalam autoklaf dan disterilkan.


Dimasukkan kertas spore strip dalam dextrose tryptone broth dan diinkubasikan
pada suhu 55º - 60ºC setelah proses sterilisasi selesai.

Hasil

Pembuatan agar tegak

Dibiarkan tegak tabung yang berisi agar.


Dibiarkan tegak tabung yang berisi agar.

Hasil

Pembuatan agar miring

Diletakkan tabung yang berisi agar pada kemiringan 30° - 40° C.

Diperhatikan agar, dan tidak boleh menyentuh tutup tabung

Dibiarkan agar menjadi dingin dan keras

Hasil

Pembuatan lempeng agar

Dibuat lempengan agar dari media yang berisi agar dengan dimasukkan media dari
autoklaf dalam penangas air (50ºC).

Diperhatikan bahwa air dalam penangas air cukup banyak (setinggi media dalam
labu).

Dinginkan

Disiapkan cawan petri yang steril, dibuka tutup labu, kemudian panaskan mulut
labu.

Dibuka tutup cawan dan tuangkan media agar sehingga menutupi bagian dasar
cawan.

Ditutup kembali cawan petri.

Dituang media ke cawan petri berikutnya dengan prosedur yang sama.

Dibiarkan dingin sehingga agar membeku.

Dibalik cawan petri sehingga bagian cawan yang berisi media (bagian dasar) berada
di sebelah atas

Diberi label pada lempengan agar, label ditempatkan di bagian dasar cawan.

Dimasukkan lempengan agar ini ke dalam inkubator.

Hasil
Pembuatan tutup kapas untuk tabung

Diambil sepotong kapas berbentuk segiempat, kemudian dilipat kedua ujungnya


sehingga berbentuk segiempat.
Digulung kapas sehingga terbentuk silinder yang cukup padat dan dapat masuk ke
dalam mulut tabung. Sepertiga bagian tutup kapas berada di luar mulut tabung,
sedangkan 2/3 bagian berada di dalam mulut tabung.

Ditutup kapas, yang baik dapat keluar masuk dengan mudah, namun tidak terlepas
dari gulungan.

Dipakai kapas sebagai pengaman pada pipet dengan ditempatkan pada bagian
mulut pipet sebagai pengaman sewaktu menghisap dengan mulut atau penyedot
karet.

Ditutup kapas yang mempunyai Panjang sekitar 25 mm.

Dimasukkan ke dalam pipet dengan sepotong kawat.

Hasil

Pencucian gelas ware

Didekstruksi dan disterilkan dengan autoklaf peralatan gelas yang telah digunakan
untuk membiakkan mikroorganisme.
Dicuci peralatan gelas dengan detergen.

Direndam peralatan gelas yang baru dalam HCl 2 – 3% selama beberapa jam.

Dibungkus kertas laying-layang dan disterilkan dengan oven pada suhu 180º -
200ºC selama 1 – 2 jam.

Dikeluarkan kapas di bagian mulut pipet sebelum dicuci.

Direndam dalam larutan disinfektan selama 18 jam atau direbus selama beberapa
jam.

Dimasukkan dalam wadah dari bahan logam setelah dicuci dan dibilas dengan
bersih.

Disterilkan dalam oven.

Diberi kapas pada tempat yang menyimpan dan mensterilkan pipet pada bagian
ujungnya untuk mencegah kerusakan ujung pipet.

Dibungkus satu persatu dengan kertas laying-layang jika tidak mempunyai tempat
penyimpanan pipet.

Disterilkan dalam oven.

Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Basu, S. et al. (2015). ‘Evolution of bacterial and fungal growth media’,


Bioinformation,11(4),pp.182–184.[Retreived from doi:
10.6026/97320630011182].

James, C. and Natalie, S., 2014. Microbiology. A laboratory manual. Pearson.


Education.

Moda, F. kevin. (2019). laporan praktikum mikrobiologi. Penanaman Bakteri


Pada Medium Padat & Cair.

Purwaning. (2017). ‘Mikrobiologi Berbasis Inkuiry-Google Buku’. [Berasal dari


https://books.google.co.id/].

Schwarz, P., Body, J. J., Cáp, J., Hofbauer, L. C., Farouk, M., Gessl, A., Kuhn, J.
M., Marcocci, C., Mattin, C., Muñoz Torres, M., Payer, J., Van De Ven, A.,
Yavropoulou, M., Selby, P., & )2014( .‫ ح‬,‫فاطمی‬. No Title ‫شیمی مواد غذایی‬. European
Journal of Endocrinology, 171(6), 727–735.
https://eje.bioscientifica.com/view/journals/eje/171/6/727.xml

Anda mungkin juga menyukai