Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA

Disusun oleh:
Kelompok 1 A4-18
Vina Septyarini Sodikin 1351810251
Dimas Aditya Prihansyah 1351810252
Miftah Agustriana 1351810254
Sella Berliana Fabiola 1351810255
Erni Puspitasari 1351810256
Wahyu Putri Widya Ningrum 1351810257
Ilmi Nur Khafidah 1351810258
Umi Aslihatin Nuriyah 1351810264

AKADEMI FARMASI SURABAYA


2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam praktikum mikrobiologi, sterilisasi sangat diutamakan baik alat
maupun medianya. Suatu alat dapat dikatakan steril apabila alat/bahan bebas
dari mikroba baik dalam bentuk vegetative maupun spora. Sterilisasi dalam
mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang
terdapat pada atau didalam suatu benda, ketika anda untuk pertama kalinya
melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptic, sesungguhnya anda telah
menggunakan salah satu sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun kebanyakan
peralatan dan media yang umum dipakai dalam pekerjaan mikrobiologis akan
menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang
efektif (Hadioetomo, 1993).
Ada tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan
panas, penggunaan bahan kimia dan penyaringan (Filtrasi). Bila panas
digunakan bersama – sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas
lembut atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi
panas kering atau sterilisasi kering (Hadioetomo, 1993).
Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi.
Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin dilaboratorium
mikrobiologi ialah yang menggunakan panas (Hadioetomo, 1993).
Mikroorganime hidup di segala tempat (tanah, air udara makanan,
pembuangan, dan pada permuikaan tubuh). Keberadaan mereka yang ada di
segala tempat menyulitkan para mikrobiolog untuk memperoleh suatu koloni
mikroorganisme tertentu dan yang sejenis tanpa adanya mikroorganisme lain
yang mencampuri koloni tersebut. Kultur mikroorganisme yang tersusun dari
sel-sel sejenis (tuinggal) disebut juga sebagai kultur murni.
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi.
Dalam melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat
dilakukan secar sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain
yang mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-
alat terbebas dari segala bentuk kehidupan. Seperti yang telah disebutkan
bahwa tujuan sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme yang tidak
diinginkan agar tidak ikut tumbuh.
Ada beberapa teknik sterilisasi, yaitu dengan cara fisik dengan panas,
mekanik dengan filtrasi dan kimia dengan senyawa-senyawa kimia. Dalam
praktikum ini kami mencoba mempelajari bagaimana cara mensterilisasi alat-
alat yang nantinya dipakai untuk bekerja di dalam laboratorium mikrobiologi.
Kami mencoba untuk melakukan sterilisasi guna bekal untuk keberhasilan
dalam menumbuhkan suatu biakan koloni mikroorganisme yang diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah berdasarkan latar belakang adalah bagaimana cara dan
macam-macam sterilisasi dan proses pembuatan media.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilakukan praktikum ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui cara dan macam-macam sterilisasi
2. Untuk mengetahui proses pembuatan media

1.4 Manfaat
Manfaat dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengenal cara dan beberapa sterilisasi alat
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan media
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sterilisasi
Secara umum Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan semua
mikroorganisme yang hidup. Adanya pertumbuhan mikro menyatakan bahwa
pertambahan bakteri masih berlangsung dan tak sempurnanya proses sterilisasi.
Jika proses sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang
merupakan bentuk paling resikan dari kehidupan mikroba tak akan terlihat lagi.
Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari
mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya.
Mikroorganisme sangat berbeda, dalam kelemahannya terdapat berbagai macam
agen antimikroba (Suriawiria, 2005).
Pemilihan cara sterilisasi harus mempertimbangkan beberapa hal seperti
berikut:
1. Stabilitas. Sifat kimia, sifat fisika, khasiat, serat struktur bahan tidak boleh
mengalami perubahan setelah proses sterilisasi.
2. Efektivitas. Cara sterilisasi yang dipilih akan memberikan hasil maksimal
dengan proses yang sederhana, cepat dan biaya murah.
3. Waktu. Lamanya penyeterilan ditentukan oleh bentuk zat, jenis zat, sifat zat
dan kecepatan tercapainya suhu penyeterilan yang merata.
Sebelum melakukan praktikum di dalam laboratorium mikrobiologi alangkah
baiknya apabila kita sudah mengetahui prinsip-prinsip penggunaan dan
pemeliharaan alat serta fungsinya. Dengan demikian dalam pelaksanaannya
dapat terhindar dari kerusakan-kerusakan alat, kesalahan-kesalahan yang
dilakukan pada saat praktikum dalam prosedur kerja akan menghasilkan hasil
yang baik.
Adapun cara bekerja dilaboratorium mikrobilogi yang baik dan benar yaitu
terlebih dahulu memahami peraturan atau tata tertib labratorium dan
mematuhinya. Bekerja dengan teliti dan hati-hati agar terhindar dari kecelakaan
fatal. Mengetahui cara-cara yang benar dalam melakukan praktikum dan tidak
bertindak sembarangan. Memakai alat sesuai dengan fungsinya. Daerah kerja
harus bersih dari berbagai bahan praktikum dan berbagai macam bahan
berbahaya lainnya dan membuang sampah sisa praktikum pada tempatnya

2.2 Media
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan
(nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan
mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk
memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang
diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa organik
(protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan untuk
melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau
nonmotil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50% (Hadietomo, 1990).
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat
pula yang hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan.
Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong
tipe holozoik. Mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam
bentuk cairan atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang
dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut
sebelumnya harus dicerna, di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler
(Anonim, 2009).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan
sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan
energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber
energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor
pertumbuhan, dan nitrogen. Selain itu, secara umum nutrien dalam media
pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis
biologik oranisme baru (Hadietomo, 1990).
Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen tubuhnya dari zat-zat sederhana
yang ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan dari zat-zat ini berupa
makanan dalam bentuk suspensi atau larutan yang ditemukan dalam air laut,
sungai, danau, air selokan, atau bahan-bahan organik lain yang mengalami
penguraian, dan sebagainya. Sifat kimia dan fisika dari habitat ini menentukan
jenis organisme yang dapat tumbuh atau hidup di lingkungan itu (Irianto, 2006).
Menurut Pelgzar (1996), klasifikasi medium berdasarkan fungsinya
digolongkan menjadi 7 golongan, yaitu:
1. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan
menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrient Agar
(NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextrose Agar (PDA)
untuk menstimulir pertumbuhan fungi.
2. Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan
mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan
kimia tertentu misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
3. Media diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan
tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini
dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit
dalam suatu campuran berbagai mikroba, contoh Chocolate media dan Yeast-
Extract-poptasium Nitrat Agar.
4. Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu
yang akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang
ada dalam suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garam
dan bahan-bahan kimia lainnya.
5. Media diferensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia
atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh
memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan
dengan jenis lainnya.
6. Medium penguji (assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu
yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan
bakteri misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan
lain-lain.
7. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan
untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium
untuk menghitung jumlah bakteri E.coli air sumur.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan pelaksanaan pada praktikum kali ini yaitu :
Hari/tanggal : Senin, 30 September 2019
Pukul : 08.00-11.20
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Akademi Farmasi Surabaya

3.2 Alat dan Bahan


a. Alat:
1. Cawan Petri
2. Beaker Glass
3. Tabung Reaksi
4. Gelas Arloji
5. Pipet Ukur
6. Gels Ukur
7. Erlenmeyer
8. Oven
9. Batang Pengaduk
10.Tiimbangan digital
11. Kertas perkamen

b. Bahan:
Bahan yang digunakan yaitu :
- NA (Nutrient Agar)
- NB (Nutrient
- Alkohol 70%
3.3 Prosedur Kerja
Sterilisai Alat

Alat-Alat

Dibungkus alat-alat dengan kertas perkamen / Alluminium Foil

Diatur suhu oven menjadi 180 C selama + selama 2 jam. Jika


menggunakan autoclave disterilkan pada suhu 121 C selama 15
menit

Dikeluarkan alat-alat yang telah disterilisasi dari oven/autoclave

Alat-Alat
steril

Pembuatan Media Na

Serbuk Nutrient
Agar
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini hal paling utama yang harus dilakukan yaitu
melakukan praktikum dengan fokus sehingga meminimalisir kesalahan yang akan
terjadi pada praktikum. Dalam praktikum ini mengharuskan kita untuk melakukan
sterilisasi dan memastikan semua alat harus benar-benar steril .Apabila meragukan
alat tersebut telah disterilkan apa belum, sebaiknya dilakukan sterilisasi ulang pada
alat tersebut uuntuk memastikan bahwasannya alat tersebut telah steril.
Kemudian disini kelompok kami membuat medi NA ( Nutrient Agar) dan
(Nutrient Agar). NB (Nutrient Broth).
BAB V
KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa sterilisasi alat itu sangant
penting. Pada prkatikum mikro dimana kita mengetahui bahwasanya bagaimana
tiap bakteri perlakuannya berbeda. Dan disini dapat disimpulkan bahwa alat yang
benar-benar disterilisasi benar dapat mempengaruhi kerja saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasr Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.
Hadioetomo, R. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium
Mikrobiologi. Gramedia: Jakarta.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai