Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

LATIHAN I - IV

Disusun Oleh :
Nama : Qosim Nurseha
NIM : A420150085
Kelompok : 18

LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikrobiologi adalah salah satu sub disiplin ilmu dalam biologi. Dalam
mempelajari mikrobiologi diperlukan kecermatan dan tingkat demi tingkat. Hal
tersebut diperlukan agar ilmu yang dipelajari dapat menyeluruh. Ada beberapa
tahap yang harus ditempuh dan dipelajari secara runtut yaitu sterilisasi dan
pembuatan media, isolasi mikroba, identifikasi bakteri, identifikasi kapang dan
khamir serta uji senyawa antimikroba dan antibiotik.
Sterilisasi adalah hal pertama dan harus dilakukan sebelum memulai
dalam segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan mikrobiologi.
Sterilisasi harus menyeluruh baik alat, bahan maupun tempat yang digunakan
dalam praktikum. Sterilisasi ini bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk
kontaminasi baik dari mikrobia maupun bahan kimia yang lain. Sebelum
melakukan inokulaisi (penanaman) bakteri pada media, alat dan bahan yang
akan digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu. Untuk strerilisasi alat dan
bahan dapat disterilisasi secara fisik maupu disterilisasi secara kimia.
Mikroba tidak dapat hiduptanpa medium pembiakan. Dalam pembiakan
mikroba dalam laboratorium memerlukan media pembiakan yang berisi nutrien
agar mikroba dapat berkembang biak dengan optimal. Selain nutrien, kondisi
lingkungan harus sesuai dengan karakteristik mikrobia. Medium yang dibuat
bukan hanya sebagai media pembiakan akan tetapi dapat digunakan untuk
isolasi, perbanyakan, penghitungan mikroba yang tumbuh serta
mengidentifikasinya.
Mikroba atau bakteri yang akan dibiakan terlebih dahulu harus melalui
tahap isolasi. Isolasi dilakukan degan harapan dapat menumbuhkan kultur murni
sehingga mudah untuk diidentifikasi. Dalam isolasi mikroba dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara, yaitu dengan metode gores, metode tuang maupun
dengan metode tebar. Mikroba atau bakteri yang tumbuh dalam medium
pembiakan kemudian diidentifikasi baik morfologi koloni serta karakteristik sel
bakterinya. Identifikasi morfologi koloni dapat dilakukan dengan pengamatan
secara langsung, namun untuk karakteristik sel yang menyusun koloni harus
dilakukan dengan pewarnaan dan diamati menggunakan mikroskop.
Selain pengamatan pada bakteri, dilakukan juga pengamatan pada jamur
(khamir dan kapang). Khamir dan kapang ini juga berkembangbiak pada
medium yang mengandung konsentrasi gula. Konsentrasi gula tersebut yang
membuat bakteri terhambat dalam pertumbuhannya, namun dalam pertumbuhan
kapang dan khamir dapat berkembangbiak dengan maksimal. Sebagai contoh
dalam selai maupun manisan tidak dapat dirusak oleh pertumbuhan bakteri
namun dapat dirusak dengan pertumbuhan khamir dan kapang.
Mikroba yang ada ada yang bermanfaat bagi manusia namun adajuga
yang merugikan manusia. Mikroba yang merugikan manusia bila tidak ditangani
dengan baik maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia tersebut. Sejak dari
jaman dahulu manusia sudah melakukan berbagai cara untuk menghambat
pertumbuhan mikroba tersebut. Manusia dapat menggunakan tumbuhan
disekitar mereka untuk obat dan alat-alat makan mereka kebanyakan terbuat dari
logam-logam. Hal tersebut terbukti menghambat pertumbuhan mikroba,
sehingga mereka sehat terus. Namun pada jaman sekaran sudah muncul
antimikroba dan antibodi yang lebih mudah dijumpai dan diakses dengan
mudah.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui cara-cara sterilisasi alat dan bahan
2. Mengetahui cara-cara pembuatan media agar
3. Mengetahui cara-cara pembuatan media miring
4. Mengisolasi bakteri dengan metode gores, tebar dan tuang
5. Menumbuhkan bakteri dari beberapa sampel (tanah, air, udara maupun
material lain)
6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri
7. Mengidentifikasi bakteri yang diperoleh dari beberapa sumber/ habitat
bakteri menggunakan pengecatan Gram dan Japanese Gram Test
8. Mengidentifikasi kapang dan khamir melalui pengamatan ciri-ciri morfologi
9. Mengetahui kemampuan beberapa jenis antibiotik terhadap pertumbuhan
bakteri
10. Mengetahui potensi antimikroba dari beberapa tanaman
11. Menguji antimikroba ion logam berat terhadap pertumbuhan bakteri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Strerilisasi merupakan sautu tindakan dalam dunia mikrobiologi yaitu


proses untk menghilangkan segala bentuk mikroorganisme (fungi, protozoa, bakteri
maupun virus. Proses sterilisasi ini dapat melibatkan proses fisik maupun kimiawi
dengan tujuan menghilangkan atau membunuh mikroorganisme (Pratiwi,2008:55).
Dalam mikrobiologi sterilisasi ada berbagai macam cara yaitu dengan sterilisasi
panas-lembab, panas kering, maupun dengan perlakuan kimia. Proses sterilisasai
tergantung pada medium yang digunakan (Apriliana, 2015:1-5). Pemanasan kering
adalah salah satu cara sterilisasi yang paling umum dilakukan untuk membunuh
berbagai mikroba, termasuk terhadap spora yang resisten. Pemanasan kering sering
digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum karena
metode panas kering ini sangat mudah untuk dilakukan (Murwani, 2015:272-273).

Sterilisasi selain dengan metode pemanasan kering juga dapat dilakukan


dengan pemanasan basah. Pemanasan basah ini menggunakan konsep panas uap
dan tekanan dalam sebuah tabung alat yaitu autoklaf. Pemanasan menggunakan
autoklaf ini sangat efektif dalam sterilisasi, karena uap air yang panas dan tekanan
tinggi menyebabkan penetrasi tekanan trhadap mikroba optimal sehingga langsung
membunuh mikroba tersebut (Sumarsih, 2010:30). Dalam pensterilan
menggunakan autoklaf, media atau bahan harus dibungkus menggunakan kertas
terlebih dahulu. Pembungkusan kertas tersebut mempunyai tujuan agar media dan
bahan yang sudah steril dan dikeluarkan dari sterilisator tidak terkontaminasi
dengan mikroba lagi (Gabriel, 1998:34-35).

Isolasi mikroorganisme aalah suatu upaya untuk memisahkan kultur dari


biakan campuran dialam menjadi kultur yang murni. Pada kultur murni akan
tumbuh sel-se yang sejenis, sehingga hal tersebut mempermudah dalam proses
identifikasi mikroba yang telah ditumbuhkan (Wignyanto, 2017:9). Biakan murni
adalah pembiakan mikroorganisme yang sejenis dan berasal dari induk yang sama.
Isolasi bakteri berarti memisahkan satu jenis bakteri dari biakan campuran menjadi
biakan murni (Chatri, 2016:187). Isolasi mikroorganisme dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara antara lain metode gores (Streak method), metode tuang (Pour
method), metode perataan (Spread method), metode titik (Spot method), maupun
metode tusukan (Deep method). Penggunaan metode tersebut harus sesuai dengan
karakteristik mikroorganisme yang akan dibiakan (Harti, 2015:125-126).

Pembiakan mikroorganisme dilakukan dengan memindahkan mikroba dari


lingkungan habitatnya kedalam suatu medium pembiakan. Sumber isolat yang
dapat digunakan adalah dari air, udara, tanah maupun material lainnya (Lestari,
2017:202-203). Bakteri memerlukan beberapa faktor untuk menunjang
pertumbuhannya. Faktor-faktor tersebut antara lain nutrisi/makanan, air, suhu, serta
keasaman/nilai (Purnawijayanti, 2001:53).

Isolassi dan teknik subkultur dilakukan dengan cermat dan steril. Teknik
subkultur dilakukan dengan memilih sediaan bakteri yang terlihat pada salah satu
metode isolasi bakteri. Setelah itu dialkukan inkubasi 24-48 jam dengan suhu 37
derajat C (Francesca, 2014:1-2). Bakteri dapat mengalami perubahan bentuk yang
disebabkan faktor makanan, suhu, dan lingkungan, juga dapat mengalami
pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam- macam dan teratur walaupun
ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai. Bakteri juga mempunyai
beberapa morfologi koloni yaitu circular, irregular, spindle, filamentous, dan
rhizoid (Aditia, 2014:78).

Rangka dasar dinding sel bakteri adalah peptidoglikan. Pada dinding sel
bakteri gram positif terdiri dari 40 rangka dasar murein, sedangkan pada bakteri
gram negatif hanya terdiri atas 1 rangka dasar dan tidak memiliki asam teikoat.
Koloni bakteri diambil dari kultur kemudian difiksasi setelah itu melewati tahapan
perwarnaan gram dengan larutan gram A, B, C dan D (Sumarsih, 2003:25).
Identifikasi genus dari suatu bakteri memerlukan karakter-karakter utama dari
bakteri yaitu morfologi sel (bentuk sel dan susunan sel). Pada penelitian ikan
laut diperoleh isolat-isolat yang berpotensi sebagai probiotik yaitu gram positif
(Bacillus, Lactococcus, Micrococcus, Carnobacterium, Enterococcus,
Lactobacillus, Streptococcus, Weisslla) dan gram negatif (Aeromonas,
Alteromonas, Photorhodobac- terium, Pseudomonas, Vibrio) (Yulfizar, 2013:1-
7).

Kapang dan khamir merupakan fungi yang masih sederhana. Kapang (mold)
adalah bagian dari fungi yang tumbuh dengan pesat dan bereproduksi secara
aseksual. Miselium pada kapang berkembang menjadi parasit atau saproda di
substratmnya. Sedangkan khamir adalah fungi uniseluler yang hidup dalam media
cair dan bereproduksi secara aseksual yaitu dengan cara membelah diri (Campbell,
2008:193).

Antibiotik merupakan suatu zat baik kimia maupun organnik yang


digunakan untuk menghambat pertumbuhan maupun pembunuhan bakteri. Dalam
melakukan bekerjanya antibiotik menghasilkan suatu spektrum. Spektrum sempit
hanya melawan satu jenis mikroorganisme, contohnya penicilin, eritromisin.
Spektrum luas yaitu antikbiotik yang dapat melawan lebih dari satu jenis
mikroorganisme, contohnya tetrasiklin (Kee, 2000:326). Tumbuhan juga memliki
kandungan yang berfungsi sebagai antibiotik. Pada mengkudu terutama pada
buahnya mengandung alkaloid, triterpenoid yang bermanfaat untuk penyakit
gondong (Utami,2008). Bawang putih mengandung minyak atsiri dan asilin yang
bermanfaat untuk untuk merubah struktur protein bakteri. Kemampuan dari asilin
15 lebih cepat daripada dari penicilin (Syamsiyah, 2003:12).

Tetrasiklin dan penicilin termasuk antibiotik yang dapat mengikat logam


berat. Semakin tinggi kemampuan antibiotik maka semakinntinggi ketahanan strain
terhadap logam berat. Sehingga logam berat dapat digunakan untuk antibotik
(Wardani,2017:42). Kuinolon adalah sejenis antibiotik yang didalamnya termasuk
tetrasiklin, siprofloksasin dan ofloksasin. Antibiotik tersebut mengandung senyawa
yang dapat mengikat logam-logam bervaliensi dua atau tiga, seperti magnesium,
alumunium dan juga kalsium (Ikawati, 2010:9)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Tabung erlenmeyer (3 buah)
b. Cawan petri (6 buah)
c. Tabung reaksi (4 buah)
d. Autoclave (1 buah)
e. Timbangan (1 buah)
f. Hot plate magnetic strirrer (1 buah)
g. Pembakar spirtus (1 buah)
h. Jarum ose (1 buah)
i. Pipet tetes (8 buah)
j. Spet (2 buah)
k. Mikroskop (1 buah)
l. Object glass (4 buah)
m. Gelas ukur (4 buah)
n. Penjepit tabung reaksi (1 buah)
o. Vortex (1 buah)
p. Drigalski (1 buah)
q. Inkubator (1 buah)
r. Pingset (1 buah)
s. Pisau (1 buah)
t. Penggaris (1 buah)
u. Alat dokumentasi (1 buah)
v. Alat tulis (1 set)
w. Stopwacth (1 buah)
2. Bahan
a. Sterilisasi dan pembuatan medis
- Kapas (Secukupnya)
- Kertas payung (Secukupnya)
- Alumunium foil (Secukupnya)
- Air (Secukupnya)
- Kertas pH (Secukupnya)
- Alkohol (secukupnya)
- Tisu (secukupnya)
- Aquadest (100 ml)
- Serbuk NA (2 mg)
b. Isolasi mikroba
- Tanah (1 gram)
- Aquadest (100 ml)
- Alkohol (secukupnya)
- Uang kertas Rp. 1000 (1 buah)
- Tisu (secukupnya)
- Kapas (secukupnya)
c. Identifikasi bakteri
- Bakteri hasil kultur (secukupnya)
- Aquadest (secukupnya)
- Biakan Jamur pada nasi basi (secukupnya)
- Biakan khamir (secukupnya)
- Alkohol (secukupnya)
- KOH 40% (secukupnya)
- Gram A (kristal violet) (secukupnya)
- Gram B (IOD) (secukupnya)
- Gram C (alkohol) (secukupnya)
- Gram D (safranin) (secukupnya)
- Tisu (secukupnya)
d. Efek senyawa antimikroba dan antibiotik
- Media NA (secukupnya)
- Kertas antibiotik (secukupnya)
- Aquadest (secukupnya)
- Ekstrak bawang putih (secukupnya)
- Ekstrak rumput teki (secukupnya)
- Ekstrak mengkudu (secukupnya)
- Ekstrak laos (secukupnya)
- Ekstrak daun sirih (secukupnya)
- Uang koin Rp. 100 (1 buah)
- Uang koin Rp. 500 (kuning) (1 buah)
- Uang koin Rp. 500 (putih) (1 buah)

B. Cara Kerja
1. Sterilisasi dan pembuatan media
- Sterilisasi alat
Menyiapkan dan membersihkan alat-alat yang akan disterilkan
menggunakan alkohol

Membungkus petri dish dengan kertas payung, menyumbat tabung reaksi


dan erlenmeyer dengan kapas

Melakukan pengecekan air pada autoklaf, apabila kurang ditambahkan air


sampai batas maksimum

Memasukkan alat – alat yang sudah disiapkan kedalam bejana autoklaf

Mensterilisasi alat menggunakan autoklaf selama 20 menit dengan suhu


121 derajat
- Pembuatan media NA

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

menakar aquades dengan gelas ukur sebanyak 500 ml, menimbang NA


serbuk seberat 1 g

Merebus aquades dan NA agar kemudian aduk hingga mendidih

Mendinginkan NA yang telah matang, cek pH jika pH tidak normal maka


bitambah larutan NaOH atau HCL agar pH normal

apabila volumenya kurang dari 500 ml, maka tambahkan aquadesh hingga
volumenya 500 ml, kemudian homogenkan.

menutup tabung erlenmeyer dengan kapas, sterilkan kemudian simpan di


lemari es hingga akan digunakan

- Pembuatan media datar dan media miring

Menyiapkan alat dan bahan

Mencairkan media agar yang telah padat diatas pembakar pembakar spirtus
sampai benar – benar cair

Menyiapkan petri dish 1 kemudian memberi label lalu sterilasi mulut petri
dish

Memasukkan 15 ml kedalam petri dish kemudian tunggu sampai menjadi


agar

Menyiapkan petri dish 2 kemudian memberi label lalu sterilisasi mulut petri
dish

Memasukkan 15 ml kedalam petri dish kemudian tunggu sampai menjadi


agar

Menyiapkan tabung reaksi kemudian memberi label lalu sterilisasi mulut


tabung reaksi

Memasukkan 15 ml kedalam tabung reaksi, letakkan dalam kondisi miring


tunggu sampai menjadi agar
2. Isolasi mikroba
- Metode spread
Mengambil sampel 100 µl

Memasukkan pada media agar / petri dish 1

Meratakan dengan driglaski yang steril (satu arah )

- Metode streak

Menggambar bagian untuk isolasi dengan spidol ( 3 bagian )

Mensterilan jarum ose, mencelupkan pada sampel kemudian gores pada


zona 1

mensterilkan jarum ose, menggoreskan pada zona 2 ulangi langkah


kedua untuk zona 3

Membungkus petri dish dengan kertas payung

- Metode pour plate

Mencampurkan media agar dengan sampel 100 µl kedalam erlenmeyer

Memasukkan campuran media agar dengan sampel kedalam petridish

melakukan pekerjaan selalu didekat pembakar spirtus, mensterilkan tepi


petridish dengan pembakaran langsung

Membungkus petri dish dengan kertas payung dan memberi nama


kelompok
- Inokulasi bakteri pada media miring
Menentukan koloni bakteri yang akan di inokulasi, pastikan bahwa koloni
tersebut adalah bakteri dan satu koloni yang kecil

Mengambil koloni dengan jarum ose kemudian diinokulasi kedalam media


miring

Mensterilkan mulut tabung reaksi dengan api pembakar spirtus kemudian


menutupnya dengan kapas

3. Identifikasi mikroba
a. Identifikasi bakteri
- Morfologi koloni bakteri

Membuka kertas payung yang membungkus petrisih, menghitung jumlah


koloni bakteri yang terlihat

Melakukan perhitungan apabila koloninya terlihat menggunakan rumus,


apabila koloninya tidak terlihat maka dapat dianggap sebagai sprider.

Selalu bekerja dekat dengan pembakar spirtus dan menggunakan alat


pelindung diri.

Menggambar sebaran koloni bakteri, tepi koloni, elevasi koloni dan warna
koloni
- Morfologi sel bakteri

Menyiapkan alat dan bahan

Mensterilkan objeck glass dengan alkohol dan pembakaran pembakar


spirtus

Meneteskan aquades murni pada objeck glass

Mengambil bakteri pada media miring denggan menggunakan jarum


ose sebanyak satu ose

Meratakan suspensi bakteri dengan aquadesh

Mengeringkan dengan hairdryer kemudian di fiksasi dengan api pembakar


spirtus

Menetesi objeck glass dengan 2-3 tetes gram A (kristal ungu violet)
kemudian didiamkan selama satu menit

Setelah itu cuci dengan air mengalir kemudian keringkan dengan hairdryer
sampai benar-benar kering

Menetesi dengan 1 tetes gram B (Iodium) kemudian didiamkan selama satu


menit

Mengeringkan dengan hairdryer kemudian di fiksasi dengan api pembakar


spirtus

Menetesi dengan 1 tetes gram C (Aseton alkohol) kemudian didiamkan


selama satu menit

Mengeringkan dengan hairdryer kemudian di fiksasi dengan api pembakar


spirtus

Menetesi dengan 1 tetes gram D (Safranin) kemudian didiamkan selama


satu menit

Mengeringkan dengan hairdryer kemudian di fiksasi dengan api pembakar


spirtus

Mengamati perubahan warna yang terlihat

Mengamati dibawah mikroskop kemudain mengidentifikasi kelompok


gram, bentuk sel, penataan sel, morfologI koloni
- Morfologi kapang dan khamir
bersihkan gelas benda dengan alkohol sampai bersih, kemudian ditetesi air
pada bagian tengahnya

ambil sedikit biakan kapang dengan tusuk gigi dan letakan pada gelas
benda

pisahkan biakan yang akan diamati sehingga mudah untuk diamanati

amati dengan mikroskop dengan perbesaran lemah

gambar dan beri keterangan yang lengkap (morfologis dan mikroskopis)

untuk pengamatan khamir ambil biakan menggunakan pipetdan diteteskan


pada gelas benda kemudian amati menggunakan mikroskop

4. Efek senyawa anti mikroba dan antibiotik


- Uji efek antibiotik
menyiapkan suspensi strain bakteri yang belum teridentifikasi di dam
aquadest

menebarkan 0,1 ml suspensi ke permukaan medium agar padat kemudian


ratakan

meletakan kertas antibiotik dengan pinset steril ke atas permukaan medium

inkubasi pada suhu 28 C selama 3-4 hari

amati ada tidaknya zona penghabatan dan ukur diameternya


- Efek ion logam berat terhadap bakteri
menyiapkan suspensi strain bakteri yang belum teridentifikasi di dam
aquadest

menebarkan 0,1 ml suspensi ke permukaan medium agar padat kemudian


ratakan

meletakan koin steril dengan pinset steril ke atas permukaan medium

inkubasi pada suhu 28 C selama 3-4 hari

amati ada tidaknya zona penghabatan dan ukur diameternya

- Uji senyawa antimikroba dari tanaman


menyiapkan suspensi strain bakteri yang belum teridentifikasi di dam
aquadest

menebarkan 0,1 ml suspensi ke permukaan medium agar padat kemudian


ratakan

membuat 5 lubang dengan alat pelubang pada medium NA

memasukan ekstrak tanaman pada masing-masing lubang

inkubasi pada suhu 28 C selama 3-4 hari

amati ada tidaknya zona penghabatan dan ukur diameternya


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian
1. Sterilisasi dan pembuatan media
Setelah dilakukan penelitian dan perlakuan bahwa alat dan bahan yang
telah disterilisasi tidak terkontaminasi oleh mikroba.
2. Isolasi mikroba
a. Populasi mikroba (pengenceran 10-3)

KLP Perlakuan Jumlah koloni Jumlah Rerata Populasi

18 Udara 100 100

18 Pour 257 2,57 x 105

18 Streak 110 1,1 x 105

18 Spread 191 1,91 x 105

b. Isolasi mikrobia
Pola pertumbuhan mikrobia

Streak Mikroba udara


Spread Pour

3. Identifikasi mikrobia
a. Identifikasi koloni bakteri
metode Streak Spread Pour Udara

Bentuk Sirkuler, Bulat Bundar, Bundar,


tidak rhizoid tidak
beraturan beraturan

Tepi Bergerigi Rata Bergelombang Bergerigi

Warna Kuning Putih Putih Putih


dan putih
Elevasi Rata Datar Datar Cembung
b. Perwarnaan bakteri
Perwarnaan Gram Keterangan

Dari pengamatan terdapat


bakteri dari uang kertas
berbentuk basil (batang) dan
termasuk bakteri gram negatif
(-)

Japanese Gram Test Keterangan

Dari pengamatan terdapat


lendir-lendir yang terangkat dari
bakteri sehingga bakteri yang
diidentifikasi termasuk bakteri
gram negatif (-)

c. Pengamatan morfologi kapang dan khamir


Kapang (jamur pada nasi basi)
(Rhizopus sp.)

Khamir (air ragi)


(Sacharomyces cereviceae)
4. Efek senyawa antimikroba dan antibiotik
a. Uji efek antibiotik metode Kirby-Bauer
- Zona hambat antibiotik
= zona hambat AMP
= Zona hambat TET

Diameter zona hambat


Zona hambat AMP 2,5 cm
Zona hambat TET 3,5 cm

- Efek antibiotik
Nama antibiotik Efek Spektrum

TET Bersifat Luas karena TET


bakteriostatik dan hanya mampu
bekerja dengan jalan menghambat
menghambat sintetis sintesis protein
protein bakteri bakteri

AMP Aktif terhadap bakteri Sempit karena


gram positif dan AMP lebih
negatif, bersifat mempunyai daya
bakteriosida yang hambat dan
irreversibel mematikan
menghambat aktivitas pertumbuhan
bakteri lain bakteri
disekelilingnya
b. Uji senyawa antimikroba dari tanaman
Diameter zona hambat
Bawang putih = 2,5 cm
Mengkudu = 1 cm
Laos = 0,5 cm
Daun sirih = 0 cm
Rumput teki = 0 cm

c. Efek paparan logam berat terhadap bakteri


Diameter zona hambat
Uang 100 (nikel, 1978) = 2,5 cm
Uang 500 (kuningan, 2001) = 2,3
cm
Uang 500 (perak, 2008) = 3 cm
(Dalam pengamatan zona hambat
yang termati hampir sesuai
dengan diameter uang yang
digunakan)
B. Pembahasan
Sterilisasi alat dan bahan dilakukan sebelum memulai praktikum. Hal ini
bertujuan untuk mematikan mikroorganisme sehingga alat dan bahan yang akan
digunakan tidak terkontaminasi oleh bakteri lain. Untuk sterilisasi yang
digunakan dalam praktikum berbagai macam akan tetapi yang sering digunakan
adalah sterilisasi secara panas basah dan juga panas kering. Untuk sterilisasi
panas basah ini menggunakan prinsip uap panas dan tekanan dalam alat yang
bernama autoklaf. Proses sterilissasi menggunakan autoklaf ini dilakukan dlam
tekanan 2 atm dan suhu 1210C selama 15 menit. Alat-alat seperti petridist,
erlenmeyer, tabung reaksi terlebih dahulu dibersihkan menggunakan alkohol.
Sebelum dimasukan kedalam autoklaf alat-alat yang akan disterilisasi di
bungkus kertas payung dan plastik dengan harapan setelah proses sterilisasi
selesai alat-alat tersebut tidak terkontaminasi oleh bakteri lagi.
Medium pembikan dibuat dari NA (nutrien agar) sehngga dalam
pembiakan bakteri bisa berlangsung dengan maksimal. Nutrien agar ini adalah
media umum yang digujnakan untuk mengkultur mikrobia terkhususnya bakteri.
Dalam NA ini mengandung agar, pepton, daging dan air yang mampu
mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan bakteri. Pembuatan medium
pembiakan ini mencampurkan serbuk NA kering yang dicampur dengan 500 ml
aquadest. Medium yang telah dibuat terlebih dahulu juga disterilisasi agar dalam
pembiakan murni yang akan dilakukan tidak tumbuh bakteri atau mikroba
lainnya yang tidak diinginkan. Medium yang digunakan untuk
menumbuhkembangkan mikrobia berbentuk biakan agar miring (agar slant
culture) dan biakan agar tegak (agar deep culture) yang menggunakan metode
goresan (streak plate), tuang (pour plate), dan tebar (spread plate).
Isolasi adalah langkah selanjutnya setelah sterilisasi alat dan bahan serta
pembuatan media. Isolasi mikroba ini pada prinsipnya untuk memisahkan satu
jenis mikroba dengan mikroba yang lain. Dalam isolasi juga mempunyai tujuan
untuk membuat kultur murni, dalam kultur murni akan mempermudah dalam
mengamati mikroorganisme yang tumbuh. Untuk membuat kultur murni
dibutuhkan sampel habitat dari bakteri yang akan ditumbuhkan. Sampel tersebut
dapat berasal dari tanah, air, udara maupun material lainnya. Setelah ditentukan
sampel yang diambil kemudian menginokulasi bakteri kedalam medium NA
yang telah dibuat. Pada penginokulasian ini menggunakan empat cara yaitu
metode goresan (streak plate), tuang (pour plate), tebar (spread plate), dan
udara.
Setelah diinokulasikan bakteri akan di inkubasi dalam inkubator dalam
suhu 37oC selama 24-48 jam agar bakteri yang telah didapatkan berkembang
dengan baik. Setelah diamati dan dihitung didapatkan hasil sebagai berikut:
Perlakuan Jumlah koloni Jumlah Populasi
Udara 100 100
Pour 257 2,57 x 105
Streak 110 1,1 x 105
Spread 191 1,91 x 105
Hal tersebut mengindikasikan bahwa bakteri yang tumbuh dari hasil inokulasi
beraneka ragam jumlah yang tumbuh. Namun hal tersebut membuat praktikan lebih
mudah untuk mengidentifikasi morfologi koloni bakteri yang tumbuh.
Identifikasi yang pertama adalah mengidentifikasi morfologi dari koloni
bakteri yang tumbuh. Koloni bakteri yang tumbuh ini mempunyai pola letak koloni
bakteri yang sesuai dengan metode inokulasi yang digunakan. Dari pengamatan
morfologi koloni bakteri didapatkan hasil sebagai berikut :
metode Streak Spread Pour Udara
Bentuk Sirkuler, Bulat Bundar, Bundar,
tidak rhizoid tidak
beraturan beraturan
Tepi Bergerigi Rata Bergelombang Bergerigi
Warna Kuning Putih Putih Putih
dan putih
Elevasi Rata Datar Datar Cembung
Berbagai macam bentuk, tepi, warna, dan elevasi menunjukan jenis bakteri yang
tumbuh berbeda-beda antara kultur yang satu dengan yang lain. Namun untuk
mengetahui jenis bakteri dan bentuk dari se bakteri itu sendiri diperlukan
pengidentifikasian lebih lanjut. Identifikasi lanjut ini menggunakan perwarnaan
gram dan Japanese Gram Test.
Perwarnaan gram dan Japanese Gram Test ini menggunakan prinsip
kemampuan dinding sel dalam mempertahankan struktur penyusun dinding sel
tersebut. Dinding sel tersusun dari zat peptidoglikan yang mana pada setiap jenias
bakteri mempunyai susunan peptidoglikan yang berbeda-beda tergantung jenis
bakterinya. Pada bakteri gram positif mempunyai lapisan peptidoglikan yang kuat
dan tebal, namun pada bakteri gram negatif mempunyai lapisasn peptidoglikan
yang tipis dan lemah. Pada perwarnaan gram ini mempunyai beberapa tahapan
perwarnaan, jika bakteri termasuk bakteri gram positif maka akan berwarna ungu
terjadi karena karakteristik peptidoglikan yang akan mempertahan kan warna ungu.
Bakteri gram negatif akan berwarna pink terjadi karena peptidoglikan luruh karena
adanya alkohol sehingga jika diberi safranin maka warna akan masuk ke bakteri.
Dari hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa
bakteri yang teramati termasuk bakteri gram
negatif karena ditunjukan dengan warna
merah/pink. Begitupun dengan bentuk sel yang
teramati adalah sel berbetuk basilus atau batang.
Japanese Gram Test juga merupakan salah satu metode identifikasi jenis
bakteri. Namun pada metode ini menggunakan KOH 40% sebagai pereaksinya. Jika
pada pengidentifikasian campuran antara bakteri dan KOH ini terdapat lendir-lendir
maka termsuk bakteri gram negatif begitupun sebaliknya. Lendir-lendir tersebut
berasal dari luruhan peptidoglikan sel bakteri. Dari pengamatan yang telah
dilakukan ternyata hasil yang didapatkan sesuai dengan perwarnaan gram, dimana
menunjukan jenis bakteri gram negatif yang ditunjukan karena adanya lendir-lendir
yang terangkat.
Mikrobia yang diamati selain bakteri juga mengamati fungi mikroskopis.
Fungi mikroskopis ini pada umumnya terdapat dua jenis yaitu kapang dan khamir.
Kapang (mold) adalah bagian dari fungi yang tumbuh dengan pesat dan
bereproduksi secara aseksual. Miselium pada kapang berkembang menjadi parasit
atau saproda di substratmnya. Pada pengamatan saat praktikum didapatkan kapang
yaitu Rhizhopus sp. memiliki ciri-ciri berupa hifa tidak bersekat, sporangia biasanya
besar dan berwarna hitam, pertumbuhannya cepat serta membentuk miselium
seperti kipas. Rhizhopus sp. yang ditemukan pada substrat dari nasi basi. Kapang
ini tumbuh dan menyebabkan kerusakan pada makanan.
Rhizopus sp.

Khamir adalah fungi uniseluler yang hidup dalam media cair dan
bereproduksi secara aseksual yaitu dengan cara membelah diri. Khamir yang
ditemukan saat praktium adalah yang berjenis Sacharomyces cereviceae. Khamir
ini memiliki bentuk oval yang tersusun dari kapsul dan dinding sel. Dinding sel
pada khamir ini saat muda sangat tipis namun akan menebal seiring bertambahnya
waktu. Khamir ini memiliki dinding sel yang terdapat bekas lahir dan bekas tunas
dan setiap sel hanya memiliki satu bekas lahir, namun mempunyai banyak bekas
tunas. Sacharomyces cereviceae ini ditemukan pada ragi yang bermanfaat dalam
proses fermentasi makanan.

Sacharomyces cereviceae

Setelah mengetahui perkembangbiakan mikroorganisme maka perlu upaya


untuk menghambat maupun membunuh mikroorganisme yang tidak beramanfaat
bagi tubuh. Para ahli sudah lama menemukan antibiotik yang berguna untuk
menghambat bahkan membunuh bakteri. Namun sekarang ini banyak antibiotik
yang beredar sehingga membuat bakteri sudah resisten terhapa antibiotik yang
diberikan. Pada praktikum didapatkan berbagai macam zat baik dari bahan kimia,
dari ekstrak tumbuhan bahkan dari logam yang mana dapat menghambat
pertumbuhan bakteri. Pada saat menghabat pertumbuhan bakteri, anti biotik
menghasilkan zona penghambat. Zona penghambat ini terdapat sepektrum luas dan
spektrum sempit. Spektrum luas terjadi karena antibiotik dapat menghambat lebih
dari satu jenis bakteri, sedangkan spektrum sempit terjadi karena antibiotik hanya
menghambat satu jenis bakteri saja.
Antibiotik dari yang digunakan adalah AMP (Antimicrobial peptides) dan
TET (Tetracycline). AMP dan TET ini mempunyai karakter masing-masing dimana
kedua jenis antibiotik tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri. TET
bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan jalan menghambat sintetis protein
bakteri. TET ini hanya menyerang lebih satu jenis bakteri saja sehingga
menghasilkan spektrum zona hambat yang luas. AMP aktif terhadap bakteri gram
positif dan negatif, bersifat bakteriosida yang irreversibel menghambat aktivitas
bakteri lain, sehingga menghasilkan zona hambat yang relatif sempit.
Antibiotik dari ekstrak tumbuhan juga sangan beragam, dimana saat
praktikum menggunakan lima ekstrak yaitu ekstrak bawang putih, ekstrak
mengkudu, ekstrak daun sirih, ekstrak laos, dan ekstrak rumput teki. Pada kelima
sampel tersebut didapatkan hasil bahwa ekstrak bawang putih mempunyai zona
hambat yang sangat tinggi karena mengandung minyak atsiri dan asilin yang
bermanfaat untuk untuk merubah struktur protein bakteri. Kemampuan dari asilin
15 lebih cepat daripada dari penicilin. Mengkudu juga mengandung alkaloid dan
triterpenoid yang dapat digunakan sebagai antibiotik hal tersebut terbukti
menghasilkan zona hambat terbesar kedua setelah bawang putih. Untuk ekstraks
lainnya juga menghasilkan zona hambat namun tidak seaktif dari ekstrak bawang
putih dan mengkudu. Ektrak daun sirih mengandung fenol dan kavikol, ekstrak laos
mengandung minyak atsiri, serta dalam ekstrak teki mengandung flavonoid,
polifenol. Dimana kandungan tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Logam juga dapat berfungsi untuk mnghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Zat-zat yang terkandung dalam logam dapat menjadi inhibitor
enzim dalam bakteri, sehingga metabolisme bakteri akan terganggu dan akan
menghambat pertumbuhan bakteri. Pada saat pengamatan menggunakan 3 jenis
logam yangdigunakan yaitu uang 100 berbahan logam nikel, uang 500 putih yang
berbahan dari logam alumunium dan 500 kuning yang berbahan logam perunggu.
Dari pengamatan dapat diketahui bahwa logam nikel sangat reaktif terhadap
penghambatan bakteri yang dibuktikan dibawah koin itu bersih jernih tidak terdapat
koloni bakteri yang hidup. Setelah itu koin dari perunggu juga menghambat
pertumbuhan bakteri namun belum sereaktif daripada berbahan nikel. Terakhir
yang berbahan dasar alumunium juga menghambat tapi kurang reaktif karena masih
sedikit dijumpai pertumbuhan koloni bakteri. Secara umumlogam dapat
menghambat pertumbuhan bakteri.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Sterilisasi dilakukan dengan metode sterilisasi fisika (sterilisasi panas
kering dan panas basah) dan sterilisasi kimia (desinfektan dan antiseptik)
2. Alat dan bahan yang akan digunakan harus disterilkan terlebih dahulu
untuk menghindari kontaminasi
3. Ada perbedaan jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada biakan murni yaitu
pada metode pour (2,57 x 10-5), streak (1,1 x 10-5), spread (1,91 x 10-5) serta
udara (100)
4. Pertumbuhan bakteri dapat dipengaruhi oleh suhu, keadaan lingkungan,
habitat, maupun pH
5. Morfologi koloni bakteri pada kultur murni bermacam-macam
karakteristiknya tergantung jenis bakteri yang tumbuh
6. Sel bakteri yang diidentifikasi termasuk bakteri gram negatif dan berbentuk
basilus (batang)
7. Kapang yang diidentifikasi termasuk Rhizopus sp. dan khamis yang
ditemukan adalah Sacharomyces cereviceae
8. Antibiotik TET (Tetracycline) lebih luas spektrum zona hambatnya
dibandingkan AMP(Antimicrobial peptides)
9. Ekstrak bawang putih mempunyai zona hambat paling bersar dibandingkan
ekstrak lainnya karena mengandung minyak atsiri dan anilin
10. Logam nikel lebih kuat menghambat pertumbuhan bakteri, kemudian
logam perunggu dan logam aluminium
B. Saran
Untuk saran bagi praktikan kedepannya harus lebih teliti dan
maksimal lagi dalam pengamatan terkhusus saat sterilisasi dan pengamatan
morfologi bakteri. Untuk bahan antibiotik dari ekstrak tumbuhan coba
menggunakan ekstraks yang lain sebagai pembanding ekstrak yang telah
diujikan.
DAFTAR PUSTAKA

Aditia, Lasinrang. 2014. “Media Pertumbuhan”. Laporan Lengkap Mikrobiologi.


Makassar: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar. Hal: 78.

Aprilina, Vania dan Tanuwijaya. 2105. “Produksi Pennicilin oleh Pennicilium


chrysogenum dengan penambahan Fenilalanin.” Jurnal Atmajaya. Vol 01.
No 01. Hal: 1-5.

Campbell, Neil.A. 2008. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga. Hal: 193.

Chatri, Moralita. 2016. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Jakarta: Kencana. Hal:
187.

Fransesca, Laydy. 2014. “Identifikasi Bakteri Escheria pada Ikan Selar Bakar pada
Beberapa Resto di Manado.” Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan. Vol
02. No 01. Hal: 1-2

Gabriel, J.F. 1998. Fisika Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hal: 34-35.

Harti, Agnes. S. 2015. Mikrobiologi Kesehatan Peran Mikrobiologi Dalam Bidang


Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset. Hal: 125-126.

Ikawati, Zullies. 2010. Cerdas Mengenali Obat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.


Hal: 9.

Kee, J.L dan Hayes, E.R. 2000. Farmakologi, Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 326.

Lestari, P.B dan Hartati, T.W. 2017. Mikrobiologi Berbasis Inkuiry. Malang:
Gunung Samudra. Hal: 202-203.

Murwarni, Sri. 2015. Dasar-dasar Mikrobiologi Veteriner. Malang: Universitas


Brawijaya Press. Hal: 272-273.
Pratiwi, Sylvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga. Hal : 55.
Purnawijayanti, Hasinta. 2001. Sanitasi, Higiene, dan Keselamatan Kerja dalam
Pengolahan Makanan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hal: 53.

Sumarsih, Sri. 2003. Diktat Perkuliahan Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta: UPN


Veteran. Hal: 25.

Sumarsih, Sri. 2010. Untung Besar Usaha Bibit Jamur Tiram. Depok: Penebar
Swadana. Hal: 30.

Syamsiah, I.S dan Tajudin. 2003. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih Raja
Antibiotik Alami. Malang: Universitas Negeri Malang Press. Hal: 12.

Utami, Prapti. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.
Hal: 313.

Wardani, A.K; Wijayanti, S.D dan Widyastuti, E. 2017. Pengantar Bioteknologi.


Malang: Universitas Brawijaya Press. Hal: 42.

Wignyanto dan Hidayat, Nur. 2017. Bioindustri. Malang: Universitas Brawijaya


Press. Hal: 9.

Yulfizar, Cut.2014.”Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik pada Rastrelliger sp.”


Biospecies. Vol. 6 No.2. Hal: 1-7.
LAMPIRAN

Gambar 1. Sterilisasi Alat dengan Autoclave

Gambar 2. Mengukur air Gambar 3. memasukkan Gambar 4. Menghomogen


NA air + NA

Gambar 5. Sterilisasi medium NA

Gambar 6. mengambil bakteri Gambar 7. melakukan pengenceran


Gambar 8. mengambil 1 ml bakteri Gambar 9. cara Streak plate Gambar 10. cara pour
plate

Gambar 11. cara Spread plate Gambar 12. Menghitung koloni bakteri

Gambar 12. Identifikasi morfologi bakteri Gambar 13. Mengambil kultur murni

Gambar 14. meletakkan bakteri Gambar 15. Memberi Gram A Gambar 16. Memberi
Gram B
Gambar 17. Memberi Gram C Gambar 18. Memberi Gram D Gambar 19. Bilas dg air

Gambar 20. Mengamati Bakteri Gambar 21. Mengambil bakteri Gambar 22. Meletakkan
bakteri

Gambar 23. Meletakkan KOH Gambar 24. mencampur KOH & bakteri, terbentuk filamen

Gambar 25. bentuk bakteri Gambar 26. Uji kapang dan hamir
Gambar 27. Mengamati Gambar 28. Rhizopus sp. Gambar 29. Sacharomyces cereviceae

33

Gambar 30. Uji Efek Antibiotik

Gambar 31. Uji Senyawa Antimikroba

Gambar 32. Uji Efek Logam Berat Terhadap Bakteri

Anda mungkin juga menyukai