Anda di halaman 1dari 28

PENGAMBILAN SAMPEL

DAN PROSES FIKSASI

Drh Adi Winarto, PhD


Prof Drh Tutik Wresdiyati, PhD
Drh I Ketut Mudite Adnyane PhD
Dr Drh Sri Rahmatul Laila

Lab. Histologi
Fakultas Kedokteran Hewan IPB
PENGAMBILAN SAMPEL
(SAMPLING)

Sampling : proses pengambilan


sampel/spesimen dari hewan
maupun tumbuhan
Metode dalam mikroteknik :
1. Sediaan utuh (Whole mounts)
2. Sediaan irisan (Sectioning)
3. Sediaan uraian (Teasing)
4. Sediaan ulas (Smearing)
5. Sediaan rentang (spreading preparation)
6. Sediaan gosok
1. Metode Sediaan Utuh (whole mounts)

Sediaan yang dipersiapkan secara utuh,


dengan tujuan mempertahankan aspek tiga
dimensi dan bentuk aslinya.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
- Ukuran, ketebalan dari sampel yang
diambil
- Tingkat transparansi dari sediaan
(berkaitan dengan faktor pembesaran)
Contoh: Organisme, organ, embrio, sel
telur, spermatozoa dll.
2. Metode Sediaan Irisan (Sectioning)

Merupakan teknik rutin untuk penyiapan


sediaan histologi maupun hispatologi.

Alat bantu : Fibratom untuk memotong


jaringan lunak, mikrotom
umum digunakan untuk metode paraffin,
Ultratom untuk sayatan dalam preparasi
TEM
3. Metode Sediaan Uraian (Teasing)

Penyiapan sediaan dengan misahkan suatu


komponen jaringan maupun organ
menggunakan jarum pengurai.
- dilakukan pada sediaan segar yang telah
mengalami fiksasi, sebelum maupun setelah
pewarnaan
- perlu perlakuan pendahuluan, ada
pretreatment (pelunakan jaringan sekitarnya.
Umum dikenal dengan “Maserasi”
contoh :
- mendemontrasikan ujung-ujung syaraf
- pembuluh darah pad ginjal
4. Metode Sediaan Ulas (Smear)

Umum dilakukan sampel yang berbentuk cair


atau suspensi.
Contoh : Darah, limfe, sumsum tulang, semen, air
seni, sputum.
Cara pembuatan preparat ulas darah :
1. Ulas darah tipis memakai cover glass/gelas
penutup
2. Ulas darah memakai object glass/gelas obyek
3. Ulas darah tebal (untuk melihat parasit darah)
5. Sediaan Rentang

Preparat/sediaan sebelum difiksasi


diperlakukan sedemikian rupa sehingga
lebih jelas dan mendekati keadaan
aslinya.

contoh:
otot, syaraf, jaringan tipis peritoneum,
pleura, omentum, perikardium
6. Sediaan Gosok

Metode ini digunakan untuk jaringan keras


seperti tulang, gigi, kuku.
Cara: digosok di atas batu asahan atau
ampelas sampai tipis sehingga dapat diamati
di bawah mikroskop.
Larutan NaCl fisiologis yang biasa
digunakan :
1. Mammalia 0.90 %
2. Salamander 0.80 %
3. Burung 0.75 %
4. Katak 0.64 %
Teknik pembuatan preparat ulas darah:

1.

2.

a. b.

3.
PENGAMBILAN SAMPEL UNTUK
METODE PARAFFIN
A. Persiapan

Alat-alat :
Perangkat bedah (gunting, pinset, skalpel, klem
arteri, needle holder, dll)
Label, pensil
Benang, spoit, sarung tangan
Pisau silet, sterofoam/papan bedah, cawan petri,
alas bedah
Bahan-bahan :
• Larutan fiksatif (Formalin 10 %, paraformaldehide
4%, Bouin, dll)
• Larutan pencuci (NaCl fisiologis, PBS)
ALAT PERFUSI
ALAT SAMPLING
B. Pembiusan

Pembiusan bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit


hewan pada saat disampling/dikorbankan.
 Di bawah pengawasan dokter hewan, gunakan obat
bius yang tepat macam, dosis dan cara
pemberiannya. Rodent dapat digunakan ketamine
(5-6 mg/kg)
 Pastikan obat bius bekerja dengan baik (hilang rasa
sakit)
 Pengambilan sampel darah dilakukan sewaktu
jantung masih berdetak, dapat diambil secara intra
cardial menggunakan syringe 3 ml dengan jarum no
23
 Ketamin 10% IP
 Bak sampling
Posisi hewan setelah dibius
PROSES SAMPLING

• Hewan dibius/ditidurkan
• Hewan coba diposisikan telentang
• Dilakukan penyayatan kulit mulai rongga perut hingga
rongga dada
• Otot perut disayat hingga batas rongga dada
• Diafragma disayat hingga jantung terlihat
• Tulang rusuk dipotong pada perbatasan tulang rawan
sebelah kanan dan kiri
• Tulang sternum dikuakan ke atas dengan tang arteri
• Aorta atau aurikularis kanan disayat atau digunting
untuk mengeluarkan darah
• Sampel organ dapat diambil
PENGELUARAN DARAH

Pengeluaran darah dimaksudkan untuk memfasilitasi


proses fiksasi dan mengurangi gangguan karena
gambaran darah yang tidak diinginkan
Cara pengeluaran
1. pasif: dengan memutus sistem peredaran darah
2. perfusi: pengeluaran darah dengan memasukan
larutan fisiologis kedalam sirkulasi terbuka dan
menjaga tekanan yang cukup (1mg Hg)
1. Metode Pasif

 Kulit bagian perbatasan abdomen dan thorax di


buka
 Rongga dada di buka dan darah dikeluarkan
dengan menyobek atrium kanan
 Darah ditampung dengan tissue paper untuk tidak
mengotori organ lain
 Keluarkan organ yang ada di rongga dada dan
rongga perut.
 Pilih bagian organ yang diperlukan dan diambil
secukupnya, bersihkan dengan larutan fisiologis
dan dimasukkan ke dalam larutan fiksatif
2. Metode Perfusi

• Hewan dibius/ditidurkan
• Hewan coba diposisikan telentang
• Dilakukan penyayatan kulit mulai rongga perut hingga
rongga dada
• Otot perut disayat hingga batas rongga dada
• Diafragma disayat hingga jantung terlihat
• Tulang rusuk dipotong pada perbatasan tulang rawan
sebelah kanan dan kiri
• Tulang sternum dikuakan ke atas dengan tang arteri
• Pengeluaran darah dengan memasukan larutan pencuci
lewat ventrikel kiri dan penyayatan aurikularis kanan
• Pemasukan larutan fiksasi dan sampling organ
PENGAMBILAN SAMPEL JARINGAN

Alat yang diperlukan


• Pisau bedah, gunting, botol sampel, larutan fiksasi, larutan
pencuci, tissue basket, marker, kertas label, catatan

Prosedur
• Organ/jaringan yang akan diambil dipreparir
• Organ/jaringan yang dimaksud dipisahkan dari organ lain
• Organ/jaringan diambil secukupnya
• Organ seperti ginjal, limpa perlu disayat
• Sampel organ dimasukan dalam botol sampel yang telah diisi
larutan fiksasi
• Tuliskan nama dan catatan lain yang diperlukan
• Sampel siap disimpan dan diproses lebih lanjut
Pengambilan organ untuk difiksasi
Pengambilan darah Ikan
Pengambilan jaringan ikan
Fiksasi (fixation)
 Fiksasi  proses pengawetan jaringan agar
tidak terjadi kerusakan struktur dan
komponennya.
 Metode : Fisik (suhu), Kimia (larutan fiksatif)
 Kriteria larutan fiksasi yang ideal:
-penetrasi cepat ke jaringan
-bisa mengawetkan semua bagian sel
-bisa digunakan untuk berbagai jenis pewarnaan
Fiksasi (fixation)
Hal yang harus diperhatikan:
 Waktu sampling untuk mencegah autolisis
 Komposisi dan jenis bahan fiksatif untuk mengetahui
mekanisme kerjanya (tunggal/campuran)
 Rasio volume larutan fiksatif dan organ (organ harus
terendam secara keseluruhan)
 Durasi dan suhu fiksasi
Bergantung jenis fiksatif dan ketebalan jaringan.
- Paraformaldehid 4% minimal selama 7 hari
- Bouin maksimal selama 24 jam
- Peningkatan suhu  meningkatkan kecepatan fiksasi
namun juga mempercepat terjadinya autolisis
- Pendinginan  memperlambat proses fiksasi.
Fiksasi (fixation)

 Ketebalan organ.
Tipis  penetrasi baik
Organ berlumen dipotong pada kedua ujung
 larutan fiksatif dapat mencapai lumen.
 Kondisi penyimpanan setelah fiksasi (lama
dan media penyimpanan)  alkohol 70%
sebagai stoping point.
Fiksasi (fixation)
Paraformaldehid 4%
Larutan ini dibuat dengan melarutkan
paraformaldehid pada pospat buffer salin atau
NaCl hingga konsentrasi akhir 4%.

Bouin
Campuran: asam pikrat jenuh, formalin, dan
asam asetat glasial (15 : 5: 1 )
Bahan larutan fiksasiBouin

FORMULA
Asam pikrat 15
Formalin 5
Acetic acid 1
FIXED SAMPLES

Anda mungkin juga menyukai