Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Manajemen Pemeliharaan, Pakan, Spesifikasi Biologis


(Reproduksi dan Produksi) Pada Guinea Pig

Nama : Wahyuni Anita Fitria

Kelas : C

NIM : 60700119083

JURUSAN ILMU PETERNAKAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guinea pig adalah salah satu jenis hewan peliharaan yang unik dan eksotik. Guinea pig

berasal dari Peru. Binatang pengerat dan hewan mamalia ini adalah hewan herbivora yang

memakan rumput- rumputan dan sayur- sayuran. Dengan semakin banyak pecinta guinea pig,

maka mulailah terjadi trend guinea pig diimpor dari USA ataupun Thailand untuk dijadikan

bahan kontes di Indonesia.

Marmut (Guinea pig) Marmut memiliki nama cavia porcellus merupakan salah satu

hewan yang termasuk kedalam kelompok hewan pengerat. Gigi insisivus yang besar dan terus

bertumbuh merupakan ciri anatomi yang khas dari marmut. Marmut termasuk kedalam subordo

Caviomorpha atau Hystrychomorpha. Hewan yang termasuk kedalam subordo tersebut rata-rata

merupakan herbivora atau hewan pemakan tumbuhan. Klasifikasi subordo hewan pengerat

tersebut tergantung pada posisi, fungsi dari otot masseter. Otot masseter pada marmut lebih besar

dan dalam serta lebih menonjol yang terletak lebih ke anterior. Otot masseter tersebut ditutupi

oleh permukaan lateral dari mandibula dan angular processus21 . Marmut memiliki jumlah gigi

sebanyak 20 gigi. Gigi marmut memiliki ciri akar terbuka (aradicular), terus bertumbuh

(elodont), dan mahkota gigi panjang (hypsodont). Marmut memiliki rahang bawah yang lebih

lebar dari pada rahang atas (anisognati) (gambar 7). Marmut merupakan hewan pemakan rumput

yang menggunakan gigi insisivus nya untuk memotong rumput atau jerami. Gigi insisivus

marmut dilapisi oleh enamel putih yang lebih tebal pada bagian labial dan semakin berkurang

ketebalan nya pada bagian mesial dan distal. Permukaan lingual atau palatal gigi insisivus

marmut tidak dilapisi oleh enamel tersebut. Gigi insisivus rahang atas marmut tumbuh 1.9 mm
setiap minggu sedangkan gigi insisivus pada rahang bawah marmut tumbuh 2.4 mm setiap

minggu. Hal tersebut merupakan salah satu ciri khas anatomi gigi marmut 21.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu,
1. Apa yang dimaksud dengan guinea pig?
2. Bagaimana manajemen pemeliharaan, pakan, spesifikasi biologis (reproduksi dan
produksi)?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu,

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud guinea pig


2. Untuk mengetahui manajemen pemeliharaan, pakan, spesifikasi biologis (reproduksi dan
produksi)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Guinea Pig

The guinea pig atau kelinci percobaan dalam negeri ( Cavia porcellus ), juga dikenal

sebagai Cavy atau Cavy domestik adalah spesies hewan pengerat yang termasuk dalam

genus Cavia dalam keluarga Caviidae . Peternak cenderung menggunakan kata cavy untuk

mendeskripsikan hewan, sedangkan dalam konteks ilmiah dan laboratorium, istilah ini jauh lebih

sering disebut dengan nama sehari-hari marmot. Terlepas dari nama umum mereka, marmot

bukan hewan asli Guinea , juga tidak terkait erat secara biologis dengan babi , dan asal namanya

masih belum jelas. Mereka berasal dari Andes dari Amerika Selatan . Studi

berdasarkan biokimia dan hibridisasi menyarankan mereka dijinakkan hewan yang tidak ada

secara alami di alam liar, keturunan spesies Cavy terkait erat seperti C. tschudii. Mereka awalnya

dijinakkan sebagai ternak untuk diambil dagingnya, dan masih dikonsumsi di beberapa bagian

dunia.

Kelinci percobaan domestic

Status konservasi

Domestikasi

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan: Animalia
Divisi: Chordata

Kelas: Mamalia

Memesan: Rodentia

Keluarga: Caviidae

Marga: Cavia

Jenis: C. porcellus

Nama binomial

Cavia porcellus

( Linnaeus , 1758 )

Sinonim

 Mus

porcellus Linnaeus, 1758

 Cavia cobaya Pallas,

1766

 Cavia

anolaimae Allen, 1916

 Cavia

cutleri Bennett, 1836

 Cavia

leucopyga Cabanis, 1848

 Cavia

longipilis Fitzinger, 1879
Dalam masyarakat Barat , marmot telah menikmati popularitas luas sebagai hewan

peliharaan sejak diperkenalkan ke Eropa dan Amerika Utara oleh pedagang Eropa pada abad ke-

16. Sifatnya yang jinak, respons yang ramah terhadap penanganan dan pemberian makan, dan

relatif mudahnya merawat mereka telah membuat marmot menjadi pilihan populer hewan

peliharaan rumah tangga yang berkelanjutan. Organisasi yang didedikasikan

untuk pengembangbiakan marmot yang kompetitif telah dibentuk di seluruh dunia. Banyak breed

terspesialisasi , dengan warna dan tekstur bulu yang bervariasi , dipilih oleh breeder.

Ternak marmot memainkan peran penting dalam budaya rakyat bagi banyak masyarakat adat

Andes , terutama sebagai sumber makanan. Hewan ini juga digunakan dalam pengobatan

tradisional dan upacara keagamaan komunitas. Mereka dibesarkan untuk diambil dagingnya dan

merupakan makanan pokok di Pegunungan Andes , di mana mereka dikenal sebagai cuy . Pada

tahun 1960-an program pemuliaan modern dimulai di Peru yang menghasilkan keturunan besar

yang dikenal sebagai cuy mejorados ( cuy yang diperbaiki ). Pemasar mencoba meningkatkan

konsumsi hewan di luar Amerika Selatan.

B. Manajemen pemeliharaan, pakan, spesifikasi biologis (reproduksi dan produksi)

1) Manajemen Pemeliharaan

Manajemen pemeliharaan pada guine pig:

 Kandang harus cukup luas untuk tidur olahraga atau exercise dan toilet ( feses dan

kencing)

 Kandang stainless dengan jari-jari yang kuat dan alas yang solid dari stainless

atau aluminium yang mudah dibersihkan


 Alas kandang atau tempat tidur terbuat dari serutan kayu yang keras, koran tisu

pelet jangan gunakan plastik karena bisa termakan dan sebabkan penyumbatan

saluran cerna empat bersihkan rutin setiap hari dan disinfeksi

 Jangan digabung dengan kelinci, kucing dan anjing karena dapat terkena

bordetella

 Gunting kuku secara rutin, sisir bulu yang panjang secara rutin

 Gigi depan jika memanjang perlu dipotong

2) Pakan

Guinea pig adalah herbivora, mereka memakan segala jenis rumput, sayuran, dan buah-

buahan. Namun jangan sering memberikan guinea pig pakan berupa sayuran basah setiap hari.

Biasanya ini akan membuat guinea pig menderita diare yang sulit disembuhkan dan pada

akhirnya bisa mengakibatkan kematian.Untuk pakan sehari-hari, guinea pig bisa diberi makan

dengan pelet kelinci. Pemberian sayuran dan buah-buahan bisa dilakukan sebanyak 3x seminggu

sebagai selingan saja, tidak untuk diberikan setiap hari.

Dalam sekali kelahiran, seekor GP dapat menghasilkan 2—5 ekor (rata-rata 3 ekor) anak.

Bayi cavy yang baru lahir merupakan versi miniature dari induknya, dengan panjang tubuh 310

mm. Bayi tersebut lahir dengan kondisi sudah berambut, mata terbuka, dan gigi sudah mulai

tampak. Bobot lahir seekor bayi cavy sekitar 75—100 g dan sudah dapat mengonsumsi pakan

padat. Meskipun demikian, sebaiknya


3) Speifikasi Biologis (Reproduksi dan Produksi)

Guinea pig merupakan hewan sosial dengan sistem perkawinan poligami.  Dalam satu
kandang, satu ekor cavy jantan dapat disatukan dengan 20 ekor betina. Jika merasa sudah kawin,
jantan dapat dipisahkan dari betinanya agar tidak terjadi ledakan populasi.

Cavy betina yang sedang berahi akan menunjukkan gejala alat kelamin memerah dan
posisi tubuhnya menjadi merendah seakan siap untuk dinaiki cavy jantan. Gejala berahi ini
biasanya tampak pada malam hari dan dapat berlangsung selama 6—11 jam. Ovulasi pada cavy
betina terjadi secara spontan, yakni sekitar 10 jam setelah mulai berahi.Jika perkawinan berhasil,
sperma dari cavy jantan akan mengalami waktu transit dari vagina ke rahim cavy betina selama
15 menit. Masa kebuntingan GP cukup lama, yakni sekitar 60—68 hari. Jika sudah
berpengalaman, kebuntingan dapat ditentukan dengan palpasi perut. Keberadaan bayi GP dapat
dipalpasi setelah umur kebuntingan mencapai 4—5 minggu.

Pada umur dua bulan, biasanya GP sudah mulai menandakan keinginan untuk kawin.
Namun, kehamilan baru akan terjadi setelah umurnya empatbulan atau lebih. Biasanya, GP
dengan umur di bawah empat bulan sangat rentan terhadap keguguran. Jika anda
menggabungkan GP jantan dan betina dalam 30 hari, biasanya akan terlihat tanda-tanda
kehamilan seperti perut samping yang agak membesar dan putting betina yang kelihatan lebih
besar dan jelas. GP betina yang bunting akan lebih agresif terhadap betina lain di luar
kelompoknya. Jika mendekati dua minggu sebelum beranak, kebuntingan akan terlihat jelas,
perut samping akan membesar. Pada saat itu, jangan sering-sering mengangkatnya. Cavy yang
sedang buntingmemerlukan vitamin C yang lebih banyak. Jadi, berilah sayuran yang
mengandung vitamin C. Berika n pula air minum bersih karena GP yang bunting lebih cepat
haus. Selain itu, porsi makannya juga harus ditingkatkan

Dalam sekali kelahiran, seekor GP dapat menghasilkan 2—5 ekor (rata-rata 3 ekor) anak.
Bayi cavy yang  baru lahir merupakan versi miniature dari induknya, dengan panjang tubuh 310
mm. Bayi tersebut lahir dengan kondisi sudah berambut, mata terbuka, dan gigi sudah mulai
tampak. Bobot lahir seekor bayi cavy sekitar 75—100 g dan sudah dapat mengonsumsi pakan
padat. Meskipun demikian, sebaiknya bayi cavy dibiarkan menyusu pada induknya hingga
bobotnya mencapai 180 g (umur 14—21 hari).
Setelah proses kelahiran, induk cavy biasa memakan plasentanya. Kanibalisme dapat
terjadi, terutamajika anak yang dilahirkan mengalami cacat lahir. Cavy betina dapat mencapai
pubertas pada umur 21 hari, sedangkan cavy jantan mencapai pubertas pada umur 68—70 hari.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tikus belanda (Cavia porcellus) adalah spesies hewan pengerat yang masuk ke dalam

famili Caviidae dan genus Cavia. Tikus belanda tidak berasal dari Belanda, tetapi berasal dari

wilayah Andes. Hewan ini banyak dijadikan hewan peliharaan oleh manusia. Imigran Andes

di New York menjual tikus belanda untuk dagingnya.[1] Di Indonesia Tikus belanda sering salah

disebut sebagai marmot atau marmut, hewan lain yang mirip tetapi berukuran lebih besar.

B. Saran

Adapun saran atas pembuatan makalah ini adalah sekiranya dalam penulisan karya ilmiah

harus memperhatikan format penulisan.


DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tikus_belanda

https://www.pertanianku.com/manajemen-reproduksi-guinea-pig/

Richardson, V.C.G. (2000). Diseases of Domestic Guinea Pigs (ed. 2nd edition). Blackwell.


ISBN 0-632-05209-0.

Anda mungkin juga menyukai