Anda di halaman 1dari 17

B.

Uji Susu Mastitis dan Bahan Tambahan dalam Susu

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Susu Menurut SNI dan/atau Permentan


a. Susu Murni Menurut SNI 2006
Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih
yang diperoleh dengan cara yang benar yang kandungan alaminya tidak
dikurangi atau ditambahkan dengan sesuatu apapun dan belum mendapat
perlakuan apapun kecuali pendinginan (Anonim, 2006) .
b. Susu Segar Menurut SNI 2014
Susu segar adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih
yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar yang kandungan
alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum
mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan (Anonim, 2014) .
c. Susu Pasteurisasi Menurut SNI 2014
Produk susu yang diperoleh dari susu segar, dan atau susu rekombinasi
dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan
pangan yang diijinkan serta dikeas secara aseptik untuk mencapai
sterilisasi komersial (Anonim, 2014) .
d. Susu Sterilisasi Menurut Permentan 2006
Produk susu cair yang diperoleh dari produk susu segar atau susu
rekonstitusi atau susu rekombinasi yang dipanaskan pada suhu tidak
kurang dari 100 ℃ selama waktu yang cukup untuk mencapai keadaan
steril komersial dan dikemas secara kedap (Anonim, 2006) .
e. Susu Rekonstitusi Menurut SNI 2014
Susu yang disiapkan dengan penambahan air pada susu bubuk berlemak
(full cream) atau susu bubuk skim atau susu bubuk rendah lemak (Anonim,
2014) .
f. Susu Rekombinasi Menurut SNI 2014
Susu cair yang dihasilkan dari campuran komponen susu (susu skim,skim)
dan air atau susu atau keduanya (Anonim, 2014) .

2. Bahan – bahan tambahan dalam susu


a. Yang diizinkan
1. Antioksidan : Bahan tambahan makanan yang mencegah atau
menghambat oksidasi . Contoh : Antioxidant .
2. Pengatur keasaman : Bahan tambahan makanan yang dapat
mengasamkan, menetralkan atau mempertahakan derajat keasaman
makanan. Contoh : Acidity Regulator .
3. Pemanis buatan : Bahan tambahan makanan yang menyebabkan rasa
manis pada makanan yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai
gizi. Contoh : Artificial Sweetener .
4. Pengemulsi atau pengental : Bahan tambahan makanan yang dapat
membantu memantapkan sistim dispersi yang homogen pada makanan.
Contoh : Golongan laktiol, Emulsivier, Stabilizer .
5. Pewarna : Bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau
memveri warna pada makanan. Contoh : Kurkumin .
6. Penyedap rasa dan aroma : Bahan tambahan makanan yang dapat
memberikan, menambah aroma dan rasa. Contoh : Sorbitol, Flavour .

b. Yang tidak diizinkan


1. Asam borat / Asam boraks : Dalam cair akan berubah menjadi NaH dan
asam borat umumnya digunakan untuk pembasmi kecoa, dan
pembuncit gelas, enamel, tetapi disalahgunakan sebagai pengawet .
2. Asam salisilat / aspirin : Sebagai pengawet mencegah terjadinya
penjamuran susu dan buah. Pada umunya digunakan sebagai analgetik,
antiinflamasi .
3. Formalin : Zat pengawet bahan mentah (bukan pangan) tetapi
disalahgunakan untu pengawetan makanan dan menyebabkan kematian
sel .
4. Kalium bromat (pottasium bromat) : membentuk tekstur yang baik
dalam susu dan roti, dapat menyebabkan knker sehingga tidak
digunakan (karsinogenik)
5. Kalium klorat (KClO3) : Normalnya sebagai bakterisidal tetapi
disalahgunakan untuk pemutih dan penyedap rasa disusu dapat
menyebabkan kerusakan hati dan ginjal (Anonim, 1998)

3. Pengertian mastitis dan agen penyebabnya


Mastitis adalah keradangan pada tenunan ambing (kelejar susu pada hewan
perah), ditadai kenaikan sel didalam susu, perubahan fisik maupun susunan
susu dan disertai atau tanpa disertai perubahan patologi atas kelenjar susu itu
sendiri (Nurhadi, 2012)
Penyebab mastitis ada dua faktor yaitu infeksi dan lingkungan. Faktor
infeksi akibat masuknya mikroorganisme. Faktor lingkungan karena kesalahan
teknis dalam pemerahan sehingga menyebabkan luka pada puting, sanitasi
yang buruk (kandang,peralatan) dan prosedur operator yang kurang (Nurhadi,
2012) .
 Mikroorgansme penyebab mastitis :
- Streptococcus agalactiae
- Streptococcus pyogenes
- Staphylococcus aureus
- Streptococcus zooepidemics
- Crytococcus neoformans
- Sacharomyces sp
(Subronto, 2008)
- Corynebacterium pyogenes
- Escheria coli
(Nurhadi, 2012)

4. Patogenesis mastitis
a. Fase invasi yaitu proses masuknya mikroorganisme kedalam puting susu
biasa terjadi setelah pemerahan karena saluran kelenjar ambing terbuka dan
didukung oleh keadaan lingkungan jelek .
b. Fase infeksi yaitu pembentukan mikroorganisme menjadi koloni dalam
waktu singkat dan menyebar ke alveoli dan lobuli
c. Fase infiltrasi yaitu penyebaran mikroorganisme sampai ke kelenjar
ambing sehingga menyebabkan sel darah terlepas kedalam susu, sehingga
sifat dan susunan susu berubah (Nurhadi, 2012)

5. Kriteria penilaian susu mastitis

No Hasil Test Jumlah Sel Radang PMN (Populasi Sel


Poliforfonudear)
1. Negatif 0-200.000 0-25%
2. Trace 150.000-500.000 30-40%
3. Positif I 400.000-1.500.000 40-60%
4. Positif II 800.000-5.000.000 60-70%
5. Positif III >5.000.000 70-80%
(Subronto, 2008)
No Hasil Interpretasi
1. - Larutan homogen dan tetap dalam keadaan cair
2. Trace Terbentuk sedikit endapan
3. + Endapan terlihat jelas dan terjadi koagulasi namun segera
hilang
4. ++ Larutan langsung mengental dan terbentuk gel serta
koagulasi
5. +++ Banyak terbentuk gel yang menyebabkan permukaan
menjadi cembung dan kental
(Subronto, 2008)

6. Perbedaan susu mastitis dan non mastitis


 Kandungan komponen susu

No Komponen Susu Normal Susu Mastitis


1. Lemak 3,45 3,2
2. Fruktosa 4,85 4,4
3. Casein 27,9 22,5
4. Whey protein 8,2 13,1
5. Na 5,7 104,6
6. K 172,5 157,3
7. Cl 80-130 >250
8. Ca 136 49
9. Pb 6,65 6,9-7
(Nurhadi, 2012)

 Perubahan fisik

No Non Mastitis Mastitis


1. Warna putih tulang Warna putih pucat/agak kebiruan
2. Rasa agak manis Rasa getir
3. Bau susu khas bau sapi Bau dalam keadaan radang jad
asam
4. Konsistensi cair dengan emulsi rata Konsistensi menjadi pecah, ada
endapan fibrin dan gumpalan
protein, dengan uji alkohol
mnggumpal
(Subronto, 2008)
7. Pemeriksaan bahan – bahan tambahan dalam susu uji mastitis
a. Penambahan karbonat dengan uji methanol
Tujuan : Mengetahui ada tidaknya kandungan peroksida dalam susu
Prinsip : Larutan methanol akan mendehidrasi matel air sehingga ikatan
kasein dan garam (Ca dan Mg) terlepas, sehingga setelah dihomogenkan
akan terbentuk presipitat kasein.
Cara kerja :
10 ml susu ditambahkan 15 ml methanol (2:3)

Kemudian dikocok 3x bolak-balik

Interpretasi : (+) karbonat = tidak ada presipitat


(- ) karbonat = ada presipitat
(Nurhadi, 2012)

b. Penambahan karbonat dengan uji neutral red


Tujuan : Mengetahui ada tidaknya kandungan karbonat dalam susu
Prinsip : Prinsip timbulnya warna pada uji karbonat dengan neutral red
adalah gugus karbonat akan menetralkan asam laktat dalam susu sehingga
waktu keasaman diperlama, ikatan antara kasein dengan garam organik (Ca
dan Mg) dan MCP tetap stabil dan tidak terdehidrasi oleh alkohol 95%
sehingga tidak ada ikatan antara casein dan neutral red sehingga tidak
terjadi warna merah
Cara kerja :
5 ml susu ditambah 5 ml 95% alkohol

Diteteskan 3-5 tetes neutral red

Dihomogenkan
Interpretasi : (+) karbonat = bewarna kuning
(- ) karbonat = bewarna merah
(Nurhadi, 2012)

c. Penambahan gula
Tujuan : Mengetahui adanya penambahan gula dalam susu.
Prinsip : Penambahan gula membuat susu menjadi lebih pekat sehingga
tekanan osmosis susu meningkat dan cairan dalam tubuh susu akan keluar
sehungga bakteri mati dan masa asam diperpanjang . prinsip timbulnya
warna pada uji penambahan gula adalah HCl 0,25 N (pekat) pada larutan
schiliwanof akan memecah sukrosa pada susu menjadi glukosa dan
fruktosa. Resorsinol 5% sebagai indikator gula/laktosa. Glukosa
didehidrasi menjadi alfa – dimetil furfurat dan berikatan dan berikatan
dengan resorsinol maka akan menjadi warna merah.
Cara Kerja :
2 ml susu dimasukan dalam tabung reaksi

Ditambahkan 2,5 ml larutan schiliwanoff

Dikocok dan dipanaskan sampai mendidih selama 30-45 detik


Interpretasi : (+) gula = bewarna merah bata
(- ) gula = bewarna putih hingga kuning
(Nurhadi, 2012)

d. Penambahan formalin
Tujuan : Mengetahui adanya formalin didalam susu
Prinsip : Formalin dalam susu akan berikatan dengan casein dimana H2SO4
akan memecah susu menjadi komponen lemak dan non lemak serta
memutus ikatan formalin dengan casein. Selanjutnya formalin akan
berikatan dengan FeCl3 1% dan akan membentuk cincin ungu .
Cara Kerja :
1 ml susu + 2 tetes formalin + 0,5 ml FeCl3

Ditambah 9,5 ml H2SO4

Diamati
Interpretasi : (+) formalin = terbentuk cincin ungu diantara 2 lapisan
(- ) formalin = tidak ada cincin ungu
(Nurhadi, 2012)
e. CMT, WST, IPB dan Detergent 5%
1. CMT
Tujuan : Mengetahui susu mastitis atau susu normal
Prinsip : Reagen CMT akan bereaksi dengan sel somatik sehingga
DNA keluar dan menyebabkan Presipitat
Cara Kerja :
5 tetes susu diletakan pada gelas arloji

Ditambah 5 tetes larutan CMT (1:1)

Diaduk cepat dengan tusuk gigi 4-5 detik

Diamati
Interpretasi : (+) Mastitis = adanya presipitat
(- ) Mastitis = Tidak ada presipitat

2. WST
Tujuan : Mengetahui susu mastitis atau susu normal
Prinsip : Penambahan NaOH 4% dapat menyebabkan susu bersifat
lebih alkalis
Cara Kerja :
5 tetes susu diletakan pada gelas arloji

Ditambah 5 tetes larutan NaOh 4% (1:1)

Diaduk cepat dengan tusuk gigi 4-5 detik

Diamati

Interpretasi : (+) Mastitis = adanya viscous

(- ) Mastitis = Tidak ada viscous

(Nurhadi, 2012)

3. IPB
Tujuan : Mengetahui susu mastitis atau susu normal

Prinsip : Adanya kandungan alkyle aryil sulfonat akan bereaksi dengan


sel somatik akan keluar melisiskan membran nukleus sehingga DNA
dari sel somatik akan keluar dan menyebakan viscous

Cara Kerja :
5 tetes susu diletakan pada gelas arloji

Ditambah 5 tetes larutan IPB (1:1)

Diaduk cepat dengan tusuk gigi 4-5 detik

Diamati

Interpretasi : (+) Mastitis = adanya viscous

(- ) Mastitis = Tidak ada viscous

(Nurhadi, 2012)
4. Detergent 5%
Tujuan : Mengetahui susu mastitis atau susu normal
Prinsip : Adanya kandungan alkyle aryil sulfonat akan bereaksi dengan
sel somatik akan keluar melisiskan membran nukleus sehingga DNA
dari sel somatik akan keluar dan menyebakan viscous
Cara Kerja :
5 tetes susu diletakan pada gelas arloji

Ditambah 5 tetes larutan Detergent 5% (1:1)

Diaduk cepat dengan tusuk gigi 4-5 detik

Diamati

Interpretasi : (+) Mastitis = adanya viscous

(- ) Mastitis = Tidak ada viscous

(Nurhadi, 2012)
MATERI DAN METODE

A. Pemeriksaan bahan-bahan tambahan dalam susu

1. Penambahan Karbonat dengan Uji Methanol

Materi

- Tabung Reaksi 2 buah : Tempat untuk mereaksikan larutan

- Pipet Ukur : Untuk mengambil susu dan methanol

- Susu : Sampel susu yang akan diuji

- Reagen Methanol : Mendehidrasi mantel air

Metode

Dua tabung reaksi diberi label A dan B

Ditambahkan masig-masing 2 ml susu dengan label yang sama

Ditanbahkan masing-masing 3 ml methanol kedalam tabung reaksi

Larutan di homogenkan dan diamati perubahan yang timbul

(*) Interpretasi : (+) Tidak terdapat presipitat/ada


presipitat halus

(-) Terdapat presipitat kasar

2. Penambahan Karbonat dengan Uji Neutral Red

Materi

- Tabung Reaksi 2 buah : Tempat untuk mereaksikan larutan

- Pipet Ukur : Untuk mengambil susu dan larutan

- Susu : Sampel susu yang akan diuji

- Reagen : Alkohol 95% untuk Mendehidrasi


mantel air

Neutral red 0,1% sebagai indicator


warna alkohol

Metode

Dua tabung reaksi diberi label A dan B


Ditambahkan masing-masing 5 ml susu pada label yang sama

Ditambahkan masing-masing alcohol 95% kedalam tabung yang sama

Diteteskan neutral red 0,1% sebanyak 3 tetes

Dihomogenkan dan diamati perubahan

(*) Interpretasi : (+) Berwarna Kuning

(-) Berwarna merah

3. Penambahan Gula

Materi

- Tabung Reaksi (pyrex) : Tempat untuk mereaksikan larutan

- Pipet Ukur : Untuk mengambil susu dan larutan

- Susu : Sampel susu yang akan diuji

- Bunsen : untuk pemanasan

- Penjepit tabung reaksi : menjepit tabung reaksi saat pemanasan

- Reagen Schiliwanof : HCL 500 ml untuk mengurai gula,


Aquades, Resorsinol 0,5 gr sebagai indicator gula

Metode

Dua tabung reaksi diberi label A dan B

Ditambahkan susu sebanyak 2 ml pada masing-masing tabung

Diteteskan 2,5ml larutan schiliwanof

Dihomogenkan dan dipanaskan hingga mendidih diatas Bunsen

Hasil perubahan warna diamati

(*) Interpretasi : (+) Warna merah

(-) Warna putih

4. Penambahan Formalin

Materi

- Tabung Reaksi (pyrex) : Tempat untuk mereaksikan larutan

- Pipet Ukur : Untuk mengambil susu dan larutan


- Susu : Sampel susu yang akan diuji

- Reagen : FeCl3 50 mengikat formalin dengan


indicator warna

Aquades sebagai pelarut

H2SO4 memutus ikatan kasein dengan


formalin

Metode

Dua tabung reaksi diberi label A dan B

Ditambahkan susu sebanyak 5 ml pada masing-masing tabung

Ditambahkan 0,25ml larutan FeCl3 1%

Ditambahkan aquadest 5,25 ml

Ditambahkan H2SO4 5 ml pelan-pelan melalui dinding tabung

Hasil perubahan warna diamati

(*) Interpretasi : (+) Warna merah

(-) Warna putih

B. Uji Mastitis

Materi

- Reagen CMT : untuk uji CMT

- Reagen WST : untuk uji WST

- Reagen Detergen 5% : untuk uji Detergen 5%

- Reagen IPB : untuk uji IPB

Metode

1. Uji CMT

3 tetes susu diteteskan pada gelas arloji

Ditambahkan 3 tetes reagen CMT

Diaduk cepat dan diamati perubahan

(*) Interpretasi : (+) Tampak viscous

(-) Tidak tampak viscous


2. Uji WST
3 tetes susu diteteskan pada gelas arloji

Ditambahkan 3 tetes NaOH 4%

Diaduk cepat dan diamati perubahan

(*) Interpretasi : (+) Ada presipitat


(-) Tidak ada presipitat

3. Uji Detergen 5%

3 tetes susu diteteskan pada gelas arloji

Ditambahkan 3 tetes detergen 5%

Diaduk cepat dan diamati perubahan


(*) Interpretasi : (+) Tampak viscous

(-) Tidak tampak viscous

4. UJi IPB
3 tetes susu diteteskan pada gelas arloji

Ditambahkan 3 tetes reagen IPB

Diaduk cepat dan diamati perubahan

(*) Interpretasi : (+)Tampak viscous


(-) Tidak tampak viscous
HASIL PRAKTIKUM

a. Pemeriksaan susu mastitis

No Uji Reagen Interpretasi Keterangan


1. California Mastitis Test Alkyl Aryl sulfonat Positif 1 Viscous
2. White Side Test NaOH 4% Presipitat Presipitat
3. Detergen 5% Alkyl Aryl Sulfonat Positif 1 Viscous
4. IPB IPB (Pereksi IPB, MB, Positif 2 Viscous
alkohol 96%)

b. Pemeriksaan Pemalsuan Susu

Interpretasi
No Uji Reagen Keterangan
A B
1. Uji Formalin FeCl31%, Terbentu A = positif formalin
Tidak
H2SO4, k cincin B = negatif formalin
terbentuk
Aquades ungu
2. Uji Gula Schiliwanof - + A = negatif gula
Warna Warna B = positif gula
putih merah
3. Uji Karbonat dengan Methanol + - A = positif karbonat
Methanol Tidak Ada B = negatif karbonat
ada presipitat
presipitat kasar
4. Uji Karbonar dengan Neutral red + - A = positif karbonat
NR Warna Warna B = negatif karbonat
kuning merah
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan penambahan zat susu dan
pemeriksaan susu mastitis. Pemeriksaan penambahan zat susu diantaranya dilakukan
uji karbonat dengan methanol, uji karbonat dengan neutral red, uji schiliwanoff dan
uji formain. Pemeriksaan susu mastitis dapat dilakukan dengan uji
CMT,WST,detergen 5% dan IPB.
Uji karbonat dengan methanol dilakukan untuk mengetahui adanya zat
tambahan karbonat dalam susu. Prinsipnya adalah gugus karbonat akan menetralkan
asam laktat sehingga masa asam dapat diperpanjang, ikatan kasein garam organic
(Cad an Mg) akan tetap stabil dalam mantel air, methanol tidak dapat mendehidrasi
mantel air sehingga tidak tampak presipitasi atau tampak presipitasi halus. Uji ini
dilakukan dengan 2 tabung reaksi yang diisi susu 2 ml lalu ditambahkan dengan 3 ml
methanol kemudian dihomogenkan. Dari hasil uji didapatkan yaitu tabung A hasilnya
positif ( tampak presipitat halus) yang mengindikasikan bahwa susu mengandung
karbonat sedangkan tabung B tampak presipitat kasar yang menandakan hasil uji
negative terhadap karbonat. Hal ini disebabkan dari larutan methanol yang
mendehidrasi mantel air sehingga ikatan kasein dan garam (Ca dan Mg) akan terlepas
sehingga setelah dihomogenkan terbentuk presipitat casein.
Uji penambahan karbonat dengan neutral red 1% (NR) bertujuan mengetahui
adanya karbonat didalam susu. Prinsip dari uji ini adalah alcohol 95% akan
mendehidrasi mantel air dan kasein terlepas ikatanya dari garam organic(Ca dan
Mg). metode uji ini adalah dua tabung reaksi diberi label A dan B yang masing-
masing tabung diisi susu sebanyak 2 ml lalu ditambahkan 2 ml alcohol 95% dan
diteteskan 4 tetes NR kemudian dihomogenkan, didiamkan dan diamati. Dari hasil uji
tabung A berwarna kuning yang mengindikasikan bahwa tabung A mengandung
karbonat dab tabung B berwarna merah yang mengindikasikan bahwa tabung B tidak
mengandung karbonat. Pada praktikum dijelaskan, susu yang awalnya bersifat
amfotir akan cenderung ke basa bila ditambah karbonat dengan sifatnya yang basa
dan NR merupakan indicator untuk asam, jadi ketika susu bersifat basa tidak akan
terbaca oleh NR sehingga akan berwarna kuning dan susu yang tidak mengandung
karbonat akan bersifat asam dan akan terbaca oleh NR sehingga warna susu berubah
menjadi merah.
Uji penambahan gula dengan reagen schiliwanoff bertujuan mengetahui
adanya penambahan gula pada susu. Reagen schiliwanoff mengandungbahan aquades
sebagai pelarut, resorsinol sebagai indicator gula, dan HCl sebagai pengurai gula
(fruktosa dan glukosa). Prinsipnya adalah penambahan gula pada susu membuat susu
lebih kental sehingga tekanan osmotic meningkat, cairan tubuh bakteri dihisap dan
bakteribkering shingga bakteri mati dan masa asam diperpanjang, sehingga gula
digunakan sebagai pengawet susu. Metode uji gula adalah dengan mengisi susu pada
masing-masing tabung sebanyak 2 ml, lalu ditambahkan 2,5 ml reagen schiliwanoff
pada masing-masing tabung dihomogenkan da dipanaskan diatas Bunsen sampai
mendidih kemudian diamati perubahan warna yang muncul. Dari hasil uji gula
didapatka yaitu tabung A tetap berwarna putih yang mengindikasikan negative (-)
penambahan gula dan tabung B berubah warna menjadi merah yang mengindikasikan
bahwa positif(+) penambahan gula. Hal ini terjadi karena pada susu yang
mengandung gula saat dipanaskan HCl memecah gula menjadi glukosa dan
fruktosa(yang sebelumnya fruktosa telah dipecah menjadi 4,5 dihidroksimetil
furfural). Fruktosa inilah yang akan berikatan dengan resorsinol sehingga susu yang
mengandung gula akan berubah menjadi merah.
Uji formalin pada susu untuk mengetahui adanya penambahan formalin dalam
susu. Prinsipnya adalah H2SO4 akan memecah ikatan formalin dan kasein sehingga
formalin akan berikatan demgan FeCl3 1% membentuk cincin ungu. Metode yang
digunakan dalah dengan dua tabung reaksi diberi label A dan B yang masing-masing
diisi susu sebanyak 5 ml sesuai label dan ditambah 0,25 ml FeCl 3 1% dan aquades
sebanyak 5,25 ml kemudian ditambahkan H2SO4 melewati dinding tabung agar tidak
terjadi pembakaran. Dari hasil uji susu tabung A yaitu terdapat cincin ungu yang
mengindikasikan bahwa positif (+) mengandung formali pada susu dan pada tabung
B tidak terdapat cincin ungu yang mengindikasikan negative (-) terhadap
penambahan formalin.
Pemeriksaan susu mastitis dapat diuji dengan CMT (California Mastitis
Test), WST ( White Side Test), detergen 5% dan IPB. Tujuan dari semua uji yaitu
memeriksa apakah susu merupakan susu mastistis atau tidak dengan melihat
kandungan dan susunan susu. Prinsip uji ini adalah pereaksi dari masing-masing uji
akan bereaksi dengan DNA dengan sel somatic (missal leukosit) sehingga terbentuk
viscous (kental) atau presipitat. Susu mastitis bersifat alkalis dengan pH berkisar 6,7-
7,2. Pada susu mastitis terjadi penambahan jumlah leukosit sehingga reaksi pH lebih
alkalis sehingga ketika ditambah basa seperti NaOH 4% dan detergen 5%. Pada uji
WST dan detergen zat uji mengandung alkyl aryl sulfonat dan menyebabkan reaksi
dengan sel somatic susu (leukosit) sehingga terjadi kenaikan konsentrasi susu lebih
viscous (kental) atau membentuk sel.
KESIMPULAN
 Macam-macam susu terdiri dari susu murni,susu segar,susu
pasteurisasi,susu sterilisasi, susu rekonstitusi, susu rekombinasi
 Mastitis adalah peradangan interna ambing yang sebagian besar
disebabkan oleh mikroorganisme (80% disebabkan oleh bakteri).
 Macam uji dalam penambahan susu antara lain adalah
- uji karbonat dengan methanol, A (+) tidak ada presipitat, B (-) ada
presipitat
- uji karbonat dengan neutral red, A (+) berwarna kuning, B (-)
berwarna merah
- uji penambahan gula, A(-) berwarna merah, B (+) berwarna kuning
- uji penambahan formalin, A(+) terdapat cincin ungu, B(-) tidak
ada cincin ungu
 Macam uji mastitis antara lain adalah :
- uji CMT (+) keterangan : Positif 1
- uji WST (+) keterangan : Presipitat
- uji detergen 5% (+) keterangan : Positif 1
- dan uji IPB (+) keterangan : Positif 2
 Dari hasip praktikum dapat disimpulkan bahwa semua sampel susu
yang telah diuji positif menderita mastitis.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1998. Bahan Tambahan Makanan. Peraturan Menteri Kesehatan RI.


No : 722/ Menkes/ Per/ IX/ 88 .

Anonim. 2006. Kategori Pangan. Surat Keputusan Kepala Badan PONRI No.
HK.00.05.52.40.40

Anonim. 2011. Susu Segar – Bagian 1 : Sapi. Badan standarisasi Nasional.


SNI 01.341. 1.2011

Anonim. 2014. Susu UHT (Ultra High Temperature). Bahan Standarisasi


Nasional. ICS. 67.100.10

Nurhadi, M. 2012. Kesehatan Masyarakat Veteriner [Higiene Bahan Pangan


Asal Hewan dan Zoonosis]. Yogyakarta. Gosyen Publishing

Subronto. 2008. Ilmu Penyakit Terna 1-a (Mamalia). Yogyakarta. UGM Press

Anda mungkin juga menyukai