TINJAUAN PUSTAKA
4. Patogenesis mastitis
a. Fase invasi yaitu proses masuknya mikroorganisme kedalam puting susu
biasa terjadi setelah pemerahan karena saluran kelenjar ambing terbuka dan
didukung oleh keadaan lingkungan jelek .
b. Fase infeksi yaitu pembentukan mikroorganisme menjadi koloni dalam
waktu singkat dan menyebar ke alveoli dan lobuli
c. Fase infiltrasi yaitu penyebaran mikroorganisme sampai ke kelenjar
ambing sehingga menyebabkan sel darah terlepas kedalam susu, sehingga
sifat dan susunan susu berubah (Nurhadi, 2012)
Perubahan fisik
Dihomogenkan
Interpretasi : (+) karbonat = bewarna kuning
(- ) karbonat = bewarna merah
(Nurhadi, 2012)
c. Penambahan gula
Tujuan : Mengetahui adanya penambahan gula dalam susu.
Prinsip : Penambahan gula membuat susu menjadi lebih pekat sehingga
tekanan osmosis susu meningkat dan cairan dalam tubuh susu akan keluar
sehungga bakteri mati dan masa asam diperpanjang . prinsip timbulnya
warna pada uji penambahan gula adalah HCl 0,25 N (pekat) pada larutan
schiliwanof akan memecah sukrosa pada susu menjadi glukosa dan
fruktosa. Resorsinol 5% sebagai indikator gula/laktosa. Glukosa
didehidrasi menjadi alfa – dimetil furfurat dan berikatan dan berikatan
dengan resorsinol maka akan menjadi warna merah.
Cara Kerja :
2 ml susu dimasukan dalam tabung reaksi
d. Penambahan formalin
Tujuan : Mengetahui adanya formalin didalam susu
Prinsip : Formalin dalam susu akan berikatan dengan casein dimana H2SO4
akan memecah susu menjadi komponen lemak dan non lemak serta
memutus ikatan formalin dengan casein. Selanjutnya formalin akan
berikatan dengan FeCl3 1% dan akan membentuk cincin ungu .
Cara Kerja :
1 ml susu + 2 tetes formalin + 0,5 ml FeCl3
Diamati
Interpretasi : (+) formalin = terbentuk cincin ungu diantara 2 lapisan
(- ) formalin = tidak ada cincin ungu
(Nurhadi, 2012)
e. CMT, WST, IPB dan Detergent 5%
1. CMT
Tujuan : Mengetahui susu mastitis atau susu normal
Prinsip : Reagen CMT akan bereaksi dengan sel somatik sehingga
DNA keluar dan menyebabkan Presipitat
Cara Kerja :
5 tetes susu diletakan pada gelas arloji
Diamati
Interpretasi : (+) Mastitis = adanya presipitat
(- ) Mastitis = Tidak ada presipitat
2. WST
Tujuan : Mengetahui susu mastitis atau susu normal
Prinsip : Penambahan NaOH 4% dapat menyebabkan susu bersifat
lebih alkalis
Cara Kerja :
5 tetes susu diletakan pada gelas arloji
Diamati
(Nurhadi, 2012)
3. IPB
Tujuan : Mengetahui susu mastitis atau susu normal
Cara Kerja :
5 tetes susu diletakan pada gelas arloji
Diamati
(Nurhadi, 2012)
4. Detergent 5%
Tujuan : Mengetahui susu mastitis atau susu normal
Prinsip : Adanya kandungan alkyle aryil sulfonat akan bereaksi dengan
sel somatik akan keluar melisiskan membran nukleus sehingga DNA
dari sel somatik akan keluar dan menyebakan viscous
Cara Kerja :
5 tetes susu diletakan pada gelas arloji
Diamati
(Nurhadi, 2012)
MATERI DAN METODE
Materi
Metode
Materi
Metode
3. Penambahan Gula
Materi
Metode
4. Penambahan Formalin
Materi
Metode
B. Uji Mastitis
Materi
Metode
1. Uji CMT
3. Uji Detergen 5%
4. UJi IPB
3 tetes susu diteteskan pada gelas arloji
Interpretasi
No Uji Reagen Keterangan
A B
1. Uji Formalin FeCl31%, Terbentu A = positif formalin
Tidak
H2SO4, k cincin B = negatif formalin
terbentuk
Aquades ungu
2. Uji Gula Schiliwanof - + A = negatif gula
Warna Warna B = positif gula
putih merah
3. Uji Karbonat dengan Methanol + - A = positif karbonat
Methanol Tidak Ada B = negatif karbonat
ada presipitat
presipitat kasar
4. Uji Karbonar dengan Neutral red + - A = positif karbonat
NR Warna Warna B = negatif karbonat
kuning merah
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan penambahan zat susu dan
pemeriksaan susu mastitis. Pemeriksaan penambahan zat susu diantaranya dilakukan
uji karbonat dengan methanol, uji karbonat dengan neutral red, uji schiliwanoff dan
uji formain. Pemeriksaan susu mastitis dapat dilakukan dengan uji
CMT,WST,detergen 5% dan IPB.
Uji karbonat dengan methanol dilakukan untuk mengetahui adanya zat
tambahan karbonat dalam susu. Prinsipnya adalah gugus karbonat akan menetralkan
asam laktat sehingga masa asam dapat diperpanjang, ikatan kasein garam organic
(Cad an Mg) akan tetap stabil dalam mantel air, methanol tidak dapat mendehidrasi
mantel air sehingga tidak tampak presipitasi atau tampak presipitasi halus. Uji ini
dilakukan dengan 2 tabung reaksi yang diisi susu 2 ml lalu ditambahkan dengan 3 ml
methanol kemudian dihomogenkan. Dari hasil uji didapatkan yaitu tabung A hasilnya
positif ( tampak presipitat halus) yang mengindikasikan bahwa susu mengandung
karbonat sedangkan tabung B tampak presipitat kasar yang menandakan hasil uji
negative terhadap karbonat. Hal ini disebabkan dari larutan methanol yang
mendehidrasi mantel air sehingga ikatan kasein dan garam (Ca dan Mg) akan terlepas
sehingga setelah dihomogenkan terbentuk presipitat casein.
Uji penambahan karbonat dengan neutral red 1% (NR) bertujuan mengetahui
adanya karbonat didalam susu. Prinsip dari uji ini adalah alcohol 95% akan
mendehidrasi mantel air dan kasein terlepas ikatanya dari garam organic(Ca dan
Mg). metode uji ini adalah dua tabung reaksi diberi label A dan B yang masing-
masing tabung diisi susu sebanyak 2 ml lalu ditambahkan 2 ml alcohol 95% dan
diteteskan 4 tetes NR kemudian dihomogenkan, didiamkan dan diamati. Dari hasil uji
tabung A berwarna kuning yang mengindikasikan bahwa tabung A mengandung
karbonat dab tabung B berwarna merah yang mengindikasikan bahwa tabung B tidak
mengandung karbonat. Pada praktikum dijelaskan, susu yang awalnya bersifat
amfotir akan cenderung ke basa bila ditambah karbonat dengan sifatnya yang basa
dan NR merupakan indicator untuk asam, jadi ketika susu bersifat basa tidak akan
terbaca oleh NR sehingga akan berwarna kuning dan susu yang tidak mengandung
karbonat akan bersifat asam dan akan terbaca oleh NR sehingga warna susu berubah
menjadi merah.
Uji penambahan gula dengan reagen schiliwanoff bertujuan mengetahui
adanya penambahan gula pada susu. Reagen schiliwanoff mengandungbahan aquades
sebagai pelarut, resorsinol sebagai indicator gula, dan HCl sebagai pengurai gula
(fruktosa dan glukosa). Prinsipnya adalah penambahan gula pada susu membuat susu
lebih kental sehingga tekanan osmotic meningkat, cairan tubuh bakteri dihisap dan
bakteribkering shingga bakteri mati dan masa asam diperpanjang, sehingga gula
digunakan sebagai pengawet susu. Metode uji gula adalah dengan mengisi susu pada
masing-masing tabung sebanyak 2 ml, lalu ditambahkan 2,5 ml reagen schiliwanoff
pada masing-masing tabung dihomogenkan da dipanaskan diatas Bunsen sampai
mendidih kemudian diamati perubahan warna yang muncul. Dari hasil uji gula
didapatka yaitu tabung A tetap berwarna putih yang mengindikasikan negative (-)
penambahan gula dan tabung B berubah warna menjadi merah yang mengindikasikan
bahwa positif(+) penambahan gula. Hal ini terjadi karena pada susu yang
mengandung gula saat dipanaskan HCl memecah gula menjadi glukosa dan
fruktosa(yang sebelumnya fruktosa telah dipecah menjadi 4,5 dihidroksimetil
furfural). Fruktosa inilah yang akan berikatan dengan resorsinol sehingga susu yang
mengandung gula akan berubah menjadi merah.
Uji formalin pada susu untuk mengetahui adanya penambahan formalin dalam
susu. Prinsipnya adalah H2SO4 akan memecah ikatan formalin dan kasein sehingga
formalin akan berikatan demgan FeCl3 1% membentuk cincin ungu. Metode yang
digunakan dalah dengan dua tabung reaksi diberi label A dan B yang masing-masing
diisi susu sebanyak 5 ml sesuai label dan ditambah 0,25 ml FeCl 3 1% dan aquades
sebanyak 5,25 ml kemudian ditambahkan H2SO4 melewati dinding tabung agar tidak
terjadi pembakaran. Dari hasil uji susu tabung A yaitu terdapat cincin ungu yang
mengindikasikan bahwa positif (+) mengandung formali pada susu dan pada tabung
B tidak terdapat cincin ungu yang mengindikasikan negative (-) terhadap
penambahan formalin.
Pemeriksaan susu mastitis dapat diuji dengan CMT (California Mastitis
Test), WST ( White Side Test), detergen 5% dan IPB. Tujuan dari semua uji yaitu
memeriksa apakah susu merupakan susu mastistis atau tidak dengan melihat
kandungan dan susunan susu. Prinsip uji ini adalah pereaksi dari masing-masing uji
akan bereaksi dengan DNA dengan sel somatic (missal leukosit) sehingga terbentuk
viscous (kental) atau presipitat. Susu mastitis bersifat alkalis dengan pH berkisar 6,7-
7,2. Pada susu mastitis terjadi penambahan jumlah leukosit sehingga reaksi pH lebih
alkalis sehingga ketika ditambah basa seperti NaOH 4% dan detergen 5%. Pada uji
WST dan detergen zat uji mengandung alkyl aryl sulfonat dan menyebabkan reaksi
dengan sel somatic susu (leukosit) sehingga terjadi kenaikan konsentrasi susu lebih
viscous (kental) atau membentuk sel.
KESIMPULAN
Macam-macam susu terdiri dari susu murni,susu segar,susu
pasteurisasi,susu sterilisasi, susu rekonstitusi, susu rekombinasi
Mastitis adalah peradangan interna ambing yang sebagian besar
disebabkan oleh mikroorganisme (80% disebabkan oleh bakteri).
Macam uji dalam penambahan susu antara lain adalah
- uji karbonat dengan methanol, A (+) tidak ada presipitat, B (-) ada
presipitat
- uji karbonat dengan neutral red, A (+) berwarna kuning, B (-)
berwarna merah
- uji penambahan gula, A(-) berwarna merah, B (+) berwarna kuning
- uji penambahan formalin, A(+) terdapat cincin ungu, B(-) tidak
ada cincin ungu
Macam uji mastitis antara lain adalah :
- uji CMT (+) keterangan : Positif 1
- uji WST (+) keterangan : Presipitat
- uji detergen 5% (+) keterangan : Positif 1
- dan uji IPB (+) keterangan : Positif 2
Dari hasip praktikum dapat disimpulkan bahwa semua sampel susu
yang telah diuji positif menderita mastitis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Kategori Pangan. Surat Keputusan Kepala Badan PONRI No.
HK.00.05.52.40.40
Subronto. 2008. Ilmu Penyakit Terna 1-a (Mamalia). Yogyakarta. UGM Press