Anda di halaman 1dari 12

Kuda Pincang

A. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami cara berternak kuda sesuai dengan good
farming practices.
2. Mahasiswa mengetahui penerapan prinsip kesrawan & landasan norma agama.
3. Mahasiswa mengetahui dan memahami tulang penyusun anggota gerak hewan.
4. Mahasiswa mengetahui persendian dan otot penyusun anggota gerak pada hewan.
5. Mahasiswa memahami peran lipida dan penggolongannya.

B. Skema

KUDA

Pemeliharaan Struktur Anatomi


Ekstermitas Cranial &
Caudal
Kesrawan Norma
Agama
Tulang/ Otot/M Persendia
Ossa usculi n/Articula
good farming
practises tio

Manajemen
Pelatihan
pakan

Lipida

C. Bahasan
1. Diskusikan penerapan manajemen peliharaan kuda yang dipelajari pada mata
kuliah IPU, apakah prinsip kesrawan dan norma agama sudah diterapkan dalam
peternakan kuda.

Kuda Secara sistematis dapat disusun sebagai berikut


Kingdom : Animal
Phylum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Perissodoctyla
Family : Equidae
Genus : Equus
Species : Equus hipotigris (Zebra)
Equus asinus (Keledai)
Equus hemionus (setengah Keledai)
Equus caballus (Kuda)

Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu dari sepuluh spesies
modern mamalia dari genus Equus. Hewan ini telah lama merupakan salah satu hewan
ternak yang penting secara ekonomis, dan telah memegang peranan penting dalam
pengangkutan orang dan barang selama ribuan tahun.

Kuda dapat ditunggangi oleh manusia dengan menggunakan sadel dan dapat pula
digunakan untuk menarik sesuatu, seperti kendaraan beroda, atau bajak. Pada beberapa
daerah, kuda juga digunakan sebagai sumber makanan. Walaupun peternakan kuda
diperkirakan telah dimulai sejak tahun 4500 SM, bukti-bukti penggunaan kuda untuk
keperluan manusia baru ditemukan terjadi sejak 2000 SM.

Kesrawan memiliki tiga aspek yang penting untuk kesejahteraan, aspek pertama yaitu
Ilmu Kesrawan mengukur efek terhadap hewan atas adanya situasi- situasi dan lingkungan
- lingkungan yang berbeda, dari sudut pandang si hewan, aspek kedua yaitu Etika pada
kesrawan adalah tentang bagaimana seyogyanya manusia memperlakukan hewan, dan
aspek ketiga yaitu Hukum tentang kesrawan adalah tentang bagaimana manusia harus
memperlakukan hewan. Ada tiga konsep kesejahteraan, yaitu status fisik, status mental,
dan status alami. Prinsip yang sering digunakan untuk mengukur kesrawan adalah Lima
Kebebasan Hewan (Konsil Kesejahteraan hewan Ternak, 1992):
1. Bebas dari haus dan lapar
2. Bebas dari ketidaknyamanan
3. Bebas dari rasa sakit, cedera, dan penyakit
4. Bebas untuk mengekspresikan perilaku normal/alami
5. Bebas dari rasa takut dan tertekan

Berdasarkan skenario diatas , kuda di kandang pertama telah memenuhi syarat dari konsil
kebebasan hewan tersebut.
Salah satu faktor yang sangat menunjang keberhasilan peternakan kuda adalah pakan.
Pakan akan menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan kuda, disamping tentunya
faktor perawatan dan kesehatan yang tidak boleh disepelekan. Semua ketentuan ini
berlaku bagi segala jenis kuda baik kuda asli maupun impor.
Di Indonesia kita kenal beberapa macam makanan kuda seperti: gabah, jagung, dedek
halus dan kasar, kacang hijau atau kedele, dan lain-lain.
Makanan pokok bagi kuda adalah rumput. Ada bermacam-macam jenis rumput yang dapat
diberikan kepada kuda, diantaranya panicum muticu, brachiaria mutica dengan ketinggian
1,20 meter dan bermacam-macam jenis rumput yang tumbuh dimana-mana dengan
ketinggian 40 cm yang biasa diarit untuk makanan kuda. Dengan makanan rumput saja
kuda sudah dapat hidup tetapi untuk mencapai prestasi maka kuda diberi makanan
tambahan berupa konsentrat. Konsentrat terdiri dari jagung, gabah dan kacang-kacangan
(kacang hijau atau kedelai). Selain rumput dan konsentrat juga diberi multivitamin dan
mineral.
Makanan kuda diberikan sesuai usia, keadaan dan kegunaannya. Usia kuda dapat dibagi
dalam beberapa tahap, usia 1-6 bulan, 6-12 bulan, 12-24 bulan, 24 bulan keatas. Untuk
kuda berumur 1-6 bulan tidak disediakan makanan khusus, karena masih ikut dengan
induknya yaitu menetek atau ikut makan makanan induknya. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan ialah makanan induknya. Induk kuda yang menyusui makan untuk 2 ekor (dia
sendiri dan anaknya). Jika induk itu sudah bunting lagi maka dia makan untuk 3 ekor.
Dalam hal ini maka pemberian makanan harus tiga kali lipat,khususnya pemberian
multivitamin dan mineral. Kekurangan multivitamin dan mineral mengakibatkan
pertumbuhan anaknya di luar dan di dalam kandungan kurang sempurna di samping
induknya juga akan menjadi lemah. Pemberian kacang-kacangan dan bungkil membantu
pembentukan air susu dalam jumlah cukup. Pengaturan makanan di berikan pagi, siang
dan sore.
Umur 6 bulan anak kuda sudah dipisahkan dari induknya.
Agar memiliki body score athlete ( tidak gemuk dan tidak kurus) maka kuda harus diberi
pelatihan fisik. Jika dia kuda pacu maka dia mulai dilatih secara bertahap dan pemberian
makanan pun disesuaikan.
Pemberian pakan kepada kuda pacu lebih banyak dipusatkan kepada konsentrat,
multivitamin dan mineral. Pemberian rumput dibatasi. Pemberian konsentrat sesuai
dengan kebutuhannya akan kalori energi sebagai kuda pacu.
Kuda untuk olahraga dianggap dewasa pada umur 3 tahun. Pada umur 3 tahun baru mulai
dilatih. Kuda olahraga tidak boleh terlalu dini di latih karena punggungnya belum kuat dan
mudah cedera. Pemberian pakan disesuaikan dengan latihannya. Jika latihannya
meningkat maka konsentrat di tambah. Lain halnya dengan kuda pacu, maka kuda
olahraga lebih banyak memerlukan konsentrat dan serat kasar. Karena selain dia
memerlukan energi juga daya tahan yang kuat.
Disamping itu peternak juga harus memperhatikan kondisi lingkungan sekitar kuda, mulai
dari kandang kuda, tempat makanan yang higienis hingga pemandian kuda yang dilakukan
secara baik dan benar agar keadaan kuda tetap bersih dan rambut kuda berkilau atau tidak
kusam.
Sedangkan pada anak kuda di kandang lainnya pemilik kuda kurang memperhatikan
kesejahteraannya. Menurut prinsip kesrawan peternak ini kurang memberikan empati dan
pelatihan kepada anak kuda tersebut, bahkan anak kuda tersebut ditaruh di dalam kandang
individu, jarang beraktivitas dan terlihat gemuk , seharusnya anak kuda di umbar serta di
beri pelatihan kecil-kecilan karena aktivitas alamiah tersebut dapat meningkatkan
kesehatan. Apabila anak kuda tersebut terus-terusan berada di dalam kandang maka ia
dapat mengalami keadaan yang disebut cribbing, yaitu menggigit atau mengisap pagar
kandang untuk melampiaskan kebosanannya. Kurangnya latihan fisik dapat menyebabkan
rendahnya tingkat kebuntingan serta rendahnya tingkat kelahiran. Perlakuan latihan yang
tidak tepat juga akan menyebabkan luka pada otot maupun tulang bagi kuda.
Peternak kuda tidak memperhatikan kebebasan perilakunya. Seharusnya sebagai sesama
makhluk hidup, kita tidak hanya memberi nutrisi yang cukup tetapi juga
memperhatikannya.

Berdasarkan norma agama, Tuhan mengajarkan bahwa kita harus mengasihi sesama,
bukan saja terhadap sesama namun juga kepada seluruh ciptaanNya, itu berarti kita semua
juga harus memperhatikan hewan yang juga merupakan ciptaanNya. Berdasarkan Amsal
12:10 yang berisi : Orang benar memperhatikan hidup hewannya, tetapi belas kasihan
orang fasik itu kejam. Sudah pasti bahwa kita sebagai orang yang memiliki akal budi
sepantasnya memperhatikan hewan

2. Apa sebabnya kuda menjadi gemuk, bagaimana peran lipida dan apa saja yang
dikelompokkan dalm lipida.
Kurangnya aktivitas yang diberikan kepada anak kuda menyebabkan
kegemukan (penimbunan lemak pada tubuh) apabila dibiarkan terus-menerus maka
kuda tersebut memasuki BSC (Body Score Condition) 9 atau bisa dikatakan obesitas.

SCORE DESCRIPTION

1 Poor – The horse is extremely emaciated. The


backbone, ribs, hip bones, and tail head are all very
prominent. The neck is hollow, and the bones of the
shoulders, withers, and neck are easily noticeable.
Individual vertebrae are clearly seen and easily felt.
No fat can be felt anywhere.

2 Very thin – The horse is emaciated. The backbone is


prominent and the ribs, tailhead and hipbones stand
out. There is a slight fat covering over the vertebrae in
the spine, but individual vertebrae are visible. The
bones in the shoulders, withers and neck are faintly
noticeable.

3 Thin – The backbone is prominent. The tailhead is


evident, but individual vertebrae cannot be seen. Ribs
are easily visible, but a slight fat layer can be felt over
the ribs. Hipbones appear rounded, but they are easily
seen. Neck, withers and shoulders are emphasized.
4 Moderately thin – The vertebrae produce a slight ridge
along the back. A faint outline of the ribs is visible.
The prominence of the tailhead depends on breed and
conformation, but fat can be felt around the tailhead.
Hipbones cannot be seen. Neck, withers and
shoulders are not obviously thin.

5 Moderate – The horse's back is level. Fat around the


tailhead appears spongy. Withers are rounded, and
the shoulders and neck blend smoothly into the body.
Ribs cannot be seen, but are easily felt.

6 Moderately fleshy – The horse may have a slight


inverted crease along the spine as fat is built up along
the back. Fat around the tailhead feels soft. Fat over
the ribs feels spongy. Small deposits of fat are over
the withers, behind the shoulders and along the sides
of the neck.

7 Fleshy – The horse has an inverted crease along the


spine as fat is built up along the back. Fat around the
tailhead feels soft. Individual ribs can be felt, but there
is noticeable filling between ribs with fat. Noticeable
fat is over the withers, behind the shoulders and
along the sides of the neck.

8 Fat – The horse has a noticeable inverted crease


along the back. Fat around the tailhead feels very soft.
Individual ribs are difficult to feel due to the fat in
between. Noticeable thickening of the neck. The area
over the withers is filled with fat. The space behind
the shoulders is filled in and flush with the barrel of
the horse. Fat is deposited along the inner buttocks.

9 Extremely fat – The horse has an obvious inverted


crease along the back. Fat appears in patches over
the rib area. Bulging fat appears over the tailhead,
withers, neck and shoulders. Fat along inner buttocks
may rub together and the flank is filled in flush with
the barrel of the horse.

A. Pengertian Lipida
Lipida adalah kelompok dari lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat
fisika seperti lemak. Sifat fisika yang dimaksud adalah:
1.Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik
misalnya eter, aseton, kloroform, benzena, atau yang sering disebut “pelarut lemak”.
2.Ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya.
3.Mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup.

B. Fungsi Lipida
Lipida mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:
1.Penyusun membran sel.
2.Molekul energi cadangan.
3.Lapisan pelindung pada beberapa sel.
4.Vitamin dan hormon.

C. Penggolongan Lipida
Senyawa lipida dibagi menjadi beberapa golongan. ada beberapa cara penggolongan
yang dikenal, yaitu:
1.Bloor membagi lipida kedalam tiga golongan besar, yaitu:
a.Lipida sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol.
Contohnya lemak atau gliserin dan lilin.
b.Lipida gabungan, yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan.
Contohnya fosfolipid dan serebrosida.
c.Derivat lipida, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid.
Contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol.
2.Berdasarkan sifat kimia penting, lipida dibagi dalam dua golongan besar. Yaitu:
a.lipida yang dapat disabunkan, yakni dapat dihidrolisis dengan basa.
Contohnya lemak.
b.lipida yang tidak dapat disabunkan. Contohnya steroid.
3.Berdasarkan kemiripan struktur kimianya, dibagi menjadi:

a.Asam lemak e.Sfingolipida


b.Lemak f.Tarpen
c.Lilin g.Sterioda
d.Fosfolipida h.Lipid kompleks

3. Apa saja struktur pembentuk tulang, persendian dan juga otot pada extremitas
kuda.
Extremitas cranial dan caudal pada kuda terdiri dari tulang, persendian dan otot.

Tulang anggota gerak depan ( extremitas cranial) terdiri dari

1. Cingulum membri thoracici

- Os Scapula
- Coracoid
- Clavicula

2. Branchium (arm)
Os Humerus

3. Antebrachium
Os Ulna  Bagian Lateral
Os Radius  Bagian Medial

4. Manus
Os Carpal :
1. Os carpi Acecorius
2. Os carpi Ulnaris
3. Os carpi Intermedialis
4. Os carpi Radialis
5. Os carpale IV
6. Os carpale III
7. Os carpale II
8. Os carpale I
Os Metacarpal
Os Digiti

Persendian anggota gerak depan terdiri dari:

1. Articulatio sacro-lliaca
2. Symphisis pelvis
a. Symphisis pubis (cranial)
b. Symphisis Ischiadicus (caudal)
3. Articulatio coxae
4. Articulatio genu
a. Articulatio Femoro-patellaris
b. Articulatio Femoro-tibialis
5. Articulatio Tibio-Fibulae
6. Articulatio Tarsea
a. Articulatio Taloo-cruralis/articulatio tibio tarsea
b. Articulatio Intertarsea
c. Articulatio Tarso metatarsea
7. Articulatio metatarsea
8. Articulatio metatarso phalangeal
9. Articulatio Interphalangeal proksimal
10. Articulatio Interphalangeal distal
Muscullus yang membalut tulang pada extremitas cranial yaitu :
A. Mm Lateral Bahu
1. M. Deltoidus ~ Ruminan/Anjing  Pars Acromialis/Pars Scapularis
2. M. Supraspinata
3. M. Infraspinata
4. M. Teres minor

B. Mm Medial Bahu
1. M. Subscapularis
2. M. Teres Mayor
3. M. Coracobrachialis

C. Mm Bagian cranial brachium


1. M . Bicep brachii
2. M. Brachialis

D. Mm. Bagian caudal brachium


1. M. Triceps brachii
 Caput longum
 Caput medial
 Caput lateral
2. M. Tensor fascia antebrachii
3. M Anconeus

E. Mm. Antebrachii (min ada 9)


1. M. Extensor digiti lateralis/M. Extensor digiti quartii
2. M. Extensor digiti comunis
3. M. Flexor digiti superficialis
4. M. Flexor digiti profundus
5. M. Extensor carpi radialis
6. M. Extensor carpi ulnaris/M. Ulnaris lateralis
7. M. Flexor carpi radialis
8. M. Flexor carpi ulnaris
9. M. Abductor pollicis longus/M. Extensor carpi obliquus

Pada mamalia lain masih terdapat :


- M Pronator teres
- M Pronator quadratus
- M Supinator

Musculi cranio lateral antebrachii


1. M. Extensr carpi radialis
2. M. Extensor carpi lateralis
3. Mm Extensor digitalis comunis
4. M. Extensor carpi ulnaris/M. Ulnaris lateralis
5. M. Abductor pollicis longus/ M. Extensor carpi obliquus
6. M. Brachio radialis
7. M. Supinator (kecil tertutup M. Extensor carpi radialis & M. Extensor digiti comunis)
Musculis caudo medial antebrachii
1. M Flexor carpi radialis
2. M Flexor carpi ulnaris (2 caput : Ulnaris & Humeralis)
3. M. Flexor digiti superficialis
4. M. Flexor digiti profundus
5. M. Pronator teres
6. M. Pronator quadratus

Tulang anggota gerak belakang ( extremitas caudal) terdiri dari :


a. Os coxae
b. Os femur
c. Os cruris
-Os tibia
-Os fibula
d. Os pedis
-Os tarsal
-Os metatarsal
-Os digiti

Persendian anggota gerak belakang terdiri dari:


a. Art. Sacro-iliaca
b. Symphisis pelvis
c. Art. Genue :
-Art. femoro patellaris
-Art. femoro tibialis
d. Art. Tibio-fibulare
-Proksimal
-Distal
e. Art. Tarsea
-Art. tibio-tarsea
-Art. Intertarsea
-Art. tarso-metatarsea
f. Art. Metatarsea
g. Art. Intermetatarsea phalangeal
h. Art. Interphalangeal proximal
i. Art. Interphalangeal distal

Muscullus yang membalut tulang pada extremitas caudal yaitu :


a. Mm. Lateral hip
- M. Tensor fascia latea
- M. Gluteus superficialis
- M. Gluteus medius
- M. Gluters ptofundus
- M. Gluteus acesorium

b. Mm. Lateral femur

- M. Quadricep femoris
- M. Semitendinasus
- M. Semimembranosus

c. Mm. Medial femur

- M. Gamelli
- M. Sartonius
- M. Gracilis
- M. Pectineus
- M. Adduktor
- M . Iliopsoas

d. Mm. Craniolateral cruris

- M. Tibialis cranialis
- M. Extremitas digiti longus
- M. Extremitas digiti lateralis
- M. Peronius testius
- M. Peroneus longus

e. Mm. Caudal cruris

- M. Gastrocnemius
- M. Soleus
- M. Flexor digiti superficialis
- M. Flexor digiti profundus

Anak kuda tidak dapat berjalan, kemungkinan anak kuda terebut mengalami
tendonistis. Tendonistis merupakan penyakit pembesaran tendon, yang berada di
belakang tulang cannon pada kaki depan dan belakang. Bagian yang paling terserang
adalah adalah kaki depan dan terletak tepat dibawah lutut, tepat diatas fedlock, atau
diantaranya. Penyebab tendonitis adalah kelelahan otot, tubuh yang terlalu besar
dibandingkan struktur kakinya, kehabisan tenaga akibat kecelakaan atau latihan yang
dipaksakan, kelelahan otot pada akhir pacuan kuda yang panjang, jalan berlumpur,
dan penggunaan sepatu kuda yang kurang baik. Tanda-tanda tendinitis akut
timbulnya cepat. Segera setelah luka, atau bahkan pada saat terjadinya luka, kuda
akan pincang, menyanggah tumit dalam posisi miring untuk menghilangkan tekanan.
Bila diraba akan terasa panas, bengkak dan sakit.
Pada awal tahap akut, pengobatan oleh dokter hewan biasanya terdiri dari suntikan
kortikoid dan dibalut dengan gibs ringan. Selama lebih kurang 2 minggu. Apabila
terlihat kemajuan yang jelas. Setelah gibs ini dilepas, pembalut penyanggah diberikan
selam 30 hari. Selanjutnya bila tidak tampak perubahan atau kemajuan yang kurang
berarti maka dapat diberi pembalut gibs lagi. Kuda harus diistirahatkan setidaknya
satu tahun, sesuai dengan kondisinya.
Cara pengobatan lain yang digunakan pada kuda-kuda yang kurang berharga dan
hasilnya cukup bagus adalah blistering. Blister adalah bahan (zat) seperti salep untuk
pengobatan iritasi yang mengubah peradangan kronis menjadi keadaan akut. Hal ini
menyebabkan lebih banyak darah mengalir ke bagian luka, yang mendorong proses
penyembuhan alami. Bulu (rambut) pada daerah yang terserang dipotong sangat
pendek dan blistering agent digosokkan pada pori-pori kulit dengan menggunakan
tangan. Kuda tidak diperbolehkan menjilat, menggosok atau menggigit bagian
tersebut.. Tali leher (rope halter) biasanya digunakan untuk mengikat kepala untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Tiga hari setelah itu,bagian yang terserang
dicuci dengan air sabun yang hangat, dikeringkan, dan diberi vaseline atau minyak
untuk mencegah rusaknya kulit. Istirahatkan kuda paling tidak satu tahun sesuai
dengan kondisinya

C. Kesimpulan
Manfaat Pembelajaran

1. Menerapkan prinsip kesrawan saat terjun di lapangan menangani kasus yang ada.
2. Menerapkan Good farming pratices pada peternakan yang kurang sesuai dengan
prosedur
3. Membantu orang lain dalam menentukan kebijakan peternakan kuda
4. Menerapkan norma agama dalam bekerja
5. Memahami Persendian penyusun anggota gerak tubuh depan dan belakang pada kuda
6. Memahami peran dari lipida serta pengenggolongannya

D. Luaran Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menerapkan, melakukan penilaian/pengukuran/ penelitian
berdasarkan prinsip kesrawan, good farming practices dan norma agama dalam
peternakan kuda.
2. Mahasiswa mampu memahami bidang ilmu osteologi, myologi, arthrologi,
memahami struktur, fungsi, dan letak dari tulang, otot, dan sendi.
3. Mahasiswa memahami peranan lipida serta penggolongannya.
E. Referensi
http://www.mjumani.net/2009/01/biokimia-lipida.html#_
http://klinikhewanhappiness.blogspot.com/2010/11/manajemen-pakan-peternakan-kuda-
di.html
http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/mengenal-beberapa-penyakit-pada-kuda
Koenig, H.E, Liebich, H.-G.,2004. Veterinary Anatomy of Domestic Mammals.Jerman:
Schattauer GmbH

Anda mungkin juga menyukai