SEMESTER 1
OLEH
(18/423969/KH/09594)
KELOMPOK 3.a
YOGYAKARTA
September 2018
SKENARIO 1: PEDET YANG SEJAHTERA
A. Tujuan pembelajaran
B. Skema pembelajaran
FGD
SEMESTER 1
SINERGI DAN INTERGRITAS ANTAR MATA KULIAH UNTUK MEMBANGUN PEMHAMAN SECARA
LEBIH DALAM DAN KOMPREHENSIF UNTUK MENCAPAI KOMPETENSI
SKENARIO I
Pedet yang Sejahtera
Mahasiswa FKH diajak berkunjung ke dua tipe peternakan sapi perah. Pada
peternakan I, mahasiswa melihat sapi-sapi dibiarkan merumput bebas dengan sapi-sapi lain,
pedet-pedet ada yang berlari-lari dan ada yang menyusui induknya dengan nyaman. Ketika
berkunjung ke peternakan II, mahasiswa menemukan sapi perah dipelihara dalam kandang
dengan lantai yang miring dan licin. Seekor sapi terpeleset, ambruk dan tidak bias berdiri
kembali. Ada pedet yang tidak menerima kolostrum dari hari pertama setelah dilahirkan dan
selanjutnya hanya diberi susu skim dengan kualitas yang lebih rendah dari susu induknya.
Menurut pemilik ternak, jumlah susu yang dibutuhkan seekor pedet selama pra-sapih
memang besar sehingga menjadi kurang ekonomis kerena akan mengurprangi jumalh
produksi susu induk yang dapat diperah dan dijual. Pedet sangant membutuhkan susu induk
yang mengandung nutrient seperti karbohidrat dan lemak untuk pertumbuhan. Pertambahan
berat badan harian pedet menjadi turun. Berdeasarkan pengamatan yang dilakukan
mahasiswa fkh selama 5 minggu diperoleh data :
C. Pembahasan
1. Pemeliharaan Sapi perah
a. Prinsip Kesrawan
- Bebas dari rasa lapar dan haus
- Bebas dari raa tidak nyaman
- Bebas dari rasa sakit, cedera dan penyakit
- Bebas mengekspresikan tingkah laku alaminya
- Bebas dari rasa takut dan stres
b. Good Farming Pratices
Teori sucking yang benar pada sapi perah adalah menjauhkan pedet dari
induknya, karena membiarkan induk menyusui pedet merupakan hal yang rugi secara
ekonomi. Sapi yang menyusui pedet membuat sukar melepaskan susu dan terlambat
birahi, susu yang diberikan pedet tidak bisa di kontrol dan hal itu akan membuat susah
peternak untuk memerah susu sesuai waktu yang sudah di tentukan. Bahkan jika sang
induk menyusui pedet dan pedetnya mati, produksi susu akan menjadi sangat
menurun.
c. Norma Agama
- Kejadian 1 : 28 yang berbunyi, “Beranakcuculah dan bertambah banyak;
penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut
dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di
bumi.",
- Tuhan memberikan manusia kekuasaan atas segala ciptaan lain di bumi
termasuk hewan. Namun oleh kepercayaan tersebut kita tidak boleh
semena-mena dan tidak menghargai hewan. Kita tetap harus menyayangi
mereka sebagai sesame ciptaa Tuhan
- Pada Matius 6 : 26 “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak
menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam
lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah
kamu jauh melebihi burung-burung itu?" dan Matius 10 : 29 "Bukankah
burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak
akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu."
- Tuhan juga menyatakan bahwa binatang, yang sering diremehkan
keberadaannya oleh manusia, tetap diperhatikan oleh Tuhan. Tuhan juga
ingin kita memperhatikan hewan, termasuk sapi perah. Dan Tuhan juga
ingin jika kita beternak sapi perah, kita memperlakukannya dengan baik,
yaitu dengan tidak membuatnya menderita.
2. Struktur tulang dan otot sapi
Yang berperan besar dalam menyokong berat hewan adalah skeleton dan musculi
di caudal femur, medial femur, cranial femur, craniolateral cruris, caudal cruris dan
pes. Namun, pada sapi yang masih kecil perkembangan articulatio, osteo dan
musculusnya belum terlalu baik sehingga belum terlalu kuat menyokong berat
tubuhnya dan masih mudah terjatuh terutama di peernakan II yang lantainya licin
3. Polisakarida adalah polimer gula yang tersusun atas 20 atau lebih unit
monosakarida dan beberapa polisakarida bahkan mempunyai ratusan
monomer. Polisakarida yang terusun atas satu jenis monosakarida disebut
homopolisakarida, sedangkan yang tersusun lebih dari 1 jenis
monosakarida disebut heteropolisakarida. Contoh polisakarida adalah
amilum, glikogen, chitin, dsb.
b. Gugus fungsionalnya
1. Gula aldosa adalah gula (monosakarida) yang mempunyai gugus
fungsional aldehid dalam gugus karbonilnya. Contohnya adalah
gliseraldehid.
2. Gula ketosa adalah gula (monosakarida) yang mempunyai gugus
fungsional keton dalam gugus karbonilnya. Contohnya adalah
dihidroksiaseton.
- Fungsi karbohidrat :
Fungsi primer dari karbohidrat adalah sebagai cadangan energi jangka pendek
dan paling mudah dicerna oleh tubuh.
Fungsi lainnya adalah sebagai komponen dari struktural sel dan komponen
transfer ATP.
- Apabila jumlahnya berlebih, dapat diubah menjadi lemak. Sifat lemak lebih
susah dibakar menjadi energy daripada karbohidrat
Kolostrum
- “susu pertama” susu/cairan yang diproduksi dari kelenjar susu pada akhir
masa kebuntingan sampai beberapa hari setelah melahirkan
- Kolostrum sapi mengandung kurang lebih 90 komponen penting, beberapa
diantaranya adalah protein, lemak, karbohidrat, asam lemak esensial, asam
amino,dan vitamin (Walstra et al., 1999; Thapa, 2005 dalam Shrinivas et al.,
2010). Kolostrum sapi juga mempunyai komponen bioaktif seperti growth factor,
faktor antimikroba, faktor imun seperti senyawa imunoglobulin, serta enzim
dalam jumlah yang besar.
- Meskipun nilai gizinya tinggi, kolostrum tidak punya nilai ekonomis tinggi sebab
akan menggumpal bila dipanaskan
Susu skim
- Merupakan pengganti susu sapi alami dan tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan
gizi lebih dari susu alami
- Milk Replacer yang baik kualitasnya dapat memberikan pertambahan bobot
badan yang sama dengan kalau diberi air susu sampai umur 4 minggu.
D. Kesimpulan
Beternak sapi harus memperhatikan segala aspek mulai dari segi ekonomis,
segi kesehatan hewan, kesejahteraan hewan bahkan anatomi hewan sekalipun.
Prinsip kesrawan dan good farming bila diterapkan mampu berdampak positif
yaitu sapi merasa lebih bahagia dan tidak stress sehingga pertumbuhannya
maksimal.
Struktur anatomi hewan yang masih muda belum sempurna sehingga
ddiperlukan perlakuan khusus dan pemeliharaan yang lebih. Misalnya dengan
membuatkan kandang khusus anakan, dan mengatur pola pemberian pakan hewan
sehingga mampu tumbuh dengan maksimal.
Struktur susu induk dan susu skim tetap berbeda meskipun susu skim sudah
dibuat semirip mungkin dengan susu indukan. Susu indukan mengandung nutrisi
yang lebih baik terutama kandungan antibodinya dan hormone pertumbuhannya
sehingga amat diperlukan kolostrum di awal kelahiran. Karbohidrat merupakan
sumber energy utama untuk beraktifitas sehari-hari. Biila tidak digunakan
karbohidrat dapat menumpuk menjadi lemak.
5. Learning outcome
1) Mampu memahami cara beternak sapi perah yang baik, yang memenuhi
prinsip kesejahteraan hewan berdasarkan Prinsip Lima Kebebasan, good
farming practices dan norma agama terutama pada bagian kandang dan
pemberian nutrisi pada pedet.
2) Dapat memahami bagian tulang, sendi dan otot apa saja yang menyokong
sapi agar dapat berdiri dan bergerak.
3) Dapat mengetahui apa saja kandungan dalam susu sapi yang berperan
penting dalam pertumbuhan dan sistem pencernaan pedet serta struktur
karbohidrat yang terdapat pada susu sapi.
Beli, Henderiana.2009. Peran Kolostrum dalam Transfer Imunitas Pasif pada Anak
Sapi Baru Lahir
Wahyu,Wita.limakebebasanhewan.http://www.profauna.org/content/id/aware/
kesejahteraan_hewan_bagi_kesehatan_manusia.html(diakses tanggal 12
September 2018)
Samsul, Fikar dkk. 2010. Buku beternak dan bisnis sapi potong. Jakarta : AgroMedia
Pustaka. (good farming)