Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN FORUM GROUP DISCUSSION (FGD)

SEMESTER 1

PEDET YANG SEJAHTERA

OLEH

AUDREY TABITHA GRACIA

(18/423969/KH/09594)

KELOMPOK 3.a

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

September 2018
SKENARIO 1: PEDET YANG SEJAHTERA

A. Tujuan pembelajaran

1. Memahami cara pemeliharaan sapi perah berdasarkan prinsip good farmingpractice


dan penerapan kesejahteraan hewan serta landasan norma agama.
2. Mampu memahami dan menjelaskan struktur osteologi dan miologi ekstremitas
bagian belakang sapi
3. Mampu menjaskan struktur kimia karbohidrat dan fungsinya

B. Skema pembelajaran

FGD

SEMESTER 1

b OSTEOLOGI, BIOKIMIA KESEJAHTERA ILMU


ARTHOLOGI, AN HEWAN PETERNAKAN BIOSTA
MIOLOGI DAN
VETERINER AGAMA DAN ETIKA UMUM DAN TISTIKA
SPLANKNOLOG
I
VETERINER KEWIRAUSAHA
I AN

SINERGI DAN INTERGRITAS ANTAR MATA KULIAH UNTUK MEMBANGUN PEMHAMAN SECARA
LEBIH DALAM DAN KOMPREHENSIF UNTUK MENCAPAI KOMPETENSI

SKENARIO I
Pedet yang Sejahtera

Mahasiswa FKH diajak berkunjung ke dua tipe peternakan sapi perah. Pada
peternakan I, mahasiswa melihat sapi-sapi dibiarkan merumput bebas dengan sapi-sapi lain,
pedet-pedet ada yang berlari-lari dan ada yang menyusui induknya dengan nyaman. Ketika
berkunjung ke peternakan II, mahasiswa menemukan sapi perah dipelihara dalam kandang
dengan lantai yang miring dan licin. Seekor sapi terpeleset, ambruk dan tidak bias berdiri
kembali. Ada pedet yang tidak menerima kolostrum dari hari pertama setelah dilahirkan dan
selanjutnya hanya diberi susu skim dengan kualitas yang lebih rendah dari susu induknya.
Menurut pemilik ternak, jumlah susu yang dibutuhkan seekor pedet selama pra-sapih
memang besar sehingga menjadi kurang ekonomis kerena akan mengurprangi jumalh
produksi susu induk yang dapat diperah dan dijual. Pedet sangant membutuhkan susu induk
yang mengandung nutrient seperti karbohidrat dan lemak untuk pertumbuhan. Pertambahan
berat badan harian pedet menjadi turun. Berdeasarkan pengamatan yang dilakukan
mahasiswa fkh selama 5 minggu diperoleh data :

C. Pembahasan
1. Pemeliharaan Sapi perah
a. Prinsip Kesrawan
- Bebas dari rasa lapar dan haus
- Bebas dari raa tidak nyaman
- Bebas dari rasa sakit, cedera dan penyakit
- Bebas mengekspresikan tingkah laku alaminya
- Bebas dari rasa takut dan stres
b. Good Farming Pratices

Teori sucking yang benar pada sapi perah adalah menjauhkan pedet dari
induknya, karena membiarkan induk menyusui pedet merupakan hal yang rugi secara
ekonomi. Sapi yang menyusui pedet membuat sukar melepaskan susu dan terlambat
birahi, susu yang diberikan pedet tidak bisa di kontrol dan hal itu akan membuat susah
peternak untuk memerah susu sesuai waktu yang sudah di tentukan. Bahkan jika sang
induk menyusui pedet dan pedetnya mati, produksi susu akan menjadi sangat
menurun.

Namun, walapun dipisah dari indukannya, pedet tetap mendapat makanan


utama berupa susu indukan/ susu sapi yaitu colostrum dan susu ini diberikan
sekurang-kurang 3-4 hari setelah kelahiran. Karena susu colostrum mengandung
immunoglobulin yang merupakan antibodi alami yang diberikan indukan pada pedet
untuk ketahanan tubuh pedet.

Jika sapi ingin dikandangkan, sebaiknya peternak memperhatikan syarat –


syarat pembuatan kandang sapi perah, terutama pada bagian lantainya. Lantai
kandang sapi perah harus cukup keras, kuat, tidak licin, tidak mudah pecah atau rusak.
Umumnya lantai kandang sapi perah dibuat agak kasar dan miring ke arah selokan.
Sehingga sapi pun tidak mudah stress dan produksi susu pun tidak sedikit.

Syarat kandang yang baik:

- Jauh dari pemukiman


- Ventilasi yang baik
- Adanya diding pembatas keliling kandang dan dinding penyekat
- Atap terbuat dari bahan selain seng
- Lantai tidak licin lembab, kasar dan becek dengan kemiringan 2-3cm
- Adanya tempat makan dan minum

Pada kasusu ini


Peternakan I menerapkan prinsip kesrawan sehingga bias dibilang keadaan ternaknya
lebih bahagia. Selain itu juga menerapkan prinsip good farming practice sehingga sapi
tidak stress dan mampu berkemban dengan baik.

Peternakan II tidak terlalu memperhatikan prinsip-prinsip kesrawan. Hal ini bias


menimbulkan stress pada hewan sehingga pertumbuhannya tidak optimal bahkan
produksi susunya tidak maksimal. Meskipun begitu tindakan menaruhnya dalam
kandan mampu memberikan efek adaptasi buatan sehingga sapi terbiasa berhubungan
dengan manusia. Kandang di sini tidak baik karena licin dan mudah menyebabkan
sapi terjatuh, namun sudah lumayan baik karena dibuat miring sehingga tidak becek
dan basah.

c. Norma Agama
- Kejadian 1 : 28 yang berbunyi, “Beranakcuculah dan bertambah banyak;
penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut
dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di
bumi.",
- Tuhan memberikan manusia kekuasaan atas segala ciptaan lain di bumi
termasuk hewan. Namun oleh kepercayaan tersebut kita tidak boleh
semena-mena dan tidak menghargai hewan. Kita tetap harus menyayangi
mereka sebagai sesame ciptaa Tuhan
- Pada Matius 6 : 26 “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak
menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam
lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah
kamu jauh melebihi burung-burung itu?" dan Matius 10 : 29 "Bukankah
burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak
akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu."
- Tuhan juga menyatakan bahwa binatang, yang sering diremehkan
keberadaannya oleh manusia, tetap diperhatikan oleh Tuhan. Tuhan juga
ingin kita memperhatikan hewan, termasuk sapi perah. Dan Tuhan juga
ingin jika kita beternak sapi perah, kita memperlakukannya dengan baik,
yaitu dengan tidak membuatnya menderita.
2. Struktur tulang dan otot sapi

a) Tulang – tulang extremitas belakang :


 Os coxae
 Os femur
 Os tibia – ulna ( Yang menyokong berat sapi adalah os tibia)
 Ossa tarsea
 Ossa metatarsea
 Ossa digiti

b) Sendi – sendi extremitas belakang :

 Art. Scapulo – humeralis


 Art. Genu ( articulatio terbesar dan yang mengelaborasi semua
articulatio, sehingga berperan besar dalam menyokong berat hewan)
 Art. Tibio – Fibular
 Art. Tibio – Carpea
 Art. Intercarpea
 Art. Carpo – Metacarpea
 Art. Intermetacarpea
 Art. Metacarpo – Phalangeal
 Art. Interphalangeal Proksimal
 Art. Interphalangeal Distal

c) Otot – otot extremitas belakang :

 Mm. Lateral Hip


 M. Tensor Fascia Latae
 M. Gluteus Superficialis
 M. Gluteus Medius
 M. Piriformis
 M. Gluteus profundus
 Mm. Caudal Hip
 M. Obturatorius Externus
 M. Obturatorius Internus
 M. Gamelli
 M. Quadratus Femoris
 Mm. Caudal Femur
 M. Biceps Femoris
 M. Semitendinosus
 M. Semimembranosus

 Mm. Medial Femur


 M. Sartorius
 M. Gracilis
 M. Pectineus
 M. Adductor
 Mm. Cranial Femur
 M. Quadriceps Femoris
 M. Iliopsoas
 Craniolateral Cruris
 M. Tibialis Cranialis
 M. Ext. Dig. Longus
 M. Ext. Dig. Lateralis
 M. Peronius Tertius
 M. Peronius Longus
 Mm. Caudal Cruris
 M. Gastrocnemius
 M. Soleus
 M. Flex. Dig. Superficialis
 M. Flex. Dig. Profundus
 M. Popliteus

Pada kasus ini

Yang berperan besar dalam menyokong berat hewan adalah skeleton dan musculi
di caudal femur, medial femur, cranial femur, craniolateral cruris, caudal cruris dan
pes. Namun, pada sapi yang masih kecil perkembangan articulatio, osteo dan
musculusnya belum terlalu baik sehingga belum terlalu kuat menyokong berat
tubuhnya dan masih mudah terjatuh terutama di peernakan II yang lantainya licin

3. Komponen kimia karbohidrat dan fungsinya


- Penggolongan karbohidrat berdasarkan
a. Jumlah rantai carbonnya
1. Triosa, gula yang tersusun atas 3 atom carbon
2. Tetrosa, gula yang tersusun atas 4 atom carbon
3. Pentosa, gula yang tersusun atas 5 atom carbon
4. Heksosa, gula yang tersusun atas 6 atom carbon
5. Heptosa, gula yang tersusun atas 7 atom carbon
6. Oktosa, gula yang tersusun atas 8 atom carbon
a. Jumlah gula penyusunnya
1. Monosakarida, atau gula sederhana tersusun atas satu gugus fungsional
aldeid atau keton. Monosakarida tidak dapat diuraikan dengan cara
hidrolisis dalam kondisi lunak mejadi karbohirat lain. Contohnya seperti
glukosa, galaktosa, fruktosa, dsb.

2. Oligosakarida terdiri dari rantai pendek monosakarida, yang tergabung


dalam suatu ikatan yang disebut ikatan glikosidik. Oligosakarida yang
paling banyak adalah disakarida, dengan dua unit monosakarida.
Oligosakarida yang lain adalah trisakarida, yang terdiri dari tiga unit
monosakarida, tetrasakarida, yang terdiri dari empat unit monosakarida.
Contoh oligosakarida adalah sukrosa, laktosa, maltosa, dsb.

3. Polisakarida adalah polimer gula yang tersusun atas 20 atau lebih unit
monosakarida dan beberapa polisakarida bahkan mempunyai ratusan
monomer. Polisakarida yang terusun atas satu jenis monosakarida disebut
homopolisakarida, sedangkan yang tersusun lebih dari 1 jenis
monosakarida disebut heteropolisakarida. Contoh polisakarida adalah
amilum, glikogen, chitin, dsb.

b. Gugus fungsionalnya
1. Gula aldosa adalah gula (monosakarida) yang mempunyai gugus
fungsional aldehid dalam gugus karbonilnya. Contohnya adalah
gliseraldehid.
2. Gula ketosa adalah gula (monosakarida) yang mempunyai gugus
fungsional keton dalam gugus karbonilnya. Contohnya adalah
dihidroksiaseton.

c. Reaktivitasnya terhadap reagen Tollens


1. Gula mereduksi, yaitu gula teroksidasi oleh reagen Tollens. Gula
mereduksi ini merupakan gula aldosa, karena uji tollens dapat digunakan
untuk mebedakan senyawa – senyawa yang mengandung gugus karbonil.
Namun, karena sifat oksidasinya lemah, reagen Tollens tidak dapat
mengoksidasi senyawa keton.
2. Gula non – mereduksi, yaitu gula yang tidak teroksidasi oleh reagen
Tollens. Gula non – mereduksi ini merupakan gula ketosa.

- Fungsi karbohidrat :
Fungsi primer dari karbohidrat adalah sebagai cadangan energi jangka pendek
dan paling mudah dicerna oleh tubuh.
Fungsi lainnya adalah sebagai komponen dari struktural sel dan komponen
transfer ATP.
- Apabila jumlahnya berlebih, dapat diubah menjadi lemak. Sifat lemak lebih
susah dibakar menjadi energy daripada karbohidrat

Kolostrum
- “susu pertama”  susu/cairan yang diproduksi dari kelenjar susu pada akhir
masa kebuntingan sampai beberapa hari setelah melahirkan
- Kolostrum sapi mengandung kurang lebih 90 komponen penting, beberapa
diantaranya adalah protein, lemak, karbohidrat, asam lemak esensial, asam
amino,dan vitamin (Walstra et al., 1999; Thapa, 2005 dalam Shrinivas et al.,
2010). Kolostrum sapi juga mempunyai komponen bioaktif seperti growth factor,
faktor antimikroba, faktor imun seperti senyawa imunoglobulin, serta enzim
dalam jumlah yang besar.
- Meskipun nilai gizinya tinggi, kolostrum tidak punya nilai ekonomis tinggi sebab
akan menggumpal bila dipanaskan

Susu skim
- Merupakan pengganti susu sapi alami dan tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan
gizi lebih dari susu alami
- Milk Replacer yang baik kualitasnya dapat memberikan pertambahan bobot
badan yang sama dengan kalau diberi air susu sampai umur 4 minggu. 

Pada kasus ini,


Peternakan I : sapi dibiarkan di daerah yang luas sehingga mampu berlari-lari.
Namun hal ini menyebabkan sapi pedet membutuhkan banyak energy sehingga
menguras karbohidrat dan lemak yang didapatkannya dari susu induknya.
Akibatnya, tidak ada sisa karbohidrat yang menumpuk menjadi lemak sehingga
di awal pertambahan berat badan sapi lebih rendah.
Pemberian susu induk sapi pada anaknya dilakukan secara bebas sehingga
kebutuhan sapi akan kolostrum terpenuhi dan membawa dampak positif berupa
system imun yang kuat, pencernaan yang baik dan pertumbuhan yang baik di
minggu-minggu akhir

Peternakan II: Sapi ditempatkan pada kandang yang sempit sehingga


tidak bergerak dengan bebas. Karenanya, energy yang dibutuhkan tidak banyak
sehingga mampu memaksimalkan berat tubuh sapi melalui timbunan
karbohidrat yang menjadi lemak. Oleh karena itu berat sapi di awal tinggi.
Pemberian susu sapi pada anaknya digantikan oleh susu skim.karena
kandungannya tidak sebaik susu induknya, maka pertumbuhan berat badan sapi
di akhir tidak sebaik sapi pada peternakan I

D. Kesimpulan
Beternak sapi harus memperhatikan segala aspek mulai dari segi ekonomis,
segi kesehatan hewan, kesejahteraan hewan bahkan anatomi hewan sekalipun.
Prinsip kesrawan dan good farming bila diterapkan mampu berdampak positif
yaitu sapi merasa lebih bahagia dan tidak stress sehingga pertumbuhannya
maksimal.
Struktur anatomi hewan yang masih muda belum sempurna sehingga
ddiperlukan perlakuan khusus dan pemeliharaan yang lebih. Misalnya dengan
membuatkan kandang khusus anakan, dan mengatur pola pemberian pakan hewan
sehingga mampu tumbuh dengan maksimal.
Struktur susu induk dan susu skim tetap berbeda meskipun susu skim sudah
dibuat semirip mungkin dengan susu indukan. Susu indukan mengandung nutrisi
yang lebih baik terutama kandungan antibodinya dan hormone pertumbuhannya
sehingga amat diperlukan kolostrum di awal kelahiran. Karbohidrat merupakan
sumber energy utama untuk beraktifitas sehari-hari. Biila tidak digunakan
karbohidrat dapat menumpuk menjadi lemak.

5. Learning outcome
1) Mampu memahami cara beternak sapi perah yang baik, yang memenuhi
prinsip kesejahteraan hewan berdasarkan Prinsip Lima Kebebasan, good
farming practices dan norma agama terutama pada bagian kandang dan
pemberian nutrisi pada pedet.

2) Dapat memahami bagian tulang, sendi dan otot apa saja yang menyokong
sapi agar dapat berdiri dan bergerak.

3) Dapat mengetahui apa saja kandungan dalam susu sapi yang berperan
penting dalam pertumbuhan dan sistem pencernaan pedet serta struktur
karbohidrat yang terdapat pada susu sapi.

4) Dapat mendapatkan jawaban tentang pentingnya pemberian susu indukan


kepada pedet daripada susu skim.
5) Mampu mengaitkan pelajaran yang didapatkan dengan praktek diskusi
memecahkan kasus tertentu
Referensi

Beli, Henderiana.2009. Peran Kolostrum dalam Transfer Imunitas Pasif pada Anak
Sapi Baru Lahir
Wahyu,Wita.limakebebasanhewan.http://www.profauna.org/content/id/aware/
kesejahteraan_hewan_bagi_kesehatan_manusia.html(diakses tanggal 12
September 2018)

Samsul, Fikar dkk. 2010. Buku beternak dan bisnis sapi potong. Jakarta : AgroMedia
Pustaka. (good farming)

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar – dasar Biokimia. Jakarta : Penerbit Universitas


Indonesia (UI – Press).

Nugroho, Heru Santoso Wahito. Metabolisme Karbohidrat.


http://www.slideshare.net/Prilya/4-metabolisme-karbohidrat(diakses pada 12
September 2018).

Anda mungkin juga menyukai