Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PRAKARYA TENTANG UNGGAS PETELUR

BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix )

SMA N 1 LINTONGNIHUTA
Kelompok 5
MARTIN SIMANJUNTAK
GIBRAN LUBIS
RIVALDO SIMANULLANG
JESIKA HUTASOIT
NEFRI HUTASOIT
MARCELLA SABELLA

Guru Mapel : JULI DAMAYANTI SIANTURI S.Pd


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tempo waktu
yang singkat Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akademik guna memahami lebih
dalam budidaya ungags.Penulis menyadari bahwa dunia peternakan unggas, khususnya dalam
konteks pemeliharaan burung puyuh sebagai unggas petelur, memiliki peran yang sangat penting
dalam mendukung keberlanjutan produksi telur dan memenuhi kebutuhan protein hewani bagi
masyarakat.
Burung puyuh (Coturnix coturnix) merupakan salah satu jenis unggas petelur yang cukup
diminati dalam dunia peternakan. Kecilnya ukuran tubuh, pertumbuhan yang cepat, dan
produktivitas tinggi dalam menghasilkan telur membuat burung puyuh menjadi pilihan yang baik
bagi peternak dan konsumen. Dalam makalah ini, penulis mencoba menguraikan berbagai aspek
terkait pemeliharaan burung puyuh sebagai unggas petelur, mulai dari ciri ciri sampai pakan
yang digunakan.
Penelitian dan pengembangan dalam bidang wirausaha unggas terus berkembang seiring
dengan meningkatnya permintaan akan produk-produk peternakan. Dengan demikian,
pengetahuan tentang pemeliharaan burung puyuh sebagai unggas petelur menjadi semakin
relevan dan penting untuk diperbincangkan. Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai peran burung puyuh dalam
mendukung ketahanan pangan melalui produksi telur yang efisien.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelesaian makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu
peternakan unggas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui produksi telur yang
berkualitas.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Industri peternakan unggas terus mengalami perkembangan signifikan sebagai bagian
penting dari sistem ketahanan pangan global. Dalam konteks ini, burung puyuh (Coturnix
coturnix) muncul sebagai subjek penelitian yang menarik dan relevan. Burung puyuh
dikenal karena ukuran tubuhnya yang kecil dan produktivitas tinggi dalam menghasilkan
telur. Dalam mendukung keberlanjutan sumber daya pangan dan protein, pemahaman
mendalam mengenai potensi burung puyuh menjadi imperatif..
I.2 Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah memberikan pemahaman yang
komprehensif tentang karakteristik burung puyuh,periode umur dan pakan untuk budidaya
burung puyuh. Penulisan ini juga bertujuan untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi
pembaca yang tertarik dalam pengembangan peternakan burung puyuh sebagai alternatif dalam
industri petelur.
I.3 Manfaat Makalah
Manfaat yang diharapkan dari makalah ini mencakup:
*Pengetahuan Ilmiah:* Menambah pengetahuan ilmiah terkait burung puyuh sebagai unggas
petelur, memperkaya literatur akademis dalam bidang peternakan unggas.
*Panduan Keputusan:* Memberikan pembaca, terutama peternak, informasi yang cukup untuk
membuat keputusan yang tepat terkait pemeliharaan dan pengembangan bisnis burung puyuh.
*Peningkatan Kesadaran Publik:* Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keberadaan
burung puyuh sebagai sumber daya pangan yang berkelanjutan dan berpotensi untuk mengatasi
masalah kekurangan protein.
BAB II
SEPUTAR BURUNG PUYUH
II.1 Keluarga dan Persebaran
Burung puyuh termasuk dalam keluarga Phasianidae, yang merupakan keluarga burung besar
yang terdiri dari lebih dari 250 spesies. Keluarga ini meliputi
burung-burung seperti ayam, kalkun, dan burung pegar.
Puyuh tersebar di seluruh dunia, kecuali di Antartika. Di
Indonesia, burung puyuh dapat ditemukan di berbagai
daerah, mulai dari dataran rendah hingga pegunungan.

II.2 Alasan Menjadi Unggas Petelur


Puyuh memiliki beberapa keunggulan yang menjadikannya
unggas petelur yang baik. Keunggulan tersebut antara lain:
* Umur awal produksi yang cepat, yaitu kurang lebih 38 hari.
* Biaya pemeliharaan yang rendah.
* Produksi telur yang tinggi, yaitu sekitar 250-300 butir per tahun.
* Kebutuhan lahan yang tidak luas.

Selain itu, telur puyuh juga memiliki beberapa keunggulan


dibandingkan telur ayam, yaitu:
* Kandungan protein yang lebih tinggi, yaitu sekitar 13%.
* Kandungan lemak yang lebih rendah, yaitu sekitar 11%.
* Kandungan kolesterol yang lebih rendah, yaitu sekitar 72
mg per butir.
Jenis-Jenis Burung Puyuh
Ada berbagai jenis burung puyuh di dunia, antara lain:
* Puyuh Jepang (Coturnix japonica)
* Puyuh biasa (Coturnix coturnix)
* Puyuh batu (Alectoris chukar)
* Puyuh bobwhite (Colinus virginianus)
Di Indonesia, jenis burung puyuh yang paling umum dibudidayakan adalah puyuh Jepang. Puyuh
Jepang memiliki ukuran tubuh yang kecil, yaitu sekitar 200 gram. Puyuh Jepang juga memiliki
daya tahan tubuh yang kuat dan mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan.

Manfaat Burung Puyuh


Burung puyuh memiliki berbagai manfaat, antara lain:
* Telurnya dapat dikonsumsi sebagai bahan makanan.
* Dagingnya dapat dikonsumsi sebagai bahan makanan.
* Bulunya dapat digunakan sebagai bahan baku
kerajinan tangan.
* Kotoran puyuh dapat digunakan sebagai pupuk.
BAB III
KARAKTERISTIK BURUNG PUYUH
1. Morfologi: Burung puyuh memiliki tubuh berukuran kecil, dengan panjang sekitar 15-20 cm
dan berat sekitar 150-200 gram.
2. Pola Pewarnaan: Bulu burung puyuh memiliki variasi warna yang bergantung pada
spesiesnya. Beberapa memiliki bulu berwarna coklat atau abu-abu dengan bintik-bintik kecil,
sementara yang lain memiliki bulu berwarna cerah seperti merah, kuning, atau hijau.
3. Anatomi Paruh: Paruh burung puyuh memiliki bentuk pendek dan kuat. Paruh ini berfungsi
untuk mencari makanan, seperti biji-bijian, serangga, dan tanaman kecil.
4. Karakteristik Sayap: Sayap burung puyuh memiliki panjang yang relatif pendek dan lebar.
Struktur ini memungkinkan mereka untuk terbang dengan lincah, meskipun mereka lebih sering
berlari di permukaan tanah.
5. Kicauan: Burung puyuh memiliki suara khas yang sering terdengar seperti "kuk-kuk-kuk" atau
"kok-kok-kok". Suara ini digunakan untuk komunikasi antar anggota kelompoknya.
6. Habitat: Burung puyuh biasanya menghuni daerah semak belukar, padang rumput, atau lahan
pertanian. Mereka cenderung memilih tempat dengan vegetasi yang cukup untuk bersembunyi
dan mencari makanan.
7. Pola Makan: Burung puyuh termasuk hewan omnivora, yang berarti mereka memakan
berbagai jenis makanan. Mereka sering mengonsumsi biji-bijian, serangga, cacing, dan
tumbuhan kecil.
8. Migrasi: Beberapa spesies burung puyuh melakukan migrasi musiman, terutama saat musim
dingin tiba. Mereka dapat melakukan perjalanan jauh untuk mencari daerah yang lebih hangat
dan memiliki sumber makanan yang cukup.
9. Kebiasaan Bersarang: Burung puyuh umumnya membuat sarang di permukaan tanah, di antara
rerumputan atau semak-semak. Sarangnya sederhana, terbuat dari dedaunan dan serat tumbuhan.
10. Reproduksi: Burung puyuh umumnya berkembang biak dengan cara bertelur. Betina akan
mengerami telur selama sekitar 16-18 hari sebelum menetas. Anak burung puyuh meninggalkan
sarang dalam beberapa jam setelah menetas

Perbedaan Burung Puyuh Jantan dan Betina


Burung puyuh jantan dan betina memiliki beberapa perbedaan fisik yang dapat membedakan
keduanya. Perbedaan-perbedaan tersebut adalah:
*Ukuran:* Burung puyuh jantan biasanya berukuran lebih kecil dari burung puyuh betina.
*Warna bulu:* Burung puyuh jantan memiliki bulu dada yang berwarna cokelat polos,
sedangkan burung puyuh betina memiliki bulu dada yang bercorak totol.
*Jengger:* Jengger burung puyuh jantan biasanya lebih besar dan lebih merah dari jengger
burung puyuh betina.
*Suara:* Suara burung puyuh jantan biasanya lebih keras dan lebih berulang-ulang dari suara
burung puyuh betina.
BAB IV
PERIODE HIDUP BURUNG PUYUH
Periode hidup burung puyuh*
Siklus hidup burung puyuh relatif pendek, yaitu sekitar 6-8 bulan. Selama hidupnya, burung
puyuh melewati tiga fase penting, yaitu:
Fase awal, yaitu dari telur menetas hingga berumur 11 hari. Fase ini merupakan fase
pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuh burung puyuh.
Fase pertumbuhan*, yaitu dari umur 11 hari hingga 42 hari. Fase ini merupakan fase
pertumbuhan fisik dan perkembangan bulu.
Fase bertelur*, yaitu dari umur 42 hari hingga 6-8 bulan. Fase ini merupakan fase produktifitas
burung puyuh.

Usia maksimal burung puyuh


Usia maksimal burung puyuh adalah sekitar 3-5 tahun. Namun, dalam budidaya, burung puyuh
biasanya dipanen setelah berumur 6-8 bulan. Hal ini dikarenakan produksi telur burung puyuh
akan menurun seiring bertambahnya umur.

Usia bertelur burung puyuh


Burung puyuh betina akan mulai bertelur pada umur 41-42 hari. Puncak produksi telur
terjadi pada umur 5-6 bulan, dengan rata-rata produksi telur mencapai 25-30 butir per minggu.
Produksi telur burung puyuh akan menurun seiring bertambahnya umur, dan akan berhenti pada
umur 1-1,5 tahun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi telur burung puyuhProduksi telur burung puyuh
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
Faktor genetik, yaitu kualitas genetik burung puyuh.
Faktor ransum, yaitu kualitas dan kuantitas ransum yang diberikan.
Faktor perkandangan, yaitu kondisi kandang dan lingkungan kandang.
Faktor suhu, yaitu suhu lingkungan kandang.
Faktor rontok bulu, yaitu kondisi bulu burung puyuh.
Faktor penyakit, yaitu kondisi kesehatan burung puyuh.
Faktor stres, yaitu kondisi stres yang dialami burung puyuh.
BAB V
PAKAN
Pakan buatan
Pakan buatan merupakan pakan yang sudah diformulasikan secara khusus untuk burung
puyuh. Pakan buatan biasanya tersedia dalam bentuk pelet, crumble, atau mash. Pakan buatan
memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dan seimbang, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi burung puyuh.
Berikut adalah kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh burung puyuh:
* Protein: 18-22%
* Lemak: 5-7%
* Karbohidrat: 55-60%
* Serat: 5-8%
* Kalsium: 1,5-2,0%
* Fosfor: 0,8-1,2%
* Vitamin dan mineral
Pakan buatan dapat diberikan secara langsung kepada burung puyuh. Pakan buatan sebaiknya
diberikan dalam jumlah yang cukup, yaitu sekitar 25-30 gram per ekor per hari. Pakan buatan
juga sebaiknya diberikan secara teratur, yaitu dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.

Pakan alami
Pakan alami merupakan pakan yang berasal dari bahan-bahan alami, seperti biji-bijian, sayuran,
dan buah-buahan. Pakan alami memiliki kandungan nutrisi yang beragam, sehingga dapat
membantu meningkatkan daya tahan tubuh burung puyuh.
Berikut adalah beberapa jenis pakan alami yang cocok untuk burung puyuh:
Jagung
Dedak padi
Tepung tulang
Kacang hijau
Kacang kedelai
Sayuran hijau, seperti kangkung, bayam, dan sawi
Pakan alami dapat diberikan secara langsung kepada burung puyuh, atau dapat dicampur dengan
pakan buatan. Pakan alami sebaiknya diberikan dalam jumlah yang cukup, yaitu sekitar 10-15%
dari total pakan yang diberikan.

Pakan campuran
Pakan campuran merupakan pakan yang menggabungkan pakan buatan dan pakan alami. Pakan
campuran dapat menjadi pilihan yang baik, karena dapat memenuhi kebutuhan nutrisi burung
puyuh secara lengkap dan seimbang.
Pakan campuran dapat dibuat sendiri, atau dapat dibeli di toko pakan ternak. Pakan campuran
yang dibuat sendiri dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan budget masing-masing peternak.
Berikut adalah contoh komposisi pakan campuran untuk burung puyuh:

Pakan buatan: 75
Jagung giling: 15%
Dedak padi: 10%
Pakan campuran sebaiknya diberikan secara teratur, yaitu dua kali sehari, yaitu pagi dan sore
hari. Pakan campuran juga sebaiknya diberikan dalam jumlah yang cukup, yaitu sekitar 25-30
gram per ekor per hari.

Tips pemberian pakan burung puyuh


Pakan sebaiknya diberikan dalam kondisi segar dan bersih.
Pakan sebaiknya ditempatkan di tempat yang kering dan tidak lembab.
Pakan sebaiknya diganti secara rutin, yaitu setiap hari.
Pakan sebaiknya diberikan sesuai dengan kebutuhan nutrisi burung puyuh.

Dengan pemberian pakan yang tepat, maka burung puyuh akan tumbuh dan berkembang dengan
baik, serta dapat menghasilkan telur yang berkualitas.
SIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini menegaskan bahwa pemahaman yang baik terhadap
kebutuhan puyuh, pengelolaan kesehatan, dan lingkungan yang optimal dapat
meningkatkan efisiensi produksi telur puyuh petelur.

Anda mungkin juga menyukai