Anda di halaman 1dari 12

BETERNAK BURUNG PUYUH

D
I
S
U
S
U
N

OLEH
KELOMPOK 4:
NURUL ANNISYA (14)
RAHMA NINGSI (15)
VIRA RISKY AMELIA (22)
WAFIAH (23)

SMA NEGERI 4 WATAMPONE


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan karya ilmiah yang berjudul “ Beternak Burung Puyuh ” tanpa adanya
halangan dan hambatan.
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan siswa-
siswi serta masyarakat mengenai cara Beternak Burung Puyuh .
Dalam Penulisan karya ilmiah ini penulis telah berusaha sebaik-baiknya dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini, tetapi penulis tetap manusia biasa yang masih miliki kekurangan
dalam hal penulisan maupun teknik pembuatan karya ilmiah. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan karya ilmiah ini.
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada kedua orang tua penulis,teman-teman penulis serta kepada ibu guru yang telah
memberikan pengarahan kepada penulis sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Watampone, februari 24 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… .1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………..… 1
1.2 Permasalahan……… ………………………………………………… ………….2
1.3 Perumusan Masalah …………………………………………………………...… 2
1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………………………...…… 3

BAB II LANDASAN TEORI… ………………………………………..……….4

2.1 Pengertian Burung Puyuh…………. ……………………..……….... 4

BAB III PEMBAHASAN ……………………………………….………………5

3.1 Beternak Burung Puyuh……….. ……………………………………5


3.1.1 Penyiapan dan peralatan……………….……………………5
3.1.2 Penyiapan bibit……………………………………………. 7
3.1.3 Unsur produksi…………………………………...……….. 7
3.1.4 Pemeliharaan……………………………………………… 7
3.2 Persyaratan Lokasi………………………………… ……..…………. 9
3.2 Manfaat Burung Puyuh……………………………………………… 9

BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………10


4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………10
4.2 Saran………………………………………………………………… 10

DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

BAGI masyarakat Indonesia burung Puyuh memang sudah tidak asing lagi, kendati hewan ini
merupakan binatang liar yang hidup di gunung-gunung. Namun beberapa puluh tahun terakhir,
ternyata burung liar ini sudah bisa dijinakkan dan dibudidayakan, serta dikembangkan secara
komersial. Indonesia dalam pengembangan puyuh memang agak ketinggalan dibandingkan
dengan negara-negara lain seperti Thailand, Malaysia, Jepang dan termasuk Amerika Serikat.
Namun, saat ini pengembangan ternak burung puyuh berkembang pesat, terutama sebelum harga
pakan unggas ini naik.

Pengembangan burung puyuh sangat cocok untuk usaha kecil, menengah hingga ke peternakan
besar. Hasilnya untuk para peternak kecil, dapat mengisi kebutuhan risiko dapur, dalam
penjualan telur maupun dagingnya. Saat sekarang pengembangan peternakan puyuh mulai
bangkit lagi setelah harga-harga bahan pakannya turun. Untuk memelihara dan menernakan
burung puyuh secara komersial, baik puyuh pedaging maupun petelur tidak terlalu rumit
perawatannya. Bahkan bila dibandingkan dengan menernakan ayam, jauh lebih enteng dan
efisien. Mengingat, memelihara burung puyuh tidak memerlukan kandang dan lahan yang luas.

Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa
Tengah . Bila melihat prospeknya, beternak burung puyuh bisa dijadikan sebagai usaha
sampingan ataupun profesi. Sebab, telur maupun daging burung puyuh, kini mulai digemari
masyarakat dari berbagai kalangan. Hanya saja, tingkat produktivitasnya masih jauh dari
mencukupi permintaan pasar .Masalahnya, sampai saat ini masih banyak orang yang belum
mengetahui prospek, cara beternak, memperoleh bibit dan pemeliharaannya dengan cara
komersial.
Padahal kehadiran burung puyuh ini telah dikenal orang sejak lama. Hanya tempo dulu banyak
orang memeliharanya sebatas hobi dan tidak dikembangkan secara bisnis. Namun akhir-akhir ini,
setelah meningkatnya jumlah kebutuhan gizi masyarakat, permintaannya semakin meningkat
termasuk daging dan telur puyuh.
1.2 Permasalahan
Dari pembahasan karya ilmiah ini ada beberapa masalah yang timbul, diantaranya adalah:
1. Bagaimana cara beternak Burung Puyuh
2. Apakah sajakah manfaat dari Burung puyuh
3. Bagaimana cara pemeliharaan Burung Puyuh
1.3 Perumusan Masalah
Dari permasalahan yang timbul di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas
yaitu “ Bagaimana Cara Beternak Burung Puyuh ? “.

1.4 Tujuan Penelitian


Awalnya pembuatan karya ilmiah ini untuk memenuhi tanggung jawab sebagai murid karena
karya ilmiah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan sekolah untuk penulis . Namun
dalam hal ini penulis memiliki tujuan yaitu membahas tentang Beternak burung puyuh kepada
teman-teman dan masyarakat luas.
Adapun manfaat yang dapat penulis temukan dalam karya ilmiah ini antara lain :
 Memberikan kita pengetahuan tentang cara Beternak Burung Puyuh
 Memberikan kita pengetahuan tentang manfaat dari Burung Puyuh
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Burung Puyuh
Burung Puyuh adalah jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki
pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa
asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di
Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di
Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai
bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di Indonesia.
Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa
Tengah.

Burung Puyuh termasuk dalam jenis hewan:

Kelas : Aves (Bangsa Burung)


Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix Japonica
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Berternak Burung Puyuh
Langkah awal untuk beternak burung puyuh yang mesti dipersiapkan, di antaranya,
lahan,kandang, bibit, ransum (pakan) alat peternakan dan perlengkapan lainnya.
1. Penyiapan dan peralatan Perkandangan
Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau
normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang
pada siang hari cukup 25-40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca
mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat
masuk kedalam kandang. Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu
sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m 2 dapat diisi
90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa
anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m 2 sampai masa bertelur. Adapun kandang yang biasa
digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah:
1. Kandang untuk induk pembibitan
Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan mneghasilkan telur
yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah
puyuh yang akan dipelihara.
2. Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2.
3. Kandang untuk induk petelur
Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai
bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi
bisa juga sama.
4. Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)
Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai umur
satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini berfungsi untuk
menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan
mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas.
Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm,
dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).
5. Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu)
Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas kandang
biasanya berupa kawat ram.
b. Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-
obatan.
2. Penyiapan Bibit
Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah memahami 3
3. (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan pengelolaan
usaha peternakan. Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada 3
(tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:

a. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas
dari kerier penyakit.

b. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.
c. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi
telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin
telur tetas yang baik.
4. Pemeliharaan

a. Sanitasi dan Tindakan Preventif


Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan
kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini
mungkin.
b. Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat
terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau
dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.
c. PemberianPakanRansum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa
bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil
mematuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-matuk pakannya.
Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan
puyuh remaja / dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk
pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus.
d. Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin
dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral) . Pemberian obat
segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk
dari PPL setempat ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda
beternak puyuh.
3.2 Persyaratan lokasi

1. Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk


2. Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-jalur
pemasaran
3. Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit
4. Bukan merupakan daerah sering banjir

Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik

3.3 Manfaat Burung Puyuh

Selain bermanfaat bagi para peternak sebagai salah satu usaha peternakan . Burung Puyuh juga
memiliki manfaat sebagai berikut:

a. Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat
b. Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya

Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan sebagai pupuk
tanaman.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
dari pembahasan-pembahasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
 Beternak Burung Puyuh sangat cocok untuk usaha kecil, menengah hingga peternak besar Dan
hasilnya untuk para peternak dapat mencukupi kebutuhan dapur. Dalam penjualan telur maupun
dagingnya.
 Dalam daging dan telur burung puyuh mengandung gizi yang cukup tinggi, bahkan sebanding
dengan daging dan telur ayam, itik dan hewan unggas lainnya. Sehingga, masyarakat akhir-akhir
ini, mulai menggemari daging dan telur puyuh. Sebab daging puyuh dan telur puyuh selain enak
dan lezat rasanya, juga dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan, terutama telurnya.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, akhirnya penulis dapat menyimpulkan beberapa manfaat dan
khasiat Lidah Buaya. Dari kesimpulan-kesimpulan di atas, penulis memiliki beberapa saran
diantaranya :
 Mulailah dengan beternak burung puyuh jika ingin usaha .karena beternak burung puyuh sangat
cocok untuk usaha kecil , menengah maupun besar .
 Konsumsilah telur dan daging burung puyuh karena mengandung gizi yang cukup tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Elly Listyowati, Ir. Kinanti Rospitasari. 1992.Puyuh,Tatalaksana Budidaya .Jakarta : Swadaya


Wahyuning Dyah,Evitadewi dkk.1985.Beternak Burung puyuh Dan Pemeliharaan.Semarang:
Aneka Ilmu
Muhammad Rasyaf,Ir. 1985.Memelihara Burung Puyuh .Yogyakarta :Kanimis
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai