Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang  Masalah

BAGI masyarakat Indonesia burung Puyuh memang sudah tidak asing lagi, kendati hewan ini
merupakan binatang liar yang hidup di gunung-gunung. Namun beberapa puluh tahun
terakhir, ternyata burung liar ini sudah bisa dijinakkan dan dibudidayakan, serta
dikembangkan secara komersial. Indonesia dalam pengembangan puyuh memang agak
ketinggalan dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Thailand, Malaysia, Jepang dan
termasuk Amerika Serikat. Namun, saat ini pengembangan ternak burung puyuh berkembang
pesat, terutama sebelum harga pakan unggas ini naik.
Pengembangan burung puyuh sangat cocok untuk usaha kecil, menengah hingga ke
peternakan besar. Hasilnya untuk para peternak kecil, dapat mengisi kebutuhan risiko dapur,
dalam penjualan telur maupun dagingnya. Saat sekarang pengembangan peternakan puyuh
mulai bangkit lagi setelah harga-harga bahan pakannya turun. Untuk memelihara dan
menernakan burung puyuh secara komersial, baik puyuh pedaging maupun petelur tidak
terlalu rumit perawatannya. Bahkan bila dibandingkan dengan menernakan ayam, jauh lebih
enteng dan efisien. Mengingat, memelihara burung puyuh tidak memerlukan kandang dan
lahan yang luas.
 Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa
Tengah . Bila melihat prospeknya, beternak burung puyuh bisa dijadikan sebagai usaha
sampingan ataupun profesi. Sebab, telur maupun daging burung puyuh, kini mulai digemari
masyarakat dari berbagai kalangan. Hanya saja, tingkat produktivitasnya masih jauh dari
mencukupi permintaan pasar .Masalahnya, sampai saat ini masih banyak orang yang belum
mengetahui prospek, cara beternak, memperoleh bibit dan pemeliharaannya dengan cara
komersial.
Padahal kehadiran burung puyuh ini telah dikenal orang sejak lama. Hanya tempo dulu
banyak orang memeliharanya sebatas hobi dan tidak dikembangkan secara bisnis. Namun
akhir-akhir ini, setelah meningkatnya jumlah kebutuhan gizi masyarakat, permintaannya
semakin meningkat termasuk daging dan telur puyuh.

1
1.2      Permasalahan

Dari pembahasan karya ilmiah ini ada beberapa masalah yang timbul, diantaranya adalah:
1.                   Bagaimana cara beternak Burung Puyuh
2.                   Apakah sajakah manfaat dari Burung puyuh
3.                   Bagaimana cara pemeliharaan Burung Puyuh
1.3      Perumusan Masalah
Dari permasalahan yang timbul di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan
dibahas yaitu   “ Bagaimana Cara Beternak Burung Puyuh ? “.

1.4      Tujuan Penelitian
Awalnya pembuatan karya ilmiah ini untuk memenuhi tanggung jawab sebagai murid karena
karya ilmiah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan sekolah untuk penulis . Namun
dalam hal ini penulis memiliki tujuan yaitu membahas tentang Beternak
burung puyuh kepada teman-teman dan masyarakat luas.
Adapun manfaat yang dapat penulis temukan dalam karya ilmiah  ini antara lain :
Ø  Memberikan kita pengetahuan tentang cara  Beternak Burung Puyuh
Ø  Memberikan kita pengetahuan tentang manfaat dari Burung Puyuh

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1  Pengertian Burung Puyuh
Burung Puyuh adalah jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil,
berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia).
Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali
diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia.
Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini
mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di Indonesia.
Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa
Tengah.
Burung Puyuh termasuk dalam jenis hewan:
Kelas : Aves (Bangsa Burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix Japonica

3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1    Berternak Burung Puyuh
Langkah awal untuk beternak burung puyuh yang mesti dipersiapkan, di antaranya,
lahan,kandang, bibit, ransum (pakan) alat peternakan dan perlengkapan lainnya.
1.      Penyiapan dan peralatan
a.       Perkandangan
Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal
atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan
kandang pada siang hari cukup 25-40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku
untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari
pagi dapat masuk kedalam kandang. Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa
diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang
untuk 1 m 2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur
10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m 2 sampai masa bertelur.
Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah:
                                                 1.      Kandang untuk induk pembibitan
Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas  dan kemampuan mneghasilkan telur
yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan
jumlah puyuh yang  akan  dipelihara.

                                                 2.       Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2.


                                                 3.      Kandang untuk induk petelur
Kandang  ini berfungsi sebagai kandang untuk induk   pembibit. Kandang ini   mempunyai  
bentuk,  ukuran,  dan  keperluan  peralatan  yang  sama. Kepadatan  kandang  lebih besar
tetapi bisa juga sama.
                                                 4.      Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)
Kandang  ini  merupakan  kandang  bagi  anak  puyuh  pada  umur starter, yaitu  mulai  umur
satu   hari  sampai  dengan  dua  sampai  tiga  minggu. Kandang   ini   berfungsi  untuk

4
menjaga  agar  anak  puyuh  yang masih memerlukan  pemanasan  itu  tetap  terlindung  dan
mendapat panas yang sesuai  dengan  kebutuhan.  Kandang  ini  perlu  dilengkapi  alat
pemanas. Biasanya  ukuran  yang  sering  digunakan  adalah  lebar 100 cm, panjang 100 cm,
tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).
                                                 5.      Kandang  untuk  puyuh  umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari
6 minggu)
Bentuk,  ukuran  maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas
kandang biasanya berupa kawat ram.
b.      Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat
obat-obatan.

2.      Penyiapan Bibit
Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah memahami 3
3.      (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan
pengelolaan usaha peternakan. Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan
pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:
a.        Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis  ketam betina yang sehat atau
bebas dari kerier penyakit.
b.       Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.
c.        Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi
telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin
telur tetas yang baik.
4.       Pemeliharaan
a.        Sanitasi dan Tindakan Preventif
Untuk    menjaga   timbulnya   penyakit   pada   pemeliharaan  puyuh  kebersihan lingkungan 
kandang   dan   vaksinasi   terhadap   puyuh  perlu  dilakukan  sedini
mungkin.
b.       Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan  penyakit  dilakukan  setiap  saat  dan  apabila ada tanda-tanda yang kurang

5
sehat  terhadap  puyuh  harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter
hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.

c.        Pemberian Pakan
Ransum  (pakan)  yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu:
bentuk  pallet,  remah-remah  dan  tepung. Karena  puyuh  yang  suka  usil mematuk
temannya   akan    mempunyai    kesibukan    dengan   mematuk-matuk pakannya.  Pemberian
ransum  puyuh  anakan  diberikan  2 (dua) kali sehari pagi dan  siang.  Sedangkan  puyuh
remaja / dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari  yaitu  di pagi hari. Untuk pemberian
minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus.
d.       Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pada  umur  4-7  hari  puyuh  di  vaksinasi  dengan  dosis  separo dari dosis untuk ayam.
Vaksin  dapat  diberikan  melalui  tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral) .
Pemberian  obat  segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit  dengan  meminta
bantuan  petunjuk  dari  PPL  setempat ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang
ada di dekat Anda beternak puyuh.

3.2    Persyaratan lokasi

1. Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk

2. Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-jalur


pemasaran

3. Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit

4. Bukan merupakan daerah sering banjir

Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik


3.3         Manfaat Burung Puyuh
Selain bermanfaat bagi para peternak sebagai salah satu usaha peternakan . Burung Puyuh
juga memiliki manfaat sebagai berikut:
a. Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat

b. Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya

6
c. Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat
digunakan sebagai pupuk tanaman.

BAB IV
PENUTUP

7
4.1  Kesimpulan       
dari pembahasan-pembahasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Ø  Beternak Burung Puyuh sangat cocok untuk usaha kecil, menengah hingga peternak besar
Dan hasilnya untuk para peternak dapat mencukupi kebutuhan dapur. Dalam penjualan telur
maupun dagingnya.
Ø  Dalam daging dan telur burung puyuh mengandung gizi yang cukup tinggi, bahkan sebanding
dengan daging dan telur ayam, itik dan hewan unggas lainnya. Sehingga, masyarakat akhir-
akhir ini, mulai menggemari daging dan telur puyuh. Sebab daging puyuh dan telur puyuh
selain enak dan lezat rasanya, juga dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan, terutama
telurnya.
4.2   Saran
Berdasarkan hasil penelitian, akhirnya penulis dapat menyimpulkan beberapa manfaat dan
khasiat Lidah Buaya.  Dari kesimpulan-kesimpulan di atas, penulis memiliki beberapa saran
diantaranya :
Ø  Mulailah dengan beternak burung puyuh jika ingin usaha .karena beternak burung puyuh
sangat cocok untuk usaha kecil , menengah maupun besar .
Ø  Konsumsilah telur dan daging burung puyuh karena mengandung gizi yang cukup tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

8
http://dunianayra.blogspot.com/2012/02/makalah-beternak-burung-puyuh.html

Anda mungkin juga menyukai