Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENULISAN ILMIAH
BUDIDAYA KELINCI

Oleh

Khansa Aulia N.

MTS WASILATUL FALAH RANGKAS BITUNG

LEBAK BANTEN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah penulisan ilmiah mengenai

budidaya kelinci. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu

acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini telahdisusun

dengan maksimal dan bantuan dari beberapa sumber sehingga dapat

memperlancar pembuatan makalah ini. Harapan penulis semoga makalah ini

membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Terlepas

dari semua itu, penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi

susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka

menerima segala saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan yang sangat

dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Lebak,28, 02,2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, i

KATA PENGANTAR…………………………………………….. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………..... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………….. 1

B. Rumusan Masalah……………………………… 2

C. Tujuan Penelitian………………………………. 2

D. Manfaat Penelitian……………………………... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Budidaya Kelinci……………...………..……… 3

B. Bina Manusia….……..………..……………….. 5

C. Bina Lingkungan………………….…………… 6

D. Bina Usaha…………………...………………… 7

E. Daftar Gambar…………………………………. 8

F. Daftar Tabel……………………………………. 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………….…………. 10

B. Saran…………………………………………… 10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu agenda utama pembangunan nasional adalah sektor

pendidikan. Pendidikan berperan penting dalam membangun kerangka fisik,

mental, dan spiritual seseorang sehingga membentuk kepribadian dan karakter

yang mandiri. Upaya pendidikan yang diprakarsai pemerintah diwujudkan secara

terpadu dengan upaya masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraan

sosial, ekonomi, politik dan budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan

masyarakat secara nonformal dan informal (1).

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses dimana masyarakat

yang miskin sumber daya dan kelompok yang terabaikan lainnya, didukung agar

mampu meningkatkan kesejahteraannya secara mandiri. Adapun aspek-aspek

yang penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat yaitu program yang

disusun sendiri oleh pemerintah, menjawab kebutuhankebutuhan dasar

masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin dan kelompok terabaikan

lainnya (2).

Ternak kelinci mempunyai beberapa keunggulan, antara lain mudah

dikembangbiakkan, dapat melahirkan anak 4-6 kali per tahun, biaya

pemeliharaannya murah, tidak membutuhkan areal yang luas untuk

memeliharanya serta hasil sampingan berupa kotoran dan kulit dapat

dimanfaatkan untuk beberapa keperluan. Kelinci juga menghasilkan daging


berwarna putih yang rasanya lezat, kaya nutrisi, kandungan proteinnya tinggi,

namun kandungan kalori, lemak, dan kolesterolnya rendah (3).

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, penulis merumuskan

permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimana

pemberdayaan masyarakat melalui program aksara kewirausahan ternak

kelinci.

Tujuan Penelitan

Berdasarkan rumusan masalah, dapat diketahui tujuan penelitian ini

adalah: Mendeskripsikan pemberdayaan masyarakat melalui program

aksara kewirausahan ternak kelinci .

1.4 Manfaat Penulisan

1. Meningkatkan pemahaman tentang budidaya kelinci

2. Pengetahuan ternak kelinci dan kewirausahaan ternak kelinci

3. Penelitian ini juga memiliki dampak yang positif bagi perkembangan

multidisiplin ilmu di Indonesia, yaitu cara produksi ternak kelinci


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Budidaya Kelinci

Ternak kelinci merupakan jenis ternak yang mempunyai banyak

keunggulan seperti mampu berproduksi dengan cepat dan menghasilkan banyak

anak, mudah dan sederhana dalam pemeliharaannya serta tidak memerlukan lahan

yang luas. Menurut Wibowo., et al (2008) budidaya kelinci adalah salah satu

usaha yang berpeluang besar, karena potensinya yang luar biasa untuk

dikembangkan dan prospek untuk kedepannya sangat baik, karena daging kelinci

memiliki protein yang tinggi melebihi daging ayam maupun sapi.Menurut

Kusnadi dan Bintoro bahwa kadar protein daging kelinci sebesar 20,8%, protein

daging ayam sebesar 20%, protein daging sapi sebesar 16,3%. Selain itu daging

kelinci juga rendah akan kalori, kolesterol dan lemak yaitu kadar kalori daging

kelinci sebesar 7,3%, lemak daging kelinci sebesar 10,2% dan daging kelinci

rendah kolesterol mengandung 164 mg per 1000 gram. Dalam kegiatan P4S salah

satu materi pelatihan yang diberikan yaitu budidaya kelinci, anggota kelompok

ternak diajarkan bagaimana manajemen kelinci yang baik serta menguntungkan,

mulai dari pemilihan bibit yang baik, pemberian pakan berkualitas serta sistem

perkandangan yang baik (1).

Menurut Widodo (2009) pemilihan bibit kelinci yang baik nantinya akan

menghasilkan kelinci yang baik pula. Pemilihan bibit kelinci sangat diperlukan

dan juga sangat diperhatikan dengan baik, jangan sampai salah dalam memilih
bibit sehingga diwaktu merawat terjadi permasalahan. Bibit yang baik harus

ditentukan sejak awal sebelum pemeliharaan.Penerapan budidaya kelinci yang

baik dan benar mulai diterapkan oleh seluruh anggota kelompok setelah melihat

keuntungan dari budidaya kelinci tersebut yang telah diajarkan pada saat

pelatihan. Keuntungan dari berbudidaya kelinci, selain kelinci adalah salah satu

ternak yang dapat menambah gizi keluarga, juga rendah akan kalori dan lemak

serta mampu meningkatkan pendapatan keluarga seharihari dengan menjualnya ke

pasaran karena memiliki prospek yang baik untuk kedepannya. Para anggota

kelompok perlahan sudah menerapkan manajemen pemeliharaan yang baik serta

menguntungkan (2).

Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha dan wirausaha terdiri dari

dua kata yaitu, “wira” yang berarti kesatria, pahlawan, pejuang, unggul, gagah

berani, dan “usaha” yang berarti bekerja, melakukan sesuatu. Pengertian dari

wirausaha ditinjau dari segi arti kata adalah orang tangguh yang melakukan

sesuatu. Mengacu dari keputusan menteri koperasi dan pembinaan pengusaha

kecil nomor 961/KEP/M/XI/1995, disebutkan bahwa wirausaha adalah orang

yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang

dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,

menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan

memperoleh keuntungan yang lebih besar. Kelinci adalah hewan mamalia yang

dapat ditemukan di berbagai wilayah nusantara dan kelinci mudah diternakkan di

Negara tropis seperti Indonesia, kelinci berasal dari bahasa Belanda, yaitu
konijnfje yang berarti anak kelinci. Dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967

Tentang: Ketentuan-ketentuan pokok peternakan dan kesehatan hewan, yang

dimaksud dengan Ternak yaitu hewan piaraan yang kehidupannya yakni

mengenai tempat, perkembangbiakannya serta manfaatnya diatur dan diawasi

oleh manusia dan dipelihara khusus sebagai penghasil bahan-bahan dan jasa-jasa

yang berguna bagi kepentingan hidup manusia (3).

Bina Manusia

Dalam pelatihan materi pembinaan peternak dimaksudkan agar anggota

kelompok dapat mengembangkan ide-ide yang ada didalam pikirannya, bertukar

pikiran atau informasi terhadap sesama anggota kelompok ternak serta peranan

besar seorang peternak khusunya sebagai peternak kelinci untuk mencukupi

kebutuhan hidup. Menurut Adi (2016), bahwa bina manusia merupakan suatu

usaha yang dilakukan pemerintah melalui partisipasi masyarakat untuk lebih

ditingkatkan kembali sehingga mereka mampu memanfaatkan lingkungan yang

terbina untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Strategi bina manusia dalam

kegiatan P4S yaitu: meningkatkan suatu kreatifitas kelompok; peningkatan

kapasitas organisasi; memperluas dan mengeintegrasikan mandat organisasi dan

kelompok; memperbaiki budaya kerja yang kerja keras dan tanggung jawab.

Kemampuan anggota kelompok harus senantiasa mengikuti suatu perkembangan

ilmu, teknologi dan seni yang memiliki manfaat tinggi untuk meningkatkan

produktifitas, mutu produk yang lebih tinggi, tingginya efisiensi daya saing

produk produk. Masyarakat harus terus menerus mengembangkan keahlian sesuai

kompetensinya, bangga dan mencintai profesinya, serta memegang teguh etika

profesinya (1,2).
Bina lingkungan

Setiap pemberian materi tentang pembinaan lingkungan berbeda-beda

topik yang diberikan, diantaranya peminimalisiran bau limbah kotoran ternak

kelinci (urine, feses), sanitasi kandang dengan penerapan biosecurity yaitu

pembersihan kandang kelinci serta penyemprotan dengan menggunakan

desinfektan, kondisi rumah yang bersih dan sehat. Menurut Ali (2005),

menyatakan bahwa strategi bina lingkungan yaitu: peran masyarakat dalam

mengelola dan menata lingkungan hidup lebih ditingkatkan; membangun

infrastruktur yang menyangkut kebutuhan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan

ekonomi; perencanaan dan pembangunan secara spasial dan daya dukung

lingkungannya lebih ditingkatkan; serta kualitas lingkungan hidup melalui

konservasi, rehabilitasi, reboisasi dan lain sebagainya lebih ditingkatkan kembali.

Menurut Lidyasanty (2016), bahwa peran masyarakat untuk menciptakan rumah

sehat dan bersih dekat dengan kandang yaitu: 1) anggota kelompok menerapkan

kontrol sosial; 2) Pemilik ternak harus melindungi diri menggunakan alat

pelindung seperti masker, sarung tangan, sepatu boot dan menjauhkan kandang

dari jangkauan anak-anak; 3) Peningkatan hygine dan sanitasi individu; 4)

Pemeriksaan ternak secara rutin; dan 5) Pemberian pengetahuan kepada anggota

kelompok mengenai pemanfaatan kotoran ternak. Pemanfaatan tersebut akan

menghasilkan nilai ekonomis yang lebih seperti pemanfaatan media pertumbuhan

cacing, pupuk organik, gas bio dan lain sebagainya (2).


Bina usaha

Bina usaha diupayakan melalui pemberdayaan anggota kelompok ternak

yaitu diantaranya peningkatan pengetahuan secara teknis, perbaikan mutu dan

nilai sebuah produk yang akan dipasarkan serta perbaikan manajemen untuk

meningkatkan efisiensi usaha. Dalam kegiatan pelatihan P4S juga diajarkan

bagaimana cara berwirausaha dengan baik agar lebih maju, salah satunya lewat

hasil olahan ternak kelinci. Kelinci-kelinci peliharaan anggota kelompok

mempunyai nilai kualitas yang baik, maka dari itu hasil olahan yang mereka

produksi pun juga mempunyai nilai kualitas yang baik juga. Kelinci-kelinci

peliharaan mereka dijual dan ada khusus untuk diproduksi diambil hasilnya serta

menghasilkan pendapatan yang cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Anggota kelompok mampu mengaplikasikan atau menerapkan materimateri yang

disampaikan dari pelatihan untuk mendapatkan tambahan hasil pendapatan guna

mencukupi kebutuhan sehari-hari. Mardikanto (2013), bahwa bina usaha yang

diupayakan melalui pemberdayaan masyarakat akan mencakup banyak hal,

seperti: peningkatan pengetahuan teknis, utamanya untuk meningkatkan

produktivitas, perbaikan mutu dan nilai tambah produk; perbaikan manajemen

untuk meningkatkan efisiensi usaha dan pengembangan jejaring kemitraan;

pengembangan jiwa kewirausahaan terkait dengan optimasi peluang bisnis yang

berbasis dan didukung oleh keunggulan lokal; peningkatan aksesbilitas terhadap

modal, pasar dan informasi; advokasi kebijakan yang berpihak kepada ekonomi

perkembangan rakyat (3).


DAFTAR GAMBAR
Tabel 1. Temperatur, Kelembaban Kandang dan Respon Fisiologi Ternak

Kelinci yang Dipelihara pada Kandang Berbeda.

Treatment
Variable SEM3)
K01) K1

Temperatur Kandang 27,03b 2) 28,88a 0,05

(oC)

Kelembaban Kandang 75,11b 76,94a 0,04

(%)

Denyut Jantung 96,5 b 125,17 a 1,72

(kali/menit)

Temperatur Rektal 39,06a 39,44a 0,05

(oC)

Temperatur Kulit (oC) 37,08b 39,55a 0,29

Keterangan:

1. K0: Kandang UnderGround Shelter

2. K1: Kandang Battery

3. Superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan

perbedaan tidak nyata (P>0,05) dan superskrip berbeda

pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05)

4. SEM: Standard Error of the Treatment Means


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Disimpulkan bahwa dalam pelatihan materi budidayakelinci anggota

kelompok diajarkan bagaimana manajemen pemeliharaan kelinci yang baik dan

benar. Bina manusia, dalam materi ini diajarkan bagaimana anggota kelompok

dapat mengembangkan ide-ide yang dimilikinya serta pengembangan karakter diri

seorang peternak kelinci. Bina lingkungan, dalam materi ini diajarkan bagaimana

anggota kelompok dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat yang

berdekatan dengan kandang. Bina usaha, dalam materi ini anggota kelompok

diajarkan bagaimana menghasilkan usaha-usaha berbasis ternak kelinci yang

menguntungkan, baik menjual kelinci sebagai kelinci pedaging/hias dan produk-

produk berbahan kelinci.

B. SARAN

Untuk lebih memahami semua tentang ternak kelinci, disarankan para

pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi makalah ini. Selain

itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Yang perlu diperhatikan dalam usaha ternak kelinci adalah persiapan

lokasi yang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Qisthon Arif. Pengaruh imbangan hijauan-konsentrat dan waktu


pemberian ransum terhadap produktivitas kelinci lokal jantan. Jurnal
penelitian pertanian terapan 2012. 12(2): 69-74

2. Charisma Dedy. Pemberdayaan masyarakat melalui program aksara


kewirausahaan ternak kelinci (penelitian deskriptif di Balai belajar
Kendal). Journal of Non Formal Education and Community Empowerment
2012.1(1): 1-4.

3. Azizah Siti. Model pemberdayaan kelompok ternak kelinci melalui


program pelatihan pertanian dan perdesaan swadaya (studi kasus
kelompok ternak kelinci “Mandiri Jaya” di Desa Ngijo, Kecamatan
Karangploso, Kabupaten Malang). Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 2017.
27(3): 1-6

Anda mungkin juga menyukai