Anda di halaman 1dari 16

BUDIDAYA TERNAK ITIK

Makalah Pengantar Ilmu Peternakan

Oleh :
Kelas D
Kelompok 8

Arif Anas 20011050258


M. Marsa Rizqulloh 200110180018
Mustika Ari R 200110180023
Indah Pratiwi Kamerina 200110180075
M. Fajri Prasetyo 200110180203
Fathur Fahmi 200110180204

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena
atas izin dan kehendak-Nya makalah sederhana ini dapat kami selesaikan tepat pada
waktunya.

Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah pengantar ilmu peternakan. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana
ini adalah mengenai budidaya ternak itik.

Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan dikarenakan


terbatasnya ilmu pengetahuan kami mengenai hal yang berkenaan dengan materi yang
dibahas. Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih terbatas.Tidak ada hal
yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna, begitu pula dengan makalah yang
telah kami selesaikan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik
membangun agar lebih maju di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tambahan


mengenai budidaya ternak itik. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi
orang lain yang membacanya. Terimakasih.

Sumedang, September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Bab Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi Itik


1.2 Manfaat Bagi Kehidupan Manusia

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perkembangbiakan Itik


2.2 Cara Pemberian Makanan
2.3 Cara Pemeliharaan
2.3.1 Kandang Itik
2.3.2 Tata Laksana Pemeliharaan Itik
2.3.3 Pengendalian penyakit

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi Itik


Itik adalah salah satu jenis unggas air (waterfowls) yang termasuk dalam kelas
Aves, ordo Anseriformes, famili Anatidae, sub famili Anatinae, tribus Anatini dan
genus Anas. Sebenarnya itik sudah lama dipelihara oleh manusia, karena itik yang ada
sekarang atau Anas Domesticusadalah hasil penjinakan itik liar atau Anas Boscha
(Belibis).Jadi, ternak itik yang dipelihara bisa juga disebut Anas Domesticus.
Ternak itik memiliki tanda-tanda khusus yang membedakan dari jenis-jenis
unggas lain, seperti kaki yang relatif pendek untuk ukuran badannya, paruh itik dilapisi
oleh selaput lembut yang peka dan pada bagian ujungnya terdapat suatu processus yang
mengeras yang dilapisi oleh zat tanduk, bulu itik berbentuk konkaf yang merapat erat
kepermukaan badan, dengan permukaan bagian dalam yang lembut dan tebal, dapat
mengapung di dalam air karena banyaknya udara yang terkandung di dalam bulu-
bulunya serta bagian badan itik yang dapat dimakan relatif lebih kecil dibandingkan
dengan ayam
Menurut tipenya, itik dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu: 1) itik tipe petelur,
adalah itik yang memiliki karakteristik ekonomi sebagai penghasil telur yang baik; 2)
itik tipe pedaging, adalah itik yang memiliki karakteristik ekonomi sebagai penghasil
daging yang baik; 3) itik tipe hias (ornamental), adalah itik yang dipelihara semata-mata
untuk kesenangan atau hobi saja.
Rasyaf (1997) menjelaskan, bahwa ada beberapa jenis itik petelur yang terkenal
di Indonesia antara lain: itik Tegal; itik Mojosari; itik Alabio; itik Khaki Campbell; itik
Bali; dan itik Magelang
A. Jenis-jenis itik
1. Itik cirebon atau itik tegal
Itik jenis ini memiliki keunggulanyaitu tahan terhadap penyakit, daya
bertelurnya sekitar 260 butir per ekor per tahun, dan dagingnya yang gurih.Telurnya pun
cukup besar, sekitar 70 gram per butir Dan tergolong kedalam telur super.
Bulu itik Tegal bervariasi dari cokelat (jarakan), totol-totol cokelat atau yang
dikenal dengan warna branjangan, hitam juga putih. Ciri yang lebih utama dari itik jenis
ini adalah pada saat berjalan tegak, jika dilihat dari arah kepala, leher, punggung,
sampai kebelakang, bentuknya menyerupai botol.Lehernya panjang dan bulat, tubuhnya
langsing, kepalanya kecil, matanya bersinar terang dan terletak agak di bagian atas.
2. Itik mojosari
Itik mojosaru tergolong itik yang produktif karena bisa bertelur hingga 270
butir per ekor pet tahun Dan telurnya memliki ukuran lebih besar daripada itik cirebon
atau itik tegal. Bulunya berwarna hitam dan memiliki kaki yang lebih pendek daripada
itik cirebon atau itik tegal sehingga cara berjalannya megal-megol seperti entok.
3. Itik bali
Itik bali memiliki daya bertelur yang rendah dibanding dengan itik mojosari.
Daya bertelurnya berbeda-beda tergantung dengan corak bulunya. Itik berbulu suni
merupakan itik bali yang paling produktif, diikuti dengan yang berbulu sumbilan dan
sikep. Itik bali memiliki kepala dan leher yang kecil, bulat memanjang, dan tegak agak
melengkung. Badan ramping dan ekornya pendek. Ciri aling khas dari itik bali ini
hampir semuanya memiliki jambul di kepala.
4. Itik magelang
Itik magelang memiliki ciri khas berupa kalung di bagian lehernya.Warna
tubuhnya coklat kemerahan mirip warna tubuh ayam ras petelur.Kakinya kuning
kehitaman dan berukuran pendek.Daya telurnya mencapai 230 butir per ekor per tahun.
5. Itik alabio
Itik alabio merupakan hasil persilangan itik asli kalimantan dengan itik peking.
Itik alabio memiliki bentuk kepala kecil dan membesar dibagian bawah.warna bulu itik
betina kuning ke abuan atau cenderung blorok dengan ujung sayap, ekor, dada, leher,
dan kepala kehitaman sedangkan bulu itik jantan abu kehitaman.Bentuk badannya segi
tiga, Membesar ke bagian bawah.Warna paruh dan kakinya kuning.
6. Itik muskovy (Entok)
Itik jenis ini cocok dijadikan itik potong karena memiliki ukuran tubuh yang
besar.Beratnya 3-3.5kg per ekor.
7. Itik branti
Itik jenis ini merupakan persilangan entok betina dengan itik alabio dan atau
itik tegal. Hasil persilangan dengan itik alabio menghasilkan anakan yang beratnya 2,5-
3 kg per ekor pada umur 12 minggu. Sedangkan hasil persilangan dengan itik tegal
hanya menghasilkan anakan yang beratnya 1,5 per ekor pada umur 12 minggu.
8. Itik peking
Itik jenis ini paling baik dijadikan itik pedaging karena beratnya bisa mencapai
4,5-5 kg per ekor bila dibesarkan dari DOD ( day old duck ) hingga berumur 10 minggu.
Dagingnya memiliki tekstur lembut dan berwarna kekuningan.

1.2 Manfaat Bagi Kehidupan Manusia


Pemanfaatan itik sebagai sumber protein sangat potensial mengingat itik lebih
resisten terhadap penyakit dibanding ayam potong dan itik mampu mengolah makanan
yang berkualitas jelek menjadi daging mau pun telur. Selain itu ternak itik bisa
dimanfaatkan sebagai tabungan karena banyak hal yang bisa dimanfaatkan seperti,
penjualan itik dan penjualan telur itik, karena salah satu manfaat ternak bagi manusia
adalah sebagai sumber uang.

Itik sebagai sumber protein yang potensial mampu mencukupi kebutuhan protein
pada manusia, manusia sendiri jika kekurangan protein akan menyebabkan penyakit,
diantaranya anemia, penyakit ginjal dan hati, tekanan darah rendah rambut mudah
rusak, fungsi saraf tidak stabil, masalah usus dan perut, luka lama sembuh, aliran darah
tidak lancar, penglihatan kurangbaik, badan gemetaran, sering lupa dan sakit kepala.

Selain itu, ternyata bulu itik juga mengandung nilai ekonomis sehingga bisa
dimanfaatkan untuk dijual, bulu itik bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak karena
bulunya mengandung asam amino yang baik untuk ternak, kemudian bisa dijadikan
sebagai kerajinan tangan, isi dari bantal dan Kasur dan yang terakhir bisa dijadikan
untuk membuat kemoceng.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangbiakan Itik


A. Pengadaan induk

Pengadaan induk betina dan jantan dapat dilakukan melalui seleksi berdasarkan
bentuk fisik tubuh dan seleksi genetik.ciri – ciri induk yang baik yaitu:

 Badan sehat tidak cacat


 Itik berumur anatara 1-2 tahun
 Bulu halus,tipis,bersih, dan megilap
 Kulit badan lembut dan halus
 Kaki dan telapak kaki kuat
B. Perkawinan(reproduksi)

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan


yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis
agar tidak punah.sistem perkawinan itik ada dua macam,yaitu perkawinan secara alami
dan perkawinan tiruan(inseminasi buatan).

1. perkawinan secara alami


Perkawinan itik seara alami dilakukan anatar itik betina dengan itik jantan yang
bukan sekerabat. Perbandingan itik jantan dan itik betina yang terbaik yaitu 1
berbanding 6-8 artinya satu pejantan membuahi 6-8 itik betina.dengan perbandingan
tersebut ,akan di hasilkan telur fertil(bertunas) sebesar 75-83% dan berdaya tetas 80-
87%.perkawinan secara alami sebaiknya dilakukan di dalam Kandang model ren yang
di lengkapi kolam.dengan demikian, perkawinan dapat berlangsung dengan baik karena
itik secara alami menyukai perkawinan di kolam.
Perkawinan secara alami memiliki kelebihan dan kekurngan.kelebihan
perkawinan secara alami yaitu tidak diperlukan peralatan dan keterampilan pekerja
secara khusus dalam proses perkawinannya. Selain itu, sperma juga tidak
terkontaminasi oleh microflora,feses, dan kotoran lainya sehingga tetap berkualitas.
2. Iseminasi buatan
Inseminasi buatan atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik memindahkan
sel-sel reproduksi jantan (spermatozoa) ke dalam alat reproduksi betina menggunakan
alat bantu yang dilakukan oleh manusia.
Kelebihan sistem perkawinan ini dapat meningkatkan fertilitas (kesuburan) telur,
mempermudah proses perkawinan , meningkatkan efisiensi penggunaan jantan,
mengurangi penyebaran penyakit akibat kontak langsung pada proses perkawinan alami,
serta meningkatkan kualitas dan produktivitas anakan. Kekurangan sistem perkawinan
secara inseminasi buatan yaitu sperma yang dihasilkan tidak bisa disimpan lebih
lama,maksimal 30 menit setelah ejakulasi.
Pelaksanaa inseminasi buatan meliputi tiga tahap,yaitu persiapan
induk,pengambilan sperma jantan, dan pemasukan sperma ke dalam alat reproduksi
induk betina.
a) Persiapan induk
Induk yang akan di inseminasi harus dipersiapkan sebagai berikut.
 Induk betina berumur 6-7 bulan dan sedang dalam masa bertelur .sementara
jantan telah berumur 1-2 tahun.
 Induk harus berasal dari keturunan yang reproduksi telurnya tinggi.
 Tubuh iduk sehat dan tidak cacat
 Pejantan dipilih yang memiliki libido seksualitas tinggi dan kualitas sperma yang
baik
b) Pengambilan sperma itik jantan
Pertama induk jantan harus dipuaskan terlebih dahulu selama 4-6 jam agar
kontaminasi oleh kotoran (feses) berkurang.pengambilan sperma dapat pada itik
pejantan dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu vagina buatan,rangsang urut, dan
rangsang listrik.
c) Pemasukan sperma ke organ reproduksi betina
Untuk menghasilkan telur yang terbuahi secara kontinu, inseminasi dilakukan
dua kali seminggu .waktu yang paling tepat untuk melakukan inseminasi buatan
sekitar pukul 07:00-10:00. Hal ini karena pada saat itu kondisi indukan masih
segar sehingga fertilitas telur yang di hasilkan lebih tinggi.
C. Seleksi telur tetas
Telur yang dihasilkan akan beragam. Untuk mendapatkan telur tetak yang
berkualitas baik perlu dilakukan seleksi telur
 Telur yang di peroleh dari indukan berumur 1-2 tahun untuk mendapatkan fertilitas
telur tertinggi.
 Telur di hasilkan oleh induk yang sehat.
 Terlur tidak berasal dari induk yang baru mengalami gugur bulu.
 Telur di ambil dari kelompok induk yang produktivitas telurnya. sudah stabil (70%).
 Berat telur sekitar 65 – 70 g/butir.
 Berbentuk lonjong tidak terlalu bulat.
 Terbebas dari kotoran
D. Penetasan telur
Penetasan telur dapat dilakuka secara alami menggunakan induk itik atau ayam
buras maupun secara modern menggunakan mesin tetas.Masa pengeraman itik selama
28 – 29 hari.Seekor itik hanya dapat mengerami telur itik maksimal 20 butir perperiode.
2.2 Cara Pemberian Makanan
Biaya pakan merupakan biaya terbesar yaitu sekitar 60-70% dari biaya
produksi yang dikeluarkan pada usaha ternak itik.Oleh karena itu, faktor pakan sangat
menentukan keberhasilan dalam budidaya itik.Dengan demikian, penanganan yang
cermat terhadap pakan, baik kuantitas maupun kualitas, sangat dituntut untuk mencapai
hasil yang optimal.
Murtidjo,(1998) menyatakan, bahwa pemberian pakan pada itik dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 1) Pemberian pakan halus dalam bentuk kering
(dry mash feeding), cara ini sudah mulai banyak dipraktekkan, namun mengadung
banyak kelemahan, yaitu itik kesulitan dalam menelan, sehingga itik terus menerus
minum, di samping itu juga banyak pakan yang terbuang sia-sia; 2) Pemberian pakan
halus dalam bentuk basah wet mash feeding cara ini dilakukan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan dari bentuk dry mash feeding dan cara ini umum dilakukan oleh
peternak-peternak rakyat; 3) Pemberian pakan dalam bentuk pellet.
Cara ini sudah mulai populer di beberapa negara,karena menunjukkan hasil
yang lebih baik dibandingkan cara pemberian pakan dalam bentuk basah. Ketersediaan
air minum juga harus diperhatikan, karena air merupakan salah satu unsur gizi yang
penting bagi kebutuhan itik, karena tubuh 50% - 65% terdiri atas air, telur itik
mengandung 71% air.Air ini berfungsi sebagai pelembut makanan supaya mudah
ditelan dan dicerna, sebagai bagian dari darah yang melakukan pertukaran zat dalam
dan sebagainya.
 Jenis Makanan yang Biasa Diberikan

Secara garis besar bahan pakan pembentuk ransum itik dibagi menjadi dua
bagian, yaitu bahan pakan sumber energi yang memegang peranan penting dan porsi
terbesar dalam formula ransum, seperti jagung, gandum, bekatul, dan sorgum.Bahan
pakan sumber protein yang penting untuk itik periode awal dan dalam masa produksi,
seperti tepung ikan, bungkil kacang kedelai, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa, dan
tepung darah. Kedua bahan pakan pembentuk ransum tersebut sudah memenuhi
kebutuhan akan vitamin dan mineral. Banyak bahan pakan asal nabati yang merupakan
sumber protein, asam amino dan vitamin seperti bekatul yang kaya akan vitamin B,
kemudian bahan pakan asal hewani kaya akan sumber mineral, seperti tepung ikan yang
juga kaya akan sumber kalsium dan phosphor. Ada pula yang khusus sumber mineral,
seperti tepungtulang, tepung kerang dan sejenisnya (Rasyaf, 1997).

Hal lain yang perlu diperhatikan antara lain : Bahan pakan yang akan diberikan
hendaknya tidak berbau tengik, tidak berjamur dan tidak berlebihan jumlahnya; Selalu
disediakan air minum dan ditempatkan agak lebih tinggi dari tempat pakan.; Kesehatan
itik perlu diketahui, biasanya diawal terserang penyakit cenderung menurunkan gairah
makan dan lambat laun konsumsi makannya berkurang.

 Cara Pemberian Makanan


1. Digembalakan
Cara ini masuk dalam kategori beternak yang masih tradisional, memang
menguntungkan karena peternak tidak perlu mengeluarkan biaya pakan.
Penggembalaan itik dilakukan dengan cara berpindah-pindah dari sawah sat uke
sawah yang lain.
Namun sayang, dengan semakin sempitnya areal penggembalaan dan maraknya
pemakaian pestisida, pemberian makan dengan cara ini makin terancam
kelestariannya.
2. Dikandangkan

Disebut juga sistem pemeliharaan secara intensif, dengan cara mengandangkan


itik. Keuntungan pemeliharaan dengan cara ini ialah produktivitas telur lebih tinggi,
kesehatan dan keselamatan itu akan lebih terjamin, serta biasa pemeliharaan lebih
efisien. Produksi telur itik yang dipelihara dengan cara digembalakan rata-rata 124
butir/ekor/tahun, sedangkan dengan cara dikandangkan dapat mencapai lebih dari
200 butir/ekor/tahun. Dengan kata lain, itik yang dikandangkan mampu
menghasilkan telur lebih banyak dibanding itik yang digembalakan. Selain itu, hasil
telur itik kendang lebih stabil dan lebih baik mutunya daripada yang digembalakan.

2.5 Takaran Pemberian Pakan

Tabel 1. Kebutuhan beberapa nutrisi itik tape petelur (Sen, 1985)

Uraian Anak 0-8 minggu Dara 8-20 minggu Petelur 20 minggu


Energi Metabolic 2900 2800 2700
(kkal/kg)
Protein kasar 17-20 18 16-18

Ca 0,6-1,0 0,6-1,0 2,9-3,25

P 0,6 0,6 0,47

2.3 Cara Pemeliharaan


2.3.1 Kandang Itik
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.35/Permentan/OT. 140/3/2007
berisi tentang pedoman budidaya itik petelur yang baik, persyaratan teknis lokasi
kandang adalah sebagai berikut: 1) memperhatikan tata letak kandang, drainase dan
sistem pertukaran udara, cukup mendapatkan sinar matahari, bersih dan kuat; 2) lokasi
kandang dekat dengan sumber air, tidak bising dan sejuk; 3) memperhatikan sarana
transportasi dan dekat dengan sumber pakan; 4) dipelihara dalam kandang battery atau
kandang sistem litter dan atau dilengkapi dengan umbaran berbatas pagar; 5) ukuran dan
daya tampung kandang hendaknya harus sesuai dengan umur itik.
Kepadatan kandang untuk ukuran 1x1 m dapat menampung:
1. Anak itik 10 – 20 ekor
2. Iik remaja 8 – 10 ekor
3. itik dewasa 6 – 7 ekor
2.3.2 Tata Laksana Pemeliharaan Itik
Walaupun bibit itik yang dipelihara mutunya baik dan dikandangkan dalam
kandang yang sesuai serta diberi pakan yang dapat mencukupi kebutuhan gizinya,kalau
tidak diikuti dengan pemeliharaan yang baik pula tidak akan memberikan hasil
maksimal. Dengan demikian pemeliharaan harus disesuaikan dengan umur itik, sistem
pemeliharaan dan tujuan pemeliharaan
a. Pemeliharaan anak itik
Pemeliharaan pada periode starter merupakan tahap penting sebagai langkah awal
dalam menghasilkan itik petelur yang baik.Pemeliharaan pada tahap ini memiliki tujuan
untuk menekan kematian pada fase awal kehidupan anak itik dan meningkatkan bobot
badan itik sesuai dengan yang diharapkan.Induk buatan atau alat pemanas lampu
minyak atau lampu listrik sangat diperlukan sampai itik berumur 3 minggu.Pada umur
diatas 4 minggu lampu digunakan hanya sebagai alat penerang saja.
Suhu alat pemanas yang baik adalah sebagai berikut :
- Minggu I 320 C
- Minggu II 270 C
- Minggu III 220 C
Suhu (panas) yang baik untuk anak itik dapat dilihat dari penyebaran anak itik di bawah
alat pemanas.jika anak itik menyebar rata dibawah alat pemanas berarti temperaturnya
sudah cukup.
b. Pemeliharaan itik dara
Begitu masuk periode dara, perhatian pertama yang perlu diberikan adalah itik
jangan sampai stres, untuk itu perlu persiapan pencegahannya. Hal lain yang diperlukan
adalah pemberian pakan yang cukup, baik kuantitas maupun kualitas, karena itik
periode ini sebagai calon itik petelur. Artinya, itik-itik tersebut jangan terlalu gemuk
ataupun terlalu kurus.
Sebagai patokan, itik mulai bertelur sekitar umur 5 bulan dengan bobot badan ideal
1,4 kg. Untuk itu, pada periode ini perlu pembatasan pemberian pakan, yaitu sekitar 75-
80% dari yang dapat dihabiskan. Kapasitas kandang untuk pemeliharaan itik pada
periode dara ini 5-6 ekor/m2terkurung penuh, tetapi kandang dengan pelataran (ren)
bisa sampai 8 ekor/m2..
c. Pemeliharaan itik dewasa (petelur)
Untuk itik dewasa yang sudah bertelur, faktor-faktor penyebab stress perlu ditangani
secara serius, karena erat hubungannya dengan produksi yang akan dihasilkan. Kualitas
dan kuantitas pakan yang diberikan perlu diperhatikan, karena pakan akandipergunakan
untuk pembentukan telur di samping mempertahankan hidupnya. Tingkat kepadatan
kandang (3-4 ekor m2) kebersihan perkandangan termasukperalatannya harus selalu
dikontrol setiap hari.Pakan yang diberikan jangan sampai tersisa didalam tempat pakan,
terutama pakan basah, karena dapat menjadi tengik dan berpengaruh jelek terhadap itik
yang dipelihara.Hal ini untuk menghindari agar sisa tersebut jangan sampai tempat
tumbuh jamur, karena sangat berbahaya bagi itik.Itik sangat peka terhadap aflatoksin
(sejenis racun) yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus.
Penyediaan sarang bertelur sangat diperlukan untuk mencegah agar telur-telur yang
dihasilkan jangan kotor.Kalau telur bersih mutunya dapat dipertahankan (tidak mudah
rusak).Pengaturan cahaya yang menerangi itik dewasa petelur harus diperhatikan,
karena ada hubungannya dengan reproduksi. Sebaiknya selama satu hari satu malam,
lamanya penerangan selama 14 jam, dengan demikian kalau hari mendung perlu
ditambah penerangan.
2.3.3 Pengendalian Penyakit
Usaha pencegahan terhadap penyakit lebih menguntungkan secara ekonomis
dibandingkan dengan usaha pengobatan karena selain mahal usaha pengobatan itu
sendiri belum tentu menyembuhkan.Cara terbaik untuk menghindari penyakit adalah
dengan memelihara itik dalam kandang yang memadai baik sanitasi maupun luasnya,
selain pakan yang mencukupi kebutuhan gizi dan kesegarannya.
Ada dua hal penting dalam menjaga kesehatan ternak, yaitu vaksinasi dan
sanitasi atau kebersihan kandang dan lingkugan.Vaksinasi yaitu memasukan bibit
penyakit yang sudah dilemahkan atau sudah dimatikan dengan prosedur tertentu,
dipakai untuk pembentukan zat kekebalan tubuh sehingga tubuh dapat menahan
serangan penyakit yang bersangkutan.Pencegahan penyakit dapat dilakukan juga
dengan pemberian obat melalui air minum dan makanan, seperti obat anti kuman
(Rasyaf, 1997).

BAB III
KESIMPULAN
Itik adalah salah stau jenis unggas air yang termasuk kedalam kelas Aves, Ordo
Anseriformes, Famili Anatidae, Sub Famili Anatinae, Tribus Anatini dan Genus Anas.
Ternak itik memiliki tanda-tanda khusus yang membedakan dari jenis-jenis unggas lain,
seperti kaki yang relative pendek, paruh yang dilapisi selaput lembut yang peka,buku
yang berbentuk konkaf yang merapat erat kepermukaan badan. Menurut tipenya, itik
dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu itik tipe petelur, pedaging, dan
hias(ornamental).
Dalam perkembangbiakan itik dilakukan nya hal-hal sebagai berikut:
- Pengadaan induk, pengadaan induk betina dan jantan dapat dilakukan melalui
seleksi berdasarkan bentuk fisik tubuh dan seleksi genetic
- Perkawinan, adalah kemampua makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan
yang baru. System perkawinan pada itik ada dua macam, yaitu perkawinan
secara alami dan perkawinan tiruan ( inseminasi buatan)
- Seleksi telur tetas
- Penetasan telur, dapat dilakukan secara alami menggunakan induk itik ataupun
secara modern menggunakan mesin tetas.
Pada usaha ternak itik biaya pakan merupakan biaya terbesar dari pada biaya
yang dikeluarkan untuk produksinya. Dengan demikian,pemberian pakan pada itik
dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1) Pemberian pakan halus dalam bentuk kering
2) Pemberian pakan halus dalam bentuk basah
3) Pemberian pakan dalam bentuk pellet
Secara garis besar bahan pakan itik dibagi menjadi dua bagian, yaitu 1) bahan
pakan sumber energi yang memegang peranan penting dan porsi terbesar dalam formula
ransu. 2) bahan pakan sumber protein yang penting untuk itik periode awal dan dalam
masa produksi. Kedua bahan pakan tersebut sudah memenuhi kebutuhan akan vitamin
dan mineral.
Banyak bahan pakan asal nabati yang merupakan sumber protein, asam amino
dan vitamin seperti bekatul yang kaya akan vitamin B, kemudian bahan pakan asal
hewani kaya akan sumber mineral, seperti tepung ikan yang juga kaya akan sumber
kalsium dan phosphor. Ada pula yang khusus sumber mineral, seperti tepung tulang,
tepung kerang dan sejenisnya. Dalam tata cara pemeliharaan itik kita juga harus
memperhatikaan letak ataupun kondisi kandang tersebut. Persyaratan teknis lokasi
kandang adalah sebagai berikut :
1) Memperhatikan system pertukaran udara, drainase, cukup mendapatkan sinar
matahari, bersih dan kuat
2) Lokasi dekat dengan sumber air, tidak bising dan sejuk
3) Dekat dengan sumber pakan
4) Dilengkapi dengan umbaran berbatas pagar
5) Ukuran dan daya tamping seharusnya sesuai dengan umur itik
DAFTAR PUSTAKA

Ranto dan maloedyn sitanggang. 2005. Panduan Lengkap Beternak Itik. Jakarta: PT
AgroMedia Pustaka
Suci, Dwi Margi. 2013. Pakan Itik Pedaging dan Petelur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Wahyudi. 2006. Beternak Itik. Jakarta: Azka Mulia Media.

Rasyaf, M. 1997. Beternak Itik. Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Murtidjo. 1998. Beternak Bebek Lokal. Kanisius.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai