Disusun Oleh :
Adjie Purnama
Dinda Meillenia
Khairunnisa I
Muhammad Kelvin N
Mustika A
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena rahmat
dan perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Biologi tentang
Pembuatan tapai ketan.Untuk menambah pengetahuan siswa-siswi yang sedang
menempuh pendidikan di SMAN 6 BANDUNG.
Dalam pembuatan ini juga kami mengucapkan terima kasih atas waktu yang
telah diberikan oleh Bu Entik Maemunah S.Pdsebagai guru pembimbing pelajaran
Biologi ini. Serta teman – teman yang telah bersedia membantu kami
Kelompok 8
Daftar Isi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………
1.1 Latar belakang………………………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..
1.3 Tujuan Praktikum………………………………………………………………………
1.4 Manfaat Praktikum…………………………………………………………………….
BAB 2 KAJIAN TEORI…………………………………………………………………..
2.1 Bioteknologi…………………………………………………………………………..
2.2 Jenis Tape……………………………………………………………………………..
2.3 Tape Ketan…………………………………………………………………………….
2.4 Peran Bakteri………………………………………………………………………….
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN…………………………………………………
3.1 Alat dan Bahan……………………………………………………………………….
3.2 Cara Kerja…………………………………………………………………………….
BAB 4 HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN……………………………………..
4.1 Hasil penelitian……………………………………………………………………….
4.2 Pembahasan…………………………………………………………………………..
BAB 5 KESIMPULAN…………………………………………………………………..
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………...
BAB 6 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
Di Indonesia sendri hampir disetiap daerah memiliki makanan dengan ciri khas tersendiri.
Selain karena kekhasan dan keunikan makanan tiap daerah, harga makanan yang murah juga
membut Indonesia sebagai Negara wisata kuliner yang tak jarang banyak sekali orang-orang
yang melakukan wisata kuliner yang bahkan pengunjunganya sampai pada warga mancanegara.
Salah satu makanan khas dari Indonesia adalah tapai. Tapai merupakan makanan
tradisional yang sangat populer dan digemari di masyarakat. Tidak. Hal ini tidak lain karena
rasanya yang nikmat, harga yang murah dan tentunya mengandung gizi yang baik dan tentunya
karena proses pembuatannya yang dapat dikatakan sangatlah mudah sehingga dapat dibuat
dirumah sendiri dikarenakan bahan yang mudah didapatkan, serta proses pembuatannya hanya
menggunakan peralatan dapur sedernaha. Bahan pokok pembuatan tempe biasanya
menggunakan beras ketan, namun tidak hanya menggunakan beras ketan, tapai juga dapat dibuat
dari singkong, pisang dan bahan lainnya. Namun pada praktikum kali ini akan dilakukan
pembuatan tapai menggunakan beras ketan.
Jika ditinjau dari proses pembuatan, dapat diketahui bahwa tapai merupakan salah satu
produk bioteknologi berbasis konvensional. Hal ini karena melibatkan mikrobia eukariotik yaitu
jamur yang biasanya diperoleh dari ragi artinya di dalam ragi tersebut mengandung jamur
yaitu Sacchoromiyces cerevicae , yang berperan dalam mengubah karbohidrat menjadi alcohol
dan karbondioksoda melalui proses fermentasi. Melihat dari konsumsi masyarakat yang gemar
mengonsumsi tapai, maka penting diadakan praktikum ini, selain itu, sebagai tambahan
pengetahuan pembuatan produk bioteknologi konvensional.
1.2 RumusanMasalah
1. Apaitu bioteknologi?
2. Apa saja jenis Tapai ?
3. Bagaimana proses fermentasinya?
4. Apa keunggulan dan kekurangan dari tape ketan putih?
5.Apa saja bakteri yang berperan dalam pembuatan tapai ketan putih?
Praktikan mengetahui cara pembuatan tapai dengan baik dan benar. serta mengetahui
karakteristik tapai yang memiliki kualitas yang baik.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi = penerapan) dan
logos (ilmu). Bioteknologi adalah cabang biologi yang mempelajari pemanfaatan prinsip ilmiah
dan rekayasa terhadap organisme, proses biologis untuk meningkatkan potensi organisme
maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan manusia.bisa diartikan
juga,Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayas genetika secara
terpadu untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia.
Bioteknologi dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu bioteknologi modern dan bioteknologi
konvensional.Salah satu contoh dari bioeknologi konvensional adalah pembuatan tape ini.Dan
salah satu contoh dari bioteknologi modern adalah rekayasa genetika.
Ciri-ciri utama bioteknologi adalah adanya benda biologi berupa benda mikro organisme
tumbuhan atau hewan, adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri, dan produk yang
dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu.
Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah
dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di
bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan
bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik,
dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak
sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan
alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
1. Tape Singkong
yakni tape yang terbuat dari bahan dasar singkong. Jenis tapai ini biasanya dibuat untuk dijual,
kebanyakan berupa industri rumah tangga. Tapai singkong yang populer berasal dari
daerah Bandung (banyak dijajakan di Jalan Raya Padalarang di wilayah Cipatat), dan jika
di Jawa Timur, dari daerah Bondowoso
2. Tape Ketan
yakni yang terbuat dari beras ketan (beras pulut), baik dari ketan putih maupun ketan hitam. Di
banyak daerah di Jawa, tapai ini biasa dibuat sendiri di rumah-rumah, terutama sebagai
persediaan penganan di saat Lebaran. Namun, tapai ini pun acap dijajakan oleh pedagang
keliling di Jawa Barat (tapai ketan hitam, dalam kombinasi dengan uli sebagai tape uli); atau
dalam kemasan kecil-kecil, tapai ketan putih terbungkus daun (jambu air, atau waru) di pasar
lokal di Kuningan dan di Pangandaran. Tapai ketan dari Kuningan bahkan telah dikemas secara
modern dengan kardus.
Tape ketan adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari bahan ketan yang
diolah secara fermentasi. Dalam proses fermentasi tape ketan tahap persiapan (pencucian,
pemasakan dan pendinginan), pengerjaan, dan fermentasi (pemanasan, inokulasi dengan ragi,
dan inkubasi) merupakan tahap yang berpengaruh penting untuk menghasilkan tape ketan
dengan mutu baik. Misalnya, dalam tahap pencucian yang bertujuan untuk menghilangkan
kotoran maupun sisa-sisa dedak yang mungkin masih tertinggal sangat penting untuk
dilakukan.Selain menentukan cita rasanya, hasil dari proses fermentasi juga sangat menentukan
komposisi kimia tape ketan. Tape ketan umumnya memiliki tekstur lembut, rasa manis, sedikit
asam, dan cita rasa yang khas karena mengandung sedikit alkohol. Komponen utama dalam
ketan sendiri adalah pati, yang dalam keadaan utuh sangat sulit didegradasi dengan zat kimia
maupun enzim. Bahkan, pati yang dipanaskan dengan air tidak akan mengalami perubahan
hingga suhu gelatinasinya tercapai. Oleh karena itu, dibutuhkan bantuan bakteri untuk
mendegradasi komponen pati yang terdapat dalam ketan. Ragi mengandung berbagai bakteri
asam laktat yang sangat dibutuhkan untuk fermentasi tape ketan.
Fermentasi adalah salah satu reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem biologi molekuler yang
dapat menghasilkan dengan memanfaatkan senyawa organik sebagai donor dan akseptor
elektron. Fermentasi tape ketanterjadi dalam kondisi anerobik fakultatif, yaitu dapat melakukan
proses fermentasi dengan atau tidak ada oksigen. Tetapi, keberadaan oksigen dalam jumlah
sedikit dapat mempercepat berlangsungnya proses fermentasi tersebut.
Pada proses pembuatan tape ketan, fermentasi yang terjadi disebabkan karena bantuan
khamir yang terdapat dalam ragi yang ditambahkan. Khamir tersebut adalah Endomycopsis
fibuliger dan Chlamydomucor oryzae. Kedua khamir tersebut adalah mikroba yang memegang
peran utama mengubah ketan menjadi bentuk tape. Awalnya Chlamydomucor oryzae memulai
proses fermentasi dengan mengubah pati ketan menjadi gula. Selanjutnya, Endomycopsis
fibuliger akan merubah gula menghasilkan alkohol dan komponen pembentuk flavor.
Secara rinci perubahan senyawa kimiawi utama yang terjadi dalam proses fermentasi tape
ketan adalah hidrolisis pati menjadi maltosa dan glukosa, karena bantuan kedua khamir
(Endomycopsis fibuliger dan Chlamydomucor oryzae). Proses berikutnya glukosa akan
difermentasi menjadi asam-asam organik dan etanol sehingga menimbulkan rasa dan aroma
yang khas serta beraroma sangat kuat. Fermentasi tape ketan yang menggunakan ragi termasuk
dalam jenis heterofermentasi karena menggunakan dua macam biakan mikroba yang berbeda.
Selain itu pembuatan tape ketan yang merupakan proses fermentasi tersebut akan menghasilkan
banyak keuntungan. antara lain, meningkatkan citarasa dari ketan dan menghasilkan aroma yang
khas sehingga akan mempengaruhi kelezatan, juga meningkatkan kandungan gizinya.
Keunggulan Tapai
Fermentasi tapai dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1 (tiamina) hingga tiga kali
lipat. Vitamin ini diperlukan oleh sistem saraf, sel otot, dansistem pencernaan agar dapat
berfungsi dengan baik. Karena mengandung berbagai macam bakteri “baik” yang aman
dikonsumsi, tapai dapat digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh.
Cairan tapai dan tapai ketan diketahui mengandung bakteri asam laktatsebanyak ± satu
juta per mililiter atau gramnya. Produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan efek
menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri dalam
tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahat. Kelebihan lain dari tapai adalah kemampuannya
tapai mengikat dan mengeluarkan aflatoksin dari tubuh.
Aflaktosinmerupakan zat toksik atau racun yang dihasilkan olehkapang,
terutama Aspergillus flavus. Toksik ini banyak kita jumpai dalam kebutuhan pangan sehari-hari,
sepertikecap. Konsumsi tapai dalam batas normal diharapkan dapat
mereduksi aflatoksin tersebut. Di beberapa negaratropis yang mengkonsumsi singkong sebagai
karbohidrat utama, penduduknya rentan menderita anemia. Hal ini dikarenakan singkong
mengandungsianida yang bersifat toksik dalam tubuh manusia. Konsumsi tapai dapat mencegah
terjadinya anemia karena mikroorganisme yang berperan dalam fermentasinya mampu
menghasilkan vitamin B12.
Kelemahan tapai
Konsumsi tapai yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dan
gangguan sistem pencernaan. Selain itu, beberapa jenis bakteri yang digunakan dalam
pembuatan tapai berpotensi menyebabkan penyakit pada orang-orang dengan sistem imun yang
terlalu lemah seperti anak-anak balita, kaum lanjut usia, atau penderita HIV. Untuk mengurangi
dampak negatif tersebut, konsumsi tapai perlu dilakukan secara terkendali dan pembuatannya
serta penyimpanannya pun dilakukan dengan higienis.
2.3 Peran Bakteri
Mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces
rouxii, Mucor sp, dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera,Saccharomycopsis
malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta
bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama
dalam menghasilkan tape.
Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan
memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan
monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian
khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang
menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat
alkoholnya.
Kapang Amilolitik
Ø Mucor Ø Penghasil sakarida dan cairan
Ø Rhizopus Ø Penghasil sakarida dan cairan
Ø Amilomycetes Ø Penghasil sedikit sakarida dan cairan
Khamir amilolitik
Ø Endomycopsis Ø Penghasil sakarida dan abu yang lemah
Khamir Nonamilolitik
Ø Saccharomyces Ø Penghasil alkohol
Ø Hansenula Ø Penghasil aroma yang menyegarkan
Ø Endomycopsis Ø Penghasil bau yang khas
Ø Candida Ø Penghasil bau yang khas
Bakteri Amilolitik
Ø Bacillus Ø Penghasil sakarida
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
4. Sesudah di tanak , masukan ke dalam panci hingga merata lalu kukus hingga matang
5. Sambil menunggu Beras ketannya matang haluskan ragi tadi dengan sendok sampai halus
6. Sesudah beras ketannya matang taburkan ragi yang sudah di haluskan tadi secara merata
7.Sesudah di taburkan, masukan ke dalam daun jambu dan bungkus rapat rapat . supaya tidak
gampang lepas diberi lidi
4.1 HasilPenelitian
Hasil akhir Aroma Tekstur Rasa
Berbau alkohol Ada yang keras,ada sedikit manis
yang lunak, dan ada
yang berair
4.2. Pembahasan
Tapai merupakan hasil dari proses fermentasi dari bahan-bahan yang mengandung
karbohidrat seperti beras ketan dan ubi kayu. Dalam proses fermentasi yang melibatkan aktifitas
mikroorganisme ini terjadi proses pengubahan karbohidrat menjadi etanol, sehingga bahan
makanan hasil fermentasi menjadi lebih enak rasanya.
Tapai mempunyai rasa sedikit manis dengan sedikit rasa alkohol dan aroma semerbak
yang khas. Tekstur lunak dan berair serta mengasilkan cairan yang merupakan efek dari efek
fermentasi. Rasa manis pada tapai dipengaruhi oleh kadar gula dari tapai itu sendiri.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa tapai yang telah
disimpan selama 3 hari mengalami perubahan rasa dan aroma. Hasil pengamatan menyatakan
bahwa tapai memiliki aroma berbau alcohol dengan rasa yang agak manis. Hal ini juga sesuai
dengan pendapat para peneliti bahwa “Pada proses pembuatan tapai, khamir dan kapang
merupakan mikrobia yang mengubah karbohidrat yang terkandung dalam bahan, menjadi gula.
peranan ragi dalam pembuatan tape adalah mengubah gula menjadi alkohol rasa manis pada tape
dipengaruhi oleh kadar gula yang ada dalam tape tersebut”.
Oksidasi alkohol disebabkan suasana aerobik yang terjadi selama waktu penyimpanan.
Suasanan aerobik tersebut biasanya diikuti oleh aktivitas bakteri asetat, sehingga terbentuk asam
asetat, yang menjadikan rasa asam pada brem. Kalau pada waktu penyimpanan tidak ditutup
akan menyebabkan alkohol menguap. Bau asam disebabkan terbentuknya ester etil asetat dari
reaksi alkohol dengan asam asetat yang terbentuk oleh suasana aerob dan bakteri asetat.
Rasa
Rasa manis pada tape ketan ini karena terjadi perubahan dari karbohidrat yaitu berupa pati
dihidrolisis oleh mikroorganisme dalam ragi dipecah menjadi glukosa. Glukosa menimbulkan rasa manis
pada tape ketan. Semakin banyak glukosa yang dihasilkan maka semakin tinggi rasa manis yang
ditimbulkan. Pembentukkan glukosa merupakan tahapan suatu rangkaian proses yang panjang. Dalam
pemanfaatan proses fermentasi ini agar mendapatkan rasa tape yang manis harus dikonsumsi pada
waktu yang tepat yaitu sekitar 2-3 hari setelah pemeraman.
Tekstur
Tekstur tape ketan putih dan ketan hitam dinilai melalui cara menekan butiran tape dengan
menggunakan jari dan dikunyah. Hasil yang diperoleh dari tape mengalami perubahan tekstur. Tape
ketan putih memiliki tekstur lembek, ini disebabkan proses pengukusan ketan hitam cukup matang,
sehingga teksturnya lembek. Ketan putih yang telah matang dihidrolisis oleh mikroorganisme dengan
enzim karbohidrase dalam ragi melalui proses fermentasi.
Aroma
Ditinjau dari aroma, tape ketan putih dan sedikit beraroma daun pisang. Daun pisang digunakan
sebagai alas di bagian dalam bawah, samping. Fermentasi menghasilkan kenaikan suhu yang
menyebabkan lisinya sel-sel daun pisang dan mengeluarkan senyawa beraroma khas. Banyaknya senyawa
aromatic yang terakumulasi menyebabkan perubahan aroma. Aroma tape yang seharusnya tercium
tertutupi oleh aroma daun pisang. Selain itu kedua tape juga mengeluarkan aroma yang normal yaitu
tercium aroma manis.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, secara umum hasil pembuatan tapai berkesesuain
dengan teori yang ada, hasil tapai yang dibuat tidak maksimal karena tapai masih memiliki
tekstur yang agak keras dan belum memiliki banyak air serta rasa yang belum terlalu manis. Hal
ini dikarenakan waktu fermentasi yang singkat yaitu hanya selama 3 hari.