Anda di halaman 1dari 22

Kurikulum

Kurikulum xxx
2006/2013
Kel a s

XII
biologi
BIOTEKNOLOGI

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami definisi bioteknologi.
2. Mengetahui bermacam-macam produk bioteknologi.
3. Memahami perbedaan antara bioteknologi konvensional dan modern.
4. Memahami peran mikroorganisme dalam proses bioteknologi.
5. Memahami proses-proses rekayasa genetika dalam memanipulasi sifat organisme.
6. Memahami manfaat dan bahaya bioteknologi dalam kehidupan.

A. Pendahuluan
Kamu tentu sering makan roti atau donat, bukan? Tahukah kamu bahwa pembuatan roti
dan donat membutuhkan jasa mikroorganisme? Bagaimana mikroorganisme tersebut
dapat bermanfaat sesuai dengan yang kita inginkan? Dengan bioteknologi, kita bisa
melakukannya. Apa itu bioteknologi? Pada sesi ini, kamu akan mempelajarinya. Mari
simak dengan saksama.
Bioteknologi adalah teknologi dengan menggunakan organisme dan agen-
agen biologis untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat, baik berupa barang atau
jasa untuk kepentingan manusia. Dalam pelaksanaannya, bioteknologi membutuhkan
keterlibatan berbagai disiplin ilmu, seperti biologi molekuler, mikrobiologi, biokimia,
genetika, enzimologi, ilmu pangan, dan fisiologi.
Manusia sudah menerapkan bioteknologi sederhana sejak ribuan tahun yang lalu untuk
membuat roti dan donat. Bioteknologi semakin berkembang setelah dilakukan serangkaian
penelitian tentang proses fermentasi oleh mikroorganisme. Penelitian ini dipelopori oleh
Louis Pasteur. Oleh sebab itu, Louis Pasteur dianggap sebagai Bapak Bioteknologi.
Bioteknologi modern mengembangkan biomolekuler dan pengendalian proses
dengan menerapkan rekayasa genetika. Rekayasa genetika adalah teknologi molekuler
untuk mengubah komposisi genetik suatu organisme. Caranya dengan memindahkan
materi genetik dari satu organisme ke organisme lain. Dalam jangka panjang, bioteknologi
memberikan suatu harapan untuk membantu memecahkan berbagai masalah. Selain
itu, pada masa mendatang, ada peluang untuk mengembangkan revolusi bioindustri.
Khususnya, yang berhubungan dengan produksi makanan, obat-obatan, pengendalian
polusi, dan pengembangan sumber energi baru.

B. Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern


1. Perbedaan antara Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern
Pada awalnya, penerapan bioteknologi sangat sederhana dan hanya dilakukan sebatas
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan,
penerapan bioteknologi juga semakin berkembang. Penerapan bioteknologi modern
semakin meningkat sejak ditemukannya struktur dan fungsi DNA.
Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara bioteknologi konvensional dan
bioteknologi modern.

Tabel Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern

No. Faktor Pembeda Bioteknologi Konvensional Bioteknologi Modern


1. Pelaksanaan Sejak ribuan tahun yang lalu Sejak ditemukannya
struktur dan fungsi DNA
2. Peralatan dan Sederhana Modern dan canggih
metode yang
digunakan
3. Proses dan hasil • Proses kurang steril • Proses steril
• Kualitas belum terjamin • Kualitas terjamin
4. Pemanfaatan Menggunakan hasil produksi Menggunakan
mikroorganisme secara mikroorganisme,
langsung makroorganisme, atau
bagian-bagiannya untuk
meningkatkan kinerja
genetik organisme

2
No. Faktor Pembeda Bioteknologi Konvensional Bioteknologi Modern
5. Contoh Pembuatan tempe, tapai, Organisme transgenik,
arak, roti, yoghurt, nata de kloning, kultur jaringan,
coco, keju insulin buatan

2. Pengembangan Bioteknologi
Pengembangan bioteknologi dilakukan melalui empat tahap, yaitu bioteknologi produksi
makanan dan tanaman, bioteknologi produksi asam-asam organik, zat pelarut, dan
biomassa dalam kondisi nonsteril, proses-proses bioteknologi dalam kondisi steril, serta
aplikasi hasil-hasil keilmuan baru dalam bioteknologi.

a. Bioteknologi Produksi Makanan dan Tanaman


1.) Produksi makanan dilakukan melalui proses fermentasi dengan bantuan
mikroorganisme. Contohnya, Rhizopus oligosporus untuk pembuatan tempe,
Neurospora crassa untuk pembuatan oncom, atau Saccharomyces cerevisiae
untuk pembuatan tapai.
2.) Pemanfaatan mikroorganisme, seperti Rhizobium untuk fiksasi nitrogen pada
tanaman Leguminosae. Dengan memanfaatkan mikroorganisme tersebut,
tanaman mampu hidup dengan baik tanpa pupuk dan dapat memberikan
hasil.

b. Bioteknologi Produksi Asam-Asam Organik, Zat Pelarut, dan Biomassa dalam Kondisi
Nonsteril
1.) Fermentasi dalam pembuatan etanol, asam laktat, asam sitrat, butanol, dan
gliserol dilakukan dalam kondisi nonsteril dan terbuka. Kondisi nonsteril
memungkinkan tumbuhnya mikroorganisme yang tidak diinginkan.
2.) Pengolahan air limbah dan pembuatan kompos padat dari sampah organik
dilakukan dalam kondisi terbuka. Hal ini terjadi karena proses tersebut
membutuhkan udara bebas dan oksigen untuk menghindari terjadinya
pembusukan yang dapat menghasilkan bau tidak sedap.

c. Proses-Proses Bioteknologi dalam Kondisi Steril


Proses bioteknologi dalam kondisi steril terjadi jika fermentasi berlangsung tanpa
adanya kontaminasi mikroorganisme lain (steril). Misalnya, dalam produksi antibiotik
(seperti penisilin, streptomisin, dan tetrasiklin), vitamin B12, hormon-hormon buatan
(seperti giberelin, insulin, dan estrogen), steroid, asam aminoglutamat, dan enzim-
enzim lainnya.

3
d. Aplikasi Hasil-Hasil Keilmuan Baru dalam Bioteknologi
Beberapa contoh aplikasi hasil-hasil keilmuan baru dalam bioteknologi adalah
sebagai berikut.
1.) Penggunaan enzim endonuklease untuk menghentikan aktivitas sel.
2.) Penggunaan metabolit sekunder seperti hormon insulin sintetis. Hormon ini
diproduksi oleh bakteri Escherichia coli yang telah disisipi gen penghasil insulin
manusia.
3.) Optimalisasi proses-proses fermentasi dalam reaktor-reaktor baru, seperti
pembuatan yoghurt dengan menggunakan peralatan modern dan canggih.

Contoh Soal 1
Bioteknologi modern berbeda dengan bioteknologi konvensional sebab bioteknologi
modern ....
A. menggunakan hasil produksi mikroorganisme secara langsung
B. pelaksanaannya kurang steril
C. menggunakan peralatan yang modern dan canggih
D. hasilnya kurang terjamin
E. dilakukan dengan prosedur yang sederhana
Jawaban: C
Pembahasan:
Bioteknologi modern dilakukan dengan menggunakan peralatan yang modern
dan canggih, serta prosedur yang lebih rumit dan teliti. Sementara itu, bioteknologi
konvensional dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sederhana dan prosedur
yang sederhana pula.

C. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Bioteknologi


Mikroorganisme memiliki peranan yang sangat penting dalam bioteknologi. Sampai saat
ini, telah banyak mikroorganisme yang dimanfaatkan dalam proses tersebut. Berikut ini
adalah peran mikroorganisme dalam berbagai bidang.
1. Penghasil bahan makanan dan minuman
a. Fermentasi susu dengan bantuan bakteri Propioni bacterium untuk membuat
keju keras, seperti keju cheddar dan keju Swiss. Jamur Penicillium requeforti
untuk membuat keju lunak, seperti keju Requeforti.
b. Fermentasi susu dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
Streptobacillus thermophillus untuk menghasilkan minuman seperti yoghurt.

4
c. Nata de coco dibuat dari air kelapa yang difermentasi menggunakan bakteri
Acetobacter xylinum.
d. Tapai dibuat dari singkong atau beras ketan yang difermentasi menggunakan
jamur Saccharomyces cerevisiae.
e. Pembuatan oncom dari ampas tahu dan kacang yang difermentasi
menggunakan jamur Neurospora sitophila atau Neurospora crassa.
f. Pembuatan kecap dari kacang kedelai yang difermentasi menggunakan jamur
Aspergillus wentii.

2. Penghasil obat-obatan
Obat-obatan yang dihasilkan dari mikroorganisme dapat dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu antibiotik, vaksin, dan interferon.
a. Antibiotik
Antibiotik adalah zat yang mampu menghambat bahkan mematikan
mikroorganisme patogen. Contohnya sebagai berikut.
1.) Penisilin yang dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum dan Penicillium
chrysogenum.
2.) Sefalosporin yang dihasilkan oleh jamur Cephalosporium.
3.) Streptomisin yang dihasilkan oleh bakteri Streptomyces griceus.
4.) Tetrasiklin yang dihasilkan oleh bakteri Streptomyces aureofaciens dan
Streptomyces rimosus.
b. Vaksin
Vaksin adalah bahan antigenetik yang digunakan untuk memicu terbentuknya
sistem kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Vaksin diproduksi dari
mikroorganisme atau bagian mikroorganisme yang telah dilemahkan. Selain
itu, vaksin juga dapat dibuat dari substansi toksoid bakteri yang sudah tidak
berbahaya bagi tubuh. Contohnya, vaksin polio, campak, hepatitis, BCG
(untuk mencegah TBC), dan vaksin DPT (untuk mencegah difteri, pertusis, dan
tetanus).
c. Interferon
Interferon merupakan zat yang dihasilkan oleh sel-sel hewan vertebrata
akibat terinfeksi oleh virus, bakteri, protozoa, atau senyawa lainnya. Sekarang,
interferon dapat dihasilkan dari fusi sel menggunakan teknologi hibridoma.

5
3. Penghasil protein
Protein Sel Tunggal (PST) dibuat dari alga Spirulina dan Chlorella. Selain itu, PST
juga dapat dibuat dari jamur Fusarium venenatum, Candida utilis, dan Saccharomyces
cerevisiae.

4. Penghasil zat-zat organik, enzim, dan vitamin


a. Asam amino
Asam amino yang dapat dihasilkan oleh mikroorganisme, antara lain asam
glutamat dan lisin. Asam glutamat digunakan untuk pembuatan MSG atau
vetsin, sedangkan lisin digunakan untuk pembuatan suplemen makanan
ternak. Mikroorganisme yang digunakan untuk menghasilkan jenis asam amino
tersebut adalah Corynebacterium glutamicum.
b. Asam sitrat
Asam sitrat dapat dihasilkan oleh jamur Aspergillus niger yang ditumbuhkan
pada media sirup atau tetes gula. Asam nitrat digunakan untuk pemberi rasa,
campuran es krim, pembuatan detergen, atau antioksidan.
c. Asam cuka
Asam cuka dibuat dari bahan baku alkohol yang dioksidasi oleh bakteri
Acetobacter aceti atau Gluconobacter sp.
d. Vitamin
Vitamin-vitamin yang dapat dibuat dengan bantuan mikroorganisme, antara
lain vitamin B2 dan B12. Vitamin B2 dihasilkan dari fermentasi Ashbya gossypii,
sedangkan vitamin B12 dihasilkan dari fermentasi Pseudomonas denitrificans
dan Propionibacterium shermanii.
e. Enzim
Beberapa enzim yang dapat dihasilkan dari proses fermentasi adalah sebagai
berikut.
1.) Enzim selulase yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus niger dimanfaatkan
dalam industri tekstil, detergen, pengolahan kopi, atau pembuatan
kertas.
2.) Enzim laktase yang dihasilkan oleh jamur Saccharomyces fragilis
dimanfaatkan untuk menghidrolisis laktosa dalam susu skim. Selain itu,
enzim ini dapat digunakan untuk mencegah kristalisasi laktosa dalam
susu kental manis dan es krim.
3.) Enzim amilase yang dihasilkan oleh Aspergillus oryzae dimanfaatkan
dalam produksi lem, kanji, kertas, tekstil, dan glukosa. Selain itu, enzim

6
ini juga dapat diperoleh dari jamur Aspergillus niger yang dimanfaatkan
untuk melembutkan adonan roti.
4.) Enzim lipase yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus niger dimanfaatkan
dalam industri lemak dan minyak, serta untuk menambah cita rasa keju.
5.) Enzim pektinase yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus niger digunakan
untuk memecah molekul pektin dalam industri minuman sari buah dan
teh.
6.) Enzim penisilase yang dihasilkan oleh bakteri Bacillus subtilis digunakan
sebagai agen diagnostik dalam farmasi.
5. Pembasmi hama (bioinsektisida)
Beberapa mikroorganisme yang digunakan sebagai pembasmi hama biologi atau
bioinsektisida adalah sebagai berikut.
a. Baculovirus
Virus ini dapat menyebabkan kematian pada serangga yang memakannya.
Baculovirus dapat berpindah dari satu serangga ke serangga lain melalui
perkawinan sehingga dapat menimbulkan kematian secara massal.
b. Bacillus thuringiensis (bakteri Bt)
Bakteri ini dapat menghasilkan senyawa delta-endotoksin yang disebut
toksin Bt. Toksin Bt dapat merusak saluran pencernaan larva dari golongan
Lepidoptera dan Coleoptera. Beberapa varietas dari Bacillus thuringiensis yang
dikomersialkan adalah sebagai berikut.
1.) Bacillus thuringiensis varietas aizawai untuk membunuh ngengat.
2.) Bacillus thuringiensis varietas tenebrionis untuk membunuh kumbang
kentang dan larva kumbang daun.
3.) Bacillus thuringiensis varietas kurstaki untuk membunuh berbagai ulat
tanaman pertanian.
4.) Bacillus thuringiensis varietas israelensis untuk membunuh larva nyamuk
dan lalat hitam.
6. Penghasil energi
Dewasa ini, para ilmuwan telah berhasil membuat senyawa-senyawa dan gas-gas
yang mampu menghasilkan energi dengan bantuan mikroorganisme. Senyawa dan
gas tersebut dapat digunakan sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi.
a. Gas hidrogen
Gas hidrogen memiliki sifat mudah terbakar sehingga dapat digunakan sebagai
bahan bakar alternatif. Gas ini dibuat dengan cara menggabungkan dua atom
hidrogen melalui bantuan enzim hidrogenase. Enzim hidrogenase dapat

7
diperoleh dari ganggang air tawar Chlorella pyrenoidosa dan bakteri Clostridium
butyricum. Reaksi pembuatan gas hidrogen adalah sebagai berikut.

2 H2O → 2 H2 + O2

Kelebihan dari gas hidrogen sebagai bahan bakar adalah tidak


menimbulkan polusi jika dibakar.
b. Gas metana
Gas metana (CH4) termasuk biogas yang dapat diperoleh dari penguraian sampah
organik dengan bantuan bakteri metanogen (bakteri dari kotoran ternak). Proses
pembentukan metana oleh bakteri metanogen disebut metanogenesis. Bakteri
yang tergolong metanogen, antara lain Methanobacterium sp., Methanohalobium
sp., Methanosarcina sp., Methanococcus sp., dan Methanomicrobium sp. Selain
mendapatkan gas metana yang dapat menghasilkan energi besar, pembuatan
biogas ini juga menghasilkan limbah cair yang dapat digunakan sebagai pupuk
organik.
c. Bahan bakar alkohol
Alkohol untuk bahan bakar dapat diperoleh dari proses fermentasi substrat
gula tebu, pati, selulosa, atau jagung. Proses fermentasi ini menggunakan
bakteri Zymomonas mobilis, Clostridium thermocellum, Thermoanaerobacter
ethanolicus, dan khamir mutan petite dari Saccharomyces cerevisiae.
7. Pengolahan limbah dan polutan (bioremediasi)
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi bahan-bahan pencemar
menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun.
a. Pengolahan limbah organik
Pengolahan limbah organik dari industri alkohol dilakukan dengan
menggunakan bakteri Clostridium butyricum. Dari hasil pengolahan ini, didapat
gas hidrogen yang bisa digunakan untuk bahan bakar.
b. Pengolahan limbah dengan biofilm
Biofilm adalah lapisan yang terbentuk dari kumpulan mikroorganisme, seperti
bakteri yang melekat di suatu permukaan. Kumpulan mikroorganisme ini
diselimuti oleh pelekat karbohidrat yang dihasilkan mikroorganisme tersebut.
Cara pengolahan limbah dengan biofilm adalah sebagai berikut.
1.) Bagian dasar bak limbah ditutup dengan saringan yang terdiri atas
tumpukan arang batok kelapa dan batu kerikil.
2.) Di atas saringan, diletakkan biofilm.

8
3.) Limbah yang akan diproses disemprotkan perlahan-lahan di atas biofilm.
4.) Saat limbah menetes melalui biofilm, materi organik yang terdapat di
dalamnya akan diuraikan oleh mikroorganisme pada biofilm tersebut.
c. Penguraian lumpur secara anaerob
Lumpur diuraikan dengan bantuan bakteri Methanobacterium yang dapat
mengubah bahan organik menjadi gas metana, CO2, H2, dan H2O.
d. Mikroorganisme pembersih limbah minyak
Limbah minyak yang mengandung hidrokarbon dapat dimakan oleh bakteri
Pseudomonas putida dan jamur Cladosporium resinae.
e. Pengolahan limbah dengan sistem lumpur aktif
Pengolahan limbah dengan sistem lumpur aktif merupakan pengolahan limbah
cair dengan menggunakan mikroorganisme aerob pengoksidasi material
organik. Sistem ini sangat baik digunakan untuk mengatasi limbah dari industri
nata de coco, tahu, tapioka, atau kecap.
8. Pemanfaatan di bidang peternakan
a. Penggunaan hormon BGH (Bovin Growth Hormone) yang dihasilkan oleh
Escherichia coli hasil rekayasa genetika pada hewan ternak dapat meningkatkan
produksi daging dan susu.
b. Penggunaan hormon EGF (Epidermal Growth Factor) dapat memacu
pertumbuhan rambut pada domba penghasil wol.

9. Pemanfaatan di bidang pertambangan


Untuk memisahkan logam dari bijihnya, dapat digunakan bakteri Thiobacillus
ferrooxidans yang banyak ditemukan di daerah pertambangan.

10. Bioplastik
Bioplastik adalah plastik yang dibuat dari bahan-bahan organik, seperti pati,
selulosa, minyak nabati, amilum jagung, klobot jagung, amilum ercis, dan biopolimer
lainnya yang berasal dari mikroorganisme. Bioplastik dibuat dengan tujuan untuk
menggantikan plastik berbahan kimia polietilena yang sulit terurai di alam. Bioplastik
biasanya digunakan sekali pakai, seperti kemasan makanan dan alat makan, wadah
buah dan sayuran, atau botol minuman ringan. Mikroorganisme yang berperan
dalam pembuatan bioplastik, antara lain bakteri Alxaligenes eutrophus dan jamur
Aureobasidium pullulans.

9
Contoh Soal 2
Protein Sel Tunggal (PST) adalah protein yang berasal dari organisme bersel satu. Protein
ini dapat digunakan sebagai bahan makanan yang berkualitas karena mengandung kadar
protein yang tinggi. Organisme yang dapat menghasilkan PST adalah ….
A. Thiobacillus ferrooxidans
B. Methanobacterium
C. Bacillus thuringiensis
D. Spirulina sp.
E. Aspergillus flavus
Jawaban: D
Pembahasan:
Organisme penghasil Protein Sel Tunggal (PST), antara lain Spirulina sp., Chlorella, Fusarium
venenatum, Candida utilis, dan Saccharomyces cerevisiae.

D. Kultur Jaringan dan Kloning


1. Kultur Jaringan
Kultur jaringan (mikropropagasi) yang dilakukan pada tumbuhan adalah salah satu cara
perbanyakan tanaman secara vegetatif berdasarkan sifat totipotensi. Totipotensi adalah
kemampuan setiap sel tumbuhan untuk tumbuh menjadi individu baru yang sempurna.
Kultur jaringan dilakukan dengan cara mengisolasi sel atau jaringan yang ditanam pada
media tumbuh yang kaya nutrisi. Proses ini dilakukan dalam kondisi yang steril sehingga
bagian yang ditanam tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman lengkap.

SUPER "Solusi Quipper"


Cara mudah untuk mengingat tentang kultur jaringan adalah sebagai berikut.
KUJARING PAKE TOPI
Maksudnya: kultur jaringan memakai sifat totipotensi

10
Urutan pertumbuhan sel atau jaringan pada kultur jaringan adalah sebagai berikut.

Bagian tumbuhan yang akan dikultur.


Eksplan Dapat diambil dari jaringan meristem di
batang, akar, daun, atau mata tunas.

Kumpulan sel-sel yang belum terdiferensiasi,


hasil pertumbuhan dari eksplan. Nantinya,
Kalus
kalus akan berdiferensiasi membentuk akar,
batang, dan daun.

Tanaman lengkap berukuran kecil, hasil


Plantlet
pertumbuhan dari kalus.

Urutan Pertumbuhan Sel atau Jaringan dalam Kultur Jaringan

Jika sudah mencapai usia tertentu, plantlet bisa dipindahkan ke media tanam biasa,
baik berupa tanah atau media hidroponik. Tanaman yang biasa dikembangkan melalui
kultur jaringan, antara lain anggrek, tanaman obat-obatan, kentang, wortel, mawar,
mangga, atau pisang abaca.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari metode kultur jaringan adalah
sebagai berikut.
• Eksplan yang dibutuhkan hanya sedikit dan dapat diambil dari hampir seluruh
bagian tubuh tumbuhan.
• Sifat genetik dari tanaman yang dihasilkan tetap sama dengan induknya sehingga
dapat digunakan untuk melestarikan plasma nutfah.
• Bibit yang dihasilkan seragam.
• Tidak bergantung pada musim.
• Dapat menghasilkan metabolit sekunder.
• Diperoleh bibit tanaman dalam jumlah besar yang bebas dari penyakit.
• Tidak membutuhkan banyak waktu.

2. Kloning
Kloning pada hewan adalah usaha perbanyakan individu secara vegetatif. Ada dua cara
pelaksanaan kloning, yaitu kloning embrio dan kloning transfer inti.

11
a. Kloning Embrio
Kloning embrio merupakan usaha untuk menghasilkan individu baru yang secara
genetik sama dengan kedua induknya, tetapi tanpa perkawinan secara alamiah.
Tujuan dari kloning ini untuk diperoleh hewan berkualitas baik dalam jumlah besar
dan dalam waktu yang relatif singkat. Hewan-hewan yang dapat dikloning adalah
mamalia, seperti sapi, kelinci, dan domba.
Tahapan-tahapan dalam kloning embrio adalah sebagai berikut.
1.) Dilakukan fertilisasi ovum oleh sperma secara in vitro (di luar tubuh induk betina).
2.) Zigot hasil fertilisasi ditumbuhkan menjadi embrio.
3.) Embrio-embrio yang sudah terbentuk selanjutnya ditanamkan ke dalam rahim
sapi betina dengan cara menyuntikkannya ke dalam rahim.
4.) Embrio di dalam rahim sapi betina akan tumbuh menjadi anak sapi hingga
dilahirkan.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan skema berikut.

Sperma diambil dari sapi jantan unggul

Sapi betina diinseminasi buatan dengan sperma

Terbentuk zigot yang berkembang menjadi embrio

Embrio dibagi menjadi beberapa embrio yang lebih kecil

Setiap embrio ditanamkan ke dalam uterus sapi betina lain

Lahir anak-anak sapi yang sifatnya sama dengan kedua induk asal

Proses Kloning Embrio pada Sapi

Kloning embrio pada manusia disebut bayi tabung. Teknik bayi tabung
diterapkan kepada pasangan suami-istri yang sulit mendapatkan keturunan karena
adanya hambatan pada sistem reproduksi. Misalnya, ketidakmampuan menghasilkan

12
sperma atau ovum yang subur, dinding rahim perempuan yang terlalu lemah,
terhambatnya fertilisasi, atau terhambatnya pertumbuhan embrio di dalam rahim.
Berikut ini adalah tahapan dalam pelaksanaan bayi tabung.
1.) Sel telur dan sel sperma diambil dari pasangan suami-istri yang sah. Setelah itu,
kedua sel tersebut difertilisasikan secara in vitro dalam tabung berisi medium
khusus untuk pertumbuhan zigot hingga membentuk morula.
2.) Morula selanjutnya diimplantasikan ke dalam rahim ibu.
3.) Di dalam rahim, morula akan berkembang menjadi janin hingga dilahirkan.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan skema berikut!

Ovum diambil setelah ovulasi Sperma diambil dan dipekatkan


atau langsung dari folikel dengan cara membuang cairan
seminal

Dilakukan fertilisasi secara in vitro

Terbentuk zigot

Zigot yang sudah tumbuh menjadi morula diimplantasiknan ke dalam rahim ibu

Terjadi pertumbuhan membentuk janin hingga waktunya dilahirkan

Proses Pelaksanaan Bayi Tabung

b. Kloning Transfer Inti


Kloning transfer inti adalah proses pemindahan inti sel donor ke sel lain agar
diperoleh individu baru dengan sifat yang sama dengan inti sel donor. Kloning ini
bertujuan menghasilkan individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yang sama
dalam jumlah banyak.
Proses kloning dengan cara transfer inti telah diterapkan pada domba dan
hasilnya adalah domba Dolly. Domba Dolly berasal dari ovum domba betina yang
inti selnya telah diganti dengan inti sel ambing (sel kelenjar susu) domba betina

13
lainnya. Setelah itu, ovum tersebut ditumbuhkan dan dibiarkan berkembang dalam
rahim domba betina sampai saatnya dilahirkan. Akan tetapi, domba hasil kloning ini
memiliki perkembangan yang kurang baik, yaitu paru-paru kecil, kaki pendek, dan
rentan terhadap penyakit. Selain itu, domba tersebut juga mandul.
Berikut ini adalah tahapan dalam kloning transfer inti untuk menghasilkan
domba Dolly.
1.) Ovum dari induk I (pendonor ovum) dirusak intinya dengan menggunakan
radiasi sinar ultraviolet sehingga tidak memiliki kromosom.
2.) Sel somatik berupa sel ambing (sel kelenjar susu) dari induk II (pendonor inti)
diambil inti selnya saja.
3.) Inti sel somatik ditransfer ke dalam ovum dengan bantuan kejutan listrik.
Hasilnya, ovum memiliki inti sel somatik yang diploid.
4.) Ovum kemudian membelah berkali-kali hingga membentuk stadium morula.
5.) Morula selanjutnya diimplantasikan ke dalam uterus induk III (pendonor uterus atau
induk asuh) dan ditumbuhkan hingga menjadi bayi domba yang siap dilahirkan.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan skema berikut!

Diambil ovumnya, kemudian inti Diambil inti sel kambingnya


ovumnya dirusak

Inti sel ambing ditransfer ke dalam ovum dengan bantuan kejutan listrik

Ovum yang berinti sel diploid kemudian membelah berkali-kali membentuk


stadium morula

Morula selanjutnya diimplantasikan ke dalam uterus induk III (pendonor uterus


atau induk asuh)

Morula tumbuh dan berkembang menjadi bayi domba hingga siap dilahirkan

Proses Pembuatan Domba Dolly

14
Domba Dolly yang dilahirkan memiliki sifat yang sama dengan induk II
(pendonor inti). Karena pendonor inti adalah domba berumur 6 tahun, domba Dolly
yang baru dilahirkan seakan-akan sudah berumur 6 tahun atau mengalami penuaan
dini. Domba Dolly akhirnya meninggal pada umur 6 tahun.

SUPER "Solusi Quipper"


Cara mudah untuk mengingat cara pelaksanaan kloning adalah sebagai berikut.
KAMBING MENGEMBIK DITABRAK INDUKNYA
Maksudnya: kloning embrio dan transfer inti

Contoh Soal 3
Pemanfaatan sifat totipotensi pada tumbuhan dalam bidang pertanian adalah ….
A. memperbaiki kualitas tanaman budidaya
B. membuktikan bahwa sel tumbuhan dapat diperbanyak melalui teknik kultur
jaringan
C. meneliti kemampuan bagian tumbuhan yang mudah dikembangkan
D. memperoleh bibit tanaman yang seragam dalam jumlah besar
E. meningkatkan hasil panen tanaman budi daya.
Jawaban: D
Pembahasan:
Sifat totipotensi yang dimiliki oleh tumbuhan memungkinkan tumbuhan dapat
diperbanyak melalui teknik kultur jaringan. Dalam bidang pertanian, kultur jaringan
bertujuan untuk mendapatkan bibit tumbuhan yang seragam dalam jumlah besar dan
dalam waktu yang relatif singkat.

E. Rekayasa Genetika dan Dampak Negatif dari Bioteknologi


1. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika adalah usaha memanipulasi sifat mahluk hidup untuk menghasilkan
makhluk hidup baru yang memiliki sifat sesuai dengan yang diinginkan. Rekayasa genetika
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu fusi sel (teknik hibridoma) dan rekombinasi DNA.
a. Fusi Sel (Teknik Hibridoma)
Hibridoma adalah sel-sel yang dihasilkan dari fusi atau peleburan dua tipe sel yang
berbeda menjadi satu kesatuan tunggal. Hibridoma mengandung gen dari kedua sel

15
asli. Teknik hibridoma dilakukan dengan cara mengambil dua jenis sel dari jaringan
yang berbeda, baik dari organisme yang sama atau berbeda. Setelah itu, kedua jenis
sel tersebut disatukan menjadi satu sel tunggal. Contohnya, sel penghasil antibodi
dengan sel kanker.
Pada pelaksanaannya, teknik hibridoma menggunakan sel wadah, sel sumber
gen, dan zat fusi gen.
1.) Sel wadah merupakan sel yang memiliki kemampuan membelah dengan
cepat, misalnya sel kanker (myeloma).
2.) Sel sumber gen merupakan sel dengan sifat yang diinginkan.
3.) Zat fusi gen merupakan zat- zat yang memicu terjadinya penggabungan sel,
seperti medan listrik, PEG (polietilen glikol), dan DMSO (dimetil sulfoksida).

Teknik hibridoma telah dikembangkan untuk memproduksi hormon maupun


antibodi. Jika sel penghasil hormon atau antibodi dilebur dengan sel kanker, dalam
waktu singkat akan diperoleh hormon atau antibodi dalam jumlah besar. Cara yang
digunakan untuk mempercepat terjadinya fusi sel dengan metode elektrofusi.
Metode ini dilakukan dengan menggabungkan dua sel dalam satu bidang elektris
pada frekuensi tinggi sehingga sel-sel yang akan difusikan tertarik satu sama lain
dan akhirnya melebur.
Teknik hibridoma dapat dimanfaatkan untuk pembuatan antibodi monoklonal,
pemetaan kromosom, dan pembentukan spesies baru.
1.) Pembuatan antibodi monoklonal
Antibodi yang dihasilkan oleh tubuh adalah antibodi multiklonal (poliklonal).
Antibodi ini terbentuk karena tubuh dimasuki oleh beberapa benda asing
sehingga tubuh membentuk lebih dari satu macam antibodi.
Dengan menggunakan teknik hibridoma, dapat dibentuk antibodi
monoklonal, yaitu antibodi yang hanya mengenali dan melawan satu jenis
antigen tertentu. Berikut ini adalah tahapan dalam pembuatan antibodi
monoklonal dengan teknik hibridoma.
• Hewan dari kelompok mamalia (misalnya tikus) disuntik dengan antigen
(misalnya bibit penyakit dari manusia).
• Sel penghasil antibodi, seperti sel limfosit B dari limpa, kelenjar limfa,
atau darah dari hewan tersebut diambil dan difusikan dengan sel kanker
sehingga dihasilkan sel hibridoma.
• Sel hibridoma kemudian diklon dan diseleksi untuk memperoleh satu sel
hibridoma penghasil antibodi monoklonal sesuai keinginan manusia.

16
• Sel hibridoma yang sudah dipilih selanjutnya dikembangkan (dikultur)
untuk menghasilkan antibodi monoklonal.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan skema berikut!

Tikus disuntik dengan antigen

Sel penghasil antibodi diambil dari limpa

Sel penghasil antibodi difusikan dengan sel kanker, terbentuk sel


hibridoma

Sel hibridoma yang terpilih kemudian dikultur agar menghasilkan


antibodi monoklonal

Antibodi monoklonal siap dipanen

Skema Pembuatan Antibodi Monoklonal

Antibodi monoklonal telah dikembangkan untuk beberapa tujuan sebagai


berikut.
• Tes kehamilan.
• Mengikat dan menonaktifkan racun.
• Mencegah penolakan jaringan terhadap jaringan yang ditransplantasikan.
• Meningkatkan imunitas tubuh.
• Memurnikan obat-obatan.
• Pengobatan kanker, AIDS, hepatitis, flu burung, malaria, lepra,
tripanomiasis, dan leismaniasis.

2.) Pemetaan kromosom


Pemetaan kromosom merupakan usaha manusia untuk mengetahui letak
kromosom yang mengandung gen-gen pembawa sifat tertentu. Pemetaan
kromosom memberikan sumbangan informasi pada diagnosis dan pengobatan

17
suatu penyakit. Selain itu, pemetaan kromosom juga berfungsi sebagai
pencegahan penyakit keturunan serta memberikan gambaran pada evolusi
biologi.

3.) Pembentukan spesies baru


Fusi sel memberikan gambaran peluang diciptakannya spesies baru melalui
penggabungan dua sel dari organisme yang berbeda. Misalnya, antarsel hewan
yang berbeda spesies, antarsel tumbuhan yang berbeda spesies, atau antarsel
hewan dan sel tumbuhan.

b. Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA dapat dilakukan dengan pemotongan dan penyambungan
DNA secara in vitro. Untuk mendapatkan rekombinasi DNA, perlu disiapkan hal-hal
berikut ini.
1.) Metode untuk memperoleh gen
Gen dapat diperoleh dengan cara-cara berikut.
• Metode tembak langsung dengan memotong DNA secara keseluruhan.
• Metode transkripsi balik, yaitu RNA ditranskripsi balik menjadi DNA
dengan bantuan enzim.
• Metode sintesis gen dengan cara membuat gen secara sintetik.
2.) Enzim pemotong dan penyambung DNA
• Enzim pemotong DNA adalah endonuklease restriksi.
• Enzim penyambung DNA adalah DNA ligase.
Hasil hibrid dua potongan DNA disebut DNA rekombinan (kimera).
3.) Sel wadah
Sel wadah adalah sel yang menerima DNA rekombinan. Setelah menerima
DNA rekombinan, sel ini akan mengalami perubahan sifat yang disebut
transformasi. Sel yang sering digunakan sebagai sel wadah adalah bakteri
Escherichia coli.
4.) Vektor pembawa gen sisipan
Untuk memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel wadah, dibutuhkan vektor
(pembawa) gen sisipan. Vektor yang sering digunakan adalah plasmid bakteri,
yaitu DNA nonkromosom yang berbentuk sirkuler.

18
Rekombinasi DNA dapat dilakukan dengan teknologi plasmid. Penerapan
teknologi plasmid yang sudah dilakukan adalah proses pembuatan hormon insulin
dengan tahapan sebagai berikut.
1.) Plasmid bakteri dan DNA yang mengandung gen insulin masing-masing
dipotong menggunakan enzim pemotong endonuklease restriksi.
2.) Potongan DNA gen insulin disambungkan pada plasmid dengan menggunakan
enzim DNA ligase sehingga terbentuk plasmid rekombinan.
3.) Plasmid rekombinan dimasukkan kembali ke dalam tubuh bakteri sehingga
diperoleh bakteri yang memiliki gen kromosom asli dan gen insulin.
4.) Bakteri dikembangbiakkan sehingga diperoleh populasi bakteri yang mampu
memproduksi insulin dalam jumlah besar.
5.) Hormon insulin tersebut dapat digunakan untuk para penderita diabetes mellitus.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan skema berikut.

Plasmid dikeluarkan dari tubuh DNA yang mengandung gen


bakteri dan dipotong dengan insulin diambil dari sel pankreas
enzim endonuklease restriksi dan dipotong dengan enzim
endonuklease restiksi

Kedua fragmen digabung dengan menggunakan enzim DNA ligase, terbentuk


plasmid rekombinan

Plasmid rekombinan dimasukkan kembali ke dalam tubuh bakteri

Bakteri rekombinan dikembangbiakkan agar menghasilkan insulin dalam jumlah


besar

Tahapan Pembuatan Hormon Insulin dengan Teknologi Plasmid

2. Pemanfaatan Rekayasa Genetika


Rekayasa genetika dapat dimanfaatkan, antara lain untuk terapi gen, pembuatan vaksin

19
baru, dan pembuatan organisme transgenik.
a. Terapi gen
Terapi gen merupakan usaha perbaikan kelainan genetik dengan memperbaiki
susunan basa nitrogen pada rantai DNA dalam gen. Terapi gen telah diterapkan untuk
memperbaiki kelainan genetik ADD (Adenosine Deaminase Deficiency), yaitu kelainan
berupa hilangnya daya tahan tubuh akibat tidak memiliki enzim ADA (Adenosine
Deaminase). ADD menyebabkan penyakit SCID (Severe Combined Immunodeficiency
disease).
b. Pembuatan vaksin baru
Vaksin baru yang telah dibuat dengan teknik rekayasa genetik adalah vaksin
subunit. Vaksin ini dibuat dari bagian tertentu mikroorganisme yang imunogenik
secara alami. Contoh: vaksin untuk hepatitis B, yaitu Recombivax HB vaccine.
c. Pembuatan organisme transgenik
Organisme transgenik adalah organisme yang mendapatkan gen-gen dari
organisme lain. Berikut ini adalah jenis-jenis organisme transgenik.
1.) Tanaman transgenik
Tanaman transgenik merupakan tanaman hasil rekayasa genetik dengan
sistem penggabungan gen-gen pada suatu rangkaian DNA. Penggabungan
gen ini dapat dilakukan secara langsung dengan alat penembak gen atau secara
tidak langsung dengan menggunakan vektor, misalnya bakteri Agrobacterium
tumefaciens. Tumbuhan yang termasuk tanaman transgenik adalah sebagai
berikut.
• Tumbuhan yang tahan hama.
• Tumbuhan yang memupuk sendiri.
• Tumbuhan yang mengandung gizi tambahan.
• Buah-buahan yang lebih tahan lama untuk disimpan.
• Tumbuhan yang tahan herbisida.
• Tumbuhan yang tahan terhadap perubahan cuaca.
• Tumbuhan bioluminesensi.
2.) Hewan transgenik
Hewan transgenik merupakan hewan yang mengandung sisipan gen asing di
dalam genomnya. Pembuatan hewan transgenik dapat dilakukan dengan dua
cara sebagai berikut.
• Pronuclear injection
Pronuclear injection merupakan teknik memasukkan transgen (gen

20
terpilih yang akan dipindahkan) secara langsung ke dalam pronukleus
ovum yang sudah dibuahi.
• Embryonic stem (ES) cell electroporation dan subsequent blastocyst injection
Cara ini dilakukan dengan menginsersi transgen ke dalam sel induk
embrionik (ES) dan dilanjutkan dengan memasukkan ES cells ke dalam
blastokista.

3. Dampak Negatif dari Bioteknologi


Selain membawa banyak manfaat yang luar biasa bagi manusia, ternyata, bioteknologi
juga memiliki dampak negatif. Dampak negatif ini timbul jika penggunaan bioteknologi
tidak diawasi dan akhirnya disalahgunakan oleh pihak-pihak yang kurang bertanggung
jawab. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif dari bioteknologi.
a. Munculnya tanaman supergulma
Dampak ini muncul jika yang dijadikan tanaman transgenik adalah tanaman yang
tahan terhadap herbisida atau hama dan sangat adaptif terhadap lingkungan.
b. Erosi plasma nutfah
Dampak ini muncul akibat tanaman transgenik lebih dikembangkan dibandingkan
tanaman nontransgenik.
c. Terganggunya keseimbangan ekosistem
Dampak ini muncul akibat kematian organisme nontarget ketika memakan tanaman
transgenik yang resisten terhadap pestisida.
d. Penyebaran bakteri strain secara liar
Penyebaran bakteri ini dapat membawa kerugian besar dan membahayakan.
Misalnya, bakteri pembersih tumpahan minyak yang berada di pengeboran-
pengeboran minyak bumi.
e. Kemungkinan diciptakan mikroorganisme patogen jenis baru
Mikroorganisme hasil rekayasa genetika yang bersifat patogen sangat berbahaya
jika terlepas keluar dari laboratorium.
f. Timbulnya bahan makanan yang mengandung protein baru bersifat toksik
Protein baru yang berasal dari organisme transgenik kemungkinan dapat
menimbulkan alergi pada sebagian orang, bahkan bisa bersifat toksik.
g. Risiko tinggi bagi organisme hasil kloning
Risiko ini muncul karena organisme hasil kloning kemungkinan mengalami kelainan,
seperti sistem kekebalan tubuh tidak baik, penuaan dini, kelainan fungsi hati, jantung,
dan gangguan darah.

21
h. Teknik bayi tabung yang dapat membingungkan status orang tuanya
Pembuatan bayi tabung yang menggunakan sel sperma dan sel telur yang keduanya
diambil dari bank sel kelamin, akan menimbulkan kebingungan untuk menetapkan
status orang tua bagi si bayi.
i. Penyalahgunaan senjata biologis
Senjata biologis berupa bakteri atau virus patogen lebih berbahaya jika digunakan
dalam perang. Hal ini karena organisme-organisme tersebut dapat berkembang biak
secara liar sehingga keberadaannya lebih lestari.

Contoh Soal 4
Pembuatan hormon insulin menggunakan teknologi plasmid membutuhkan hal-hal
berikut ini, kecuali….
A. plasmid bakteri sebagai vektor pembawa gen sisipan
B. gen penghasil insulin yang diambil dari sel-sel pankreas
C. enzim DNA ligase sebagai pemotong DNA
D. sel wadah berupa bakteri Escherichia coli
E. kimera yang akan dimasukkan ke dalam sel wadah
Jawaban: C
Pembahasan:
Teknologi plasmid untuk membuat hormon insulin membutuhkan hal-hal berikut ini.
• Gen insulin yang diambil dari pankreas manusia.
• Plasmid bakteri sebagai vektor pembawa gen sisipan.
• Kimera yang merupakan hasil penggabungan plasmid dan gen insulin.
• Enzim DNA ligase sebagai penyambung plasmid dan gen insulin
• Enzim endonuklease restriksi sebagai pemotong DNA.
• Bakteri Escherichia coli sebagai sel wadah.

22

Anda mungkin juga menyukai