Uji Enzim
Oleh:
Kelas: D
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna. Saran dan kritik yang membangun untuk penyusunan laporan di masa
Penulis
DAFTAS ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
I PENDAHULUAN ..................................................................................................
IV PEMBAHASAN ..................................................................................................
V KESIMPULAN .....................................................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................................
I
PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
infark jantung atau paru, cedera remuk pada anggota gerak) atau
yang mungkin khas bagi jaringan tertentu akan dilepas ke dalam darah.
II
A. Alat
B. Bahan
2. Aquadest
A. Alat
1. Plat tetes
2. Pipet tetes
B. Bahan
1. Larutan sampel
1. Menyediakan beberapa potong kertas lakmus merah dan biru dalam plat
tetes.
2. Meneteskan satu tetes larutan sampel diatas kertas lakmus dalam plat tetes.
A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet
B. Bahan
1. Larutan sampel
2. NaOH 10%
3. CuSO4 0,1%
4. Pereaksi Molish
5. H2SO4 pekat
2.3.2. Prosedur Kerja
A. Uji Biuret
B. Uji Molish
reaksi.
A. Alat
1. Tabung reaksi
3. Pipet
4. Pembakar Bunsen
5. Penganas air
B. Bahan
1. Larutan sampel
2. Amilum
3. HCl 0,4%
4. Asam Laktat
5. H2O
6. Na2CO3
2.4.2 ProsedurKerja
⮚ 1 ml larutan sampel
⮚ 1 ml Amilum
⮚ 2 ml HCl 0,4%
⮚ 2 ml AsamLaktat
⮚ 2 ml H2O
⮚ 2 ml Na2CO3
5. Setelah dipanaskan menguji larutan dengan uji iodium dan uji benedict.
A. Alat
1. Tabung reaksi
3. Pipet
4. Plat tetes
5. Pembakar bunsen
6. Penjepit kayu
7. Penangas air
B. Bahan
1. Larutan sampel
2. Amilum
3. Larutan benedict
4. Larutan barfoed
5. Larutan iodium
amilum.
3. Melakukan uji iodium setiap 3 menit sekali hingga uji iodium negatif,
Hasil pengamatan
Hasil pengamatan
Hasil pengamatan
1. HCl 0,4%
2. Asam Laktat
Larutan Saliva +
a. + Terjadi perubahan Gula pereduksi
Iod
3. H2O
Larutan Saliva +
a. - Larutan bening Gula tereduksi
Iod
4. Na2CO3
a. Larutan Saliva + - Tidak terjadi Gula tereduksi
Iod perubahan
Hasil pengamatan
Larutan
No Reaksi Keterangan Kesimpulan
Uji
(+/-)
Uji
3. - - -
Barfoed
IV
PEMBAHASAN
optimal dan menurun setelah pH lebih besar dari pH optimal. Amilase liur akan
segera terinaktivasi pada pH 4,0 atau kurang sehingga kerja pencernaan makanan
dalam mulut akan terhenti apabila lingkungan lambung yang asam menembus
partikel makanan.
keasaman dari larutan sampel saliva yang digunakan. Percobaan kali ini
dengan aquades sampai 20cc. Air ludah yang sudah siap kemudian di teteskan
pada kertas lakmus merah dan lakmus biru. Setelah diteteskan lakmus biru
tetap berwana biru yang menandakan netral. Sedangkan utuk lakmus merah
berubah menjadi warna biru. Hal tersebut diakibatkan karena air ludah
lingkungannya. Enzim akan nonaktif ketika sedang berada pada posisi asam
kuat atau basa kuat. Biasanya enzim bekerja optimum pada pH 7,0. Jika
8,0. Jika pH rendah atau tinggi, maka dapat menyebabkan enzim mengalami
denaturasi, sehingga menurunkan aktivitasnya.
pengujian pada pH asam lemah, H2O untuk pengujian pada pH netral dan
Na2CO3 untuk pengujian pada pH basa. Pengujian diawali dengan
yang diberi HCl memberikan hasil negative artinya telah terhidrolisis karena
masih mengandung polisakarida.
terkecuali larutan yang diberi HCl dan Na2CO3 memberikan hasil positive
disakarida.. Pada prinsipnya Ion Cu²+ (dari pereaksi Barfoed) dalam suasana
asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada
warna dan terbentuk endapan merah bata menunjukkan reaksi positif. Pada
praktikum kali ini, terdapat beberapa kesalahan sehingga percobaan ini tidak
dilakukan.