Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOKIMIA

Uji Enzim

Oleh:

Kelas: D

MUSTIKA ARI ROHMAH 200110180023

YUSUF BACHTIAR 2001101

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DAN BIOKIMIA


FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2019
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum biokimia


yang berjudul“ Uji Enzim”

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu dalam proses penyusunan laporan ini. Praktikum Biokimia merupakan

materi praktikum yang wajib diikuti oleh mahasiswa Universitas Padjadjaran

Fakultas Peternakan program studi ilmu peternakan. Laporan praktikum Biokimia


disusun sebagai bukti telah melaksanakan praktikum Biokimia.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari

sempurna. Saran dan kritik yang membangun untuk penyusunan laporan di masa

dating sangat penyusun harapkan. Demikian dan penyusun berharap semoga


laporan ini dapat bermanfaat.

Sumedang, 17 Mei 2019

Penulis
DAFTAS ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAS ISI ........................................................................................................... 3

I PENDAHULUAN ..................................................................................................

1.1. Latar Belakang ...........................................................................................

1.2. Maksud dan Tujuan Percobaan ..................................................................

1.3. Waktu dan Tempat .....................................................................................

II ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA .......................................................

2.1 Persiapan Larutan Sampel ..........................................................................

2.2 Derajat Keasaman Enzim ...........................................................................

2.3 Komposisi Dasar ........................................................................................

2.4 Penentuan pH Optimum .............................................................................

2.5 Uji Aktivitas Kerja Enzim ..........................................................................

III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ...............................................

3.1 Derajat Keasaman Enzim ................................................................................

3.2 Komposisi Dasar .............................................................................................

3.3 Penentuan pH Optimum ..................................................................................

3.4 UjiAktivitasEnzim ...........................................................................................

IV PEMBAHASAN ..................................................................................................

4.1 Uji Dearajat Keasaman ....................................................................................

4.2 Uji Komposisi Dasar .......................................................................................


4.3 Uji pH Optimum ..............................................................................................

4.4 Aktivitas Kerja Enzim .....................................................................................

V KESIMPULAN .....................................................................................................

5.1 Derajat Keaasaman .....................................................................................

5.2 Komposisi Dasar ........................................................................................

5.3 pH Optimum ...............................................................................................

5.4 Aktivitas Kerja Enzim ................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

LAMPIRAN ..............................................................................................................
I

PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

Enzim yaitu suatu katalis biologis yang mampu mempercepat

terjadinya keseimbangan suatu reaksi kimia. Selain itu enzim memainkan

peranan sentral dalam masalah kesehatan dan penyakit. Pemecahan

makanan untuk memasok energi serta unsur-unsur kimia pembangunan

tubuh (building blocks); perakitan building blocks tersebut menjadi

protein, membran sel, serta DNA yang mengkodekan informasi genetik;

dan akhirnya penggunaan energi untuk menghasilkan gerakan sel,

semua ini dimungkinkan dengan adanya kerja enzim-enzim yang

terkoordinasi secara cermat. Menyusul suatu cedera jaringan berat (misal,

infark jantung atau paru, cedera remuk pada anggota gerak) atau

pertumbuhan sel yang tidak terkendali (misal, karsinoma prostat), enzim

yang mungkin khas bagi jaringan tertentu akan dilepas ke dalam darah.

Dengan demikian, pengukuran terhadap enzim intrasel ini didalam serum

dapat memberikan informasi diagnostik dan prognostic yang tidak ternilai


bagi dokter.

1.2. Maksud dan Tujuan Percobaan

Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan praktikum ini adalah:

1. Mahasiswa dapat menentukan derajat keasaman pada suatu enzim

2. Mahasiswa dapat mengetahui uji kompetensi dasar


3. Mahasiswa dapat mengetahui uji PH optimum

4. Mahasiswa dapat mengetahui uji aktivitas kerja enzim

1.3. Waktu dan Tempat

Waktu : Jum’at 17 Mei 2019

Tempat :Laboratorium Fisiologi Ternak dan Biokimia , lantai 2

gedung 3 Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

II

ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

2.1 Persiapan Larutan Sampel

2.1.1 Alat dan Bahan

A. Alat

1. Wadah tampung berfungsi untuk menampung saliva.

B. Bahan

1. Saliva (Air ludah)

2. Aquadest

2.1.2 Prosedur Kerja

1. Mula-mula kumur-kumur terlebih dahulu

2. Menampung saliva (air ludah) sebanyak 10 ml

3. Mengencerkan saliva (air ludah) dengan 10 ml aquadest

4. Larutan sampel siap dianalisa


2.2 Derajat Keasaman Enzim

2.2.1 Alat dan Bahan

A. Alat

1. Plat tetes

2. Pipet tetes

B. Bahan

1. Larutan sampel

2. Kertas lakmus biru dan merah

2.2.2 Prosedur Kerja

1. Menyediakan beberapa potong kertas lakmus merah dan biru dalam plat

tetes.

2. Meneteskan satu tetes larutan sampel diatas kertas lakmus dalam plat tetes.

2.3 Komposisi Dasar

2.3.1 Alat dan Bahan

A. Alat

1. Tabung reaksi

2. Pipet

B. Bahan

1. Larutan sampel

2. NaOH 10%

3. CuSO4 0,1%

4. Pereaksi Molish

5. H2SO4 pekat
2.3.2. Prosedur Kerja

A. Uji Biuret

1. Menyedikan tabung reaksi bersih dan kering

2. Mengisi tabung reaksi dengan 3 ml larutan sampel

3. Menambahkan 2 ml NaOH 10% pada tabung reaksi.

4. Menambahkan 1 tetes larutan CuSO4 0,1% pada tabung reaksi.

B. Uji Molish

1. Menyedikan tabung reaksi bersih dan kering

2. Mengisi tabung reaksi dengan larutan sampel

3. Menambahkan 5 tetes pereaksi molish pada tabung reaksi dan

mencampurnya dengan baik.

4. Menambahkan dengan perlahan 3 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung

reaksi.

2.4 Penentuan pH Optimum

2.4.1 Alat dan Bahan

A. Alat

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Pipet

4. Pembakar Bunsen

5. Penganas air

B. Bahan

1. Larutan sampel

2. Amilum

3. HCl 0,4%
4. Asam Laktat

5. H2O

6. Na2CO3

2.4.2 ProsedurKerja

1. Menyediakan 4 tabung reaksi yang kering dan bersih

2. Mengisi masing-masing dengan :

⮚ 1 ml larutan sampel

⮚ 1 ml Amilum

3. Menambahkan masing-masing tabung dengan :

⮚ 2 ml HCl 0,4%

⮚ 2 ml AsamLaktat

⮚ 2 ml H2O

⮚ 2 ml Na2CO3

4. Mengocok masing-masing tabung reaksi kemudian panaskan tabung reaksi

dalam penganas air dengan suhu 37oC selama 15 menit.

5. Setelah dipanaskan menguji larutan dengan uji iodium dan uji benedict.

2.5 Uji Aktivitas Kerja Enzim

2.5.1 Alat dan Bahan

A. Alat

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Pipet

4. Plat tetes

5. Pembakar bunsen
6. Penjepit kayu

7. Penangas air

B. Bahan

1. Larutan sampel

2. Amilum

3. Larutan benedict

4. Larutan barfoed

5. Larutan iodium

2.5.2 Prosedur Kerja

1. Menyediakan 1 tabung reaksi yang bersih dan mengisi tabung reaksi

tersebut dengan larutan sampel sebanyak 1 ml ditambahkan dengan 5 ml

amilum.

2. Memanaskan larutan di dalam penganas air dengan suhu 37oC.

3. Melakukan uji iodium setiap 3 menit sekali hingga uji iodium negatif,

selanjutnya angkat hidrolisa.

4. Melakukan uji benedict, mengisi tabung reaksi dengan 1 ml hidrolisa

kemudian menambahkannya dengan 3 ml larutan benedict.

5. Melakukan uji barfoed, mengisi tabung reaksi dengan 1 ml hidrolisa

kemudian menambahkannya dengan 3 ml larutan barfoed.


III

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Derajat Keasaman Enzim

Hasil pengamatan

No Larutan Uji Reaksi Kesimpulan


Keterangan
(+/-)

1. Asam + Biru Saliva bersifat basa

2. Netral - Biru Saliva bersifat netral

3. Basa - Biru Saliva bersifat basa

3.2 Komposisi Dasar

Hasil pengamatan

No Nama Uji Reaksi Kesimpulan


Keterangan
(+/-)

1. Uji Biuret + Ungu Saliva mengandung protein

+ Cincin merah Saliva mengandung


2. Uji Molisch
keunguan karbohidrat
3.3 Penentuan pH Optimum

Hasil pengamatan

No Larutan Uji Reaksi Kesimpulan


Keterangan
(+/-)

1. HCl 0,4%

Larutan Saliva + Tidak terjadi


a. - Gula tereduksi
Iod perubahan

Larutan Saliva + Amilum mengandung


b. + Terjadi perubahan
Ben gula pereduksi bebas

2. Asam Laktat

Larutan Saliva +
a. + Terjadi perubahan Gula pereduksi
Iod

Larutan Saliva + Tidak terjadi


b. - Gula tereduksi
Ben perubahan

3. H2O

Larutan Saliva +
a. - Larutan bening Gula tereduksi
Iod

Larutan Saliva + Larutan menjadi Amilum mengandung


b. +
Ben hijau gula pereduksi bebas

4. Na2CO3
a. Larutan Saliva + - Tidak terjadi Gula tereduksi

Iod perubahan

b. Larutan Saliva + + Terjadi perubahan Amilum mengandung

Ben gula pereduksi bebas

3.4 Uji Aktivitas Enzim

Hasil pengamatan
Larutan
No Reaksi Keterangan Kesimpulan
Uji
(+/-)

Negatif pada menit ke-3


Amilum dapat
dimana larutan tidak
1. Uji Iodium - dihirolisis oleh
mengalami perubahan
enzim
warna

Mengalami perubahan Hidrolisis amilum


Uji
2. + warna dan terbentuk memiliki gula
Benedict
endapan merah bata pereduksi

Uji
3. - - -
Barfoed
IV

PEMBAHASAN

4.1 Uji Dearajat Keasaman

Enzim amilase saliva memiliki pH optimal pada pH 7, karena pada pH ini

diperoleh aktivitas enzim yang tinggi (kecepatan reaksi enzimatik tinggi).

Umumnya, kecepatan reaksi enzimatik meningkat hingga mencapai pH

optimal dan menurun setelah pH lebih besar dari pH optimal. Amilase liur akan

segera terinaktivasi pada pH 4,0 atau kurang sehingga kerja pencernaan makanan

dalam mulut akan terhenti apabila lingkungan lambung yang asam menembus

partikel makanan.

Pada percobaan uji enzim bertujuan untuk Mengetahui derajat

keasaman dari larutan sampel saliva yang digunakan. Percobaan kali ini

memelakukan beberapa uji. Salah satunya yaitu uji derajat keasaman.

Sebelum melakukan percobaan ini praktikan mengumpulkan air ludah pada

sebuah wadah sebanyak 10cc yang kemudian diencerkan atau ditambahkan

dengan aquades sampai 20cc. Air ludah yang sudah siap kemudian di teteskan

pada kertas lakmus merah dan lakmus biru. Setelah diteteskan lakmus biru

tetap berwana biru yang menandakan netral. Sedangkan utuk lakmus merah

berubah menjadi warna biru. Hal tersebut diakibatkan karena air ludah

bersifat basa. Enzim sangat peka terhadap perubahan derajat keasaman

lingkungannya. Enzim akan nonaktif ketika sedang berada pada posisi asam

kuat atau basa kuat. Biasanya enzim bekerja optimum pada pH 7,0. Jika

diluar pH optimum tersebut maka kerja enzim akan menurun.


4.2 Uji Komposisi Dasar

4.3 Uji pH. Optimum

Uji penentuan pH optimum ini untuk membuktikan bahwa derajat

keasaman (pH) mempengaruhi aktifitas enzim. Enzim bekerja pada kisaran

pH tertentu dan umumnya tergantung pada pH lingkungannya. Enzim

menunjukan aktivitas maksimal pada pH optimum, umumnya antara pH 6-

8,0. Jika pH rendah atau tinggi, maka dapat menyebabkan enzim mengalami
denaturasi, sehingga menurunkan aktivitasnya.

Uji penentuan pH Optimum bertujuan untuk mengetahui

pengaruh pH pada kerja optimal enzim amylase. Enzim amylase pada

saliva dan substrat amilum diberi perlakuan dengan penambahan

masing-masing HCl untuk pengujian pada pH asam, Asam Laktat untuk

pengujian pada pH asam lemah, H2O untuk pengujian pada pH netral dan
Na2CO3 untuk pengujian pada pH basa. Pengujian diawali dengan

pemanasan pada suhu 37oC untuk disesuaikan dengan suhu tubuh

normal untuk menghidrolisis selama 15 menit. Setelah pemanasan larutan

uji dibagi dua untuk dilakukan uji iod dan benedict.

Uji iod bertujuan untuk mengetahui keberadaan polisakarida.

Berdasarkan hasil pengamatan keseluruhan uji pada larutan yang diberi

H2O dan Na2CO3 memberikan hasil negative artinya telah terhidrolisis

karena sudah tidak mengandung polisakarida maka termasuk kedalam gula

tereduksi, sedangkan larutan yang diberi asam laktat memberikan hasil

positive dimana larutan tersebut mengandung gula pereduksi, pada larutan

yang diberi HCl memberikan hasil negative artinya telah terhidrolisis karena
masih mengandung polisakarida.

Pada uji benedict bertujuan mengetahui kandungan gula pereduksi

setelah amilum dihidrolisis. Berdasarkan hasil pengamatan larutan

memberikan hasil negative karena tidak membentuk warna merah bata

terkecuali larutan yang diberi HCl dan Na2CO3 memberikan hasil positive

yang menandakan bahwa larutan tersebut membentuk warna merah bata.

Sebenarnya belum dapat dipastikan dimana pH optimum enzim amylase

bekerja sampai dapat menghidrolisis sampai sempurna. Yang dapat

ditentukan enzim amylase tidak dapat bekerja optimal pada pH yang


terlalu asam dibuktikan dengan pengujian yang ditambahkan HCl.

4.4 Aktivitas Kerja Enzim

Uji Barfoed bertujuan untuk membedakan antara monosakarida dan

disakarida.. Pada prinsipnya Ion Cu²+ (dari pereaksi Barfoed) dalam suasana

asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada

disakarida dan menghasilkan endapan Cu2U berwarna merah bata. Langkah

kerjanya yang pertama yaitu,dimasukkan 1 ml larutan conto + 3 ml larutan

Barfoed. Lalu dipanaskan di atas api langsung . Menurut teori perubahan

warna dan terbentuk endapan merah bata menunjukkan reaksi positif. Pada

praktikum kali ini, terdapat beberapa kesalahan sehingga percobaan ini tidak
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai