Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PRAKTIKUM

BIOLOGI

Ovis Aries
Kloning pada Ovis Aries
Oleh :

Kelas: D

Kelompok: 1

MUHAMAD DAFFA SIHABUL 200110180015

MUHAMAD MARSA RIZQULLAH 200110180018

MUHAMAD LENDRI PITRAH 200110180019

MUSTIKA ARI ROHMAH 200110180023

NADYA FARHANNY GUMELAR 200110180024

NIKEN WIDIYANTI 200110180044

MUHAMAD YASIN SYAHPUTRA 200110180047

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS


FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Domba (Ovis aries) merupakan salah satu hewan mamalia yang

memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Domba yang

berkembang saat ini diduga dari tiga kelompok domba liar, yaitu Argali (Ovis

ammon) dari Asia Tengah, Urial (Ovis vignei) dari Asia, Moufflon (Ovis

musimon) dari Asia kecil dan eropa. Domba merupakan jenis ternak potong

yang tergolong ternak ruminansia kecil, hewan pemamah biak dan merupakan

hewan mamalia. Disamping sebagai penghasil daging yang baik, domba juga

menghasilkan kulit yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan indukstri kulit

dan untuk keperluan bahan sandang (tekstil) khusus untuk domba pengahasil

bulu (wol). Berdasarkan taksonominya, domba merupakan hewan ruminansia

yang berkuku belah dan termasuk pada sub family Caprinae dari family

Bovidae. Semua domba termasuk ke dalam genus Ovis dan yang

didomestikasi adalah Ovis aries.

Pada mulanya domba didomestikasi di kawasan Eropa dan Asia. Domba-

domba domestik umumnya memiliki komposisi genetic dari berbagai jenis

domba lainnya seperti domba Argali, Ovis ammon, yang hidup di Asia tengah,

domba Urial, Ovis vignei, juga hidup di Asia dan domba Mufflon, Ovis

musimon, yang hidup di Asia kecil dan Eropa. Ternak domba mempunyai

beberapa keuntungan dilihat dari segi pemeliharaannya, yakni cepat

berkembang biak, dapat beranak lebih dari satu ekor dan dapat beranak dua

kali dalam setahun, kurang memilih dalam hal pakan sehingga memudahkan

dalam pemeliharaan, memberikan pupuk kandang untuk keperluan pertanian,


serta sabagai sumber untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang

mendadak.

Domba di Indonesia lebih difokuskan sebagai ternak potong, karena

mempunyai potensi yang baik dalam peningkatan produksi daging nasional.

Hal ini dapat terjadi seiring dengan kemampuan ekonomi petani, sifat

reproduksi yang tinggi, dan cepat berkembang biak, serta kemampuan yang

baik dalam pemanfaatan limbah pertanian dan hijauan.

Pada ternak domba ada yang istilahnya kloning untuk menghasilkan

domba duplikat yang persis sama baik darisegi sifat dan penampilannya

seperti induknya, dikarenakan adanya kesamaan DNA. Kloning hewan adalah

suatu proses dimana keseluruhan organisme hewan dibentuk dari satusel yang

diambil dari organisme induknya dan secara genetika membentuk individu

baru yang identik sama.

1.2. Identifikasi Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan kloning ?

2. Bagaimana cara kloning pada Ovis aries ?

3. Apa saja dampak dari kloning ?

1.3. Maksud dan Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari kloning

2. Untuk mengetahui cara-cara kloning pada Ovis aries

3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kloning


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kloning adalah proses pembuatan sejumlah besar selatau molekul yang

seluruhnya identik dengan sel atau molekul asalnya. Kloning dalam bidang

genetika merupakan replikasi segmen DNA tanpa melalui proses seksual. Itulah

sebabnya, kloning juga dikenal dengan istilah rekombinasi DNA. Rekombinasi

DNA membuka peluang baru dalam terobosan teknologi untuk mengubah fungsi

dan perilaku makhluk hidup sesuai dengan keinginan dan kebutuhan manusia

(Daulay dan Siregar, 2005)

Kloning hewan adalah suatu proses dimana keseluruhan organisme hewan dibentuk

dari satusel yang diambil dari organisme induknya dan secara genetika membentuk individu

baru yang identik sama. Artinya, hewan kloning ini adalah duplikat yang persis sama baik

darisegi sifat dan penampilannya seperti induknya, dikarenakan adanya kesamaan DNA. Di

alam, sebenarnya kloning bisa saja terjadi. Reproduksi aseksual pada beberapa

jenisorganisme dan penemuan mengenai munculnya sel kembar dalam satu telur juga

merupakanapa yang disebut dengan kloning. Dengan kemajuan bioteknologi sekarang ini,

bukan mustahil untuk menciptakan lebih lanjut mengenai kloning pada hewan pertama kali para

ilmuwan berusaha membentuk sel kloning pada hewan tidak berhasilselama bertahun-tahun

lamanya. Kesuksesan pertama yang diraih oleh ilmuwan pada saatmereka berhasil mengkloning

seekor kecebong dari sel embrio di tubuh katak dewasa. Namun demikian, kecebong tersebut

tidak pernah berhasil tumbuh menjadi katak dewasa. Kemudian, dengan menggunakan

nuclear trasnfer di sel embrio, para ilmuwan mulaimelakukan penelitian terhadap

kloning hewan mamalia. Tapi sekali lagi, hewan-hewantersebut tidak pernah mencapai

hidup yang panjang (Zuenarda, 2009).


Domba memiliki nama ilmiah Ovis aries. Secara klasifikasi ilmiah, domba

masuk dalam kerajaan animalia, filum chordata, kelas mamalia, dan ordo

artiodactyla. Selanjutnya, domba masuk di dalam subfamili caprinae, genus Ovis

dan memiliki nama ilmiah Ovis aries (Purbowati 2009). Domba (Ovis aries)

merupakan salah satu hewan mamalia yang memegang peranan penting bagi

kehidupan manusia. Domba yang berkembang saat ini diduga dari tiga kelompok

domba liar, yaitu Argali (Ovis ammon) dari Asia Tengah, Urial (Ovis vignei) dari

Asia, Moufflon (Ovis musimon) dari Asia kecil dan eropa (Tomaszweka, dkk.,

1993).

Tahun 1996, Ian Wilmut mengkloning domba. Mekanisme Kloning sel

domba dengan menggunakan kelenjer susu domba finn dorset sebagai donor inti

dan sel telur domba blackface sebagai resipien. Sel telur domba blackface

dihilangkan intinya dengan cara menghisap nulkeusnya keluar dari sel

menggunakan pipet mikro. Kemudian, sel kelenjer susu domba finn dorset

difusikan dengan sel telur blackface yang tanpa nukleus. Proses penggabungan ini

dibantu oleh kejutan/sengatan listrik, sehingga terbentuk fusi antara sel telur

domba blackface tanpa nucleus dengan sel kelenjar susu dompa finndorsat. Hasil

fusi ini kemudian berkembang menjadi embrio dalam tabung percobaan dan

kemudian dipendahkan kedalam rahim domba blackface. Kemudian embrio

embrio berkembang dan lahir dengan ciri-ciri sama dengan finn dorset. (Denny,

2010).
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kloning

Kloning berasal dari kata “Clone” yaitu potongan. Kloning dapat

digunakan untuk memperbanyak tanaman. Cloning pertama kali ditemukan oleh

Herbert Webber pada tahun 1903, dimana beliau mengistilahkan bahwa kloning

tersebut adalah sekelompok individu mahluk hidup yang di lahirkan sari satu

induk tanpa perlu melakukan prose seksual. Kloning terbagi menjadi dua

pengertian yaitu : 1) Kloning sel, cloning sel adalah sekelompok sel yang identik

dari berbagai sifat genetiknya, dimana keseluruhannya berasal dari satu sel,

sedangkan 2) Kloning gen adalah sekelompok gen yang memiliki sifat identiknya

replikasi daru satu gen yang dimana gen tersebut dimasukkan ke dalam sel inang.

Konsep cloning ini sendiri berasal dari konsep dimana mahluk hidup mempunyai

kemampuan totipotensi, yaitu kemampuan yang terjadi pada sel yang dapat

menjadi suatu individu.

Selain itu dalam kloning juga terdapat jenis- jenis diantaranya

1. Cloning DNA rekombinan

Pemindahan bagian rantai DNA yang di perlukan dari suatu organisme di

salah satu element replikasi genetik.Contohnya memasukkan DNA pada

plasmid bakteri dalam mengklom satu gen.

2. Cloning Reproduktif
Teknologi yang di gunakan untuk menghasilkan hewan yang sama.Contoh

Dolly dengan menggunakan proses bernama SCNT (Somatic Cell Nuclear

Transfer).

3. Cloning Terapeutik

Digunakan untuk menghasilkan/memproduksi embrio manusia.Tujuan

utama dari proses ini untuk mendapatkan sel batangan yang nantinya bisa

di gunakan untuk bahan perlajaran mengenai perkembangan manusia dan

penyembuhan penyakit.

Adapun hal yang perlu dikuasai sebelum melakukan kloning sederhana adalah

sebagai berikut:

 Preperasi sampel DNA murni

 Pemotongan DNA murni

 Analisis ukuran fragmen DNA

 Penggolongan molekul DNA

 Menyisipkan molekul DNA ke dalam sel tuan rumah

 Mengidentifikasi sel yang memiliki kandungan berupa molekul DNA

rekombinasi

 Beberapa Proses kloning gen yang bisa di lakukan secara sederhana adalah

 Menyiapkan sel stem

 Sel stem diambil Inti selnya yang memiliki kandungan berupa informasi

genetic lalu di pisahkan dari selnya.

 Menyiapkan sel telur.


 Inti sel stem diimplantasikan ke sel telur.

 Sel telur di rangsang agar terjadi pembelahan serta melakukan

pertumbuhan. Setelah membelah menjadi embrio.

 Blastosis akan melakukan pemisahan diri dan siap diimplantasikan ke

rahim.

 Embrio berkembang di dalam rahim yang bakal menjadi bayi dengan kode

genetic hampir sama dengan sel stem donor.

3.2 Ovis Aries

Ovis atau domba adalah hewan ruminansia yang memiliki rambut tebal.

Domba biasanya dipelihara untuk dimanfaatkan rambutnya yang setelah diolah

akan menjadi wol, daging, dan juga susu. Domba termasuk kedalam sub family

Caprinae dan family Bovidae.

Genus Ovis mencakup semua jenis domba, sedangkan domba domestikasi

termasuk ke dalam spesies Ovis aries. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa

terdapat 7 jenis domba liar yang berbeda terbagi ke dalam 40 macam varietas

yang berbeda. Spesies domba yang telah mengalami domestikasi adalah:

1. Domba Argali (Ovis ammon) berasal dari Asia Tengah

2. Domba Urial (Ovis Vignei) berasal dari Asia

3. Domba Moufflon (Ovis Musimon) berasal dari Asia Kecil dan Eropa.

Berikut ada tujuh spesies domba:

1. Argali, Ovis ammon

2. Domba peliharaan, Ovis aries

3. (Bighorn Sheep, Ovis canadensis


4. (Thinhorn Sheep, Ovis dalli

5. (Mouflon, Ovis musimon

6. Domba salju, Ovis nivicola

7. (Urial, Ovis orientalis

Banyaknya ras domba membuat orang biasa membagi berdasarkan

kemanfaatannya:

1. Domba penghasil wol

2. Domba pedaging

3. Domba penghasil wol sekaligus pedaging

3.3 Kloning Pada Ovis Aries

Domba adalah mamalia pertama yang di cloning dari sel-sel somatic, akan

tetapi setelah dilakukan cloning pada domba tersebut sudah tidak ada algi

laporan hasil transfer inti yang menggunakan inti sel somatic pada domba

dewasa. Hal ini mungkin saja disebabkan karena banyaknya penelitia yang

lebih tertarik memproduksi hewan transgenic dan lebih suka menggunakan sel

fetus dibandingkan sel-sel somatic hewan dewasa.

Teknik yang digunakan untuk mengkloning domba sama saja dengan sapi,

tetapi perbedannya adalah kebanyakan peneliti domba ini telah menngunakan

oosit yang in vivo. Dalam cloning pada domba terdapat masalah yang bisa

saja timbul yaitu terjadinya keguguran fetus selama kebuntingan dan

abnormalitas anak yang dilahirkan cukup tinggi.


Langkah kloning dimulai dengan mengambil sel puting susu seekor

domba. Dari domba betina lain diambil ovum yang kemudian dihilangkan inti

selnya. Proses selanjutnya adalah fusi (penyatuan) dua sel dengan memberikan

kejutan listrik yang mengakibatkan ‘terbukanya’ membran sel telur sehingga

kedua sel bisa menyatu. Dari percobaan ini diperoleh sebuah sel telur yang berisi

inti sel somatis. Ternyata hasil fusi sel tersebut menyatakan sifat yang mirip

dengan zigot, dan akan melakukan proses pembelahan. Langkah terakhir, ‘zigot’

tersebut akan ditanamkan pada rahim induk domba betina, sehingga domba

tersebut hamil. Anak domba yang lahir itulah yang dinamakan Dolly. Selama

perjalanan hidup domba dolly, ia gampang sakit dan akhirnya mati pada umur 6

tahun walaupun metabolism tubuhnya tetap sama dengan domba biasanya.

Kematiannya dikarenakan Dolly mengalami pemendekan telomere. Setiap kali sel

membelah dan kromosom melakukan replikasi, sebagian kecil dari ujung

kromosom ini selalu hilang entah kemana. Pemendekan telomere ini diketahui

menyebabkan munculnya sinyal agar sel berhenti membelah. Hal inilah yang

diduga berhubungan erat dengan percepatan penuaan dan kematian.

Laju keberhasilan teknologi ini sangatlah rendah. Domba Dolly

merupakan satu-satunya klon yang berhasil lahir setelah dilakukan 276 kali

percobaan. Semasa hidupnya, Dolly mengalami kanker paru-paru dan artritis, dan

kemudian meninggal pada usia 6 tahun. Padahal, usia rata-rata domba pada

umumnya mencapai 11-12 tahun. Sampai saat ini, hewan klon yang berhasil

diproduksi jumlahnya cukup banyak, di antaranya adalah domba, sapi, kambing,

kelinci, kucing, dan mencit1,7. Sementara itu, tingkat keberhasilan kloning masih

rendah pada hewan anjing, ayam, kuda, dan primata.


3.3 Dampak Dari Kloning

3.3.1 Dampak Positif

Jika kloning dilakukan pada tumbuhan dapat memberikan keuntungan yang

lebih banyak. Akan diperoleh tanaman baru dalam jumlah besar dalam waktu

yang singkat dan dengan sifat yang identik atau sama dengan induknya. Jika

tanaman induk mempunyai sifat-sifat unggul maka dapat dipastikan keturunannya

pun akan memiliki sifat unggul yang sama dengan induknya. Upaya kloning pada

tumbuhan juga dapat kita gunakan sebagai upaya konservasi tumbuhan langka.

Adanya teknologi kloning pada tumbuhan dapat meningkatkan agrobisnis.

Demikian pula halnya pada hewan ternak. kloning juga bisa menyelamatkan para

penderita yang mengalami gagal ginjal atau kerusakan jantung. Terapi kloning ini

mempermudah penyediaan organ tubuh untuk dicangkokkan ke pasien, tetapi ini

masih dalam tahap penelitian.

3.3.2 Dampak Negatif

Kloning pada tanaman akan menghasilkan keturunan yang sama dengan

induknya. Hal ini akan menurunkan keanekaragaman tanaman baru yang

dihasilkan, demikian juga pada hewan. Sementara itu kloning pada hewan dan

manusia masih banyak dipertentangkan sebab banyak akibat yang ditimbulkan.

Contohnya, resiko kesehatan terhadap individu hasil kloning. Kalangan yang

menentang berpendapat bahwa kloning manusia dapat disalahgunakan untuk

menciptakan spesies atau ras baru dengan tujuan yang bertentangan dengan nilai

kemanusiaan. Lagipula, kloning pada mamalia belum sepenuhnya sempurna.

Dapat dilihat pada Domba Dolly yang menderita berbagai penyakit. Selain itu,
akan terjadi kekacauan kekerabatan dan identitas diri dari klona (hasil kloning)

maupun induknya.

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

1. Kloning berasal dari kata “Clone” yaitu potongan. Kloning adalah proses

pembuatan sejumlah besar selatau molekul yang seluruhnya identik

dengan sel atau molekul asalnya. Kloning dalam bidang genetika

merupakan replikasi segmen DNA tanpa melalui proses seksual. Kloning

terbagi menjadi dua pengertian yaitu : Kloning sel, dan juga kloning gen.

2. Teknik yang digunakan untuk mengkloning domba sama saja dengan sapi,

tetapi perbedannya adalah kebanyakan peneliti domba ini telah

menngunakan oosit yang in vivo. Langkah kloning dimulai dengan

mengambil sel puting susu seekor domba, proses selanjutnya adalah fusi,

langkah terakhir ‘zigot’ tersebut akan ditanamkan pada rahim induk domba

betina, sehingga domba tersebut hamil. Anak domba yang lahir itulah yang

dinamakan Dolly.

3. Dampak yang ditimbulkan dari cloning ini dibagi menjadi dua yaitu:

a. Dampak positif

Jika pada tumbuhan akan diperoleh tanaman baru dalam jumalh

yang besar dalam waktu singkat, selain itu juga dapat meningkatkan

agrobisnis.
b. Dampak Negatif

Kloning ini dapat menurunkan kenakeragaman tanaman baru

demikian juga pada hewan. Dapat disalah gunakan untuk menciptakan

spesies baru atau ras baru dengan tujuan yang bertentangan dengan

nilai kemanusiaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adrinanto, Darren. 2009. Cloning. (Online), (http://www.scribd. com/doc/ 48563
165/kloning, diakses Tanggal 08 Mei 2019).
Simbolon, H. 1994. Biologi Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga

http://rudyct.com/PPS702-ipb/09145/thomas_mata_hine.pdf (diakses pada tanggal 08


Mei 2019)

Anda mungkin juga menyukai