Anda di halaman 1dari 20

UNIVERSITAS INDONESIA

MAKALAH KLONING

Oleh :

NABILA HANUM FARADIANTI (1706014090)

PERUMAHSAKITAN

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI

DEPOK

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia,
kasih sayang, nikmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Kloning”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen kami dr.
Zulhasmar Syamsu S.H., SpF yang harus kami selesaikan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Etika dan humas rumah sakit. Harapan penulis semoga makalah ini dapat
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Segala saran dan kritikan sangat dibutuhkan demi perkembangan keutuhan


makalah ini, sehingga akan lahir makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan
datang. Serta ucapan terima kasih kepada pihak yang membantu dalam proses
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan juga penulis pada khususnya.

Depok, 25 November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI .............................................................................................................. iiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 2
2.1 Pengertian Kloning Gen .............................................................................. 2
2.2 Sejarah perkembangan Kloning Gen ......................................................... 3
2.3 Bahan dan alat Kloning Gen ....................................................................... 4
2.4 Macam-macam Pengkloning Gen ............................................................... 6
2.5 Macam Kloning pada makhluk hidup........................................................ 7
2.6 Keuntungan dan kerugian kloning ........... Error! Bookmark not defined.
2.7 Pandangan islam terhadap kloning pada manusia ................................. 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 16
2.8 Kesimpulan ...................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, bumi kita banyak mengalami kemajuan dan perubahan
yang berkesinambungan di segala sektor kehidupan. Perkara-perkara baru yang
belum dikenal oleh manusia sebelumnya banyak bermunculan. Bahkan,
sebelumnya perkara tersebut tidak pernah terbayang akan menjadi sebuah
keniscayaan, kini menjadi kenyataan yang tidak bisa dipungkiri lagi. Banyak
sekali orang atau para ilmuan yang melakukan ekperimen yang menjuru agar
manusia lebih maju. Salah satunya adalah mengkloning. Kloning (Klonasi)
adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan
induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun
manusia. Pada percobaan kloning ini ilmuan ada yang gagal dan ada pula yang
berhasil. Dengan mengkloning ini makhluk hidup termasuk manusia bisa
digandakan. Dalam makalah ini akan dibahas lebih banyak lagi tentang kloning.

1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk membahas tentang pengertian kloning gen,
sejarah perkembangan kloning gen, bahan /alat dalam kloning gen, macam-
macam kloning gen, teknik kloning gen, keuntungan dan kerugian kloning gen,
pandangan islam terhadap kloning manusia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kloning Gen


Secara etimologi, kloning berasal dari kata “clone” yang diturunkan dari
yunani “klon”, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak
tanaman. Kata ini dipergunakan dalam dua pengertian, yaitu sebagai berikut.

1. Klon sel yang artinya menduplikasi sejumlah sel dari sebuah sel
yang memiliki sifat-sifat genetiknya identik.
2. Klon gen atau molekuler artinya sekelompok salinan gen yang
bersifat identik yang direplikasi dari satu gen dimasukkan dalam
sel inang.

Sedangkan secara terminologis, kloning adalah proses pembuatan


sejumlah besar selatau molekul yang seluruhnya identik dengan sel atau
molekul asalnya. Kloning dalam bidang genetika merupakan replikasi segmen
DNA tanpa melalui proses seksual. Itulah sebabnya, kloning juga dikenal
dengan istilah rekombinasi DNA. Rekombinasi DNA membuka peluang baru
dalam terobosan teknologi untuk mengubah fungsi dan perilaku makhluk hidup
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan manusia (Daulay dan Siregar, 2005)
Oleh karena itu, kloning sel adalah teknik untuk menghasilkan salinan makhluk
hidup dengan menggunakan bahan genetik dari sel makhluk itu sendiri. Metode
kloning berbeda dengan pembuahan biasa, karena sel telur tidak lagi
memerlukan sel sperma untuk pembuahannya. Secara sederhana dapat
disebutkan bahwa bayi “klon” dibuat dengan mempersiapkan sel telur yang
sudah diambil intinya kemudian digabungkan dengan sel donor yang
merupakan sel dewasa dari 3 suatu organ tubuh. Hasil gabungan tersebut
kemudian ditanamkan ke dalam rahim dan dibiarkan berkembang dalam rahim
sampai lahir.

2
2.2 Sejarah perkembangan Kloning Gen
Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang
sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan,
hewan, maupun manusia. Kloning pada tanaman melalui kultur sel mula-mula
dilakukan pada tanaman wortel. Dalam hal ini sel akar wortel dikultur, dan tiap
selnya dapat tumbuh menjadi tanaman lengkap. Teknik ini digunakan untuk
membuat klon tanaman dalam perkebunan. Dari sebuah sel yang mempunyai
sifat unggul, kemudian dipacu untuk membelah dalam kultur, sampai ribuan
atau bahkan sampai jutaan sel. Tiap sel mempunyai susunan gen yang sama,
sehingga tiap sel merupakan klon dari tanaman tersebut.

Kloning pada hewan dilakukan mula-mula pada amfibi (kodok), dengan


mengadakan transplantasi nukleus ke dalam telur kodok yang dienukleasi.
Sebagai donor digunakan nukleus sel somatik dari berbagai stadium
perkembangan. Ternyata donor nukleus dari sel somatik yang diambil dari sel
epitel usus kecebong pun masih dapat membentuk embrio normal. Sejak
Wilmut et al. berhasil membuat klon anak domba yang donor nukleusnya
diambil dari sel kelenjar susu domba dewasa, maka terbukti bahwa pada
mammalia pun klon dapat dibuat. Atas dasar itu para ahli berpendapat bahwa
pada manusia pun secara teknis klon dapat dibuat. Oleh karena itu, Daulay dan
Siregar, (2005) menjelaskan sejarah kloning sebagai berikut.

1. Pada tahun 1962, ahli biologi Jhon Gurdon dari universitas Oxford berhasil
mengkloning katak afrika selatan.
2. Tahun 1977 Karl Illmense dan Peter Hoope berhasil mengkloning tikus dari
1 induk.
3. Tanggal 12 Desember 2002 Clonaid sebuah perusahaan biotek AS berhasil
mengkloning manusia pertama yang diberi nama Eve.
4. Tanggal 14 februari 2003 para ilmuan Rosalin Institute dari Skotlandia
mengumumkan berhasil mengkloning domba Dolly dengan dana 2,1 juta
U$.

3
2.3 Bahan / alat dalam Kloning Gen
1. Enzim endonuklease restriksi

Enzim yang berfungsi untuk pemotongan DNA sumber gen dan vektor
kloning.

2. Enzim ligase

Enzim yang berfungsi sebagai penyambung kembali potongan DNA.

3. Vektor

Vektor adalah molekul DNA yang berfungsi sebagai wahana atau kendaraan
yang akan membawa suatu fragmen DNA masuk ke dalam sel inang dan
memungkinkan terjadinya replikasi dan ekspresi fragmen DNA asing
tersebut.

4. Inang (Host)

Tempat DNA dibiakan biasanya berupa organisme uniseluler contohnya


bakteri.

5. Metoda untuk memasukkan DNA ke dalam sel inang


Memasukkan plasmid (yang merupakan vektor yang telah disisipi gen) ke
dalam sel inang melalui beberapa cara yaitu sebagai berikut :

a. Pra-Inkubasi Sel

E. coli calon penerima plasmid dipaparkan kepada ion positif 5


kalsium klorida (CaCl 2). Perlakuan ini memberikan cekaman
kepada bakteri yang mengakibatkan membran sel dan dinding sel
bakteri tersebut menjadi permeabel terhadap plasmid donor. Proses
ini mengakibatkan E. coli menjadi “kompeten" untuk menerima
plasmid.

4
b. Inkubasi Plasmid ditambahkan ke dalam suspensi sel

E. coli kompeten. Suspensi sel E. coli kompeten lainnya yang tidak


ditambah plasmid digunakan sebagai kontrol.

c. Kejutan Panas (HeatShock)

Sel kompeten (baik yang diberi plasmid maupun kontrol) dipaparkan


sejenak (90 detik) kepada suhu 42o C. Langkah ini memaksimumkan
masuknya plasmid menembus membran dan dinding sel.

d. Penyembuhan (Recovery)

Sel kompeten (baik yang diberi plasmid maupun kontrol)


ditumbuhkan dalam medium kaya nutrisi untuk memberi kesempatan
penyembuhan setelah mengalami cekaman dan kejutan. Masa
penyembuhan biasanya berlangsung satu waktu generasi (untuk E.
coli berkisar antara 30 hingga 45 menit)

e. Penapisan (Screening)

Sel kompeten yang telah mengalami penyembuhan ditapis pada


medium padat yang mengandung senyawa penapis berdasarkan
penanda yang dibawa oleh plasmid.

5
2.4 Macam-macam Pengkloning Gen
Menurut Daulay dan Siregar, (2005) kloning dapat dibedakan menjadi 3
macam, berdasarkan cara kerja dan tujuan pembuahannya yaitu sebagai berikut
ini.

a) Kloning Embrional (Embryonal Cloning)


Kloning embrional adalah teknik yang dilakukan untuk memperoleh
kembar identik, meniru apa yang terjadi secara alamiah. Setelah
pembuahan 6 terjadi, beberapa buah sel dipisahkan dari embrio hasil
pembuahan. Setiap sel tersebut kemudian dirangsang dalam kondisi
tertentu untuk tumbuh dan berkembang menjadi embrio duplikat yang
selanjutnya diimplementasikan dalam uterus agar berkembang menjadi
individu baru yang memiliki komposisi materi genetik yang sama
dengan klonnya.
b) Kloning DNA Dewasa (Adult DNA Cloning) atau disebut juga
kloning reproduktif (Reproductive Cloning)
Kloning DNA dewasa atau kloning reproduktif adalah rekayasa genetis
untuk memperoleh duplikat dari seorang individu yang sudah dewasa.
Dalam teknologi ini, intisel berisi materi genetik difusikan ke dalam sel
telur. Hasil fusi dirangsang dengan kejutan listrik agar membelah
membentuk embrio yang kemudian diimplementasikan kedalam uterus
agar berkembang menjadi janin.
c) Kloning Terapeutik
Kloning terapeutik adalah rekayasa genetis untuk memperoleh sel,
jaringan atau organ dari satu individu tertentu untuk tujuan pengobatan
atau perbaikan kesehatan. Dari embrio hasil rekonstruksi “DNA-sel
telur”, diambil sel-sel bakalnya yang disebut dengan istilah stem cell.
Stemcell adalah sel bakal yang dapat berkembang menjadi berbagai
macam jaringan atau organ sesuai dengan inductor (rangsangan).
Melalui kloning terapeutik ini dapat dikatakan suplai jaringan danorgan

6
menjadi tidak terbatas, sehingga seseorang yang memerlukan
cangkokan jaringan atau organ tidak perlu menunggu lama tanpa
kepastian.

2.5 Macam kloning pada makhluk hidup

1) Kloning pada tumbuhan

Nama lain dari kloning pada tumbuhan adalah kultur jaringan,


yaitu suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan
organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang
mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptic
sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan
beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali. Ada dua teori dasar
yang berpengaruh dalam kultur jaringan. Yang pertama adalah teori
bahwa sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya,
sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut.
Yang kedua adalah teori totipotensi sel atau Total Genetic Potential.
Artinya, setiap sel yang memiliki potensi genetik mampu
memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi suatu tanaman lengkap.

7
2) Kloning pada Hewan

Menurut (Zuenarda, 2009) kloning hewan adalah suatu proses


dimana keseluruhan organisme hewan dibentuk dari satusel yang
diambil dari organisme induknya dan secara genetika membentuk
individu baru yang identik sama. Artinya, hewan kloning ini adalah
duplikat yang persis sama baik darisegi sifat dan penampilannya seperti
induknya, dikarenakan adanya kesamaan DNA. Di alam, sebenarnya
kloning bisa saja terjadi. Reproduksi aseksual pada beberapa
jenisorganisme dan penemuan mengenai munculnya sel kembar dalam
satu telur juga merupakanapa yang disebut dengan kloning. Dengan
kemajuan bioteknologi sekarang ini, bukanmustahil untuk menciptakan
lebih lanjut mengenai kloning pada hewan Pertama kali para ilmuwan
berusaha membentuk sel kloning pada hewan tidak berhasilselama
bertahun-tahun lamanya. Kesuksesan pertama yang diraih oleh ilmuwan
pada saatmereka berhasil mengkloning seekor kecebong dari sel embrio
di tubuh katak dewasa. Namun demikian, kecebong tersebut tidak
pernah berhasil tumbuh menjadi katak dewasa.Kemudian, dengan
menggunakan nuclear trasnfer di sel embrio, para ilmuwan
mulaimelakukan penelitian terhadap kloning hewan mamalia. Tapi
sekali lagi, hewan-hewan tersebut tidak pernah mencapai hidup yang
panjang.

Tahun 1996, Ian Wilmut (dalam Denny, 2010) mengkloning


domba. Mekanisme Kloning sel domba dengan menggunakan kelenjer
susu domba finn dorset sebagai donor inti dan sel telur domba blackface
sebagai resipien. Sel telur domba blackface dihilangkan intinya dengan
cara menghisap nulkeusnya keluar dari sel menggunakan pipet mikro.
Kemudian, sel kelenjer susu domba finn dorset difusikan dengan sel
telur blackface yang tanpa nukleus. Proses penggabungan ini dibantu
oleh kejutan/sengatan listrik, sehingga terbentuk fusi antara sel telur

8
domba blackface tanpa nucleus dengan sel kelenjar susu dompa
finndorsat. Hasil fusi ini kemudian berkembang menjadi embrio dalam
tabung percobaan dan kemudian dipendahkan kedalam rahim domba
blackface. Kemudian embrio embrio berkembang dan lahir dengan ciri-
ciri sama dengan finn dorset.

3) Kloning pada manusia


1. Isolasi fragmen DNA
Isolasi fragmen DNA yang spesifik dapat dilakukan dengan metode
PCR (polymerase chainreaction) yaitu teknik amplikasi fragmen
DNA yang spesifik secara in vitro. Secara umumDNA yang
digunakan untuk PCR adalah total DNA genom yang diekstraksi
dari sel dan tidak membutuhkan tingkat kemurnian tinggi. Urutan
DNA yang akan diamplikasi secara spesifik akan ditentukan oleh
primer-primer yang tersusun dari nukleotida (Simbolon , 1994).
Material yang diperlukan untuk proses PCR adalah DNA yang
mengandung rangkaian urutan yang akan diperbanyak (duplikasi
DNA) yaitu primer, DNA polimerase dan campuran dari empat

9
macam deoksiribo nukleotida-trifosfat (dATP, dCTP, dGTP dan
dTTP) serta MgCl 2 (Sambrook, 1989).
2. Penyisipan fragmen DNA ke dalam vector
Proses penyisipan atau penyambungan molekul fragmen DNA
dengan molekul DNA vektor disebut ligasi. Biasanya ligasi terjadi
antara ujung gugus fosfat dengan gugus hidroksil.Ligasi antara
fragmen DNA yang memiliki ujung lengket (cohesive ends) yang
komplementer jauh lebih efesien dibandingkan dengan ujung
tumpul (blunt ends). Efisiensi ligasi juga dipengaruhi oleh adanya
deoksiadenosin tunggal pada ujung. Efisiensi ligasi dapat
ditingkatkan, bila fragmen DNA yang memiliki deoksiadenosin
tunggal pada ujung bertemu dengan vektor yang memiliki timidin
pada ujung (Sambrook, 1989).
3. Transformasi DNA
Transformasi adalah proses pemindahan molekul DNA donor dari
lingkungan luar sel. Vektor kloning yang merupakan pembawa gen
yang akan dikloning ditransformasi ke dalam sel inang.
Transformasi dapat dilakukan secara alami maupun buatan. Pada
proses transformasi alami, DNA yang berbentuk untai ganda dan
memiliki untaian basa spesifik terhadap protein membran masuk ke
dalam bakteri melewati membran sel bakteri terhidrolisis. Pada
transformasi buatan, sel bakteri dibuat menjadi sel kompeten secara
paksa sehingga selubung sel bakteri bersifat permeabel dan
memungkinkan DNA dapat berikatan. Dengan sel dan masuk ke
dalam sitoplasma, kemudian berinteraksi dengan genom sel bakteri
(Stainer, 1986). Sel kompeten adalah sel inang yang memiliki
kompetensi untuk dimasuki vektor kloning. Perlakuan untuk
memasukkan sel kompeten dapat dilakukan dengan menggunakan
metode kejutan panas (heat shock) atau kejutan pulsa listrik (metode
electroporation) (Sambrook, 1989).

10
4. Seleksi hasil kloning
Penyeleksian koloni bakteri untuk mendapatkan kloning yang
diinginkan dengan cara X-gal atau pemotongan dengan enzim
restriksi. Seleksi dengan X-gal dapat digunakan untuk
mengidentifikasi plasmid rekombinan dengan komplementasi.
Sedangkan pemotongan dengan enzim restriksi dapat digunakan
untuk menyeleksi plasmid rekombinan hasil kloning. Hasil
pemotongan tersebut dielektroforesis dan memperlihatkan pita
fragmen DNA sisipan yang terpisah dari pita vektor kloning
(Sambrook, 1989). Menurut Daulay dan Siregar, (2005) mekanisme
kloning sel pada manusia dapat digambarkan seperti ditunjukkan
dan dijelaskan secara sederhana sebagai berikut :
1. Mempersiapkan sel stem: suatu sel awal yang akan tumbuh
menjadi berbagai sel tubuh. Sel ini diambil dari manusia yang
hendak dikloning.
2. Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetik
kemudian dipisahkan dari sel.
3. Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari
sukarelawan perempuan kemudian intinya dipisahkan.
4. Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur.
5. Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan.
Setelah membelah (hari kedua) menjadi sel embrio.
6. Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai
memisahkan diri (hari ke lima) dan siap diimplantasikan ke
dalam rahim.
7. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik
persis sama dengan sel stem donor. Dari pengertian kloning dan
prosesnya di atas yang menghasilkan individu baru dan
mempunyai sifat genetik yang “identik” (sama).

11
Menurut Biomol (2010) vektor adalah molekul DNA yang berfungsi sebagai
wahana atau kendaraan yang akan membawa suatu fragmen DNA masuk ke
dalam sel inang dan memungkinkan terjadinya replikasi dan ekspresi
fragmen DNA asing tersebut. Vektor yang dapat digunakan pada sel inang
prokariot, khususnya E. coli, adalah plasmid, bakteriofag, kosmid, dan
fasmid. Sementara itu, vektor YACs dan YEps dapat digunakan pada
khamir. Plasmid Ti, baculovirus, SV40, dan retrovirus merupakan vektor-
vektor yang dapat digunakan pada sel eukariot tingkat tinggi.

12
2.6 Keuntungan dan kerugian dari kloning

Keuntungan :

 Proses pembuahan yang dilakukan melalui teknologi ini dapat


menolong pasangan-pasangan tidak subur untuk memperoleh
keturunan.
 Manusia dapat mengkloning ginjal untuk kebutuhan pencangkokan
ginjal bagi mereka yang mengalami gagal ginjal.
 Manusia juga dapat mengkloning tulang sumsum untuk anak-anak dan
dewasa untuk penyakit leukimia.
 Manusia dapat mempelajari bagaimana menghidupkan dan mematikan
sel. Dengan demikian, kloning diharapkan akan mampu mengobati
penyakit kanker yang menggerogoti sel-sel tubuh manusia.
 Teknologi kloning dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh kelainan genetis pada manusia.

Kerugian :

 Proses penciptaan manusia merupakan hak prerogatif Allah semata.


Dengan mengkloning manusia, berarti telah memasuki dan
mengintervensi ranah kekuasaan allah.
 Para ilmuwan yang mengadakan kloning tidak mempercayai bahwa
Allah adalah pencipta yang paling sempurna terhadap seluruh makhluk.
 Tuhan telah menciptakan manusia berdasarkan keragaman. Dengan
kloning keragaman tersebut akan hilang dengan sendirinya.
 Penghargaan terhadap hasil kreasi para ilmuwan kloning akan
merangsang para ilmuwan lainnya untuk berlomba-lomba menciptakan
kreasi-kreasi baru lainnya tanpa memperdulikan etika.
 Untuk pengkloningan manusia, diperlukan sejumlah percobaan yang
belum tentu akan berhasil secara maksimal. Hal ini tentu akan
merugikan pihak yang akan menjad ibahan percobaan tersebut.

13
 Kloning akan menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap
psikologi manusia kloning. Tidak ada satu orangpun yang bisa
menjelaskan identitas individual dan hubungan manusia kloning dengan
orang yang memesannya.

2.7 Pandangan Islam terhadap kloning pada manusia

Menurut Zuenarda (2009) untuk menetapkan hukum kloning, para


ulama kentemporer menggunakan ijtihad insya‟I karena persoalan tersebut
belum dibahas dalam kitab-kitab fiqh klasik.

 Ditinjau dari sisi hifzh al-din (memelihara agama), kloning manusia


tidak membawa dampak negatif terhadap keberadaan agama.
 Ditinjau dari sisi hifzh al-nafs (memelihara jiwa), kloning tidak
menghilangkan jiwa bahkan justru melahirkan jiwa yang baru.
 Dilihat dari sisi hifzh al-‘aql (memelihara akal), memelihara manusia
kloning juga tidak mengancam eksistensi akal, bahkan keberhasilan
kloning yang sempurna dapat membuat manusia mempunyai akal
cerdas.
 Namun jika dilihat dari sisi hifzh al-nasl (memelihara keturunan),
kloning manusia dipertanyakan. Dalam pandangan islam, masalah
keturunan merupakan sesuatu yang sangat essensial, karena keturunan
mempunyai hubungan erat dengan hukum yang lain seperti pernikahan,
warisan, muhrim, dan sebagainya.
 Apabila ditinjau dari sisi hifzhal-mal (memelihara harta), akan terkait
dengan mashlahat dan mafsadat yang diperoleh dari usaha
pengkloningan. Andaikata Kloning terhadap manusia hanya akan
menghambur-hamburkan harta, tanpa adanya keseimbangan dengan
manfaat yang diperoleh, maka Kloning menjadi terlarang. Berkaitan
dengan penciptaan manusia, Al-Qur‟an menyatakan bahwa manusia
diciptakan sebagai makhluk paling sempurna di antara seluruh makhluk
yang ada di alamsemesta. Hal itu secara tegas dinyatakan Allah dalam

14
surat At-Tin ayat : 4 “Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya” Penjelasan Allah dalam Al-Qur‟an
tentang kesempurnaan penciptaan manusia diantara segala makhluk
ciptaan-Nya yang lain, tentu tidak dapat dibantah oleh orang-
orangberiman. Dengan menggunakan logika sederhana dapat
digeneralisasi bahwa sesuatu yangsudah sempurna, kemudian
disempuranakan lagi, tentu saja dapat menghilangkan sifat
kesempurnaannya, bahkan bisa berakibat rusak sama sekali. Majma‟
Buhuts Islamiyyah Al-Azhar di kairo mengeluarkan fatwa yang
menyatakan bahwa Kloning manusia itu haram dan harus di perangi
serta di halang-halangi dengan berbagai cara. Naskah fatwa itu juga
menguatkan bahwa kloning manusia telah menjadikan manusia yang di
muliakan Allah SWT menjadi objek penelitian dalam percobaan, serta
melahirkan berbagai masalah pelik lainnya. Fatwa tersebut juga
mensinyalir bahwa Islam tidak menentang ilmu pengetahuan yang
bermanfaat, bahkan sebaliknya, Islam justru mendukung bahkan
memuliakan para ilmuwan. Namun, bila ilmu pengetahuan itu
membahayakan serta tidak mengandung manfaat, maka Islam
mengharamkan dengan melindungi dari bahaya tersebut

15
BAB III

PENUTUP

2.8 Kesimpulan

Kloning adalah proses pembuatan sejumlah besar sel atau molekul yang
seluruhnya identik dengan sel atau molekul asalnya. Kloning adalah teknik
membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya pada
makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusiam.
Bahan / Alat dalam Kloning Gen yaitu: Enzim endonuklease restriksi , Enzim
ligase , Vektors , Inang (Host) dan Metoda untuk memasukkan DNA ke dalam
sel inang. Berdasarkan cara kerja dan tujuan pembuahannya terdapat 3 macam
kloning yaitu kloning embrional (Embryonal Cloning), kloning DNA Dewasa
(Adult DNA Cloning) atau disebut juga kloning reproduktif (Reproductive
Cloning) dan kloning terapeutik. teknik kloning gen terdiri dari: transfer
nukleus, teknik roslin dan tehnik honolulu.

Kloning memiliki manfaat untuk kehidupan manusia diantaranya:


Untuk pengembangan ilmu pengetahuan manfaat kloning terutama dalam
rangka pengembangan biologi, khususnya reproduksi-embriologi dan
diferensiasi. Mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul. Tujuan
diagnostik dan terapi. Keperluan reproduksi, pengobatan dan konservasi

16
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. Jane B, Reece. 2010. Biologi ( Jilid 1 Edisi 8). Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Daulay, Saleh Partaonan dan Maratua Siregar. 2005. Kloning dalam Perspektif
Islam. (Online), (http://www.scribd.com/doc/93315193/makalah-kloning,
diakses tanggal 26 Maret 2017).

Dwijunianto. 2011. Cloning. (Online), (http://blog.uad.ac.id/


dwijunianto/2011/ 12/ 20/ kloning/ diakses tanggal 26 Maret 2017). Rusda,
Muhammad. 2004. Kloning. (Online), http://www.scribd.com/ doc/57228
277/obstetri-rusda, diakses tanggal 26 Maret 2017).

Simbolon, H. 1994. Biologi Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga. Zuenarda. 2009.


Cloning. (Online), http://www.scribd. com/doc /783 189 84/ Clo ning, diakses
Tanggal 26 Maret 2017)

17

Anda mungkin juga menyukai