“KLONING”
Dosen Pembimbing :
NIDN.0007096502
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang
telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan tentunya
mengandung manfaat bagi para mahasiswa khususnya jurusan Pendidikan
IPA konsentrasi Biologi.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Batasan Masalah...........................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Pengertian Kloning Gen............................................................................5
B. Sejarah perkembangan Kloning Gen.........................................................6
C. Bahan / Alat dalam Kloning Gen..............................................................7
D. Macam-macam Pengkloning Gen............................................................8
E. Teknik Kloning Gen................................................................................17
F. Keuntungan dan Kerugian Kloning Gen.................................................25
G. Pandangan Islam Terhadap Kloning Pada Manusia................................28
BAB III..................................................................................................................30
PENUTUP..............................................................................................................30
Kesimpulan.................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kloning Gen
Secara etimologi, kloning berasal dari kata “clone” yang diturunkan dari
1. Klon sel yang artinya menduplikasi sejumlah sel dari sebuah sel yang
2. Klon gen atau molekuler artinya sekelompok salinan gen yang bersifat
identik yang direplikasi dari satu gen dimasukkan dalam sel inang.
sejumlah besar selatau molekul yang seluruhnya identik dengan sel atau molekul
asalnya. Kloning dalam bidang genetika merupakan replikasi segmen DNA tanpa
melalui proses seksual. Itulah sebabnya, kloning juga dikenal dengan istilah
teknologi untuk mengubah fungsi dan perilaku makhluk hidup sesuai dengan
Oleh karena itu, kloning sel adalah teknik untuk menghasilkan salinan
makhluk hidup dengan menggunakan bahan genetik dari sel makhluk itu sendiri.
Metode kloning berbeda dengan pembuahan biasa, karena sel telur tidak lagi
bahwa bayi “klon” dibuat dengan mempersiapkan sel telur yang sudah diambil
intinya kemudian digabungkan dengan sel donor yang merupakan sel dewasa dari
5
suatu organ tubuh. Hasil gabungan tersebut kemudian ditanamkan ke dalam rahim
sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan,
hewan, maupun manusia. Kloning pada tanaman melalui kultur sel mula-mula
dilakukan pada tanaman wortel. Dalam hal ini sel akar wortel dikultur, dan tiap
selnya dapat tumbuh menjadi tanaman lengkap. Teknik ini digunakan untuk
membuat klon tanaman dalam perkebunan. Dari sebuah sel yang mempunyai sifat
unggul, kemudian dipacu untuk membelah dalam kultur, sampai ribuan atau
bahkan sampai jutaan sel. Tiap sel mempunyai susunan gen yang sama, sehingga
perkembangan. Ternyata donor nukleus dari sel somatik yang diambil dari sel
epitel usus kecebong pun masih dapat membentuk embrio normal. Sejak Wilmut
et al. berhasil membuat klon anak domba yang donor nukleusnya diambil dari sel
kelenjar susu domba dewasa, maka terbukti bahwa pada mammalia pun klon
dapat dibuat. Atas dasar itu para ahli berpendapat bahwa pada manusia pun secara
Oleh karena itu, Daulay dan Siregar, (2005) menjelaskan sejarah kloning
sebagai berikut.
6
1. Pada tahun 1962, ahli biologi Jhon Gurdon dari universitas Oxford
2. Tahun 1977 Karl Illmense dan Peter Hoope berhasil mengkloning tikus
dari 1 induk.
U$.
7
kalsium klorida (CaCl2). Perlakuan ini memberikan cekaman kepada
bakteri yang mengakibatkan membran sel dan dinding sel bakteri
tersebut menjadi permeabel terhadap plasmid donor. Proses ini
mengakibatkan E. coli menjadi “kompeten" untuk menerima plasmid.
b. Inkubasi
Plasmid ditambahkan ke dalam suspensi sel E. coli kompeten. Suspensi
sel E. coli kompeten lainnya yang tidak ditambah plasmid digunakan
sebagai kontrol.
c. Kejutan Panas (HeatShock).
Sel kompeten (baik yang diberi plasmid maupun kontrol) dipaparkan
sejenak (90 detik) kepada suhu 42 oC. Langkah ini memaksimumkan
masuknya plasmid menembus membran dan dinding sel.
d. Penyembuhan (Recovery).
Sel kompeten (baik yang diberi plasmid maupun kontrol) ditumbuhkan
dalam medium kaya nutrisi untuk memberi kesempatan penyembuhan
setelah mengalami cekaman dan kejutan. Masa penyembuhan biasanya
berlangsung satu waktu generasi (untuk E. coli berkisar antara 30
hingga 45 menit)
e. Penapisan (Screening).
Sel kompeten yang telah mengalami penyembuhan ditapis pada
medium padat yang mengandung senyawa penapis berdasarkan
penanda yang dibawa oleh plasmid.
D. Macam-macam Pengkloning Gen
Menurut Daulay dan Siregar, (2005) kloning dapat dibedakan menjadi 3
macam, berdasarkan cara kerja dan tujuan pembuahannya yaitu sebagai berikut
ini.
kembar identik, meniru apa yang terjadi secara alamiah. Setelah pembuahan
8
terjadi, beberapa buah sel dipisahkan dari embrio hasil pembuahan. Setiap sel
uterus agar berkembang menjadi individu baru yang memiliki komposisi materi
b. Kloning DNA Dewasa (Adult DNA Cloning) atau disebut juga kloning
teknologi ini, intisel berisi materi genetik difusikan ke dalam sel telur. Hasil fusi
c. Kloning Terapeutik
jaringan atau organ dari satu individu tertentu untuk tujuan pengobatan atau
perbaikan kesehatan. Dari embrio hasil rekonstruksi “DNA-sel telur”, diambil sel-
sel bakalnya yang disebut dengan istilah stem cell. Stemcell adalah sel bakal yang
9
Berdasarkan teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama
dengan induknya pada makhluk hidup tertentu, maka cloning dapat dilakukan
pada tumbuhan, hewan, maupun manusia. Maka contoh kloning pada makhluk
Nama lain dari kloning pada tumbuhan adalah kultur jaringan, yaitu suatu
teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan
menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang mengandung zat pengatur
tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat
memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali. Ada
dua teori dasar yang berpengaruh dalam kultur jaringan. Yang pertama adalah
teori bahwa sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya,
sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut. Yang
kedua adalah teori totipotensi sel atau Total Genetic Potential. Artinya, setiap sel
yang memiliki potensi genetik mampu memperbanyak diri dan berdiferensiasi
menjadi suatu tanaman lengkap.
10
Gambar 1. Tahapan dari proses kloning tumbuhan
(Sumber: Wikipedia)
a. Kloning Domba
Menurut (Zuenarda, 2009) kloning hewan adalah suatu proses dimana keseluruhan
organisme hewan dibentuk dari satusel yang diambil dari organisme induknya dan secara
genetika membentuk individu baru yang identik sama. Artinya, hewan kloning ini adalah
duplikat yang persis sama baik darisegi sifat dan penampilannya seperti induknya, dikarenakan
adanya kesamaan DNA. Di alam, sebenarnya kloning bisa saja terjadi. Reproduksi
aseksual pada beberapa jenis organisme dan penemuan mengenai munculnya sel kembar
dalam satu telur juga merupakan apa yang disebut dengan kloning. Dengan kemajuan
11
bioteknologi sekarang ini, bukan mustahil untuk menciptakan lebih lanjut mengenai kloning
pada hewan Pertama kali para ilmuwan berusaha membentuk sel kloning pada hewan tidak
berhasilselama bertahun-tahun lamanya. Kesuksesan pertama yang diraih oleh ilmuwan pada
saatmereka berhasil mengkloning seekor kecebong dari sel embrio di tubuh katak
dewasa. Namun demikian, kecebong tersebut tidak pernah berhasil tumbuh menjadi katak
Mekanisme Kloning sel domba dengan menggunakan kelenjer susu domba finn
dorset sebagai donor inti dan sel telur domba blackface sebagai resipien. Sel telur
dari sel menggunakan pipet mikro. Kemudian, sel kelenjer susu domba finn dorset
difusikan dengan sel telur blackface yang tanpa nukleus. Proses penggabungan ini
dibantu oleh kejutan/sengatan listrik, sehingga terbentuk fusi antara sel telur
domba blackface tanpa nucleus dengan sel kelenjar susu dompa finndorsat. Hasil
fusi ini kemudian berkembang menjadi embrio dalam tabung percobaan dan
embrio berkembang dan lahir dengan ciri-ciri sama dengan finn dorset.
12
/
b. Kloning manusia
makhluk hidup sedikitnya harus melalui empat tahap yang diurutkan secara
DNA yang spesifik secara in vitro. Secara umum DNA yang digunakan
untuk PCR adalah total DNA genom yang diekstraksi dari sel dan tidak
13
membutuhkan tingkat kemurnian tinggi. Urutan DNA yang akan
untuk proses PCR adalah DNA yang mengandung rangkaian urutan yang
dengan molekul DNA vektor disebut ligasi. Biasanya ligasi terjadi antara
3. Transformasi DNA
lingkungan luar sel. Vektor kloning yang merupakan pembawa gen yang
14
DNA yang berbentuk untai ganda dan memiliki untaian basa spesifik
bakteri (Stainer , 1986). Sel kompeten adalah sel inang yang memiliki
(Sambrook, 1989).
memperlihatkan pita fragmen DNA sisipan yang terpisah dari pita vektor
Menurut Daulay dan Siregar, (2005) mekanisme kloning sel pada manusia
berikut :
15
1. Mempersiapkan sel stem: suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi
berbagai sel tubuh. Sel ini diambil dari manusia yang hendak dikloning.
2. Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetik kemudian
7. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis
sama dengan sel stem donor. Dari pengertian kloning dan prosesnya di atas
“identik” (sama).
16
Gambar 3. Kloning Sel pada Manusia (Sumber: Dwijunianto. 2011)
sebagai wahana atau kendaraan yang akan membawa suatu fragmen DNA
masuk ke dalam sel inang dan memungkinkan terjadinya replikasi dan ekspresi
fragmen DNA asing tersebut. Vektor yang dapat digunakan pada sel
dan fasmid. Sementara itu, vektor YACs dan YEps dapat digunakan pada
17
E. Teknik Kloning Gen
1. Transfer Nukleus
Transfer nukleus membutuhkan dua sel yaitu suatu sel donor dan suatu
oosit atau sel telur. Telur matur sebelum dibuahi dibuang intinya atau nukleusnya.
Proses pembuangan nukleus tadi dinamakan enukleasi. Hal ini dilakukan untuk
bahwa sel telur akan berfungsi terbaik bila ianya dalam anfertilisasi, sebab hal ini
telur, inti sel donor tadi akan bertindak sebagai inti sel zigot dan membelah serta
induk pengganti (surrogate mother). Jika seluruh proses tadi berjalan baik, suatu
replika yang sempurna dari donor akan lahir. Jadi sebenarnya setelah terbentuk
blastosit in vitro, proses selanjutnya sama dengan proses bayi tabung yang
tehnologinya telah dikuasai oleh para ahli Obstetri Ginekologi (Rusda, 2004).
18
2. Teknik Roslin
dalam sejarah kloning. Tidak saja hal tersebut membangkitkan antusias terhadap
dewasa ternyata mampu memproduksi suatu hewan yang komplit. Bila terjadi
kerusakan genetis dan deaktivasi gen yang sederhana maka kedua keadaan
tersebut kemungkinan bersifat menetap. Hal tersebut di atas bukanlah suatu kasus
yang menyusul setelah penemuan oleh Ian Wilmut dan Keith Cambell tentang
suatu metode yang mana mampu melakukan singkronisasi siklus sel dari kedua
sel donor dan sel telur. Tanpa singkronosasi siklus sel, maka inti tidak akan
berada pada suatu keadaan yang optimum untuk dapat diterima oleh embrio.
Bagaimanapun juga sel donor harus berjuang untuk dapat masuk ke Gap Zero,
atau stadium sel GO, atau stadium sel dorman. Pertama, suatu sel (sel donor)
diseleksi dari sel kelenjar mammae domba betina berbulu putih (Finn Dorset)
untuk menyediakan informasi genetis bagi pengklonan. Untuk studi ini, peneliti
membiarkan sel membelah dan membentuk jaringan in vitro atau diluar tubuh
hewan. Hal ini akan menghasilkan duplikat yang banyak dari suatu inti yang
sama. Tahap ini hanya akan bermanfaat bila DNA nya diubah, seperti pada kasus
Polly, karena perubahan tersebut dapat diteliti untuk memastikan bahwa mereka
telah dipengaruhi.
Suatu sel donor diambil dari jaringan dan dimasukkan ke dalan campuran,
yang hanya memiliki nutrisi yang cukup untuk mempertahankan kehidupan sel.
19
Hal ini menyebabkan sel untuk menghentikan seluruh gen yang aktif dan
memasuki stadium GO. Kemudian sel telur dari domba betina Blackface (domba
diletakkan disebelah sel donor. Satu sampai delapan jam setelah pengambilan sel
telur, kejutan listrik digunakan untuk menggabungkan dua sel tadi, pada saat yang
sama pertumbuhan dari suatu embrio mulai diaktifkan. Teknik ini tidaklah
sepenuhnya sama seperti aktivasi yang dilakukan oleh sperma, karena hanya
beberapa sel yang diaktifkan oleh kejutan listrik yang mampu bertahan cukup
Jika embrio ini dapat bertahan, ia dibiarkan tumbuh selama sekitar enam
hari, diinkubasi di dalam oviduk domba. Ternyata sel yang diletakkan di dalam
20
selanjutnya akan mengandung hasil cloning tadi hingga ianya siap untuk
dilahirkan. Bila tidak terjadi kekeliruan, suatu duplikat yang persis sama dari
donor akan lahir. Domba yang baru lahir tersebut memiliki semua karakteristik
yang sama dengan domba yang lahir secara alamiah. Dan telah diamati bila ada
efek yang merugikan, seperti resiko yang tinggi terhadap kanker atau penyakit
genetis lainnya yang terjadi atas kerusakan bertahap kepada DNA, dikemudian
hari juga terjadi pada Dolly atau hewan lainnya yang dikloning dengan metode ini
(Rusda, 2004).
Gambar 6. Tahapan dari proses kloning teknik Roslin (Sumber: Zuenarda, 2009).
21
Gambar 7. Tahapan dari proses kloning teknik Roslin (Sumber: Zuenarda, 2009).
3. Tehnik Honolulu
Pada Juli 1998, suatu tim ilmuwan dari Universitas Hawai mengumumkan
bahwa mereka telah menghasilkan tiga generasi tikus kloning yang secara genetik
identik. Tehnik ini diakreditasi atas nama Teruhiko Wakayama dan Ryuzo
Yanagimachi dari Universitas Hawai. Tikus telah sejak lama diketahui merupakan
mamalia yang tersulit untuk dikloning, ini merujuk pada bahwa segera setelah
suatu sel telur tikus mengalami fertilisasi ia akan segera membelah. Domba
digunakan pada tehnik Roslin karena sel telurnya membutuhkan beberapa jam
22
sebelum membelah, memungkinkan adanya waktu bagi sel telur untuk
angka keberhasilan yang jauh lebih tinggi (3 kloning dari sekitar seratus yang
Wilmut. Wilmut menggunakan sel dari kelenjar mammae yang harus dipaksa
untuk memasuki ke stadia GO. Wakayama awalnya menggunakan tiga tipe sel
yakni, sel Sertoli, sel otak dan sel kumulus. Sel Sertoli dan sel otak keduanya
tinggal dalam stadia GO secara alamiah dan sel kumulus hampir selalu hadir pada
Sel telur tikus yang tidak dibuahi digunakan sebagai resipien dari inti
donor. Setelah dienokulasi, sel telur memiliki inti donor yang dimasukkan ke
dalamnya. Nukleus donor diambil dari sel-sel dalam hitungan menit dari setiap
ekstrak sel dari tikus tersebut. Tidak seperti pada proses yang digunakan untuk
melahirkan Dolly, tanpa in vitro atau di luar dari tubuh hewan, kultur dilakukan
justru pada sel-sel tersebut. Setelah satu jam sel-sel telah menerima nucleus-
nukleus yang baru. Setelah penambahan waktu selama 5 jam sel telur kemudian
ditempatkan pada suatu kultur kimia untuk memberi kesempatan sel-sel tersebut
polar body, sel kedua yang secara alami terbentuk sebelum fertilisasi. Polar body
akan menjadi setengah dari sel gen, mempersiapkan sel lainnya untuk menerima
23
gen-gen dari sperma. Setelah penyatuan, sel-sel berkembang menjadi embrio-
donor (surrogate mother) dan akan tetap berada di sana sampai siap untuk di
lahirkan. Sel yang paling berhasil dari proses ini adalah sel kumulus, maka
penelitian dikonsentrasikan pada sel-sel dari tipe tersebut (sel kumulus) (Rusda,
2004).
Wakayama juga membuat cloning dari cloning, dan membiarkan mahluk klon
yang asli untuk melahirkan secara alamiah untuk membuktikan bahwa mereka
dalam kurun bulanan, jauh lebih cepat dibanding dengan domba. Hal ini
24
Gambar 8. Tahapan dari proses kloning teknik Honolulu (Zuenarda, 2009).
25
F. Keuntungan dan Kerugian Kloning Gen
Menurut Daulay dan Siregar, (2005) meskipun penuh resiko, kloning juga
sebagai berikut.
diferensiasi.
ketahui, pada sapi telah dilakukan embrio transfer. Hal yang serupa tentu
saja dapat juga dilakukan pada hewan ternak lain, seperti pada domba,
kambing dan lain-lain. Dalam hal ini jika nukleus sel donornya diambil
26
dari bibit unggul, maka anggota klonnya pun akan mempunyai sifat-sifat
unggul tersebut. Sifat unggul tersebut dapat lebih meningkat lagi, jika
3. Untuk tujuan diagnostik dan terapi. Sebagai contoh jika sepasang suami
5. Untuk keperluan pengobatan. Kloning ini juga tidak sesuai dengan nilai
27
merusaknya. Kloning ini juga akan menghasilkan hewan yang memiliki
daya tahan tubuh rendah dan resiko kematian yang cukup besar.
pengobatan. Namun aplikasi kloning dalam dunia medis tidak selamanya berjalan
mulus dan memiliki banyak resiko. Ada sejumlah kendala teknis yang dihadapi
oleh para peneliti di bidang ini. Antara lain adanya resiko sel-sel embryonik
kloning dilihat dari aspek teologi dan etika adalah sebagai berikut:
belum tentu akan berhasil secara maksimal. Hal ini tentu akan merugikan
28
6. Kloning akan menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap psikologi
manusia kloning. Tidak ada satu orangpun yang bisa menjelaskan identitas
memesannya.
1. Ditinjau dari sisi hifzh al-din (memelihara agama), kloning manusia tidak
cerdas.
4. Namun jika dilihat dari sisi hifzh al-nasl (memelihara keturunan), kloning
29
menghambur-hamburkan harta, tanpa adanya keseimbangan dengan
yang ada di alamsemesta. Hal itu secara tegas dinyatakan Allah dalam
30
membahayakan serta tidak mengandung manfaat, maka Islam
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kloning adalah proses pembuatan sejumlah besar sel atau molekul yang
seluruhnya identik dengan sel atau molekul asalnya. Kloning adalah teknik
membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya pada
Bahan / Alat dalam Kloning Gen yaitu: Enzim endonuklease restriksi , Enzim
ligase , Vektors , Inang (Host) dan Metoda untuk memasukkan DNA ke dalam sel
(Adult DNA Cloning) atau disebut juga kloning reproduktif (Reproductive Cloning) dan
kloning terapeutik. teknik kloning gen terdiri dari: transfer nukleus, teknik roslin
31
DAFTAR PUSTAKA
Zuenarda. 2009. Cloning. (Online), http://www.scribd. com/doc /783 189 84/ Clo
ning, diakses Tanggal 26 Maret 2017).
32