Anda di halaman 1dari 7

NAMA: PUTRI

KELAS: XI MIPA 2

ARTIKEL CUCI DARAH

CUCI DARAH
Mandengar kata cuci darah bisa menimbulkan rasa trauma dan ketakutan pada setiap orang, di
samping karena dapat menyebabkan kematian, melakukan cuci darah membutuhkan biaya yang
sangat mahal, apalagu cuci darah harus dilakukan rutin dan terus menerus. Seorang pasien gagal
ginjal yang bermukim di Kalimantan mengaku selalu bingung mencari biaya setiap kali harus
melakukan cuci darah lagi.
Cuci darah atau Hemodialisis adalah suatu proses penyaringan darah yang dilakukan oleh mesin.
Cuci darah merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengganti tugas ginjal yang sehat.
Seperti yang telah kita ketahui, ginjal berperan vital bagi tubuh yaitu berfungsi untuk menyaring
dan membuang sisa-sisa metabolisme dan kelebihan cairan, menyeimbangkan unsur kimiawi
dalam tubuh serta menjaga tekanan darah. Prosedur ini ditempuh saat kerusakan ginjal telah
mencapai 85-90 persen atau “Gagal Ginjal Terminal” dimana ginjal tidak dapat lagi berfungsi
seperti sediakala.
Ada juga yang mengatakan bahwa cuci darah adalah sebuah akibat dari penyakit gagalnya ginjal
melakukan fungsinya, yang pada kondisi normal memang melaksanakan tugas mencuci darah
secara alamiah dalam tubuh. Cuci darah atau hermodialisis (HD) yang selama ini dikenal,
prosesnya melalui sebuah mesin yang letaknya berada di luar tubuh, peralatan inilah yang
menyebabkan seorang pasien gagal ginjal harus membayar mahal setiap kali menjalani proses
cuci darah. Yang pada intinya kedua pernyataan tersebut sama.

PENYEBAB CUCI DARAH


Fungsi ginjal yang utama adalah menyaring darah kotor atau darah yang sudah tercampur oleh
sisa metabolisme tubuh. Hasil dari saringan tadi dikeluarkan melalui urine atau air seni.
Sedangkan darah yang sudah bersih setelah disaring tadi dikembalikan ke tubuh. Bila ginjal tadi
rusak, otomatis sisa metabolisme dan air tidak dapat dikeluarkan dari tubuh dan bila mencapai
kadar tertentu sisa metabolisme itu dapat meracuni tubuh sampai mengakibatkan kerusakan
jaringan yang akhirnya dapat menimbulkan kematian. Jadi kalau sudah mengalami gagal ginjal
atau ginjalnya rusak diperlukan proses Cuci darah.
MACAM-MACAM CUCI DARAH
Ada dua macam cuci darah, yaitu hemodialisis dan dialisis peritoneal. Prinsipnya, pada proses
dialisis, darah akan dialirkan ke luar tubuh dan disaring. Kemudian darah yang telah disaring
dialirkan kembali ke dalam tubuh. Pada hemodialisis, proses penyaringan dilakukan oleh suatu
mesin dialisis yang disebut dengan membran dialisis. Jenis dialisis ini yang banyak dilakukan di
Indonesia. Sedangkan pada dialisis peritoneal, jaringan tubuh pasien sendiri bagian abdomen
(perut) yang digunakan sebagai penyaring. Biasanya dialisis dilakukan 2-3 kali seminggu selama
masing-masing 4-5 jam tiap kali proses.

PROSES CUCI DARAH


Pada cuci darah ini fungsi ginjal digantikan oleh mesin, darah yang berasal dari pembuluh darah
dimasukkan ke dalam selang kecil yang terhubung dengan mesin tadi atau disebut Dializer.
Didalam Dializer ini darah akan mengalami penyaringan yang dilakukan oleh membran, sampah
hasil saringan ini akan dicampur dengan larutan yang disebut dialisat, dan dibuang untuk
selanjutnya diganti dengan cairan dialisat yang baru. Kemudian darah yang sudah disaring dan
bersih dimasukkan ke dalam tubuh kembali. Meskipun proses ini mempunyai fungsi seperti
ginjal tetapi hanya bisa menggantikan fungsi ginjal normal sebesar 10 % saja.

PEMBAGIAN CUCI DARAH BERDASARKAN PENYAKIT GINJAL


Untuk gagal ginjal akut, biasanya dilakukan cuci darah sambil menunggu perbaikan fungsi
ginjalnya, sedangkan untuk gagal ginjal kronik, harus dilakukan terus menerus, biasanya 3 kali
seminggu dan setiap kali proses berlangsung sekitar 3-5 jam.

EFEK SAMPING CUCI DARAH


Efek samping yang cukup banyak seperti:
 Tekanan darah rendah
 Pembekuan darah
 Infeksi
 Sakit kepala
 Mual
 Muntah
 Anemia
 Kram otot
 Detak jantung tidak teratur
ALTERNATIF LAIN GAGAL GINJAL
Alternatif lain bagi penderita gagal ginjal kronik adalah melakukan cangkok ginjal apabila tidak
ingin melakukan cuci darah terus menerus, tetapi proses pencangkokan ginjal ini sangat rumit
sekali dan yang pasti memakan biaya yang besar sekali.

PENDERITA PENYAKIT GINJAL DI INDONESIA


Jumlah penderita gagal ginjal di Indonesia memang meningkat. Orang yang mendapat
kesempatan mencuci darah adalah orang yang benar-benar beruntung, karena banyak penderita
gagal ginjal lain yang tak mendapatkan kesempatan itu. Biasanya disebabkan biaya cuci darah
yang cukup mahal padahal tindakan cuci darah harus dilakukan 2-3 kali seminggu seumur hidup.
Jadi, dapat kita bayangkan berapa biaya yang harus disediakan.
Cangkok ginjal memang merupakan terapi pilihan untuk gagal ginjal terminal. Gagal ginjal di
Indonesia biasanya disebabkan infeksi, batu, dan diabetes melitus. Belakangan ini kasus gagal
ginjal pada penderita lupus eritematosus sistemik juga meningkat. Ini menambah
antrean penderita yang memerlukan cuci darah.
Tindakan cangkok ginjal di Indonesia sudah lama dilaksanakan, bahkan terapi ini sudah tersebar
di beberapa kota besar, tidak hanya di Jakarta. Pelopor cangkok ginjal di Indonesia, mendiang
Prof Sidabutar, telah berupaya menjadikan terapi cangkok ginjal lebih mudah diakses masyarakat
yang memerlukan. Halangan utama yang dihadapi adalah kurangnya donor ginjal serta biaya
terapi yang mahal.
Untuk mengatasi kekurangan donor ginjal, profesi kedokteran telah meminta fatwa para tokoh
agama untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa mendonorkan ginjal merupakan tindakan
halal dan bahkan merupakan tindakan mulia. Di negara yang banyak melakukan cangkok ginjal
donor ginjal yang banyak adalah justru dari donor jenazah, bukan dari orang hidup. Majelis
ulama setahu saya telah membenarkan pengambilan ginjal donor dari jenazah ini.
Masalah kedua adalah biaya. Cangkok ginjal memerlukan tindakan operasi, obat untuk menekan
penolakan ginjal yang dicangkokkan, serta berbagai obat penunjang keberhasilan cangkok ginjal.
Biayanya memang dapat mencapai ratusan juta rupiah, tetapi menurut perhitungan pakar
sebenarnya biaya cangkok ginjal lebih murah daripada biaya cuci darah yang berkepanjangan.
Bagaimana proses cuci darah pada penderita gagal ginjal dilakukan?
Jawab:  Ada pasien yang perlu menjalani cuci darah secara jangka panjang (mungkin selama sisa
hidupnya). Namun, jika memungkinkan, cuci darah tidak dilakukan lagi dan beralih ke
transplantasi ginjal. Hal ini memerlukan banyak pertimbangan. Jika seseorang cocok untuk
transplantasi ginjal, dalam artian ada donor dan cocok dengan penerima, maka hanya perlu cuci
darah sampai ginjal yang disumbangkan tersedia. Namun, bagi mereka yang tidak cocok untuk
transplantasi ginjal, dialisis akan dibutuhkan selama sisa hidupnya.  Proses cuci darah: Pada cuci
darah ini fungsi ginjal digantikan oleh mesin, darah yang berasal dari pembuluh darah
dimasukkan ke dalam selang kecil yang terhubung dengan mesin tadi atau disebut Dializer.
Didalam Dializer ini darah akan mengalami penyaringan yang dilakukan oleh membran, sampah
hasil saringan ini akan dicampur dengan larutan yang disebut dialisat, dan dibuang untuk
selanjutnya diganti dengan cairan dialisat yang baru. Kemudian darah yang sudah disaring dan
bersih dimasukkan ke dalam tubuh kembali. Meskipun proses ini mempunyai fungsi seperti
ginjal tetapi hanya bisa menggantikan fungsi ginjal normal sebesar 10 % saja.
Apa saja yang harus disiapkan penderita gagal ginjal ketika hendak melalukan cuci
darah?
Jawab:
1. Persiapkan mental
Informasi kesehatan yang tidak memadai di Indonesia membuat sebagian besar pasien gagal
ginjal kronis merasa enggan dan takut menjalani cuci darah.
Untuk itu, bekali diri dengan dukungan dari keluarga dan kerabat, serta cari informasi sebanyak-
banyaknya soal proses cuci darah. Tentunya dari sumber-sumber terpercaya seperti dokter atau
dari mereka yang telah rutin menjalani proses cuci darah.
Ketahuilah mengenai mitos dan fakta mengenai cuci darah agar Anda tidak perlu merasakan rasa
cemas yang tidak perlu. Ada mitos yang bilang bahwa cuci darah menyebabkan ketergantungan.
Cuci darah memang perlu dilakukan berulang kali pada mereka yang telah mengalami gagal
ginjal stadium akhir. Ini dikarenakan ginjalnya sudah tidak dapat berfungsi dengan normal.
Tapi cuci darah tidak membuat ketergantungan, yang akan menyebabkan sakau bila Anda
berhenti melakukannya. Bila Anda butuh cuci darah lagi, hal itu semata-mata karena ginjal Anda
tidak dapat menjalani tugasnya dengan baik.
2. Cari tahu lokasi hemodialisis
Meskipun menurut Anda cuci darah bisa dilakukan di rumah sakit mana saja yang memiliki
fasilitas hemodialisa. Usahakan mencari lokasi untuk perawatan dialisis di rumah sakit terdekat
dengan rumah Anda. Mengapa hal ini penting? Untuk menjaga pasien cuci darah dari kelelahan
yang tidak perlu.
Pasien gagal ginjal kronis yang menjalani cuci darah biasanya akan lebih sensitif karena
mengalami banyak ketidaknyamanan dalam tubuhnya. Mencari rumah sakit terdekat dengan
rumah juga menghindari rasa malas, jenuh, dan bosan pada pasien karena harus bolak-balik cuci
darah paling tidak seminggu dua kali dengan durasi waktu yang tidak sebentar. Cari tahu juga
rute tercepat ke rumah sakit.
Terutama bagi Anda yang mengidap hepatitis B, hepatitis C, atau HIV, mencari lokasi
hemodialisis yang memiliki mesin khusus untuk Anda akan menjadi tantangan tersendiri. Pada
umumnya mesin hemodialisis dijaga steril dari virus-virus ini dan ini berarti bahwa mereka
dengan hepatitis B, hepatitis C, atau HIV tidak diizinkan untuk menggunakan mesin yang masih
steril agar tidak menularkan pada mereka yang tidak memiliki infeksi tersebut. Namun Anda
jangan khawatir, beberapa lokasi memiliki mesin yang disediakan khusus bagi mereka yang
memiliki infeksi-infeksi ini.
3. Tanyakan pada dokter mengenai operasi akses vaskular
Dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk menjalani prosedur pemasangan akses vaskular
untuk memudahkan proses cuci darah nantinya. Pemasangan akses vaskular bertujuan untuk
membuat aliran darah tetap mengalir lancar dalam jumlah besar selama perawatan dialisis
sehingga darah bisa disaring melewati ginjal tiruan atau mesin dialisis. Pembuluh darah Anda
tidak cukup besar untuk memungkinkan sejumlah besar aliran darah melewati mesin dialisis,
oleh karena itu, diperlukanlah akses vaskular.
Sederhananya, akses vaskular adalah pembukaan jalur agar darah dapat dikeluarkan dari tubuh
pasien untuk disaring lewat mesin dialisis dan dimasukkan lagi ke dalam tubuh Anda.
Jenis akses vaskular yang biasa di gunakan di Indonesia adalah Catheter Double Lumen (CDL)
dan AV fistula (cimino). Kedua akses vaskular ini akan meningkatkan aliran darah sehingga
jarum yang digunakan untuk dialisis mudah ditempatkan di pembuluh darah.
4. Bawa camilan atau makanan
Jika Anda sudah tahu kapan dan dimana Anda akan cuci darah, persiapan cuci darah selanjutnya
adalah membawa camilan atau makanan yang Anda sukai. Anda bisa membawa kue, roti, atau
makanan berat yang diizinkan oleh dokter. Sambil menunggu perawatan dialisis Anda bisa
memakan camilan sembari mengisi energi.
Pasalnya, pasien cuci darah ada kalanya mudah lelah dan tidak memiliki cukup energi setelah
cuci darah. Tubuh terasa lemas dan pusing selama kurang lebih 4 jam, setelah itu baru akan
menjadi normal kembali. Camilan dan makanan ini untuk menambah energi setelah cuci darah.
Setiap berapa lama periode waktu cuci darah dilakukan?
Jawab: Seseorang yang memulai dialisis pada usia akhir 20-an memiliki harapan hidup hingga
20 tahun atau lebih. Namun, orang dewasa berusia di atas 75 tahun mungkin hanya bertahan
selama dua sampai tiga tahun. Lagi-lagi hal ini tergantung pada kondisi kesehatan pasien.

Mengapa teknologi cuci darah memiliki kemiripan dengan funsi ginjal?


Jawab: Teknologi cuci darah memang sengaja dibuat sepertimekanisme ginjal.Karna proses cuci
darah diperuntukan untuk orang-orangyang ginjal nya tidak bisa berfungsi dengan baik. Ginjal
berfungsi untuk menyaring darah terutama dr zat sat yang akan di ekskresi.

Apakah ada solusi lain cara mengatasi penyakit gagal ginjal?


Jawab:
Hindarilah faktor-faktor yang dapat mencetuskan munculnya penyakit yang dapat membuat
Anda mudah terkena penyakit ginjal, seperti diabetes dan hipertensi.
Cukupi kebutuhan cairan tubuh dengan mengonsumsi cairan yang cukup. Konsumsilah
setidaknya 2 liter air per hari. Ingat, cairan tidak hanya bisa Anda dapatkan dari minuman saja,
namun juga makanan seperti sup dan sayur serta buah-buahan segar yang mengandung banyak
air.
Bila Anda termasuk aktif berolahraga, cukupi kebutuhan cairan dalam jumlah yang lebih banyak.
Lakukan olahraga secara teratur. Olahraga dapat menjaga berat badan anda stabil dan
menurunkan tekanan darah anda.
Berhati-hatilah dalam mengonsumsi obat-obatan dan suplemen. Beberapa suplemen
mengandung asam amino tinggi yang dapat mengganggu kerja ginjal. Bila anda ingin
mengonsumsi suplemen, konsumsilah sesuai aturan pakai yang tertera pada kemasan. Pastikan
pula obat-obatan yang Anda minum aman. Terutama bila Anda meminum obat herbal apalagi
yang berupa racikan, pastikan obat tersebut terdaftar di BPOM.
Hindari rokok karena dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan meningkatkan
tekanan darah anda. Tekanan darah yang meningkat dapat menyebabkan terganggunya fungsi
ginjal.
Hindari stress dengan melakukan hal-hal yang dapat membuat Anda senang, seperti berolahraga,
melakukan yoga, mendengarkan musik atau bahkan mengobrol dengan teman.

Anda mungkin juga menyukai