Puji dan syukur kami panjatkan kepada Alloh swt yang telah melimpakan rahmat dan
karunia-Nya yaitu kesehatan dan kesempatan seingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum biologi tentang uji urine. Solawat serta salam tidak lupa pula tercurah kepada
kepada junjunan kita yakni Nabi Muhammad SAW karena berkat beliaulah kita bisa berada
pada zaman yang penuh berkah dan syafa’at seperti saat ini.
Laporan ini dibuat dan disusun untuk memenuhi nilai keterampilan mata pelajaran
biologi kelas XI semester genap SMAN 1 Singaparna. Dalam proses pembuatan laporan ini,
kami mendapat banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dari itu kami
ucapkan terimakasih kepada :
1. Drs. Anda Sujana,M.Pd selaku kepala sekolah SMAN 1 Singaparna, yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan kegiatan praktikum di
laboratorium biologi SMAN 1 Singaparna.
2. Ida Rosmawati,S.Pd.M.M selaku guru mata pelajaran biologi, yang telah memberikan
bimbingan dan dukungan kepada kami baik pada saat kegiatan praktikum maupun
dalam penyusunan laporan praktikum ini.
3. Kuston,S.Pd selaku walikelas XI MIPA 2 yang selalu mendukung kami di dalam
proses pembelajaran ataupun di luar pross pebelajaran.
4. Orang tua kami, yang telah menyekolahkan kami dan selalu memberikan dukungan,
semangat, dan motivasi kepada kami.
Dalam bentuk penulisan dan penyusunan laporan ini kami merasa ada banyak
kekurangan. Sebelumnya kami memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan
cetak atau bahasa yang kurang baku di dalam laporan ini. Untuk itu, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan.
Penyusun
Kelompok 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Landasan Teori
Sistem ekskresi merupakan sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat-zat
yang sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan bagi tubuh
dalam bentuk larutan. Ekskresi terutama berkaita dengan pengeluaran senyawa-senyawa
nitrogen.
Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa
hasil metabolisme. Zat sisa hasi metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat
makanan, misalnya karbondioksida (CO2), air (H2O), amoniak (NH3), urea dan zat
warna empedu.
Zat sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus
dikeluarkan karena bersifat sifat racun dan menimbulkan penyakit. Organ atau alat-alat
ekskresi manusia terdiri dari paru-paru, hati, kulit, dan ginjal.
Didunia kedokteran ginjal biasa disebut REN (Renal/Kidney). Beentuknya seperti
kacang merah, berjumlah sepasang da terletak didaerah pinggang. Ukurannya kira-kira
11 x 6 x 3 cm beratnya antara 120 – 170 gram. Struktur ginjal terdiri dari kulit ginjal
(korteks), sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal (pelvis). Pada bagian kulit ginjal
terdapat jutaan nefron yang berfungsi sebagai penyaring darah. Setiap nefron terdiri dari
badan malpighi dan saluran panjang (tubula) yang bergelung. Badan malpighi tersusun
oleh simpai bowman (kapsula bowman) yang didalamnya terdapat glomerulus. Fungsi
ginjal diantaranya sebagai berikut :
a. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh.
b. Mengekskresikan yang jumlahnya berlebih
c. Reabsorpi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian
tubulus ginjal.
d. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh.
e. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah
merah (SDM) disumsum tulang.
Enkret dari ginjal berupa urine. Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa
yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa
dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi
olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih,
akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Dari urine kita bisa memantau penyakit melalui perubahan warnanya. Meskipun tidak
selalu bisa dijadikan pedoman namun setidaknya bsa dijadikan untuk berjaga-jaga. Urine
merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses penyaringan darah. Oleh
karena itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan didalam urine.
Urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea),
garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah
atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika
molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui
molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan
berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh.
Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang
dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat
digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit
yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung
gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan
dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini
berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing
yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal
dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan
hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu
merupakan zat yang steril
Urine dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin
berwarna kuning pekat atau cokelat. Terapi urinAmaroli adalah salah satu usaha
pengobatan tradisional India, Ayurveda.
Bayaknya urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh seseorang yang normal
sekitar 1-2 liter per hari. Faktor yang mempengaruhi pengeluaran urine dari dalam tubuh
tergantung dari banyaknya air yang diminum keadaan suhu. Apabila suhu udara dingin,
pembetukan urine meningkat sedangkan jika suhu panas, pembentuksn urine sedikit.
Pada saat minum banyak air, kelebihan air dibuang melalui gnjal. Oleh karena itu jika
banyak minum akan mengeluarkan urine. Warna urine setiap orang berbeda-beda. Warna
urine biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang makanan, jenis kegiatan atau dapat
pula disebabkan oleh penyakit. Namun biasanya warna urine normal berkisar dari warna
bening sampai warna kuning pucat.
Urine dapat diuji kandungan amoniak, protein, glukosa, dan dapat pula diketahui
kadar pH nya. Untuk menguji urine diperlukan reagen sebagai berikut :
a. Biuret
Uji biuret merupakan sebuah uji kimia untuk protein dan polipeptida. Hal ini
didasarkan pada pereaksi biuret, larutan biru yang mengubah violet pada kontak
dengan protein, atau zat-zat dengan ikatan peptide.
b. Benedict
Reagen benedict adalah bahan kimia pereaksi bernama setelah seorang
kimiawan Amerika, Stanley Rossiter Benediktus. Benedict’s reagen digunakan
sebagai ujian bagi kehadiran mengurangi gula. Hal ini termasuk semua monosakarida
dan disakarida, laktosa dan maltosa. Bahkan lebih umum, kita coba Benedikus akan
mendeteksi kehadiran aldehid (kecuali yang aromatik), dan alpha-hydroxy-keton,
termasuk yang terjadi di ketoses tertentu.
Cara kerja Benedict yaitu ketika reagen benedict dicampurkan dan dipanaskan
dengan glukosa, dimana glukosa memiliki elektron untuk diberikan, tembaga (salah
satu kandungan di reagen benedict) akan menerima elektron tersebut dan mengalami
reduksi sehingga terjadilah perubahan warna. Selama proses ini CU2+ tereduksi
menjadi CU+. Ketika Cu mengalami reduksi, glukosa memberikan salah satu
elektronnya dan dioksidasi. Karena glukosa mampu mereduksi Cu pada benedict,
maka glukosa disebut sebagai gula pereduksi.
B. Tujuan Praktikum
1. Memenuhi nilai keterampilan mata pelajaran Biologi kelas XI semester genap SMAN
1 Singaparna
2. Mengetahui pH urine
3. Mengetahui kandungan amoniak dalam urine
4. Mengetahui kandungan glukosa dalam urine
5. Mengetahui kandungan protein dalam urine
BAB II
PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat yang dibutuhkan untuk pengujian urine diantaranya gelas arloji yang
digunakan untuk menampung urine yang akan diuji kadar pH nya, kertas indikator pH
universal yang digunakan untuk mengukur kadar pH dalam urine, tabung reaksi yang
digunakan untuk menampung larutan dalam jumlah sedikit, corong yang digunakan
sebagai alat bantu utuk memindahkan / memasukkan larutan ke dalam tabung reaksi,
pipet tetes yang digunakan untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil, botol
semprot yang digunakan untuk menyimpan reagen, penjepit tabung reaksi yang
digunakan untuk menjeput tabung reaksi selama melakukan proses pemanasan, rak
tabung reaksi yang digunakan untuk menyimpan tabung reaksi, pembakar spirtus yang
digunakan untuk memanaskan larutan, korek api yang digunakan untuk menggunakan
pembakar spirtus.
Bahan – bahan yang digunakan untuk menguji urine, antara lain urine penerita
diabetes dan urine orang normal.larutan yang digunakan untuk menguji urine
diantaranya larutan benedict yang digunakan untuk menguji kandungan glukosa dan
larutan biuret yang digunakan untuk menguji kandungan protein.
B. Prosedur kerja
1. Uji Kadar pH
Pertama, urine yang akan diuji kadar pH-nya dimasukkan ke dalam gelas
arloji. Kemudian, masukkan kertas indikator pH universal ke dalam urine. Lalu,
simpan kertas indikator pH universal di tempat yang kering dan tunggu sampai
kering. Setelah itu, lihat perubahan warnanya dan cocokkan dengan standar pH.
Apabila kadar pH urine kurang dari 7, maka urine tersebut bersifat asam. Apabila
kadar pH urine sama dengan 7, mka urine tersebut bersifat netral, dan apabila
kadar pH urine lebih dari 7, maka urine tersebut bersifat basa.
1. Uji Amoniak
Pertama, urine yang akan diuji kandungan amoniak dimasukkan ke dalam
tabung reaksi sebanyak 1 mL. Kemudian, beri label pada tabung reaksi sesuai dengan
urine yang diuji. Setelah itu, jepit tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi.
Selanjutnya, panaskan tabung reaksi yang berisikan urine tersebut dengan
menggunakan pembakar spirtus. Lalu cium bau dari urine tersebut. Apabila berbau
pesing maka orang tersebut urinenya normal. Namun jika berbau sangat pesing berarti
pengeluaran zat sisa berupa amoniak dalam tubuhnya sangat banyak.
2. Uji Glukosa
Pertama, urine yang akan diuji kandungan glukosa dimasukkan ke dalam
tabung reaksi sebanyak 2 mL. Kemudian, beri label pada tabung reaksi sesuai dengan
urine yang diuji. Lalu, masukkan 5 tetes larutan benedict yang sudah ada dalam botol
semprot ke dalam tabung reaksi tersebut. Setelah itu, jepit tabung reaksi dengan
menggunakan penjepit tabung reaksi. Selanjutnya, panaskan tabung reaksi yang
berisikan urine tersebut dengan menggunakan pembakar spirtus. Lihat perubahan
warna yang terjadi. Apabila hasil reaksi menghasilkan warna hijau, hitam, orange,
ataupun merah bata, maka urine tersebut positif mengandung glukosa.
3. Uji Protein
Pertama, urine yang akan diuji kandungan protein dimasukkan ke dalam
tabung reaksi sebanyak 2 mL. Kemudian, beri label pada tabung reaksi sesuai dengan
urine yang diuji. Lalu, masukkan 5 tetes larutan biuret yang sudah ada dalam botol
semprot ke dalam tabung reaksi tersebut. Lihat perubahan warna yang terjadi. Apabila
hasil reaksi menghasilkan warna ungu, maka urine tersebut positif mengandung
protein.
B. Tabel Data
C. Analisis Data
1. Berdasarkan tabel data, pH urine penderita diabetes yaitu 6 sedangkan pH urine
Cecep Irham Guproni yaitu 7. pH urine penderita diabetes bersifat asam, karena pH-
nya kurang dari 7. Sedangkan pH urine Cecep Irham Guproni bersifat netral, karena
pH-nya sama dengan 7. Urine dapat bersifat asam, netral, atau basa dengan pH antara
4,7-8,0. Tetapi urine yang dikumpulkan selama 24 jam biasanya bersifat asam. Urine
yang diambil pada waktu-waktu tertentu mempunyai pH yang berbeda-beda.
Beberapa waktu setelah makan, urine akan bersifat netral bahkan alkalis. Ini disebut
alkalin ide. Bila dibiarkan waktu lama, urine dapat mengalami ammoniacal
fermentation atau acid fermentation. Hal ini disebabkan oleh bakteri dan pH urine
menjadi basa.
2. Kandungan urine manusia
Urine manusia mengandung unsur-unsur yang diantaranya sebagai berikut.
a. Air, kandungan air dalam darah dikeluarkan dari tubuh jika konsentrasinya terlalu
tinggi.
b. Urea (25-30 gram) yang merupakan hasil akhir dari metabolisme protein pada
mamalia.
c. Amoniak, pada keadaan normal terdapat sedikit dalam urine segar. Pada penderita
diabetes melitus, kandungan amoniak dalam urinenya sangat tinggi.
d. Kreatinin (produk pemecahan kreatin) dan keratin, normalnya yaitu 20-26 mg/kg
pada laki-laki, dan 14-22 mg/kg pada perempuan.
e. Asam urat
Asam urat merupakan hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam tubuh. Asam
urat sangat sukar larut dalam air, tetapi mengendap membentuk garam-garam
yang larut dengan alkali. Pengeluaran asam urat meningkat pada penderita
leukimia, penyakit hati berat.
f. Asam amino, di dalam urine yang normal mengandung sedikit asam amino. Pada
penderita penyakit hati yang lanjut karena keracunan, maka jumlah asam amino
yang diekskresikan pun meningkat.
g. Klorida (terutama NaCl), pengeluarannya tergantung dari pemasukkan ke tubuh.
h. Sulfur, berasal dari protein yang mengandung sulfur pada makanan.
i. Fosfat, di dalam urine fosfat merupakan gabungan dari natrium dan kalium fosfat,
berasal dari makanan yang mengandung protein berikatan dengan fosfat.
j. Oksalat dalam urine rendah. Pada penderita hiperoksaluria jumlah oksalat relatif
tinggi.
k. Mineral, seperti Na, Ca, K, Mg ada sedikit dalam urine.
l. Vitamin, hormon dan enzim dalam urine sedikit.
m. Empedu. Berasal dari hasil perombakan sel darah merah di hati dan memberi
warna kekuningan pada urine.