Anda di halaman 1dari 23

ORGANEL SISTEM SEKRESI

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur Mata Kuliah Biologi Sel
Dosen Pengampu:
Dr.Hj. Tuti Kurniati, Mpd

Disusun oleh:
Irhamudzikri 1172060044
Sela Fahrunnisa 1192060090
Sophia Dewi Az-zahra 1192060100
Wildah Choirin Najwah 1192060115
Kelompok 8
Semester 4C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat Allah


SWT. karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Organel Sistem Sekresi” dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu penulis tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dalam kesempurnaan makalah yang mendatang.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penulisan makalah ini, khususnya kepada ibu Dr.Hj. Tuti Kurniati, Mpd yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum. Wr.Wb

Bandung, 14 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II ISI
A. Pengertian RE ......................................................................................................... 3
B. Struktur RE ............................................................................................................. 4
C. Fungsi RE................................................................................................................ 7
D. Pengertian Golgi Kompleks .................................................................................... 9
E. Struktur Golgi Kompleks ........................................................................................ 10
F. Fungsi Golgi Kompleks .......................................................................................... 11
G. Jalur hubungan antara RE, Golgi Kompleks dan Lisosom ..................................... 13
H. Mekanisme Sekresi Sel ........................................................................................... 16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 18
B. Saran ...................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Retikulum endoplasma (RE) adalah organel yang dapat di temukan pada
semua sel eukariotik. Fungsi utama retikulum endoplasma berfariasi,tergantung pada
jenisnya. Pada bagian bagian retikulum endoplasma tertentu terdapat ribuan
ribosom.ribosom merupakan tempat dimana proses pembentukan proteinterjadi di
dalam sel.bagian ini juga di sebut rekikulum endoplasma kasar,kegunaan dari
retikulum endoplasma dasar adalah untukmengisolir dan membawa protein tersebut
bagian bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak di perlukan sel dalam
jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel. Contoh rotein tersebut adalah
enzim dan hormon.
Sedangkan bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti oleh
ribosom disebut Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic Reticulum.
Kegunaannya adalah untuk membentuk lemak dan steroid. Sel-selyang sebagian besar
terdiri dari Retikulum Endoplasma Halus terdapat di beberapa organ seperti hati.
. Badan golgi merupakan organel berbatas membran dalam sel eukariota
yangberperan dalam berbagai fungsi penting, meliputi (i) mengemas bahan-bahan
sekresiyang dilepaskan dari sel, (ii) pemrosesan protein meliputi glikosilasi,
fosforilasi,sulfasi dan proteolisis selektif, (iii) tempat utama sintesis karbohidrat,
menyortir danmendistribusikan produkproduk retikulum endoplasma (iv), sintesis
glikolipida, dan (v) proliferasi elemen-elemen membranuntuk membran plasma.
Lisosom merupakan organel pencerna yang ada dalam sel hewan. Pada sel
tumbuhan,organel ini lebih dikenal dengan sebagai vakuola, yang selain untuk
mencerna, mempunyaifungsi menyimpan senyawa organic yang dihasilkan
tanaman.Seperti halnya ER, Aparatus Golgi, lisosom juga tersusun dari membran
sepertihalnya membran sel, tetapi hanya terdiri dari satu lapis saja. Hasil pengamatan
darimikroskop electron menunjukkan bahwa bentuk dan ukuran lisosom sangat
bervariasi. Meski demikian lisosom tetap dapat diidentifikasi sebagai salah satu
organel sel.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian RE?
2. Bagaimana struktur RE?

1
3. Bagaimana fungsi RE?
4. Bagaimana pengertian golgi kompleks?
5. Bagaimana struktur golgi kompleks?
6. Bagaimana fungsi golgi kompleks?
7. Bagaimana Jalur hubungan antara RE, Golgi Kompleks dan Lisosom ?
8. Bagaimana mekanisme sekresi sel?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian RE.
2. Mengetahui struktur RE.
3. Mengetahui fungsi RE.
4. Mengetahui pengertian golgi kompleks.
5. Mengetahui struktur golgi kompleks.
6. Mengetahui fungsi golgi kompleks.
7. Mengetahui Jalur hubungan antara RE, Golgi Kompleks dan Lisosom.
8. Mengetahui mekanisme sekresi sel.

2
BAB II

ISI

A. Pengertian Retikulum Endoplasma (RE)


Kata retikulum berasal dari bahasa latin, yakni “reticulas” yang berarti
anyaman benang atau jala. Retikulum endoplasma (endoplasmic reticulum, ER) atau
RE merupakan jejaring membran yang sedemikian ekstensif menyusun lebih dari
separuh total membran dalam banyak sel eukariot1 (Kurniati, 2020: 91). Sedangkan
menurut Rahmadina (2017), Retikulum endoplasma ialah serangkaian saluran yang
membentuk jaringan yang saling sambung-menyambung dan terbentang dari
membran sel hingga ke membran nukleus.. RE merupakan membran yang bersifat
lipoprotein dan terdapat di dalam sitoplasma antara membran inti dengan membran
sitoplasma2. Retikulum endoplasma terdapat pada semua sel eukariotik. Organel ini
bukan organel yang statis, melainkan merupakan komponen dari suatu sistem selaput
yang dinamis dan mudah dikenali. Sistem selaput ini mencakup ini meliputi seluruh
selaput orgaanel yang terdapat di dalam sel.

Gambar 1. Retikulum Endoplasma (RE)


https://www.sridianti.com/struktur-fungsi-retikulum-endoplama-html

1
Kurniati, Tuti. 2020. Biologi Sel. Bandung: Cendekia Press.
2
Rahmadina dan Febriani, Husnarika. Biologi Sel. Surabaya: CV Selembar Papyrus.

3
Selaput RE adalah lembaran yang sangat berlipat-lipat, mengelilingi suatu
ruangan yang disebut lumen RE atau sisterna RE yang berbentuk labirinth. Organel
ini merupakan bangunan berbentuk ruangan-ruangan yang berdinding membran dan
saling berhubungan. Ruangan selaput RE dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
sisterna, tubuler, dan vesikuler. Sisterna ialah ruangan yang berbetuk gepeng dan
tersusun berlapis-lapis yang saling berhubungan. Tubuler berbentuk seperti pipa-pipa
kecil yang saling berhubungan, sedangkan Vesikuler adalah ruangan yang berbentuk
sebagai gelembung berlapis-lapis.

Retikulum endoplasma merupakan perluasan dari membran nukleus yang


membentuk kompartmen berkelanjutan dan terlipat hingga membentuk saluran dan
kantung. Retikulum endoplasma (RE) dibagi menjadi dua jenis, yaitu retikulum
endoplasma kasar (RE kasar) dan retikulum endoplasma halus. Dua jenis RE ini
diberi nama berdasarkan penampilan yang terlihat di dalam mikrograf elektron.
Retikulum endoplasma kasar atau Rough endoplasmic reticulum merupakan RE yang
memiliki bintik-bintik pada permukaannya. Bintik-bintik tersebut ialah ribosom yang
membentuk rantai polipeptida, sedangkan retikulum endoplasma halus (RE halus)
atau Smooth endoplasmic reticulum (SER) merupakan RE yang permukaannya tidak
terdapat bintik-bintik ribosom.
B. Struktur Retikulum Endoplasma (RE)

Gambar 2. Struktur Retikulum Endoplasma (RE)


https://rumushitung.com/2020/04/04
Retikulum endoplasma (RE) merupakan sistem membran yang sangat luas yang
terdapat di dalam sitoplasma. Melalui mikrograf elektron dapat terlihat struktur RE

4
dengan nyata, baris-baris ribosom yang berjarak sama menempel pada permukaan
membran retikulum yang menghadap sitosol. Di dalam RE, terdapat protein yang
melipat dan membentuk struktur tersier dan beberapa protein lainnya yang terbagi
menjadi bagian membran RE. Membran-membran tersebut memiliki struktur lipid
yang sama dengan membran yang lainnya. RE tersebut mempunyai ruangan-ruangan
yang diselimuti dengan membran setebal 4 nm. Membran RE memiliki struktur
berlipat-lipat, membentuk suatu ruangan yang disebut lumen RE atau sisterna RE
yang berbentuk labirin. RE terdiri dari jejaring yang berbentuk tubulus dan kantung
bermembran yang disebut sisterna (penampung cairan). Membran RE memisahkan
kompartmen internal RE yang disebut lumen (rongga) Re atau ruang sisterna dari
sitosol3 (Rahmadina, 2017: 54).
RE tersusun atas dua daerah yang berbeda secara struktur dan fungsional
apabila dilihat melalui mikrograf elektron. Daerah ini diberi nama REG (Retikulum
Endoplasma Granular) atau Retikulum Endoplasma Kasar (REK) dan REA
(Retikulum Endoplasma Agranular) atau Retikulum Endoplasma Halus (REH). REG
mempunyai struktur daerah permukaan yang sitosolik selaputnya terdapat bintik-
bintik ribosom, sedangkan REA mempunyai permukaan sitosolik yang tidak ditempeli
oleh ribosom.
1. Retikulum Endoplasma Granular (REG)/Retikulum Endoplasma Kasar (REK)
Pada permukaan RE Kasar (REG) terdapat bintik-bintik yang merupakan
butir-butir ribosom yang bebas, tersusun dalam kelompok-kelompok yang
terkadang tampak melingkar-lingkar. RE jenis ini banyak terkandung dalam sel-
sel glandular yang mensekresi protein. Ribosom yang menempel pada REG
merupakan molekul yang berukuran 20-25 nm dan berhubungan dengan molekul
RNA. Ribosom tersebut terdiri atas dua sub unit protein, yaitu sub unit besar dan
sub unit kecil. Sub unit besar RE menempel pada membran vesikel RE, sedangkan
sub unit kecilnya bebas. Selain menempel pada RE kasar, ribosom juga terdapat
bebas pada matriks sitoplasma. Satu kelompok ribosom yang terdiri dari lebih dari
10 ribosom dapat terikat pada satu untai mRNA untuk melakukan sintesis protein.
Kelompok ribosom ini dinamakan polyribosome atau polysome.
RE Kasar (REG) mempunyai daerah peralihan yang di dalamnya tidak
mengandung ribosom. Daerah tersebut dibentuk oleh vesikula-vesikula transport

3
Rahmadina dan Febriani, Husnarika. Biologi Sel. Surabaya: CV Selembar Papyrus.

5
atau vesikula transisi. Vesikula-vesikula tersebut mengandung protein atau lipida
yang diangkut secara intraseluler. Dalam vesikula transport terdapat protein yang
larut dan berasal dari lumen retikulum endoplasma (protein sekretori) atau protein
yang terikat pada membran vesikula. Vesikula tersebut dapat bergabung dengan
membran sasaran dan kemudian melepaskan isinya.
Retikulum endoplasma granular (REG) banyak ditemukan dalam sel-sel
kelenjar, terutama pada sel-sel kelenjar yang sedang aktif mensintesis secret. Pada
sel kelenjar pankreas dengan menggunakan mikroskop cahaya, dapat terlihat di
daerah basalanya tampak gambaran bergaris-garis basofil yang tidak lain adalah
susunan RE Kasar yang terdiri atas ruangan-ruangan gepeng dan permukaannya
penuh dengan ribosom. RE kasar (REG) tumbuh melalui penambahan protein
membran dan fosfolipid ke dalam membrannya sendiri. Ketika polipeptida yang
dipersiapkan menjadi protein membran telah tumbuh dari ribosom, polipetida
tersebut disisipkan ke dalam membran RE sendiri dan ditambatkan oleh bagian
hidrofobiknya.

Gambar 3. Struktur Retikulum Endoplasma Granular (REG)/RE Kasar


https://kabarkan.com/retikulum-endoplasma/
2. Retikulum Endoplasma Agranular (REA)/ Retikulum Endoplasma Halus (REH)
REA atau RE halus merupakan RE yang permukaannya tidak terdapat bintik-
bintik ribosom. RE halus sebagian besar berbentuk tubuler yang saling
beranyaman. Di dalam RE halus terdapat sejenis RE yang khusus ditemukan pada
otot licin dan sel otot lurik. RE tersebut dinamakan RE Sarkoplasmik. Perbedaan
yang membedakan antara RE halus dengan RE Sarkoplasmik terletak pada
kandungan proteinnya. RE halus mensintesis protein, sedangkan RE sarkoplasmik

6
menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik ini berperan langsung
dalam pemicuan kontraksi otot.
Jumlah retikulum endoplasma agranular (REA) dalam sebuah sel sangat
tergantung pada tipe atau jenis selnya. RE halus juga hanya sangat menonjol pada
beberapa jenis sel tertentu. Keberadaan REA dapat terdeteksi melalui mikroskop
elektron. REA juga memiliki hubungan yang erat dengan REG. Keduanya
berhubungan erat dengan melepaskan ribosomnya dan REG dapat berubah
menjadi REA, karena adanya pelepasan ribosom.

Gambar 4. Struktur Retikulum Endoplasma Agranular (REA)/RE Halus


https://perbedaannya.com/retikulum-endoplasma-halus-dan-kasar/

C. Fungsi Retikulum Endoplasma (RE)


Retikulum endoplasma secara umum berfungsi sebagai tempat penyimpan
kalsium, mengeluarkan kalsium menuju sitosol apabila sel berkontraksi, sebagai
tempat memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan menuju ke
komplek golgi, sebagai tempat mensintesis lemak dan kolesterol, sebagai tempat
menetralkan racun (detoksifikasi), dan sebagai alat transportasi molekul-molekul dari
bagian sel yang satu menuju ke bagian sel yang lain.
RE juga merupakan pusat biosintesis pada sel. Protein transmembran dan
lipida dari selaput RE, Golgi, lisosom, selaput sel, dan selaput organel yang lain, awal
sintesisnya berhubungan erat dengan selaput RE. Protein yang akan disintesis dan
direncanakan berada pada organel-organel tersebut, semula masuk semuanya ke
dalam retikulum endoplasma (RE).

7
Retikulum endoplasma dibagi menjadi dua jenis yang dibedakan secara
fungsional, yakni retikulum endoplasma granular (REG)/RE kasar dan retikulum
endoplasma agranular (REA)/ RE halus. Fungsi khusus kedua jenis RE ini diuraikan
sebagai berikut:
1. Fungsi REG/RE Kasar
Fungsi retikulum endoplasma granular atau retikulum endoplasma kasar
adalah sebagai berikut:
a. Menyortir dan membawa protein menuju ke bagian sel lain atau sebagai
tempat sintesis protein. Hasil sintesis protein sebagai benang polipeptida akan
disimpan dalam ruangan RE melalui lubang yang terdapat pada membran RE.
Selanjutnya, protein sebagai hasil sintesis akan dibawa menuju ke dalam
kompleks golgi dengan cara melepaskan gelembung-gelembung kevil
(mikrovesikel).
b. Sebagai tempat modifikasi protein seperti sulfatisasi, pelipatan, dan
glikosilasi. Protein hasil modifikasi tersebut menjadi bahan untuk pembuatan
sel integral dan lemak pada membran.
c. Sebagai pabrik membran sel atau pabrik sintesis protein dengan bantuan
ribosom.
d. Membuat fosfolipid membrannya sendiri. Enzim-enzim yang terdapat dalam
membran RE merakit fosfolipid dari prekursor-prekursor dalam sitosol.
e. Menghasilkan protein sekret spesifik seperti sel-sel penghasil penghasil
antibodi dan sel-sel prankreas yang menghasilkan enzim digestiv.
2. Fungsi REA/RE Halus
Fungsi retikulum endoplasma agranular atau retikulum endoplasma halus
adalah sebagai berikut:
a. Sintesis fosfolipid dan kolesterol
Selaput Re menghasilkan hampir seluruh lipida yang digunakan untuk
pembaharuan selaput plasma, termasuk fosfolipid dan kolesterol. Fosfolipid
yang sebagian besar disintesis oleh RE halus adalah fosfafidikolin yang
disebut lesitin. RE juga menghasilkan kolesterol. Sintesis kolesterol dari asam
asetat berlangsung di selaput RE. Proses pengubahan kolesterol menjadi asam
empedu dan hormon steroid, merupakan proses hidroksilasi yang melibatkan
oksigen, NADPH, dan sitokrom P450.
b. Proses glikosilasi dan detoksifikasi

8
Glikosilasi merupakan modifikasi pasca translasi yang terjadi di dalam
sistem ekskresi sel eukariotik dengan penambahan gugus gula (glikosil) pada
untaian polipeptida. Glikosilasi berperan penting dalam memengaruhi
konformasi protein, meningkatkan stabilitas protein, memengaruhi interaksi
dengan reseptor, serta menentukan tingkat immunogenesitas dari
protein4(Septisetyani, 2014).
RE halus juga membantu proses detoksifikasi dengan bantuan enzim-
enzim. Detoksifikasi biasanya melibatkan penambahan gugus hidroksil ke
molekul obat-obatan sehingga molekul tersebut lebih larut dan mudah
dikeluarkan bersama dengan urine. Dalam sel hati, RE halus mempunyai
kemampuan mendetoksifikasi bahan-bahan berbahaya yang diproduksi di
dalam tubuh oleh metabolisme atau obat dan senyawa asing lainnya. Enzim
detoksifikasi tersebut mengubah bahan toksik yang dapat dikeluarkan dengan
mudah oleh tubuh melalui urin.
c. Transportasi lipid pada sel-sel epitel usus
Selama proses pencernaan, sebagian besar trigliserida dipecah menjadi
monogliserida dan asam lemak. Kemudian, sewaktu melalui sel epitel usus,
monogliserida dan asam lemak disintesis kembali menjadi molekul trigliserida
baru yang masuk ke dalam limfe dalam bentuk droplet kecil yang tersebar,
yang disebut kilomikron.
D. Pengertian Golgi Kompleks
Kompleks Golgi merupakan organel dalam sel eukariotik yang tersusun atas
tumpukan kantong bermembran pipih yang memodifikasi, menyimpan dan
mengarahkan produk-produk reticulum endoplasma dan menyintesis beberapa
produk, terutama karbohidrat nonselulosa. Kompleks Golgi berada dari RE yang
terdiri dari sebuah ruangan yang dikelilingi oleh selaput yang berlipat-lipat, terdiri
dari beberapa buah ruangandengan berbagai bentuk. Setiap ruangan dikelilingin oleh
selaput yang strukturnya serupa dengan selaput plasma umumnya. Berdasarkan nama
asli yang menemukan pertama kali dan mengingat bahwa organel ini terdiri dari
beberapa buah bentuk, maka disebut kompleks golgi. Organel ini pada umumnya
berada di dekat inti (nukleus), dan pada sel hewan seringkali berdekatan dengan
sentrosom.

4
Septisetyani, Endah Puji. (2014). Perkembangan Sistem Ekspresi Protein Rekombinan yang Bertarget
pada Modifikasi Pola Glikosilasi. Lipi. ISSN 2086-5252.

9
Mikrograf dari preparat yang diimpregnasi dengan osmium tentraoksida
menunjukan adanya anyaman benang-benang yang berwarna hitam, disekitar inti.
Mikograf elektron dari sayatan ultra tipis sel yang sama, menunjukan bahwa anyaman
benang-benang hitam itu ternyata terdiri dari setumpuk kantung pipih (sisterna) yang
masing-masing berselaputkan selaput agnular, tumpukan kantung pipih ini disebut
diktosom, setiap kantung pipih disebut juga sakulus. Sebuah diktosom memiliki dua
permukaan yaitu permukaan cis atau pembentukan, yang erat hubungannya dengan
daerah peralihan REG dan permukaan trans atau pemasakan. Pada sel-sel sekretoris
permukaan trans erat hubungannya dengan selaput sel.
Susunan sakuli kompleks golgi sangat bervariasi sesuai dengan jenis
organisme, sel maupun keadaan fisiologi sel-sel tersebut. Analisis kimia kompleks
golgi menunjukan bahwa senhyawa yang terdapat di kompleks golgi serupa dengan
senyawa yang berada di selaput sel maupun RE. Senyawa tersebut yaitu lipida yang
terdiri dari fosfolipida dan lemak, protein yang terdiri dari glikoprotein dan enzim. Di
dalam lumen diktiosom terdapat polisakarida, kadar polisakarida, semakin ke arah
permukaan semakin tinggi. Demikian juga btempat kegiatan enzim fosfat, berbeda
untuk setiap sakulus pada diktiosoma, semakim ke arah trans makin tinggi.
E. Struktur Golgi Kompleks
Struktur Golgi Kompleks ini memiliki bentuk bertumpuk-tumpukan pada
kantong-kantong pipih yang sangat kompleks dan pada bagian dalamnya terdapat
ruangan kecil yang dikenal dengan vakuola. Organel ini merupakan salah satu organel
yang secara aktif berperan dalam sekresi protein. Hasil protein yang telah disintesis
oleh RER akan dipindahkan kedalam kompleks golgi. Disini karbohidrat tambahan
dapat dimasukan kedalamnya, kemudian protein-protein tersebut terkumpul di dalam
ruang-ruang kompleks golgi hingga penuh dengan protein. Ruang-ruang tersebut
dapat berpindah ke permukaan sel dan mengeluarkan isinya ke bagian luar.
Sedangkan ruang-ruang yang berprotein pada kompleks golgi yang lain dapat
disimpan di dalam sel sebagai lisosom.
Organel ini memiliki membran yang bentuknya berlipat-lipat yang berbentuk
seperti penekuk. Enzim yang terdapat di dalam kompleks golgi dapat menyelesaikan
pembentukan rantai polipeptida dan lemak yang dikirimkan oleh retikulum
endoplasma. Organel ini menyisipkan gugus fosfat atau gula dan memotong rantai
polipeptida tertentu, yang menghasilkan produk akhir berupa protein membran,

10
protein untuk sekresi dan enzim yang akan dipilah dan dikirimkan ke vesikel yang
baru yang membawanya ke membran plasma atau lisosom.

Gambar 5. Struktur Golgi Kompleks


F. Fungsi Golgi Kompleks
Di dalam metabolisme sel, kompleks golgi berperan dalam menerima dan
mengirim vesikula transport yang berisi protein. Disamping itu juga, kompleks golgi
dijadikan sebagai tempat terjadinya glikolasi. Glikolasi adalah suatu proses
modifukasi protein yang mensintesis protein dengan mereaksikan glikosilat (gula)
secara bersama. Hasil dari glikolasi ini berupa glikoprotein yang disimpan kemudian
dikirimkan keluar sel oleh vesikula transpor.
Disamping peranan kompleks golgi tersebut, kompleks golgi juga dapat
berperan dalam pembentukan lisosom dan berbagai enzim pencernaan yang belum
aktif, misalnya enzim zymogen dan koenzim.
Kompleks golgi dikenal juga sebagai pusat pembuatan, penggudangan,
pemilahan dan pengiriman karena didalam organel ini produk-produk hasil olahan
yang terjadi di retikulum endoplasma misalnya protein, dimodifikasi dan disimpan,
yang kemudian dikirimkan keberbagai tujuan lainnya sehingga kompleks golgi ini
sangat ekstensif pada sel-sel yang terspesialisasi untuk sekresi. Proses yang terjadi
pada kompleks golsi ini berada pada tumpukan golgi yang memiliki polaritas
struktural tersendiri dan pada membran sisternanya memiliki sisi yang berlawanan
dalam hal ketebalannya dan juga komposisi molekulernya. Kedua kutup tumpukan
golsi disebut sebagai cis dan trans, sisi cis bekerja sebagai bagian penerimaan
sedangkan sisi trans bekerja sebagai pengirim pada kompleks golgi. Sisi cis terletak di
dekat RE. Kemudian vesikel transport menggerakan materi dari RE menuju kompleks

11
golgi. Suatu vesikel yang bertunas dari RE dapat menambah membrannya dan isi
lumennya ke sisi cis dengan cara bergabung dengan membran golgi. Sisi trans
memunculkan vesikel yang terlepas dan berpindah ketempat lain.

Gambar 6. Vesikula transport


Produk-produk RE selalu dimodifikasi pada saat pindah dari wilayah cis ke
wilayah trans golgi. Selain aktifitas penyelesaiannya (finishing) dilakukan, kompleks
golgi membuat sendiri beberapa makromolekul. Banyak polisakarida yang
disekresikan oleh sel yang merupakan produk kompleks golgi, termasuk pektin dan
berbagai polisakarida lainnya yang dibuat oleh sel tumbuhan yang digabung bersama
selulosa di dalam dinding selnya. Golgi membuat dan merapihkan produknya secara
bertahap dengan berbagai sisterna berbeda yang mengandung kumpulan enzim yang
unik. Berdasarkan hasil riset terbaru mengenai kompleks golgi sebagai suatu struktur
yang lebih dinamik, ditemukan suatu model yang disebut model pematangan sisterna
(cisterna matoration model), sisterna golgi bergerak dari sisi cis ke trans, mengangkut
dan memodifikasi muatannya sambil bergerak.
Adapun rincian dari model pematangan sisterna yaitu:
1. Vesikel bergerak dari RE ke golgi
2. Vesikel bergabung dan membentuk sisterna cis golgi baru
3. Pematangan sisterna: sisterna golgi bergerak dengan arah cis ke trans
4. Vesikel terbentuk dan meninggalkan golgi, mengangkut protein-protein spesifik
ke lokasi lain atau ke membran plasma untuk sekresi.
5. Vesikel mentranspor beberapa protein mundur ke sisterna golgi yang kurang
matang, tempat protein itu berfungsi

12
6. Vesikel juga mentranspor protein tertentu kembali ke RE, tempat protein tersebut
berfungsi
Sebelum Kompleks Golgi melepaskan produknya melalui pertunasan vesikel
dari sisi trans, tumpukan golgi memilah produk dan menentukan tujuannya pada
berbagai bagian sel. Terakhir, vesikel transpor yang bertunas dari golgi mungkin
memiliki molekul eksternal pada membrannya yang mengenali ‘tempat bongkar
muat’ pada permukaan organel spesifik atau pada membran plasma, sehingga vesikel
pun tiba di target yang tepat.
G. Jalur Hubungan Antara Retikulum Endoplasma, Golgi Komples dan Lisosom
Hubungan mekanisme kerja Retikulum Endoplasma dan kompelks golgi
meliputi struktur dan fungsi, dimana sesaat setelah protein disintesis dalam Retikulum
Endoplasma Kasar, maka protein-protein tersebut akan meninggalkan REK dalam
vesikel transport yang selanjutnya menuju ke Golgi Kompleks uang memiliki tiga
bagian, yaitu cis, medial dan trans. Masing-masing bagian memiliki enzim berbeda
yag akan memodifikasi protein secret dan protein membrane tergantung dari struktur
dan tujuan akhr. Gambaran mekanisme hubungan RE, Golgi Kompleks dan lisosom
dalam menghasilkan protein sekkret serta protein yang dibutuhkan oleh organel dalam
sel dapat dilihat dari gambar dibawah ini.

Gambar 7. Jalur Protein dalam Sel Eukariotik


Dalam gambar tersebut merupakan jalur protein dalam sel eukariotik. DNA
dalam inti akan mengkod melalui mRNA yang ditransferkan menuju ribosom dalam
sitosol. Jalur sekretori ini ditunjukan pada gambar sebelah kiri pada nomer satu dan
13
dua, ribosom mensintesis protein yang langsung menuju ke RE Kasar, lalu pada
nomor tiga, setelah translasi lengkap dalam RE, protein akan berpindah melalui
vesikula menuju ke kompleks golgi. Pada nomor 4a dan 4b dilakukan sortit untuk
jenis protein yang akan dibawa menuju ke membrane plasma atau lisosom. Sedangkan
Jalur non Sekretori yang ada di gambar sebelah kanan, pada nomor satu, sintesis
protein dilakukan oleh ribosom bebas, pada nomor dua, protein tanpa sekuen target
terdapat dalam sitosol dan akan berada di dalamnya, protein denga organel spesifik
sebagai sekuen target (pink) pertama akan dilepaskan dalam sitosol, lalu pada nomor
tiga sampai enam, protein kemudian dapat diimport menuju mitokondria, kloroplas,
peroksisom atau nukelus.
Selain itu, jalur hubungan antara Retikulum Endoplasma, Golgi Kompleks dan
Lisosom ini dapat diketahui dari beberapa proses berikut:
1. Proses Glikosiasi

Gambar 8. Proses Glikosiasi


(Lipi.go.id)
Glikosiasi merupakan modifikasi pasca translasi yang terjadi di dalam
sistem ekspresi sel eukariotik dengan penambahan gugus gula (glikosil) pada
untaian polipeptida. Proses glikosilasi bermula di retikulum endoplasma (RE),
kemudian berlanjut di aparatus golgi. Gugus gula yang mengandung polimanosa
yang terbentuk di RE, di golgi, akan dimodifikasi oleh mannosidase I sehingga
terjadi pemotongan manosa dan menyisakan 5 molekul manosa. Kemudian,
enzim GnTI akan menambahkan N-asetil glukosamin di salah satu ujung manosa.
Mannosidase II akan memotong kembali ujung manosa bebas sehingga GnTII
akan dapat menambahkan satu gugus N-asetil glukosamin lainnya. Gugus glikosil

14
hibrida ini selanjutnya membentuk gugus glikosil kompleks dengan penambahan
sialil pada ujung N-asetil glukosamin oleh enzim ST.
2. Pembentukan Lisosom
Lisosom merupakan organel sel yang banyak berisi enzim pencerna yang
beraal daro mekanisme kerja oleh RE dan apparatus golgi, dimana keberadaan
enzim pencerna dalam membrane tersebut menjadikan komposisi lisosom berbeda
dengan kondisi lingkungan sekitar (cytosol). Enzim-enzim hidrolisa yang akan
mengisi lisosom diproduksi dalam RE dialirkan ke sisterna yang berdekatan
dengan badan golgi. Kemudia menumpuk di ujung-ujungnnya membentuk kuncup
dan gembungan. Gembungan yang berisi enzim ini kemudian menjadi vesikula.
Vesikula bergabung dengan sesamanya membentuk sisterna badan golgi,
Didalamnya enzim-enzim diproses, dimatangkan dan dialirkan ke bagian
ujung-ujung sisterna sebelah atas dan membentuk kuncup dan menggembung,
kemudia lepas menjadi vakuola-vakuola yang sudah terisi enzim-enzim hidrolisa
yang disebut lisosom primer. Jika lisosom primer bergabung dengan fagosom,
yaitu vakuola yang terbentuk oleh fagositosis suatu zat atau bahan lain dari luar
sel, maka akan menjadi lisosom sekunder.
3. Sintesis dan Penyaluran Protein
Pada awalnya, protein telah dibuat di RE yang juga berhubungan dengan
inti. Namun, akan diproses lebih lanjut di Golgi Kompleks. Kompleks Golgi ini
adalah pusat pemilahan sebelum protein diarahkan ke lisosom, vesikel sekresi dan
membrane plasma. Fungsi utama kompleks golgi adalag mengubah dan
menyempurnakan unit karbohidrat pada glikoprotein serta sebagai pusat
pemilahan protein utama dalam sel.
Sisi cis menerima vesikel dari RE dan seperangkat vesikel lain
memindahkan protein kompartmen golgi. Cis ke medial selanjutnya ke trans. Sisi
trans mengirimkan protein yang berbeda-beda ke berbagai tujuan. Protein juga
dipindahkan oleh vesikel dari kompartmen golgi yang satu dengan kompartmen
golgi yang lain. unit karbohidrat pada glikoprotein diubah di tiap kompartmen ini.
Enzim yang akan dikirim ke lisosom mengandung suatu corak dengan konformasi
yang menyebabkan penambahan unit manosa 6 fospat. Gula fospat ini
dikendalikan dengan suatu reseptor membran yang membawa glikoprotein ke
prelisosom yang selanjutnya melebur dengan lisosom.

15
H. Mekanisme Sekresi Sel
Sekresi adalah proses elaborasi, pelepasan dan pengelaran bahan-bahan kimia
dari sel atau kelenjar. Banyak sel mensekresikan protein ke lingkungan luar sel,
hormon, neurotransmitter, enzim-enzim pencernaan, antibodi dan mukus. Selain itu,
sekresi juga diartikan sebagai proses pemasukan dan transformasi molekul-molekul
kecil melalui biosintesis intrasel, menjadi produk yang lebih kompleks yang
kemudian dibebaskan secara aktif dari sel.
Kelompok sel khusus untuk sekresi disebut kelenjar. Berdasarkan jalan
pelepasan produknya terdapat dua macam kelenjar, yaitu kelenajr eksokrin dan
kelenjar endokrin. Kelenjar eksokrin merupakan kelenjar yang mencurahkan
sekretnya ke dalam sistem saluran yang bermuara pada permukaan luar atau dalam.
Sedangkan kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang mencurahkan produknya ke
dalam darah atau limfa untuk diangkut ke jaringan sasaran bagian tubuh lain.
Terdapat dua acara bersekresi yaitu jalur sekresi terjadwal dan jalur sekresi
konstitutif. Pada jalur sekresi terjadwal, sel-sel kelenjar memekatkan dan menyimpan
produknya dalam granul bermembran sampai ada sinyal neural atau hormonal untuk
melepaskannya. Sedangkan pada jalur sekresi konstitutif, produknya langsung
disangkut ke permukaan sel dalam vesikel-vesikel kecil yang tidak terdeteksi dengan
mikroskop cahaya. Pada cara terakhir ini, produknya tidak cukup diperkatkan dan
tidak disimpan sambal menunggu rangsang dari luar bagi pelepasannya.
Vesikuli pengangkut yang dirangsang untuk segera melebur dengan selaput
sel, meninggalkan kompleks golgi dengan aliran yang tepat. Protein transmembrane
dan lipida selaput vesikuli ini akan menjadi protein dan lipida baru bagi selaput sel,
sedangkan protein yang terlarut di dalam vesikuli disekresikan ke ruang antar sel.
Dengan cara inilah sel menghasilkan protein dan substansi antar sel.
Proses sekresi diawali dari RE temoat terjadinya sintesis protein. Protein yang
terbentuk dipisah-pisahkan kedalam daerah lumen RE sesuai tujuannya. Dari sini
protein-protein tersebut diangkut ke Golgi daerah cis oleh vesikuli pengangkut, untuk
kemudian setiap jenis protein atau glikoprotein ditunaskan dalam bentuk vesikuli
sekretoris. Apabila saat sekresi tiba, protein yang seharusnya dikeluarkan dari sel
disekresikan dengan jalan eksositoris atau pertunasan.
Kajian dari sel-sel sekretoris menunjukan bahwa pengeluaran senyawa
sekretotis ke lingkungan ekstra sel berlangsung dengan cara eksositosis. Pada proses
ini terjadi peleburan antara selaput vesikula sekretoris dengan selaput sel. Akibat dari

16
protein integral, glikoprotein dan glikolipida serta dwilapis lipida selaput vesikuli
akan menjadi protein integral, glikoprotein, selaput sel. Mengingat bahwa
penambahan rantai oligosakharida terjadi di lumen RE dan Kompleks Golgi, maka
penyebaran oligosakharida menyebabkan selaput RE dan Golgi makin asimetris.
Keadaan tidak simetris ini dipertahankan sejak dari RE, Vesikuli pengangkut,
kompleks golgi sampai dengan selaput sel. Akibatnya semua rantai oligosakharida
selaput sitoplasmik mengarah ke lumen, sedangkan pada selaput sel mengarah ke
lingkungan luar sel.
Pada sel tumbuhan, kompleks golgi turut berperan dalam pembentukan bahan
dinding sel. Polisakharida dari matriks yang baru terbentuk terlebih dahulu ditimbun
di Golgi, sebelum dipindahkan ke dinding baru. Pada sel yang sedang membelah,
terbentuk suatu lempengan atau sekat di antara dua buah anak inti. Sekat ini terbentuk
akibat meleburnya beberapa buah vesikuli yang berisi pektin dan hemiselulosa yang
berasal dari kompleks golgi. Kompleks golgi, tidak hanya berperan dalam
pembentukan dinding sel sekunder.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Retikulum endoplasma merupakan jejaring membran yang sedemikian
ekstensif menyusun lebih dari separuh total membrane dalam banyak sel eukariot.
Organel ini bukan organel yang statis, melainkan merupakan komponen dari suatu
sistem selaput yang dinamis dan mudah dikenali. RE terdiri dari dua ruangan,yaitu
ruangan yang memiliki banyak ribosom (REG/REK) dan ruangan yang halus
(REA/REH). Fungsi dai RE ini pada umumnya sebagai biosintesis yang dapat
mensintesis membrane dan senyawa-senyawa yang dibuthkan sel itu sendiri.
Kompleks Golgi merupakan organel yang terbentuk dari vesikel RE. sehingga
struktur membrane dari RE dan Kompleks Golgi dapat dikatakan sama karena bisa
saling terhubung. Kompleks golgi berada dari RE yang terdiri dari sebuah ruangan
yang dikelilingi oleh selaput yang strukturnya serupa dengan selaput plasma
umumnya. Fungsi dari kompleks golgi yaitu memproses protein yang sudah buat di
REG, penyortiran serta pembentukan membran pelindung sel.
Lisosom adalah kantong bermembran yang berisi enzim-enzim hidrolitik yang
dignakan oleh sel hewan untuk mencerna makromolekul. Enzim lisosom berkerja
paling baik dalam kondisi asam yang ditemukan dalam lisosom.
Sekresi adalah proses elaborasi, pelepasan dan pengelaran bahan-bahan kimia
dari sel atau kelenjar. Banyak sel mensekresikan protein ke lingkungan luar sel,
hormon, neurotransmitter, enzim-enzim pencernaan, antibodi dan mukus. Selain itu,
sekresi juga diartikan sebagai proses pemasukan dan transformasi molekul-molekul
kecil melalui biosintesis intrasel, menjadi produk yang lebih kompleks yang
kemudian dibebaskan secara aktif dari sel.
Antara Retikulum Endoplasma dan Kompleks Golgi terjalin suatu hubungan
yang erat dan berkaitan dengan fungsinya, yaitu pembuatan protein dan glikoprotein.
Pada dasanya sama yang membedakan hal tersebut karena adanya gugus glukosa dan
glikoprotein.

18
B. Saran
Dapat disadari makalah yang disusun ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca dan semoga pembahasan materi yang ada di makalah ini dapat
menjadikan para pembaca mengetahui dan memahami materinya dengan mudah serta
dapat mengambil pelajaran dan manfaatnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Gade, Mohammad. 2014. Struktur, Fungsi Organel dan Komunikasi Antar Sel. Jurnal Al
Ulum Seri Saintek Vol. 3 No. 1.
Kurniati, Tuti. 2020. Biologi Sel. Bandung: Penrbit Cendekia Press.
Lukitasari, Marheny. 2015. Biologi Sel. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rahmadina dan Husnarika. 2017. Biologi Sel Unit Terkecil Penyusunan Tubuh Makhluk
Hidup. Surabaya: CV. Selemar Papyrus.
Septisetyani, Endah Puji. (2014). Perkembangan Sistem Ekspresi Protein Rekombinan yang
Bertarget pada Modifikasi Pola Glikosilasi. Lipi. ISSN 2086-5252.
Sumadi dan Aditya M. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: CV. Graha Ilmu .

20

Anda mungkin juga menyukai