Glikogen Glikogen
R e s i d u g l u k o s a y a n g l e b i h l a n j u t m e l e k a t p a d a p o s i s i 1 -4
u n t u k membentuk rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Padaotot rangka
glikogenin tetap melekat pada pusat molekul glikogen,sedangkan di hati terdapat
jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah molekul glikogenin.
Oleh:
1. Catur P.W (081710447)
2. Isra Miranti (081710675)
3. Miriani (081710320)
4. Nani Rosdiana (081710676)
5. Nopenda (081710550)
6. Sulastry (071710544)
7. Veni Samastri (071710546)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul:
GLIKOGENESIS
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan
Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini
penulis menghantarkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis juga menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih
dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan serta dapat menjadi sarana
penambahan ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Pontianak, April 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
1. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
1. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak
dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen). Glikogen
ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas
penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan
lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
1. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen dipecah
menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi
piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.
1. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka sumber
energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan
glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus
diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk
memperoleh energi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 GLIKOGENESIS
Keterangan :
Ikatan lurus : 1 4
Ikatan Cabang : 1 6
Glukosa sisa disimpan dalam bentuk glikogen. Sebelumnya sudah ada glikogen primer, jadi
glukosa hanya menambahkan cabang-cabangnya jika sudah berjumlah delapan. 1 4,
maksudnya glukosa akan berikatan pada atom C no.1 dan atom C no.4
Glikogen disimpan di hepar dan otot.
Insulin memacu pembentukan glikogen. Selain itu juga berperan menghambat CAMP, CAMP
menghambat glikogenesis ( sintesis glikogen ).
2.1.1 GLIKOGENESIS TERUTAMA TERJADI DALAM OTOT DAN HEPAR
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog
dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot
jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati,
maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih -D-
Glukosa yangbanyak. Seperti amilum, glikogen merupakan polimer bercabang.
Glikogen otot berfungsi untuk menjadi sumber heksosa yang tersedia bagi proses glikolisis di
dalam otot itu sendiri. Glikogen hepar sebagian besar berhubungan dengan simpanan dan
pengiriman heksosa keluar untuk memepertahankan kadar glukosa darah khususnya pada saat-
saat sebelum sarapan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir seluruh simpanan glikogen di dalam
hepar mengalami deplesi. Sedangkan glikogen otot baru mengalami deplesi yang berarti
setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama
Reaksi fosforilasi ini dikatalisasi oleh enzim heksokinase di dalam otot dan glukokinase di dalam
hepar. Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi glukosa 1-fosfat oleh enzim Fosfoglukomutase di
mana glukosa 1,6-bisfosfat merupakan senyawa-antara :
Enz-P + Glukosa 6-fosfat Enz + Glukosa 1,6-bisfosfat Enz-P + Glukosa 1-fosfat.
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:
1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga
pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati
oleh glukokinase.
1. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan
gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya
adalah glukosa 1,6-bifosfat.
1. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk
uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc
pirofosforilase.
Uridin difosfat glukosa (UDPGlc) (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)
Lintasan glikogenesis dan glikogenolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)
1. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan
menarik reaksi kea rah kanan persamaan reaksi
1. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik
dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin
difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang
sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini.
Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai
glikogenin.
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 14 untuk membentuk rantai pendek yang
diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat molekul
glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah molekul
glikogenin.
1. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut
hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang
memindahkan bagian dari rantai 14 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang
berdekatan untuk membentuk rangkaian 16 sehingga membuat titik cabang pada
molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut
1glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang
non reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam molekul akan meningkat
sehingga akan mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis.
Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida dari satu
cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 16 terpajan. Hidrolisis ikatan 16
memerlukan kerja enzim enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang spesifik. Dengan
pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat berlangsung.
Tahap-tahap glikogenolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)
Sintesis glikogen dari glukosa , terjadi di dalam hati dan otot:
Reaksi 1 :
++
Mg
Glukosa + ATP Glukosa 6-p + ADP
Glukokinase / Heksokinase
Reaksi 2 :
Reaksi 3 :
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Glikogenesis merupakan lintasan metabolisme yang mengkonversi glukosa berlebih di dalam
darah menjadi glikogen dan disimpan di dalam hati dan jaringan otot. Lintasan ini diaktivasi di
dalam hati dan otot, oleh hormon insulin sebagai respon terhadap rasio gula darah yang
meningkat.
Biosintesa glikogen dan proses percabangan dapat dilihat dari setiap penambahan 1 glukosa
pada glikogen dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian
linier dapat putus dari glikogen induknya dan berpindah tempat untuk membentuk cabang.
Enzim yang berperan dalam tahap ini adalah enzim pembentuk cabang (branching enzyme).
Hubungan sinstesa glikogen dengan degradasi yaitu memutuskan ikatan glukosa satu demi
satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis
rangkaian 14 glikogen untuk menghasilkan glukosa 1-fosfat.
Biosintesa glikokonjugat dalam pembentukn golongan darah dapat dilihat dari penanda genetik
yang memiliki keanekaragaman, sistem golongan darah ini terdiri atas fenotif, A, B, AB, dan O.
Masing masing fenotif ditentukan oleh antigen golongan darah yang dapat ditemui di
permukaan sel darah merah. Sel darah yang mengandung antigen menyebabkan timbulnya
golongan darah A,antigen B menyebabkan timbulnya golongan darah B, antigen A dan B
menghasilkan golongan darah AB, dan tidak adanya antigen menghasilkan golongan darah O.
Biosintesa glikokonjugat dalam pembentukn glikoprotein, Enzim hidrolitik dibuat pada
retikulum endoplasma, yang mengalami pemaketan di badan Golgi dan kemudian ke endosom
lanjut yang nantinya akan menjadi lisosom. Untuk prosesnya ini, enzim ini mempunyai molekul
penanda unik, yaitu manosa 6-fosfat (M6P) yang berikatan dengan oligosakarida terikat-N.
DAFTAR PUSTAKA
Like
Be the first to like this post.
Leave a Reply
Top of Form
Enter your comment here...
Guest
Log In
Log In
Log In
Name (required)
Website
Search
Top of Form
Bottom of Form
Latest
GLIKOGENESIS
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
MAKALAH BIOKIMIA II
Hello world!
Archives
April 2011 (4)
Categories
Uncategorized (4)
Feeds
Entries RSS
Comments RSS
Blogroll
Discuss
Get Inspired
Get Polling
Get Support
Learn WordPress.com
WordPress Planet
WordPress.com News
Misc
Log in
Klasifikasi Tanaman Waru (Hibiscus Tiliaceus)
Regnum : Plantarum
Divisi : Spermatopyta
Class : Dycotiledonae
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Hibiscus
NAMA DAERAH Sumatera: kioko, siron, baru, buluh, bou, tobe, baru, beruk,
melanding. Jawa: waru, waru laut, waru lot, waru lenga, waru lengis, waru lisah,
waru rangkang, wande, baru. Nusa Tenggara: baru, waru, wau, kabaru, bau, fau.
Sulawesi: balebirang, bahu, molowahu, lamogu, molowagu, baru, waru. Maluku:
war, papatale, haru, palu, faru, haaro, fanu, halu, balo, kalo, pa. Irian jaya:
kasyanaf, iwal, wakati. NAMA ASING Tree hibiscus. NAMA SIMPLISIA Hibisci tiliaceus
Folium (daun waru), Hibisci tiliaceus Flos (bunga waru).
Morfologi : Pohon ini cepat tumbuh sampai tinggi 5-15 meter, garis tengah batang
40-50 cm; bercabang dan berwarna coklat. Daun merupakan daun
tunggal, berangkai, berbentuk jantung, lingkaran lebar/bulat telur, tidak
berlekuk dengan diameter kurang dari 19 cm. Daun menjari, sebagian dari
tulang daun utama dengan kelenjar berbentuk celah pada sisi bawah dan
sisi pangkal. Sisi bawah daun berambut abu-abu rapat. Daun penumpu
bulat telur memanjang, panjang 2.5 cm, meninggalkan tanda bekas
berbentuk cincin.
Bunga waru merupakan bunga tunggal, bertaju 8-11. Panjang kelopak 2.5
cm beraturan bercangap 5. Daun mahkota berbentuk kipas, panjang 5-7
cm, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal, bagian dalam
oranye dan akhirnya berubah menjadi kemerah-merahan. Tabung benang
sari keseluruhan ditempati oleh kepala sari kuning. Bakal buah beruang 5,
tiap rumah dibagi dua oleh sekat semu, dengan banyak bakal biji. Buah
berbentuk telur berparuh pendek, panjang 3 cm, beruang 5 tidak
sempurna, membuka dengan 5 katup (Syamsuhidayat dan Hutapea,
1991).
: Kegunaan :
Batuk :11 helai daun waru muda diiris, direbus dengan 2 gelas air sampai airnya
tinggal setengah. Sebelum diminum beri gula batu. Minum ramuan 2 kali sehari. (4)
Melancarkan air seni : Remas daun waru, beri sedikit adas dan pulasari, balurkan di
daerah perut sebelah bawah. (4)
Bisul : Cara 1 : Daun waru dicuci, remas-remas, tempelkan pada bisul. Cara
2 : Daun waru dicuci, garang di atas api, tempelkan pada bisul. Lakukan 1-2 kali sehari.
(4)
Menyuburkan rambut : Daun waru diremas, peras dan ambil airnya. Embunkan,
lalu oleskan ke kulit kepala dan diamkan selama 5-10 menit. Lalu bilas.(4)
Demam : Cara 1 : 200 gram daun waru, 3 akar tapak liman direbus dengan 2 gelas
air sampai airnya tinggal setengah. Minum sedikit-sedikit. Cara 2 : Kulit akar waru
direbus dengan 1 gelas air. Minum sedikit-sedikit