Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Resume
Ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biologi Sel Molekuler yang diampu
oleh Bapak Hendra Susanto, S.Pd., M.Kes., Ph.D
Disajikan pada hari Selasa, 17 September 2019
Oleh
Kelompok 2
PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2019
A. Pendahuluan
Membran sel dikenal dengan nama membran biologis, meliputi membran
plasma atau plasmalemma dan membran sejumlah organel yang terdapat di dalam
sel. Hingga saat ini dikenal sejumlah model membran, antara lain model membran
menurut Overton, Model membran menurut Langmuir, Model membran menurut
E. Gorter dan F. Grendel (1925), Model membran menurut J.F. Danielli dan E.N.
Harvey, Model Membran Menurut J. Danielli dan H. Davson (1935), Model
membran menurut Robertson, dan Model membran menurut Singer dan Nicolson
(1972). Model membran yang dianut saat ini adalah Model membran menurut
Singer dan Nicolson atau model membran mosaic cair. Membran plasma
membatasi isi sel dari lingkungan luarnya.
Secara umum membran sel terdiri dari senyawa lipida, protein dan
karbohidrat. Selain sebagai pembatas, membran sel juga berfungsi sebagai Protein
membran memiliki berbagai macam fungsi, antara lain: (i) Melekatkan membran
pada sitoskeleton tau rangka sel, (ii) Membentuk junction (pertemuan) diantara dua
sel yang bertetangga, (iii) Sejumlah protein membran berperan sebagai enzim, (iv)
sejumlah protein membran berfungsi sebagai resptor permukaan bagi pesuruh-
pesuruh kimia dari sel-sel lain, dan (v) beberapa protein membran membantu
pergerakan subtansisubtansi melintasi membrane. Membran sel memiliki peranan
yang sangat penting dalam transpor berbagai molekul, baik mikromolekul maupun
makromolekul. Transpor mikromolekul dapat berlangsung secara pasif, misalnya
melalui difusi, difusi terbantu dan osmosis dan dapat pula berlangsung secara aktif.
Transpor makromolekul dapat berlangsung secara endositosis, eksositosis dan
pertunasan. Ciri khas transport makromolekul adalah subtansi atau materi yang
diangkut selalu dikemas dalam suatu vesikula yang berbatas membran.
Sumber: http://www.sc.chula.ac.th/courseware/2303101j/X-membrane-and-
transport.pdf
Temperatur dan komposisi lipida menentukan fluiditas membran. Pada
temperatur rendah fluiditas membran kurang disebabkan karena fosfolipida
terkemas lebih rapat. Salah satu faktor yang menentukan fluiditas membran sel
adalah kandungan asam lemak tidak jenuh pada bagian ekornya. Membran sel yang
mengandung rantai asam lemak tidak jenuh yang lebih banyak lebih bersifat cair
bila dibandingkan membran sel dengan kandungan asam lemak jenuh. Hal ini
disebabkan karena ekor asam lemak tidak jenuh yang kusut lebih sulit untuk
dikemas.
Sumber: https://ib.bioninja.com.au/standard-level/topic-1-cell-biology/13-
membrane-structure/membrane-fluidity.html
2. Gerak Protein
Selain molekul lipida, molekul protein juga dapat melakukan gerakan
dengan berbagai cara, yaitu gerak:
a. Difusi lateral
b. Difusi rotasi melalui sumbu yang tegak lurus dengan permukaan
membran
c. Difusi rotasi yang melalui sumbu sejajar dengan permukaan membran.
E. Asimetri Membran
Membran sel mengandung komponen lipida, protein dan bahkan
karbohidrat yang tersebar secara tidak merata antara kedua permukaan membran.
Oleh sebab itu, membran sel dikatakan asimetri (Adnan, dkk. 2016).
1. Penyebaran Lipida pada Permukaan Membran
Penyebaran lipida pada kedua permukaan membran tidak sama. Lipida
harus mengisi tempat yang tidak terisi dengan protein. Pada membran eritrosit,
fosfatidil-kolin (PC) dan sfingomielin (SM) terutama terdapat pada setengah bagian
luar membran. Sedangkan fosfatidilserin (FS) dan fosfatidiletanolamin (PE)
terutama terdapat pada setengah bagian dalam membran (gambar 6.23)
2. Penyebaran Protein pada Permukaan Membran
Seperti halnya dengan lipida, molekul protein iuga tersebar secara tidak
merata pada kedua permukaan membran. Sebagai contoh ada|ah setengah bagian
luar dari membran eritrosit mengandung protein dalam jumlah yang lebih sedikit
dibandingkan dengan iumlah protein yang terdapat pada setenv gah bagian dalam
membran. Keadaan ini menyebabkan morfologi membran menjadi asimetris.
3. Penyebaran Karbohidrat pada Permukaan Membran
Karbohidrat pada membrane sel pada umumnya terikat pada molekul lipida
atau pada molekul protein yang terdapat pada permukaan membrane sisi luar.
Keadaan ini memberi sumbangan terhadap model membrane yang asimetris.
F. Spesialisasi Membran
Membran sel dapat mengalami spesialisasi secara khusus berupa tonjolan-
tonjolan yang menyerupai jari-jari, dan disebut mikrovili. Mikrovili memiliki
peranan yang sangat penting dalam meningkatkan luas permukaan sel sehingga
proses absorbsi menjadi lebih efisien. Mikrovili banyak dijumpai pada epitel yang
melapisi dinding usus halus. Pada tumbuhan, utamanya pada daerah akar, dijumpai
adanya modifikasi sel-sel epidermis membentuk bulu-bulu akar. Bulu-bulu akar
pada dasarnya ikut memperluas bidang permukaan sehingga proses absorbsi air dan
mineral menjadi lebih efisien (Adnan, dkk. 2016).
Stereosilia adalah prosesus panjang yang tidak dapat bergerak, dan
umumnya dijumpai pada daerah apeks sel-sel yang melapisi dinding epididimis.
Flagel merupakan struktur yang dapat bergerak. Flagel dikeliling oleh membran
dan mengandung, sepasang mikrotubul pusat, dan pada bagian perifernya terdapat
9 pasang mikrotubul yang semuanya terorientasi searah dengan sumbu panjang
flagel (Adnan, dkk. 2016).
1. Junctional Complex
Diantara dua buah sel epitel yang berdekatan biasanya terdapat daerah
kontak yang spesifik, dan disebut pertautan sel (Junctional complex). Ada 3 jenis
pertautan sel yaitu (i) tight junction atau ocluding junction atau taut kedap, (ii)
adhering junction atau taut lekat, dan (iii) gap junction atau taut rekah.
a. Tight Junction
Pada tight junction, membran sel-sel yang bersebelahan menyatu oleh
perekat pada bagian apikal sel yang membentuk sumbatan pada apikal intersel. Ada
dua jenis yaitu:
1) Zonula ocludens.
Zonula atau sabuk adalah tautan melingkari seluruh sel. Zonula ocludens
adalah taut kedap yang meluas mengeliling permukaan apical Sel, sehingga tampak
menyerupai sabuk. Zonula ocluden tersusun atas komponen-komponen berupa
partikel-partikel protein dari masing-masing membran sel yang saling berhubungan
dan bertautan. Beberapa fungsi zonula ocludens adalah (i) sebagai penutup pada
bagian apikal dari ruang intersel sehingga molekul-molekul yang larut dalam air
tidak bisa lewat, (ii) sebagai perekat diantara sel-sel yang bersebelahan sehingga
memungkinkan organ yang dibentuk oleh sel-sel ini dapat meregang tanpa terjadi
kerusakan sel atau ruang intersel. (iii) sebagai barrier untuk mencegah terjadinya
diffusi protein dari luar sel (pada permukaan apikal) ke daerah baso lateral ruang
intersel atau sebaliknya. Zonula ocludens dapat dijumpai pada se-lsel epitel usus
halus.
2) Fasia ocludens.
Fasia atau pita adalah tautan hanya menempati daerah kecil pada permukaan
sel atau dinding lateral sel. F. ocludens mirip dengan Z. Ocludens, namun
bentuknya berbeda, dimana pada fasia ocludens berbentuk pita terputus-putus.
Facia ocludens dijumpai pada sel-sel endotel yang melapisi pembuluh darah,
kecuali kapiler darah pada otak, sel-selnya dilekatkan oleh zona ocludens. Dengan
perlekatan yang terputus-putus ini, maka sel endotel kapiler darah memungkinkan
terbentuknya cairan jaringan dan keluarnya leukosit dari kapiler ( f. ocludens
membatasi pori-pori kapiler).
b. Adhering Junction
Merupakan tipe tautan sel yarg tersebar luas dalam jaringan yang mengikat
sel-sel yang bersebelahan dengan sengat erat dimana unit-unit struktural seperti
sitoskeleton , membran Sel dan matriks ekstraselluler ikut terlibat mengadakan
hubungan. Pada Adhering junction disusun atas dua jenis protein yaitu (i)
intercelluler attachment protein yang menghubungkan elemen spesifik dari
sitoskeleton, baik filamen aktin maupun filamen intermediat dengan kompleks
tautan, (ii) transmembran linker yang merupakan glikoprotein interseluler yang
berbentuk filamen yang saling menganyam.
Beberapa fungsi adhering junction adalah (i) untuk mengatur lumen dan luas
permukaan sel (ii) memelihara ketegangan membran sel, dan (iii) mengatur
konstraksi bagian apikal sel. Adhering junctian banyak dijumpai pada jaringan
tubuh yang secara subjektif banyak mengalami tegangan mekanis yang berat
seperti jantung, epitel kulit, dan epitel leher rahim. Adthering junction dibedakan
atas tiga yaitu:
1) Zonula Adheren
Zonula adherens atau sabuk lekat: Z. aderens merupakan jenis tautan yang
terdapat pada jaringan epitel dan non epitel dan dibawah ocludens terlihat dalam
berbagai bentuk berupa titik-titik kecil yang menghubungkan filamen aktin dari sel
yang bersebelahan. Pada sel-sel epitel terlihat sebagai sabuk dan disebut sebagai
adhesion belt. Posisi z. adheren biasaya terletak di tengah dari tautan yang ada, yaitu
di atas adalah z. ocludens dan dibawahnya terdapat desmosom. Struktur yang
membentuk adherins junction adalah transmembran linker glikoprotein, filamen
intermedian (10 nm) yang menyebar dari daerah tautan ke daerah matriks
sitoplasma sel dan membran plasma terpisah pada jarak 10-15 nm.
3) Hemidesmosom
Hemidesmosom merupakan struktur yang terbentuk apabila terjadi tautan
antara sel dengan membran basalis. Terlihat hanya setengah desmosom yang
terbentuk.
c. Gap Junction
Merupakan hubungan antar sel yang paling banyak tersebar pada jaringan
tubuh. Dengan mikroskop elektron tampak adanya celah sebesar 3 nm yang
menghubungkan dua sel yang bersebelahan. Celah ini menyebabkan ion-ion
anorganik dan molekul-molekul kecil yang larut di dalam air dapat lewat secara
langsung dari sitoplasma dari satu sel ke sel lainnya. Dengan adanya gap junction
ini dapat terjadi komunikasi langsung dari dua sel yang berdekatan bersatu
membentuk sauran yang menghubungkan kedua sel tersebut.
Sebuah sel memiliki beberapa jenis reseptor dan beberapa jenis sel memiliki
reseptor yang berbeda-beda pula.
Selain fungsi-fungsi yang telah dibicarakan, membran plasma bertanggung
jawab atas terjadinya interaksi antar sel yang berlangsung terus menerus antara sel-
sel penyusun jaringan organisma multisel. Organ terdiri dari beberapa jenis sel yang
harus diperoleh dan mempertahankan hubungan khas satu dengan yang lain untuk
melakukan tugas bersama. Untuk hal ini, adanya membran plasma memungkinkan
sel saling mengenali, menempel bila cocok dan bertukar zat serta informasi.
Peranan lain dari membran plasma yaitu sebagai tempat terjadinya biokimia.
Contoh di membrane dalam mitokondria, komponen-komponen dari rantai transpor
elektron dan fosforilasi oksidatif harus bekerja sama dalam koordinasi yang baik.
Susunan protein-protein ini dalam bentuk rakitan reparasi di dalam membran
plasma, memungkinkan elektron berpindah dari pembawa (Carier) yang satu ke
pembawa berikutnya secara teratur. Akibatnya, tenaga elektron dapat berubah
menjadi tenaga kimia, dalam hal ini misalnya ATP. Kegiatan enzimatis dalam sel,
umumnya selalu berkaitan dengan membran sel. Beberapa fungsi protein membran
diantaranya adalah transpor, aktivitas enzimatik, transduksi sinyal, pengenalan sel
dengan sel lain, penghubung antar sel, pelekatan ke sitoskeleton dan matriks
ekstraselular (MES).
H. Membran Sel dan Sistem Imun
Sel bersifat antigenik, ini berarti bahwa apabila sel dari suatu jenis hewan
dimasukkan ke dalam jenis hewan yang lain, penerima mengenali sel yang
dimasukkan sebagai benda asing. Oleh karena itu, penerima menghasilkan badan
penangkal (antibodi) yang bereaksi secara khas dengan sel asing tersebut. Apabila
sel asing tersebut tetap utuh, berarti bahwa anti gen merupakan komponen
permukaan khusus dari sel asing tersebut.
Protein dan karbohidrat, atau gabungan dari keduanya merupakan satu-
satunya antigen permukaan. Mengingat komposisi membran sel sangat rumit, maka
faktor penentu pada suatu sel sangat banyak. Salah satu diantaranya yaitu antigen
golongan darah A, B, atau O.
Molekul karbohidrat bertanggung jawab terhadap kekhasan sifat antigenis
membran sel, sifat antigenis ini berkaitan dengan sistem kekebalan (imun) tubuh
dan kemampuannya membedakan sel sendiri dari sel asing. Sel asing dapat dikenali
sebagai sel asing, karena glikoprotein pembentuk membrannya memiliki
karbohidrat yang berbeda dengan karbohidrat glikoporotein pembentuk membran
sel penerima. Keadaan seperti ini memacu tanggapan kekebalan.
Khusus susunan karbohidrat pada membran plasma sangat erat kaitannya
hubungannya dengan kegiatan lektin, antibodi, dan antigen. Lektin merupakan
protein khusus yang memiliki daya ikat terhadap gula dan bereaksi dengan gula
tersebut seperti halnya enzim bereaksi dengan substratnya, atau antibodi dengan
antigen. Antigen dinyatakan sebagai molekul yang mampu memacu pembentukan
antibodi oleh sistem imun pada hewan tingkat tinggi. Ditinjau dari segi molekuler.
Antigen adalah glikoprotein di dalam membran sel yang terdapat di dalam tubuh
hewan. Antibodi atau immunoglobin yang dihasilkan sebagai tanggapan terhadap
kehadiran antigen, bereaksi dengan antibodi sangat khas. Satu jenis antibodi
bereaksi hanya dengan satu jenis antigen.
I. Pemulihan dan Perakitan Membran Sel
Membran sel sangat penting untuk kehidupan sel. Bila membran melemah atau
rusak, sel kehilangan kemampuannya untuk menjaga dan mempertahankan keseimbangan.
Misalnya; selektifitas transpor nutrien. Pertumbuhan sel maupun beberapa kegiatan
lainnya, seperti endositosis, sangat ditentukan oleh membran. Mengingat pentingnya
membran terhadap kehidupan sel, pertumbuhan membran terjadi tanpa mengganggu
kehadiran membran yang lama.
c. Triggered hypothesis
Daftar Pustaka
Adnan, Saleh, A.R., Saenab, S., Bahri, A., Arifin, A.N., Suryani, A.I. 2016. Biologi
Sel Ultrastruktur dan Fungsi Sel. Makassar: Alauddin University Press
Taiz, Lincoln dan Zeiger Eduardo. 1991. Plant physiology. California :The
Benjamin/Cumings Publishing Company, Inc.