Anda di halaman 1dari 4

Manfaat dan kandungan Tanaman Kaktus

Kaktus (Opuntia elatior Mill.) digunakan sebagai bahan makanan dan minuman, selain
itu kaktus mempunyai manfaat dalam pengobatan tradisional. Indian menggunakannya sebagai
antidiabetik, analgetik, hipoglikemik, antiviral, antioksidan dan antiinflamasi (Duke et al.,
2002). Pemanfaatan sebagai antiinflamasi bahkan telah dibuktikan melalui percobaan in vivo,
dan diperoleh konsentrasi yang efektif untuk aktivitas antiinflamasi yakni pada konsentrasi
15% (Chauhan dan Sanjaykumar, 2010). Evaluasi kandungan kimia Opuntia elatior Mill. yang
dilakukan oleh Itankar et al. (2012) menunjukkan adanya kandungan fenolik dan flavonoid
yang ada pada ekstrak buah kaktus dengan kadar 52,76 mg/g dan 39,22 mg/g. Senyawa kimia
ini diketahui memiliki aktivitas antiinflamasi karena dapat bekerja melalui mekanisme inhibisi
enzim siklooksigenase yang berperan pada biosintesis prostaglandin. Jenis flavonoid yang
diketahui berperan dalam antiinflamasi adalah quercetin, kaempferol dan isorhamnetin.

Taksonomi Tanaman Kaktus


Kaktus termasuk ke dalam golongan tanaman sukulen karena mampu menyimpan
persediaan air di batangnya. Batang tanaman ini mampu menampung volume air yang besar
dan memiliki bentuk yang bervariasi. Untuk dapat bertahan di daerah gurun yang gersang,
kaktus memiliki metabolisme tertentu. Tumbuhan ini membuka stomatanya di malam hari
ketika cuaca lebih dingin dibandingkan siang hari yang terik. Pada malam hari, kaktus juga
mengambil CO2 dari lingkungan dan menyimpannya di vakuola untuk digunakan ketika
fotosintesis berlangsung (terutama pada siang hari). Banyak spesies dari kaktus yang memiliki
duri yang panjang serta tajam. Duri tersebut merupakan modifikasi dari daun dan dimanfaatkan
sebagai proteksi terhadap herbivora. Bunga kaktus yang berfungsi dalam reproduksi tumbuh
dari bagian ketiak atau areola dan melekat pada tumbuhan serta tidak memiliki tangkai bunga.
Klasifikasi kaktus berdasarkan kedudukannya dalam taksonomi adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyleonae
Ordo : Cactales
Family : Cactaceae
Subfamily : Pereskiae, Rebutia, Notocactus, Mammillaria, dan lain-lain.
Spesies : Opuntia ficus indica, Mammillaria xantina, Echinocactus grusonii, dan lain-
lain.
Syarat Tumbuh
a. Iklim
Tanaman kaktus dapat tumbuh di daerah yang iklimnya berbeda-beda, terutama di daerah USA
Selatan, Brazilia, curah hujannya minim terutama di daerah padang pasir maupun daerah
rumput (savana). Udaranya sangat terik, matahari memancar sepanjang hari. Anginnya pun
rata-rata deras (Rismunandar, 1990).
b. Jenis Tanah
Daerah kaktus yang paling luas adalah tanah padang pasir yang kering, sangat panas, hujan ala
kadarnya, pada malam hari sangat dingin dan anginnya sangat kencang. Padang pasir pada
hakekatnya mengandung zat-zat mineral yang diperlukan tanaman kaktus kecuali air
(Rukmana dan Oesman, 1998).
c. Ketinggian Tempat
Menurut Leo, Y dan Budiana (2005), syarat tumbuh tanaman kaktus antara lain : berada pada
ketinggian 1200 mdpl, suhu udara berkisar antara 160-340C. Untuk perkecambahan biji
(benih), membutuhkan suhu antara 260-350C.
d. Intensitas Cahaya
Kaktus dapat hidup di dataran rendah bersuhu panas, tetapi menyebabkan warna batang
cenderung lebih kusam. Kelembaban udara (RH) yang ideal untuk kaktus berkisar antara 30%
sampai 90%. Curah hujan rendahnya yaitu 60 mm/bulan. Intensitas penyinaran 50-80% (Leo
dan Budiana, 2005).

Morfologi Tanaman Kaktus


Menurut Rukmana dan Oesman (1998), Morfologi tanaman kaktus adalah sebagai berikut:
a. Akar
Sistem perakaran tunggang, akar cabang, dan akar rambut. Ada pula akara yang bersifat epifit
menempel pada batu karang atau pohon lain. Akar kaktus tahan terhadap kekeringan. Akar
biasanya panjang untuk mencari dan memperlebar penyerapan air di dalam tanah.
b. Batang
Batang mengandung banyak air (sukulen). Air disimpan dalam bentuk lender dan tidak mudah
menguap. Kulit batang berwarna hijau, hijau kebiru-biruan, abu-abu kebiruan, dan berlapis
lilin. Bentuk batang biasanya bulat, silindris, dan papak seperti tiang. Ukurannya bervariasi
dari yang pendek sampai lebih dari 20 meter. Pada permukaan batang terdapat lekukan (areole)
yang berbentuk cembung tempat melekatnya duri-duri.
c. Daun
Tidak semua subfamily kaktus mempunyai daun. Seperti pada subfamili pereskiae yang
memiliki daun tunggal, tangkai pendek, dan berukuran besar. Daun ini berfungsi sama dengan
daun pada umumnya yaitu sebagai tempat fotosintesis. Namun, pada subfamily yang tidak
mempunyai daun (opunteae dan cereae) proses fotosintesis dilakukan pada batang.
d. Duri
Duri merupakan modifikasi dari daun yang dimanfaatkan sebagai proteksi terhadap herbivora.
Ukuran dan bentuk duri sangat bervariasi. Duri-duri ini yumbuh pada bagian areole. Jumlah
duri pada setiap areole sekitar 5-15 buah duri.
e. Bunga
Bunga kaktus berbentuk corong. Ukuran dan warna bervariasi tergantung jenisnya. Warna
mahkota bunga bervariasi, kuning merah, rose, violet muda, dan sebagainya. Bunga kaktus
mekar pada siang hari, namun pada malam hari masih menebarkan aroma khas panili. Cahaya
matahari sangat berpengaruh terhadap pembungaan. Jenis kaktus yang mudah berbunga adalah
opuntia dan cereus.
f. Buah
Buah kaktus berbentuk bulat atau lonjong dan berdaging tebal. Letak buah bergerombol di atas
ujung batang. Tiap butir buah ditututpi oleh duri-duri yang tajam. Produktivitas buah kaktus
sekitar 100 – 200 buah per tanaman. Kaktus yang sering berbuah adalah jenis opuntia dan
disebut sebagai buah tuna.
g. Biji
Bentuk biji bulat kecil, berkulit tipis sampai tebal, dan keras. Biji memiliki permukaan kulit
yang mengkilap dan berwarna coklat kehitam-hitaman.

Daftar Pustaka
Chauhan and P. Sanjaykumar. 2010. Phytochemical and pharmacological screening of fruit of
Opuntia elatior Mill. Thesis Ph,D. Saurashtra University. Gujarat.

Duke, J. A., M. Bogenschutz-Godwin, J. Cellier, and P. Duke. 2002. Handbook of Medicinal


Herbs. Second Edition. CRC Press LLC. Florida.

Itankar, Acharya, Arora, and Thakre. 2012. Phytochemical study and evaluation of
antileukemic activity of ripe fruit of Opuntia elatior Mill. Ancient Science of Life
32(2):47.

Leo, Y. dan Budiana. 2005. Kaktus Cantik dan Unik. Penebar Swadaya. Jakarta

Rismunanadar. 1990. Bertanam Kaktus. Penebar Swadaya. Jakarta.


Rukmana dan Y. Y. Oesman. 1998. Kaktus. Kanisius. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai