Anda di halaman 1dari 12

BIOFARMASETIKA

“SEDIAAN MELALUI KULIT”


KELOMPOK : III
ALDHA IRJAYANTI MUSNUR (183145201092)
ARMIATI (183145201081)
FAIZ ARIFIN (183145201120)
FRANS ALEXANDER ERUBUN (183145201176)
INDAH SAFITRI (173145201027)
INDRIANI SAMSI (183145201099)
RACHEL RAHAKBAUW (183145201048)
RISNAYANTI (183145201105)
YUNITA MARSELA (183145201093)
Anatomi dan Fisiologi Kulit
Kulit adalah organ terbesar tubuh dengan berat sekitar 10% total
massa tubuh. Sebagai bagian terluar tubuh, kulit memiliki dua fungsi
utama, yakni fungsi proteksi dan komunikasi. Fungsi komunikasi
didasarkan pada neuroreseptor, transmisi sinyal biokimia, serta
pigmentasi, sedangkan fungsi protektif adalah mencegah hilangnya
substansi tubuh dan penetrasi senyawa asing ke dalam tubuh. Kulit
juga melindungi tubuh dari kondisi lingkungan seperti kondisi fisik
(radiasi, abrasi), biologis (mikroorganisme) atau faktor kimiawi
(senyawa toksik). Selain itu, kulit dengan kelenjar sebasea dan
keringat, folikel rambut, dan sirkulasi sistemik memungkinkan
termoregulasi untuk memastikan fungsi normal biokimiawi tubuh
(Grams dan Bouwstra, 2005: 177).
Kulit merupakan salah satu bagian tubuh yang paling banyak
berkontak dengan lingkungan dan berperan sebagai lapisan
pelindung tubuh terhadap pengaruh dari luar baik pengaruh fisik
(benturan, lecet, patah) maupun kimia (asam, basa) penghalang
dehidrasi, melindungi tubuh dari invasi bakteri, radiasi
ultraviolet, berperan dalam pengatur temperatur dan sintesis
vitamin D dari molekul kolesterol (Light, 2004: 93).
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu: kulit ari
(epidermis) sebagai lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis,
korium atau kutis), dan jaringan penyambung di bawah kulit (tela
subcutanca, hipodermis atau subkutis) (Herni dkk, 2008: 57).
Sebagai gambaran, penampang lintang dan
visualisasi struktur lapisan kulit tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut:
Anatomi Kulit

• Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit yang menjadi
fokus karena kosmetik digunakan pada lapisan epidermis.
• Dermis
Dermis merupakan komponen penting bagi tubuh, tidak
hanya menyediakan nutrisi, imun dan mendukung
epidermis melalui lapisan tipis yang berdekatan dengan
epidermis, tetapi juga berperan dalam temperatur, tekanan
nyeri dan regulasi.
• Hipodermis
Lapisan terdalam dari kulit adalah jaringan subkutan
atau hipodermis. Lapisan ini adalah jaringan sel-sel lemak tersusun
lobulus dan terkait dengan dermis melalui kolagen dan serat elastin.
Tahapan Biofarmasi Sediaan Perkutan
Membran dalam kajian formulasi dan biofarmasi
merupakan suatu fase padat , setengah padat, atau
cair dengan ukuran tertentu, tidak larut atau tidak
tercampurkan dengan lingkungan sekitarnya dan
dipisahkan satu dan lainnya, umumnya oleh fase
cair. Dalam biofarmasi, membran padat digunakan
sebagai model untuk mempelajari kompleks atau
interaksi antara zat aktif dan bahan tambahan serta
proses pelepasan dan pelarutan (Aiache, 1993).
Faktor Fisiologik yang Mempengaruhi
Penyerapan Perkutan

• Keadaan dan Umur Kulit


• Aliran Darah
• Kelembaban dan Suhu
Optimasi Ketersediaan Hayati Sediaan Perkutan

1. Faktor Fisiko Kimia


• Tetapan difusi
• Konsentrasi zat aktif
• Koefisien partisi
2. Pemilihan Pembawa
• Kelarutan dan keadaan termodinamika
• Surfaktan dan Emulsi
• Bahan peningkat (enhancher) absorbsi zat
aktif
• Iontoforesis
• Interaksi Pembawa (Vesicles) Dengan Model
Membran Kulit pada Proses Permiasi
Evaluasi Biofarmasetika Sediaan Perkutan
• Studi Difusi In Vitro
Dilakukan uji pelepasan zat aktif in vitro, dengan maksud agar
dapat ditentukan bahan pembawa yang paling sesuai
digunakan untuk dapat melepaskan zat aktif di tempat
pengolesan.
• Studi Penyerapan (Absorbsi)
Penyerapan perkutan dapat diteliti berdasarkan dua aspek
utama yaitu penyerapan sistemik dan lokalisasi senyawa dalam
strukiur kulit. Dengan cara in vitro dan in vivo dapat dipastikan
lintasan penembusan dan tetapan permeabilitas, serta
membandingkan efektivitas dari berbagai bahan pembawa
KESIMPULAN
Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya
dari lingkungan hidup manusia. Kontak diantara molekul obat
dengan permukaan kulit dapat terjadi melalui tiga jalur, yaitu
melalui saluran keringat, via folikel rambut dan kelenjar
sebaseus maupun secara langsung melewati stratum korneum.
Vena permukaan merupakan tempat masuknya obat secara
topikal atau transdermal. Berbagai Faktor Yang Mempengaruhi
Proses LDA Obat Pada Pemberian Secara Perkutan yaitu
penyerapan dan faktor-faktor fisiologis. Evaluasi
biofarmasetika sediaan obat yang diberikan secara perkutan
yaitu studi difusi in vitro dan studi penyerapan 20.

Anda mungkin juga menyukai