Anda di halaman 1dari 8

Farmaka

Suplemen Volume 16 Nomor 2 398

AKTIVITAS FARMAKOLOGI EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.)


Merr)

Tiara Salsabila Majid, Muchtaridi Muchtaridi


Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
muchtaridi@unpad.ac.id

ABSTRAK

Katuk atau Sauropus androgynus merupakan tanaman yang mudah tumbuh di Indonesia.
Katuk biasanya digunakan daunnya untuk memperbanyak produksi ASI oleh masyarakat
Indonesia. Katuk atau Sauropus androgynus mermiliki banyak kandungan kimia yang
memiliki efek farmakologis. Tujuan pembuatan review ini adalah untuk mengulas mengenai
efek farmakologi yang yang dapat dihasilkan oleh katuk. Efek farmakologi daun katuk yang
telah diteliti meliputi antibakteri, antianemia, antiinflamasi dan dapat meningkatkan produksi
ASI.
Kata kunci: Katuk, efek farmakologi

ABSTRACT
Katuk (Sauropus androgynus) is a plant that is easy to grow in Indonesia. Katuk usually used
leaves to increase milk production by the people of Indonesia. Katuk or Sauropus androgynus
have many chemicals that have pharmacological effects. The purpose of this review is to
review the pharmacological effects that can be produced by katuk. Pharmacological effects of
katuk leaf that have been studied include antibacterial, antianemia, antiinflamasi and can
increase milk production

Keywords: katuk, pharmacological activity

Diserahkan: 4 Juli 2018, Diterima 4 Agustus 2018

PENDAHULUAN tersebar di negara beriklim Asia (Cina) dan


Asia tropis (India, Sri Langka, Vietnam,
Sauropus androgynus atau dikenal Indonesia, Malaysia, Papus nugini dan
dengan nama katuk di Indonesia yang Filipina) (Hayati et al., 2016).
berasal dari keluarga Euphorbiaceae.
Daun katuk merupakan alternatif
Daunnya berwarna hijau gelap yang
pengobatan yang potensial karena
mengandung sumber klorofil yang berguna
memiliki banyak vitamin dan nutrisi.
untuk peremajaan sel dan bermanfaat
Senyawa aktif yang efektif pada
untuk sistem sirkulasi (Selvi dan Bhaskar,
kandungan daun katuk meliputi
2012). Tanaman katuk adalah herba
karbohidrat, protein, glikosida,
dengan tinggi 50 cm hingga 3,5 m. Katuk
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 399

saponin,tanin, flavonoid , sterois, alkaloid tidak mengakibatkan sifat inderawi. Bubuk


yang berkhasiat sebagi antidiabetes, pewarna yang paling diminati adalah
antiobesitas, antioksidan, menginduksi bubuk yang mengandung klorofil 0,83%,
laktasi, antiinflamasi dan anti 4% maltodoksin dengan kadar air 5,64%
mikroba(Sampurno, 2007). Beberapa yang dikeringkan pada suhu 900C selama
contoh manfaat dari daun katuk antara lain 1,19 menit dan menghasilkan warna
memperbanyak ASI, mengobati demam, Redness 0,65, Blueness 2,75, Yellowness
borok dan bisul. Daun katuk memiliki 8,9 (Hardjati,2008).
banyak kandungan senyawa yaitu
Katuk, selama ini sering
tanin,saponin, flavonoid, alkaloid, protein,
dimanfaatkan untuk melancarkan ASI oleh
kalsium, fosfor, vitamin A,B dan C
masyarakat indonesia. Padahal katuk
sehingga berpotensi untuk digunakan
memiliki banyak manfaat yang lain yang
untuk pengobatan alami (Wiradimadja,
dapat digunakan oleh masyarakat sebagai
2006).
alternatif dalam pengobatan. Untuk itu,
Aktifitas antioksidan dari daun penulis akan mengulas mengenai efek
katuk terjadi karena memiliki kandungan farmakologi dari tanaman katuk.
flavonoid (Arista, 2013). Obesitas, sering
AKTIVITAS ANTI BAKTERI
disertai dengan adanya oksidasi stress
sehingga aktivitas daun katuk sebagai Ektrak daun katuk telah terbukti
antioksidan dan imunostimulan berkaitan memiliki aktivitas antibakteri. Daun katuk
dengan aktivitas daun katuk sebagai memiliki aktivitas antibakteri Klebsiela
antiobesitas (Sánchez et al., 2011). pnemoniae dan bakteri Staphylococcus
Fitosterol dan alkaloid yang terkandung aures. Pada perbandingan antara ekstrak
dalam daun katuk mempengaruhi etanol, ekstrak air dan gentamicin terlihat
penurunan kadar glukosan dan kolesterol perbandingan zona inhibisi. Pada aktivitas
total. Hal ini terjadi pada kelinci yang ekstrak etanol terhadap Klebsiela
mengkonsumsi pakan yang mengandung pnemoniae memiliki zona inhibisi dengan
suplemen daun katuk (Akbar et al., 2013). diameter 13,66 mm sedangkan pada
ekstrak air hanya memiliki zona hambat
Selain digunakan untuk
8,66 mm, sedangkan gentamicin yang
pengobatan, katuk dapat digunakan untuk
memiliki zona hambat sebesar 20 mm. Hal
pewarna yaitu warna hijau. Produk yang
ini menunjukkan jika gentamisim memiliki
menggunakan pewarna dauk katuk tidak
aktivitas yang lebih baik dari ekstrak
mempengaruhi kualitasnya karena katuk
etanol. Ekstrak etanol kering juga
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 400

menunjukkan zona hambat yang lebih adalah 0%, 10%, 15%, 20%, 25% dan
besar dibandingkan dengan ekstrak air 30%. Hasil dari pengujian tersebut pada
pada pengujian menggunakan bakteri kelompok kontrol (0%) terdapat 312 koloni
Staphylococcus aureus yaitu rata-rata bakteri. Semakin tinggi konsetrasi dari
diameter zona penghambatannya sebesar ektrak, akan semakin kecil jumlah koloni
11,33 mm sedangkan ektrak air sebesar yang tumbuh pada media tersebut. Hal ini
8,33 mm. Dibandingkan dengan zona dibuktikan pada konsentrasi ekstrak 30%
hambat gentamicin 14,66 mm, ekstrak diperoleh koloni rata-rata dari pengujian
etanol memiliki aktivitas yang lebih tersebut 0 kolon dan pada konsentrasi
rendah. Ekstrak etanol menunjukkan zona ekstrak 25% terdapat 10 koloni, sedangkan
hambat yang lebih banyak pada bakteri pada konsentrasi ekstrak 15% dan 20%
Klebsiela pnemoniae dibandingkan dengan terdapat 124 dan 55 koloni (Winarsih et
Staphylococcus aureus (Paul,Mariya dan al., 2015).
Anto,K. Beena, 2011).
Pada penelitian lain, aktivitas
Ekstrak dari bagian daun lebih antimikroba yang dimiliki ekstrak daun
efektif daripada ekstrak bagian batang dan katuk (Sauropus androgynus) dapat
akar. Pada ekstrak metanol dan etanol menghambat pertumbuhan beberapa
memiliki nilai penghambatan yang bakteri yang ditandai dengan adanya zona
signifikan terhadap bakteri Proteus hambat. Ekstrak yang diuji dalam
vulgaris, Bacillus cereus dan pengujian beberapa bakteri tersebut
Staphylococcus aureus. Penghambatan meliputi ekstrak metanol, ekstrak etanol
kurang signifikan pada pengujian dengan dan ekstrak air. Bakteri yang diuji yaitu
menggunakan bakteri Klebsiella bakteri gram positif (Bacillis cereus,
pneunomoniae, E.coli dan Pseudomonas Bacillis subtilis dan Staphylococcus
aeroginosa (K,Gayathramma et al., 2012). aureus) dan bakteri gram negarif
(Escherichia coli, Klebsiella pnemoniae
Ekstrak daun katuk juga dapat
dan Salmonella typhimurium) (Ariharan et
digunakan sebagai antibakteri Salmonella
al., 2013).
typhi. Ekstrak yang digunakan pada
pengujian merupakan ekstrak yang Pada pengujian ekstrak Sauropus
diperoleh dnegan melalui prosess maserasi androgynus (L) Merr terhadap bakteri
dengan menggunakan etanol 96%. Propionibacterium acnes tidak terdapat
Konsentrasi ekstrak yang digunakan pada zona hambat, sedangkan pada
pengujian antibakteri Salmonella typhi Staphylococcus epidermis tredapat zona
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 401

hambat. Sehingga ekstrak daun katuk dapat Aktivitas antimikroba daun katuk
digunakan sebagai obat jerawat yang telah terbukti dapat digunakan untuk
disebabkan karena Staphylococcus beberapa bakteri. Jika aktivitas katuk
epidermis namun tidak dapat digunakan sebagai antibakteri dibandingkan dengan
pada jerawat yang disebabkan karena aktivitas antibakteri dari rosela maka
Propionibacteriuum acnes (Mulyani et al., menghasilkan zona inhibisi infus dauk
2017). katuk terhadap Candida albican rata-rata
lebih kecil dari zona inhibisi yang
Selain digunakan dalam bentuk
dihasilkan oleh rosela (Kusumanegara et
ekstrak langsung, daun katuk juga dapat
al., 2017).
digunakan dalam bentuk salep. Dalam
bentuk salep, pada konsentrasi ektrak salep ANTIINFLAMASI
20% memiliki daya hambat yang lebih
Patch ekstrak daun katuk memiliki
baik terhadap bakteri Staphylococcus
efekivitas yang relatif sama dengan
aureus dibandingkan dengan konsentrasi
natrium diklofenak dalam penyembuhan
ekstrak 10% dan 15% (Zukhri et al., 2018).
radang. Dengan menggunakan dosis
Senyawa yang berperan untuk anti ekstrak 400 mg/kg BB, terjadi
bakteri meliputi alkaloid, flavonoid, tanin penghambatan peradangan berkisar 66,67-
dan saponin. Flavonoid memiliki 100% (Desnita et al, 2018).
mekanisme menghambat sintesis protein
ANTIANEMIA
sehingga akan menyababkan membran
bakteri rusak. Saponin bekerja dengan Klorofil dari daun katuk memiliki
merusak membran dengan cara potensi sebagai alternatif pengobatan
mengganggu permeabilitasnya. Mekanisme anemia hemolitik dengan adnya
alkaloid sebagai antibakteri yaitu dengan peningkatan kadar Hb dan ferritin.
menghambat pembentukan bakteri yang Perawatan klorofil daun katuk dapat
menyebabkan bakteri menjadi rusak dan meningkatkan ferritin pada tikus meskipun
mati. Tanin merusak dinding sel dan perbedaan yang dihasilkan tidak signifikan
menghambat pertumbuhan bakteri sebagai secara statistik Klorofil daun katuk
mekanisme antibakteri (Zukhri et al., berpotensi dapat digunakan sebagai
2018). Tanin merupakan antimikroba yang antioksidan akibat stres oksidatif (Suparmi
dapat menghambat pertumbuhan kapang, et al., 2016).
bakteri dan kamir (Kursia et al., 2016).
MENINGKATKAN PRODUKSI ASI
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 402

Ibu menyusui yang mengkonsumsi dan menyusui yang akan mempercepat


ekstrak daun katuk dengan dosis 2x dan 3x keluarnya kolostrum dan akan
sehari memiliki pengaruh yang bermakna memperbanyak produksi ASI sehingga
terhadap kadar hormon prolaktin dalam bayi akan mendapatkan ASI eksklusif yang
darah (Nurjanah et al,2017). Pada ibu mencukupi kebutuhan bayi tanpa harus
menyusui yang mengkonsumsi ekstrak mengkonsumsi susu sapi.
daun katuk, sebanyak 70% dari ibu
Untuk mempermudah penggunaan
menyusui terjadi peningkatan produksi
ekstrak daun katuk, lebih baik jika ekstrak
ASI hingga melebihi kebutuhan bayinya.
tersebut dibuat sediaan oral. Dalam bentuk
Sedangkan pada ibu yang tidak
oral akan mempermudah penggunaan dan
mengkonsumsi ekstrak daun katuk,hanya
dosis yang dikonsumsi akan lebih tepat
6,7% yang mengalaimi kenaikan produksi
jika dalam bentuk sediaan oral. Untuk itu,
ASI hingga melebihi kebutuhan bayinya
perlu dilakukan penelitian mengenai
(Suwanti,E dan Kuswati,2016). Produksi
formulasi yang tepat dalam pembuatan
ASI meningkat karena dalam daun katuk
sediaan oral tersebut.
mengandung alkaloid dan sterol
(Rahmanisa,S dan Tara, 2016). SIMPULAN

Mengkonsumsi ekstrak daun katuk Sauropus ansrogynus (L.) Merr.


dan daun kelorsaat hamil akan terbukti memiliki aktivitas farmakologi
mempercepat keluarnya kolostrum sebagai antibakteri, antianemia,
(Setiawandari dan Istiqomah,2017). antiinflamasi dan dapat memperbanyak
Kualitas ASI tidak dipengaruhi dengan prodiksi ASI pada ibu menyusui.
adanya pemberian ekstrak katuk pada ibu. Perbedaan aktivitas tersebut disebabkan
Kadar protein dan lemak dalam ASI tetap karena kandungan katuk memiliki berbagai
terjaga walaupun dengan ibu mengonsumsi macam kandungan senyawa yang
ekstrak (sa’roni et al., 2004). memiliki peran tersendiri terhadap
aktivitas farmakologi.
PROSPECTIVE AND FUTURE
UCAPAN TERIMAKASIH
Manfaat katuk yang begitu banyak
dengan berbagai efek farmakologis dapat Ucapan terimakasih juga penulis
dimanfaatkan oleh masyarakat luas sebagai sampaikan kepada Bapak Rizky Abdulah ,
terapi penunjang untuk mempercepat PhD.,Apt selaku dosen metodelogi dan
penyembuhan infeksi. Katuk juga dapat penelitian.
dimanfaatkan untuk suplemen ibu hamil
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 403

DAFTAR PUSTAKA Merr) in East Java, Indonesia.


IJCPR Vol.7(4):210-215.
Akbar, M et al. 2013. Cholesterol, glucose
and blood cells count of rabbit doe K,Gayathramma et al. 2012. Chemical
fed katuk (Sauropus androgynus L. Constituents And Antimicrobial
Merr) leaf meal as Activities Of Certain Plant Parts of
supplementation. Animal Sauropus androgynus L.
Production, 15(3):166-172. International Journal of Pharma
and Bio Sciences Vol. 3(2):561-
Ariharan,V.N et al. 2013. Antibacterial
566.
Activity of Sauropus and Rogynous
Leaf Extracts Against Some Kursia et al. 2016. Uji Aktivitas
Pathogenic Bacteria. Rasayan Antibakteri Ekstrak Etilasetat Daun
J.Chem. Vol.6 No.2:134-137 Sirih Hijau (Piper betle L.)
terhadap Bakteri Staphylococcus
Arista, M. 2013. Aktivitas antioksidan
epidermidis. IJPST Vol.3 No.2:72-
ekstrak etanol 80% dan 96% daun
77.
katuk (Sauropus androgynus (L.)
Merr.). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kusumanegara et al.2017. The difference
Universitas Surabaya, 2(2):1-16. of inhibitory zone between katuk
(Sauropus androgynous L. merr.)
Desnita,R et al. 2018. Antiinflammatory
leaf infusion and roselle (Hibiscus
Activity Patch Ethanol Extract of
sabdariffa L.) petals towards oral
Leaf Katuk (Sauropus Androgynus
Candida albicans. Padjadjaran
L. Merr).Jurnal Ilmu Kefarmasian
Journal of Dentistry
Indonesia Vol.16 No.1:1-5
2017;29(2):118-122.
Hardjati,S. 2008. Potensi Daun Katuk
Mulyani, Yuli Wahyu Tri et al. 2017.
Sebagai Sumber Zat Pewarna
EKSTRAK DAUN KATUK
Alami dan Stabilitasnya Selama
(Sauropus androgynus (L) Merr)
Pengeringan Bubuk dengan
SEBAGAI ANTIBAKTERI
Menggunakan Binder
TERHADAP Propionibacterium
Maltodekstrin. Jurnal Penelitian
acnes dan Staphylococcus
Saintek, Vol. 13, No. 1:1-18.
epidermidis. Jurnal Farmasi
Hayati,A et al. 2016. Local Knowledge of Lampung Vol.6.No2:46-54.
Katuk (Sauropus androgynus ( L. )
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 404

Nurjanah, S et al. 2017. Pengaruh Selvi,S dan Bashkar. 2012. Anti-


Konsumsi Ekstrak Daun Sauropus inflammatory and analgesic
androgynus (L) Meer (Katu) activities of the Sauropus
Dengan Peningkatan Hormon androgynus(L)Merr.
Prolaktin Ibu Menyusui Dan (Euphorbiaceae) Plant in
Perkembangan Bayi Di Kelurahan experimental animal models. Der
Wonokromo Surabaya. JIK, Vol. Pharmacia Lettre 4(3):782-785.
10, No. 1, hal 24-35.
Setiawandari dan Istiqomah. 2017.
Paul, Mariya and Anto, K. Beena. 2011. Efektifitas Ekstrak Sauropus
Antibacterial activity of Sauropus Androgynus (Daun Katuk) dan
androgynus (L.) Merr.. Internat. J. Ekstrak Moringa Oleifera Lamk
Plant Sci., 6 (1): 189192. (Daun Kelor) Terhadap Proses
Persalinan, Produksi Kolostrumdan
Rahmanisa,S dan Tara. 2016. Efektivitas
Proses Involusi Uteri Ibu
Ekstraksi Alkaloid dan Sterol Daun
Postpartum. Embrio Jurnal
Katuk (Sauropus androgynus)
Kebidanan Vol 9 No1:16-23.
terhadap Produksi ASI. Majority
Vol.5No.1:117-121 Suparmi et al. 2016. Anti-anemia Effect of
Chlorophyll from Katuk (Sauropus
Sa’roni et al. 2004. Effectiveness of The
androgynus) Leaves on Female
Sauropus androgynus (L.) Merr
Mice Induced Sodium
Leaf Estract in Increasing Mother’s
Nitrite.Pharmacognosy journal Vol
Breast Milk Production.Media
8(4):375-379.
Litbang Kesehatan Vol 14 No 3:20-
24. Suwanti,E dan Kuswati. 2016. Pengaruh
Konsumsi Ekstrak Daun Katuk
Sampurno. 2007. Obat herbal dalam
Terhadap Kecukupan Asi Pada Ibu
perspektif medik dan bisnis. J
Menyusui Di Klaten. Jurnal
Traditional Med ;12(42):1828.
Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume
Sánchez, A Fernández et al. 2011. 5, No 2,halaman 110-237.
Inflammation, oxidative stress, and
Winarsih, et al. 2015. Efek Antibakteri
obesity. International Journal of
Ekstrak Daun Katuk (Sauropus
Molecular Sciences,
androgynus) terhadap Pertumbuhan
12(5):31173132.
Salmonella Typhi secara In Vitro.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 405

Mutiara medika. Vol. 15 No. 2:96- dalam ransum. Jurnal Ilmu Ternak
103. Vol.6 No.1

Wiradimadja,R. 2006. Peningkatan Kadar Zukhri,S et al. 2018. Uji Sifat Fisik dan
Vitamin A pada Telur Ayam Antibakteri Salep Ekstrak Daun
melalui Penggunaan Daun Katuk Katuk (sauropus androgynus (l)
(Sauropus androgynus L.Merr) merr.). JIK Vol XI, No 1.

Anda mungkin juga menyukai