Anda di halaman 1dari 6

DAUN RAMANIA (Bouea macrophylla Griffith) TERHADAP PENURUNAN

KADAR GULA DARAH


Abstrak
Latar Belakang : Pemanfaatan tumbuhan dapat dijadikan pengobatan alternatif bagi penderita
penyakit kronis. Salah satu penyakit kronis yang memerlukan pengobatan secara terus-menerus
adalah diabetes melitus. Salah satu tanaman tradisional yang biasa digunakan oleh masyarakat
untuk mengatasi penyakit diabetes melitus adalah daun ramania (Bouea macrophylla Griffith)
Obat sintetik banyak digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu cara mengobati suatu
penyakit. Tetapi sekarang, obat sintetik yang digunakan memiliki efek samping yang dapat
menurunkan kualitas hidup pasien. Alternatif obat yang berasal dari bahan alam diperlukan
untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan untuk
menurunkan kadar gula darah adalah daun ramania.

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder
Ekstrak Daun Ramania (Bouea macrophylla Griffith) Asal Kalimantan Selatan.

Metode : Daun ramania dibuat serbuk simplisia, kemudian dimaserasi dengan pelarut etanol
96% selama 3x24 jam selama 3 kali. Ekstrak yang dihasilkan dengan rotary vacuum evaporator
untuk mendapatkan ekstrak cair dan kemudian dikentalkan dengan waterbath. Dilakukan
skrining fitokimia meliputi uji flavonoid, tanin, fenol, alkaloid, saponin, steroid, dan terpenoid.

Hasil : Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun ramania dengan uji
flavonoid hasil positif, uji tanin hasil negatif, uji fenol hasil positif, uji alkaloid hasil positif, uji
saponin hasil negatif, uji steroid hasil positif, dan uji terpenoid hasil positif.

Kata Kunci : Daun Ramania , fitokimia, Diabetes mellitus


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak tanaman obat yang dapat
dijadikan sebagai bahan obat herbal. Tanaman Ramania (Bouea macrophylla Griff.)
adalah satu dari sekian jenis tanaman yang mulai dikembangkan sebagai obat herbal.
Ramania (Bouea macrophyllaGriff) termasuk keluarga Anacardiacea yang tersebar di
wilayah Indonesia, meliputi pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Maluku.
Tanaman obat menghasilkan senyawa-senyawa metabolit sekunder yang bersifat
toksik dan dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit pada manusia.
Golongan senyawa metabolit sekunder adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, steroid
dan triterpenoid. Hal ini sangat potensial untuk diteliti dan dikembangkan oleh para
peneliti Indonesia dalam rangka pencarian obat atau bahan baku obat. Salah satu
tumbuhan yang mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu tanaman ramania.
Berdasarkan penelitian yang telah melakukan pengujian pada daun ramania dari
Sumatera, Jawa, Ambon dan Kalimantan mengatakan bahwa kandungan senyawa
metabolit sekunder yang paling banyak terdapat pada daun ramania salah satunya adalah
flavonoid.
Kandungan metabolit sekunder pada daun tumbuhan ramania sangatlah
berpotensi. Flavonoid meningkatkan jalur glikolitik dan glikogenik dengan menekan jalur
glikogenolisis dan glukoneogenesis yang akan menyebabkan glukosa darah dapat
terkendali sehingga kadar glukosa darah menurun. Aktivitas antioksidan senyawa
flavonoid dapat mencegah dan mengurangi penumpukan lemak di dalam tubuh sehingga
mampu mengobati masalah obesitas yang merupakan faktor penyebab penyakit DM.
(Arwita, 2013; Anwar, dkk, 2017).
Pemanfaatan tumbuhan dapat dijadikan pengobatan alternatif bagi penderita
penyakit kronis. Salah satu penyakit kronis yang memerlukan pengobatan secara terus-
menerus adalah diabetes melitus. Tanaman yang secara tradisional digunakan oleh
masyarakat untuk mengatasi penyakit diabetes melitus adalah daun ramania (Bouea
macrophylla Griffith) (Lim, 2012; Mycek, et all, 2001; Rachmawati, 2009; Syah, et all,
2015).
BAB II
METODE PENELITIAN
1. Pengambilan Sampel
Sampel diambil di daerah Pelaihari Kalimantan Selatan dimana didaerah tersebut
terdapat beberapa pohon ramania
2. Tahap Determinasi Tanaman
Tanaman ramania yang akan akan dijadikan sampel pada penelitian ini akan
dideterminasi di Laboratorium Dasar FMIPA Unlam Banjarbaru.
3. Pembuatan Ekstrak
Sebanyak 1 kg serbuk daun ramania kering dimaserasi dengan menggunakan
etanol 96% selama 1x24 jam kemudian disaring. Ekstrak etanol yang diperoleh
selanjutnya dipekatkan dengan vaccum rotary evaporator. Ekstrak etanol selanjutnya
dipekatkan dengan menggunakan
4. Tahap Uji Fitokimia

Ekstrak kental etanol selanjutnya diambil sedikit dan dilarutkan dalam 10 mL


etanol selanjutnya diuji fitokimianya.

a. Flavonoid

Ekstrak etanol sebanyak 1 mL ditambah 3 mL etanol 70%, dan dikocok, selanjutnya


dipanaskan dalam penangas air, dan dikocok lagi kemudian disaring. Filtrat hasil
penyaringan ditambah pita Mg sebanyak 0,1 g dan 2 tetes HCl pekat. Uji positif mengandung
senyawa flavonoid ditandai dengan adanya warna merah (Harborne, 1987).

b. Tanin

Ekstrak etanol sebanyak 1 mL ditetesi dengan 5 tetes NaCl 10% dan disaring. Filtrat yang
diperoleh ditambah dengan gelatin 1% dan NaCl 10%. Uji positif adanya senyawa tanin
ditandai dengan adanya endapan putih (Tiwari et al., 2011).

c. Fenol

Ekstrak etanol sebanyak 1 mL ditambah 10 tetes FeCl3 1%. Uji positif adanya senyawa
fenolik adalah terbentuknya warna merah, biru, ungu, hitam atau hijau (Harborne, 1987).
d. Flavonoid

Ekstrak etanol sebanyak 1 mL ditambah 3 mL etanol 70%, dan dikocok, selanjutnya


dipanaskan dalam penangas air, dan dikocok lagi kemudian disaring. Filtrat hasil
penyaringan ditambah pita Mg sebanyak 0,1 g dan 2 tetes HCl pekat. Uji positif mengandung
senyawa flavonoid ditandai dengan adanya warna merah (Harborne, 1987).

e. Saponin

Ekstrak etanol sebanyak 1 mL dicampur dengan 2 mL aquades dan dikocok selama 1 menit,
kemudian ditambah 2 tetes HCl 1N. Uji positif adanya senyawa saponin jika terbentuk busa
yang stabil ± 7 menit (Harborne, 1987).

f. Tanin

Ekstrak etanol sebanyak 1 mL ditetesi dengan 5 tetes NaCl 10% dan disaring. Filtrat yang
diperoleh ditambah dengan gelatin 1% dan NaCl 10%. Uji positif adanya senyawa tanin
ditandai dengan adanya endapan putih (Tiwari et al., 2011).

g. Steroid dan Triterpenoid

Ekstrak etanol sebanyak 1 mL ditambah (CH3CHO)2O dan H2SO4 pekat. Adanya senyawa
steroid ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau atau biru. Adanya senyawa triterpenoid
ditunjukkan dengan terbentuknya warna kuning keemasan, kuning, atau ungu (Harborne,
1987).

h. Alkaloid

Ekstrak etanol sebanyak 1 mL ditambah 2 mL HCl 2N dan dikocok. Campuran selanjutnya


dibagi dalam 3 tabung berbeda. Masing-masing tabung ditetesi 1 tetes reagen Mayer pada
tabung pertama, pada tabung kedua ditetesi 1 tetes reagen Dragendorff, dan 1 tetes reagen
Wagner pada tabung ketiga. Adanya senyawa alkaloid jika pada penambahan reagen Mayer
terbentuk endapan kuning, pada penambahan reagen Dragendorff terbentuk endapan merah
dan pada penambahan reagen Wagner terbentuk endapan coklat atau merah (Tiwari et al.,
2011).
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun ramania memiliki
kandungan metabolit sekunder flavonoid, fenol, alkaloid, steroid dan terpenoid.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai