Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN FITOKIMIA 2A

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA “SKRINING


FITOKIMIA MASERASI SIRIH CINA (Peperomia
pellucida)”
April 12, 2021

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA


“SKRINING FITOKIMIA MASERASI SIRIH CINA

(Peperomia pellucida)”

Oleh:
Nama : Danty Mey Dellah
Npm : F0I019021
Kelas : 2A
Dosen Pengampuh : Apt. Suci Rahmawati.,
S.Farm.,M.Farm

LABORATORIUM FITOKIMIA
PRODI D3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AKADEMIK2021

I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Untuk mengetahui reaksi senyawa alkaloid pada ekstrak


sirih cina

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa alkaloid


pada ekstrak sirih cina

II. LANDASAN TEORI


Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu komponen dari suatu
campuranyang berdasarkan proses distribusi yang tidak saling
bercampur. Ektraksi yangsangat populer adalah ekstraksi pelarut atau
bisa disebut dengan ekstraksi air.Ekstraksi pelarut umumnya
digunakan untuk memisahkan sejumlah gugus yangdiinginkan dengan
secara selektif. Tujuannya dalah menarik semua komponenkimia yang
terdapat dalam sampel yang didasarkan perpindahan massa
komponenzat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi
pada lapisan antarmuka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Salah satu contohnya adalahekstraksi minyak atsiri dari biji pala.
Ekstraksi yang dilakukan adalah cara dingin,yaitu cara maserasi.
Tumbuhan sirih cina (Peperomia pellucida L.) merupakan
tumbuhan herba yang termasuk famili Piperaceae. Tumbuh pada
tumbuhan herba yang termasuk famili Piperaceae. Tumbuh pada
daerah yang tidak begitu kering. Umumnya pada daerah yang tidak
begitu subur misalnya pada batu, tembok yang lembab, di ladang dan
dipekarangan bahkan dipinggiran parit. Tumbuhan sirih cina
(Peperomia pellucida L.) secara tradisional telah dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam mengobati beberapa penyakit. Kemampuan
tumbuhan sirih cina (Peperomia pellucida L.) sebagai tanaman obat
diduga berkaitan dengan kandungan antioksidan pada tumbuhan
tersebut. Dari hasil skrining fitokimia yang dilakukan tumbuhan sirih
cina (Peperomia pellucida L.) ini mengandung senyawa alkaloid,
flavonoid, saponin, tanin dan triterpenoid (Angelina dkk, 2015).
Tumbuhan sirih cina merupakan tumbuhan herba yang berasal
LAPORAN FITOKIMIA …
dari Amerika Serikat tetapi tumbuh liar dan mudah didapatkan di
Indonesia. Tanaman banyak kita temui pada pekarangan, pinggir parit,
ditempat yang lembab. Tumbuhan ini memiliki tinggi 10 – 20 cm
dengan batang tegak, lunak dan berwarna hijau muda. Daun tunggal
dengan kedudukan spiral, bentuk lonjong, panjang 1-4 cm, lebar 1,5 –
2 cm, ujung runcing, pangkal bertoreh, tepi rata, pertulangan
melengkung, permukaan licin, lunak, dan berwarna hijau. Bunga
majemuk, berbentuk bulir, terletak diujung batang atau di axila daun,
panjang bulir 2 – 3 cm, tangkai lunak, berwarna putih kekuningan.
Akar serabut, putih dan perakaran tidak dalam (Heyne,1987).
Klasifikasi tumbuhan sirih cina sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Trachebionta

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida

Subclass : Magnoliidae

Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae

Genus : Peperomia

Spesies : Peperomia pellucida L


Spesies : Peperomia pellucida L

Tumbuhan Sirih cina memiliki nama yang berbeda pada masing-


masing daerah, seperti Suruhan; Sladanan; Rangu-rangu (Jawa),
Saladaan (sunda), Ketumpangan ayer (Sumatera), Gofu doroho
(ternate) (Heyne, 1987).

Tumbuhan sirih cina (Peperomia pellucida L.) secara tradisional


telah dimanfaatkan dalam mengobati beberapa penyakit, seperti abses,
bisul, jerawat, radang kulit, penyakit ginjal dan sakit perut. Manfaat
lain dari Tumbuhan sirih cina (Peperomia pellucida L.) diantaranya
sebagai obat sakit kepala, demam (Oloyede, 2011).

Tumbuhan ini digunakan sebagai alternatif pengobatan asam


urat ( Sio Susie O, 2001). Tumbuhan ini digunakan sebagai obat
penyembuhan luka (mappa dkk, 2013). Potensi tumbuhan suruhan
sebagai senyawa antikanker, antimikroba dan antioksidan telah
dilaporkan oleh Wei et al. (2011). Tumbuhan ini Memiliki aktivitas
analgesik, antiinflamasi, hipoglikemik. Menurut (Nwokocha, 2012)
tumbuhan ini bisa dijadikan sebagai antimikroba, antikanker,
antibakteri dan antihipertensi.
Tanaman ini memiliki bunga simetris (zygomorf), mempunyai
sifat kedua jenis kelamin (biseksual), berwarna krem. Perbungaan
dengan daun-daun pelindung yang mengecil dan berbentuk khas,
dengan panjang sekitar 0,2-0,8 mm, tidak memiliki kelopak, memiliki
dua serbuk sari, filament (tangkai sari) yang pendek, dengan ujung
yang lonjong, berkeping satu, dikotil ovarium superior, satu stigma,
buah bulat berukuran 0,8 mm, berwarna hijau dan berangsur
menghitam saat menjelang matang, biji dengan endosperma dengan
panjang 0,7 mm, berwarna hitam. Tumbuhan ini berbuah dan berbunga
pada periode bulan Juni hingga Desember (Htet and Khaing, 2016)

Tanaman ini kaya kandungan kimia seperti alkaloid, flavonoid,


saponin, tannin, dan triterpenoid (Angelina et al., 2015). Anggota
family Piperaceae bersifat pedas dan sejuk (Hariana, 2015).
Kandungan senyawa kimia ini memiliki mekanisme kerja dalam
menghambat pertumbuhan bakteri yaitu:

a. Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam
tumbuhtumbuhan, bersifat basa, dan struktur kimianya mempunyai
tumbuhtumbuhan, bersifat basa, dan struktur kimianya mempunyai
lingkar heterosiklis dengan nitrogen sebagai hetero atomnya. Unsur-
unsur penyusun alkaloid, adalah karbon, hidrogen, nitrogen, dan
oksigen. Alkaloid yang struktur kimianya yang tidak mengandung
oksigen hanya ada beberapa saja. (Sumardjo, 2009).

b. Flavonoid

Istilah flavonoid menggambarkan semua pigmen tanaman


polifenol yang memiliki kerangka C6-C3-C6. Semua sekitar 4.000
flavonoid yang telah diidentifikasi memiliki susunan struktur dasar
yang sama. Flavonoid adalah pigmen tumbuhan, bertanggung jawab
atas warna bunga, buah, dan kadang daun. Bila tidak langsung terlihat,
mereka sering bertindak sebagai co-pigmen. (Hoffmann, 2003).

III. ALAT DAN BAHAN


3.1. Alat

1. Pipet tetes

2. Tabung reaksi

3. Gelas ukur

4. Rak tabung reaksi


5. Keras penanda/ label

3.2. Bahan

1. Ekstrak sirih cina

2. Pereaksi mayet

3. Pereaksi wargner
3. Pereaksi wargner

4. Pereaksi dragendroff

5. HCl2N

6. FeCl3

7. aquadest

IV. PROSEDUR KERJA


A. Uji alkaloid

1. Siapkan 3 tabung reaksi

2. Isi dengan 2 ml sampel ekstrak sirih cina

3. Masing masing tabung reaksi ditambahkan dengan 2 ml HCl

4. Tabung reaksi (a) ditetesi dengan pereaksi mayer

5. Tabung reaksi (b) ditetesi dengan pereaksi wargner

6. Tabung reaski © ditetesi dengan pereaksi dragendroff

7. Amati setiap tabung perubahan yang terjadi

a. Pereaksi mayer : endapan putih

b. Pereaksi wargner : endapan coklat

c. Pereaksi dragendroff : endapan orange

B. Uji Tanin

1. Siapkan 1 tabung reaksi

2. Tambahkan 1 ml sampel ekstrak siih cina


2. Tambahkan 1 ml sampel ekstrak siih cina

3. Tambahkan 3 tetes FeCl3

4. Amati perubhan yang terjadi

Bewarna biru tua menunjukkan adanya tannin

C. Uji saponin

1. Siapkan 1 tabung reaksi diisi dngan 2 ml sampel ekstrak sirih


cina

2. Tambahkan 10 ml aquadest dan kocok kuat selama 10 menit

3. Amati hasil: terdapat buih (busa) jika bertahan selama 10 menit


maka positif saponin

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil

No. Uji Hasil

1. Alkaloid (prx. Mayer) endapan putih (Negatif)

2. Alkaloid (prx. Wargner) endapan coklat (Negatif)

3. Alkaloid (prx. Dragendroff) endapan orange (Negatif)

4. Saponin + aquadest Kuning (Negative)

5. Tannin + FeCl3 Hitam kebiruan(Negative)

5.2. Pembahasan

Pada praktikum kali ini telah dilakukan skrinning fitokimia


ekstrak sirih cina. Skrining fitokimia atau disebut juga penapisan
fitokimia merupakan uji pendahuluan dalam menentukan golongan
senyawa metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas biologi dari
suatu tumbuhan. Skrining fitokimia tumbuhan dijadikan informasi
awal dalam mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat
didalam suatu tumbuhan. Dalam percobaan ini, skrining fitokimia
didalam suatu tumbuhan. Dalam percobaan ini, skrining fitokimia

dilakukan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu sehingga


dapat diketahui golongan senyawa kimia yang terdapat pada tumbuhan
tersebut. Uji skrining fitokimia bersifat kimiawi, tetapi untuk
mengetahui adanya minyak atsiri dalam suatu tumbuhan dapat juga
diperiksa secara mikroskopik yaitu dengan melihat apakah terdapat
kelenjar-kelenjar minyak atsiri atau rambut-rambut kelenjar yang
mengandung minyak atsiri, misalnya terdapat pada famili Labiate atau
Asteraceae.

Pada praktikum kali ini bahan yang digunakan yaitu ekstrak


sirih cina. Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu komponen dari
suatu campuranyang berdasarkan proses distribusi yang tidak saling
bercampur. Ektraksi yang sangat populer adalah ekstraksi pelarut atau
bisa disebut dengan ekstraksi air. Tumbuhan sirih cina merupakan
tumbuhan herba yang berasal dari Amerika Serikat tetapi tumbuh liar
dan mudah didapatkan di Indonesia. Tanaman banyak kita temui pada
pekarangan, pinggir parit, ditempat yang lembab. Tumbuhan ini
memiliki tinggi 10 – 20 cm dengan batang tegak, lunak dan berwarna
hijau muda. Daun tunggal dengan kedudukan spiral, bentuk lonjong,
panjang 1-4 cm, lebar 1,5 – 2 cm, ujung runcing, pangkal bertoreh, tepi
rata, pertulangan melengkung, permukaan licin, lunak, dan berwarna
hijau. Bunga majemuk, berbentuk bulir, terletak diujung batang atau di
axila daun, panjang bulir 2 – 3 cm, tangkai lunak, berwarna putih
kekuningan. Akar serabut, putih dan perakaran tidak dalam. Sirih cina
atau ketupang air memiliki khasiat yaitu antara lain dapat Mengobati
bisul, Mengobati Jerawat, Mengobati radang kulit, mengobati abses,
mengobati luka bakar, mengobati luka memar/luka terpukul, mengatasi
bengkak, dan mengobati pegal-pegal.

Pertama siapkan 3 tabung reaksi yang telah diberi label, untuk


uji alkaloid dimasukkan maserasi sirih cina sebanyak 2 ml dan
tambahkan 2ml HCL2N, masing-masing filtrat diambil dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 2 dan 3. Kemudian tambahkan
dua tetes pereaksi wagner pada tabung 2,dan 2 tetes pereaksi
dragondorff pada tabung 3. Lakukan hal yang sama pada pemeriksaan
flavonoid dan polifenol.

Daun sirih cina dimanfaatkan dalam mengobati beberapa


penyakit, seperti abses, bisul, jerawat, radang kulit, penyakit ginjal dan
sakit perut. Manfaat lain dari Tumbuhan sirih cina (Peperomia
sakit perut. Manfaat lain dari Tumbuhan sirih cina (Peperomia
pellucida L.) diantaranya sebagai obat sakit kepala, demam (Oloyede,
2011).

Manfaat lainnya yaitu:


· Mengobati bisul,
· Mengobati Jerawat,
· Mengobati radang kulit,
· Mengobati abses,
· Mengobati luka bakar,
· Mengobati luka memar/luka terpukul,
· Mengatasi bengkak,
· Mengobati pegal-pegal,

VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:


1. Skrining fitokimia atau disebut juga penapisan
fitokimia merupakan uji pendahuluan dalam
menentukan golongan senyawa metabolit sekunder
yang mempunyai aktivitas biologi dari suatu
tumbuhan
2. Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu
komponen dari suatu campuranyang berdasarkan
proses distribusi yang tidak saling bercampur.

3. Pada praktikum kali ini didapat kan tidak adanya


senyawa saponin dan tannin pada sirih cina.

6.2. Penutup

Saran saya, untuk semua mahasiswa maupun yang ingin


mempraktikum ini, jangan lupa memakai perlengkapan sebelum
masuk lab, dan juga selalu memperhatikan maanfaat dan khasiat pada
obat yang akan dipratikumkam

DAFTAR PUSTAKA

Angelina, M., Turnip, M., Khotimah, S. 2015. Uji Aktivitas


Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.)
terhadap Bakteri Esherichia coli dan Staphylococcus aureus. Jurnal
Protobiont, Vol 4(1):187

Hariana, A. (2015). 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta:


Penebar Swadaya.

Heyne, K.,1987,Tumbuhan Berguna Indonesia, Volume II, Yayasan


Sarana Wana Jaya : Diedarkan oleh Koperasi Karyawan, Badan
Litbang Kehutanan, Jakarta.

Oloyede, G., P. A. Onocha, and B. B. Olaniran. 2011. Phytochemical,


Toxicity, Antimicrobial and Antioxidant Screening Of Leaf Extracts of
Toxicity, Antimicrobial and Antioxidant Screening Of Leaf Extracts of

Peperomia 67 pellucida from Nigeria. Advances in Environmental di:


https://www.researchgate.net/publication/264889381_Phytochemical_t
oxici
ty_antimicrobial_and_antioxidant_screening_of_leaf_extracts_of_Pep
eromi a_pellucida_from_Nigeria. diakses tanggal 08 April 2021.

Sumardjo, D., 2009, Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah


Mahasiswa Kedokteran dan ProGram Strata I Fakultas Bioeksata,
EGC, Jakarta, diambil tanggal 08 April 2020, dari
http://books.google.co.id/ books?
id=7Lauz8HpOVAC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false

Agar dapat memberikan komentar, klik tombol di bawah untuk login


dengan Google.

LOGIN DENGAN GOOGLE

Diberdayakan oleh Blogger

Gambar tema oleh Michael Elkan


DANTY MEY DELLAH

KUNJUNGI PROFIL

Arsip

Laporkan Penyalahgunaan

Anda mungkin juga menyukai