PENDAHULUAN
1
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Pada penelitian ini menggunakan sampel tahu yang dijual di Pasar Rajawali
Kota Palangkaraya.
2. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri E. coli.
3. Sampel tahu diambil pada pedagang yang berjualan ditempat yang tetap (tidak
berpindah-pindah).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tahu
Tahu adalah makanan yang terbuat dari endapan perasan kedelai yang
difermentasi dan diambil sarinya. Makanan yang empuk dan gurih rasanya itu,
disukai banyak orang. Hampir setiap hari orang makan tahu, baik sebagai lauk
teman nasi, maupun sebagai camilan.
Adapun manfaat tahu adalah:
1. Mengurangi resiko kanker. Saat dikonsumsi sebagai bagian dari diet sehat,
kedelai bisa membantu mengurangi resiko pembentukan sel kanker.
2. Kesuburan wanita.
3. Mengurangi gejala-gejala pada menopause.
4. Baik untuk fungsi ginjal.
5. Menurunkan kolesterol jahat.
6. Baik untuk jantung.
7. Menambah kesehatan tulang.https://lifestyle.kompas.com
3
dampak lingkungan yang buruk, seperti timbulnya bau, menurunkan
keanekaragaman makhluk hidup, karena di dalam air yang tercemar selain
mengandung mikroorganisme pathogen, juga mengandung komponen-komponen
beracun (Nugroho, 2006).
2.3. Bakteri
Bakteri (Yunani; bacterion = tongkat atau batang) adalah mikroorganisme
bersel satu, mempunyai dinding yang kuat dan bentuk yang tetap, inti prokariot
(primitive yang terbuka dan tidak terbungkus dalam suatu selaput atau membran
dan terdiri dari DNA), berkembang biak dengan cara memperbanyak diri dengan
pembelahan biner, dapat bergerak dengan menggunakan flagel, dan ada juga
dengan serabut poros (spirochete) dan dapat hidup sendiri atau berkoloni
(Dwidjoseputro, 2001).
Bakteri merupakan organisme yang relatif sederhana. Karena materi genetik
tidak diselimuti oleh membran inti, sel bakteri disebut dengan sel prokariot.
Secara umum, sel bakteri terdiri atas beberapa bentuk, yaitu bentuk basil atau
batang, bulat atau spiral. Dinding sel bakteri mengandung kompleks karbohidrat
dan protein yang disebut peptidoglikan. Bakteri umumnya bereproduksi dengan
cara membelah diri menjadi dua sel yang berukuran sama yang disebut dengan
pembelahan biner. Untuk nutrisi, bakteri umumnya menggunakan bahan kimia
organik yang dapat diperoleh secara alami dari organisme yang sudah mati.
Beberapa bakteri dapat membuat makanannya sendiri dengan proses biosintesis,
sedangkan bakteri yang lain memperoleh nutrisi dari substansi organik (Radji
dalam Oktariani, 2011).
Jenis bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi pada saluran cerna
adalah bakteri-bakteri famili Enterobacteriaciae. Bakteri ini dapat hidup dalam
usus besar manusia dan hewan, dalam tanah dan dalam air. Karena hidup dalam
usus besar manusia, bakteri-bakteri ini sering disebut bakteri enterik (Radji dalam
Oktariani, 2011).
4
Berdasarkan morfologinya bakteri dapat dibedakan atas tiga bagian yaitu:
1. Bentuk basil
Basil adalah bakteri yang mempunyai bentuk menyerupai batang atau
silinder,membelah dalam satu bidang,berpasangan ataupun berbentuk rantai
pendek atau panjang. Bentuk basil dapat dibedakan yaitu:
a. Monobasil yaitu basil yang terlepas satu sama lain lain dengan kedua
ujung tumpul.
b. Diplobasil yaitu basil yang bergandeng dua dan kedua ujungnya tumpul.
c. Streptobasil yaitu basil yang bergandengan dua dan kedua ujungnya
tumpul. Contoh: E. coli, Bacillus anthracis, Salmonella typhimurium,
Shigella dysenteriae.
2. Bentuk Kokus
Kokus adalah bakteri yang bentuknya seperti bola-bola kecil, ada yang
hidup sendiri dan ada yang berpasang-pasangan. Bentuk kokus ini dapat
dibedakan atas:
a. Diplokokus yaitu kokus yang bergandeng dua.
b. Tetrakokus yaitu kokus yang mengelompok empat.
c. Stafilokokus yaitu yang mengelompok dan merupakan suatu untaian.
d. Streptokokus yaitu kokus yang bergandengan panjang berupa rantai.
e. Sarsina yaitu kokus yang mengelompok seperti kubus.
Contoh: Monoccus gonorhoe, Diplococcus pneumonia, Streptococcus
lactis, Staphylococcus aureus, Sarcina luten.
3. Bentuk Spiral
Dapat dibedakan atas:
a. Spiral yaitu bentuk yang menyerupai spiral atau lilitan.
b. Vibrio yaitu bentuk batang yang melengkung berupa koma.
c. Spirochaeta yaitu menyerupai bentuk spiral, bedanya dengan spiral dalam
kemampuannya melenturkan dan melengkukkan tubuhnya sambil
bergerak.
5
Contoh: Spirillum,Vibrio cholera, Spirochaeta palida (Volk & Wheleer,
2011).
6
Coliform merupakan suatu grup bakteri heterogen, bentuk batang, gram
negative, kuman ini digunakan sebagai indikator adanya populasi yang berasal
dari kotoran manusia atau hewan dan menunjukkan kondisi sanitasi yang tidak
baik terhadap air, makanan, susu dan produk-produk susu. Yang termasuk basil
coliform antara lain E. coli, Edwasiella, Citrobacter, Klebsiella, Hafnia, Serratia,
Proteus, Arizona, Providentia, Pseudomonas, dan Basil parakolon.
Organisme yang paling umum digunakan sebagai indikator adanya polusi
adalah E.coli. Bakteri coliform merupakan flora normal pada usus manusia dan
hewan tetapi akan menjadi pathogen bila diluar saluran pencernaan, saluran
kemih, pada selaput otak yang akan menyebabkan radang, terutama pada individu
yang mempunyai daya tahan tubuh rendah misalnya bayi, orang lanjut usia dan
orang-orang yang baru sembuh dari sakit (Nugroho, 2006).
Bakteri coliform termasuk family Enterobactericiae. Kebanyakan anggota
dari Enterobactericiae mempunyai flagella. Jenis Enterobacterichia.
Enterobactericiae (dahulu disebut Aerobacter) dan Klebsiella disebut bakteri Coli
(Coliform) dan sering digunakan dalam uji sanitasi air dan susu. Spesies
Enterobacter misalnya E. aerogenes disebut Coliform non fecal karena tidak
mempunyai flora normal di dalam saluran pencernaan melainkan ditemukan pada
saluran pernapasan dan usus. Salah satu spesiesnya yaitu K. pneumonia dapat
menyebabkan pneumonia pada manusia.
Jenis Escherichia hanya memiliki satu spesies yaitu E. coli dan disebut
Coliform Fecal karena ditemukan dalam saluran usus hewan dan manusia
sehingga sering terdapat dalam feses.Coliform Fecal (Coli Tinja) dapat hidup
pada suhu 42oC – 44oC. Bakteri ini sering digunakan sebagai indikator
kontaminasi kotoran.Coliform Fecal (Coli Tinja) dapat menyebabkan berbagai
infeksi antara lain: diare, infeksi pada saluran kencing dan meningitis (Nugroho,
2006).
Bakteri Coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu:
1. Coliform Fecal.
Kelompok bakteri fecal ini diantaranya adalah E. coli. E. coli merupakan
bakteri yang berasal dari kotoran hewan dan manusia. Jadi adanya E. coli pada
7
air menunjukkan bahwa air tersebut pernah terkontaminasi oleh feses manusia
(Supardi & Sukamto, 1999).
2. Coliform Non Fecal.
Kelompok Coliform Non fecal Enterobacter aerogenes. Bakteri ini
biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang sudah mati
(Supardi & Sukamto, 1999). Beberapa galur E. coli menjadi penyakit infeksi
pada manusia infeksi pada saluran kencing. Infeksi E. coli seringkali berupa
penyakit diare yang disertai kejang perut, demam dan terkadang dapat
menyebabkan gangguan pada ginjal (Radji dalam Oktariani, 2011).
E. coli merupakan bakteri penyebab salah satu penyakit yang paling banyak
menyerang manusia yang merupakan penyakit pencernaan yaitu diare. E. coli
menyebabkan diare dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. E. coli Enteropatogenik (EPEC)
E. coli Enteropatogenik (EPEC) menyebabkan gastroenteristis pada bayi
yang baru lahir hingga umur 2 tahun hingga terjadi kegagalan pertumbuhan
pada bayi, khususnya di negara-negara berkembang. E. coli ini menyebabkan
lesu melalui pengikisan permukaan usus (Nugroho, 2006).
2. E. coli Enterotoksigenik (ETEC)
E. coli Enterotoksigenik merupakan penyebab utama travellersdiarrhed
(diare pelancong) yang menyerang bayi-bayi di Negara berkembang. Galur-
galur Enterotoksigenik menghasilkan satu atau dua macam enterotoksin yang
berbeda. Beberapa galur menghasilkan toksin yang tahan panas (TP)
sedangkan yang lain merupakan toksin yang tidak tahan panas (TTP). Kedua
macam toksin ini menyebabkan diare pada orang dewasa dan anak-anak
(Nugroho, 2006).
3. E. coli Enteroinvasif (EIEC)
Serotipe-serotipe E. coli tentu selain Enteropatogenik ditemukan sebagai
penyakit penyakit diare pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa. E.
coli ini menyerang sel-sel epitel usus besar dan menyebabkan sindrom klinis
yang mirip dengan sindrom yang diakibatkan oleh Shigella yaitu demam,
diare, muntah dan kram. Galur ini dikenal sebagai enteroinvasif. Virulensi
8
terhadap epitel usus dan penularan didukung dengan sanitasi yang buruk
(Nugroho, 2006).
4. E. coli Enterohemoragik (EHEC)
E. coli Enterohemoragik sering ditemui pada makanan yang tercemar
feses sapi. E.coli jenis ini menghasilkan toksin hemoragik dan dapat
berkembang menjadi uremic dan gagal ginjal akut (Nugroho, 2006).
9
2.6. Media
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau
nutrisi yang diperlukan untuk menumbuhkan mikroorganisme.
1. Peptone Salt Solution (PSS)
PSS adalah salah satu bahan buatan pabrik yang dipakai dalam pembuatan
media dan digunakan untuk pelarut dan pengencerdia sampel makanan dan
minuman ISO 7251:2005
2. Lauryl Sulfat Broth/Lauryl Triptone Broth (LSTB/MLST)
LSTB/MLST merupakan suatu medium yang digunakan untuk deteksi coliform
dalam sampel air, produk susu dan sampel makanan lainnya.
3. E.C Broth (ECB)
EC Broth merupakan media selektif untuk diferensiasi coliform faecal dan uji
konfirmasi untuk Escherichia coli dari sampel makanan. menggunakan teknik
angka yang paling memungkinkan.
2.7. Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua jenis
organisme hidup,dalam hal ini adalah mikroorganisme (Protozoa, Fungi, Bakteri,
Mycoplasma Virus) yang terdapat pada atau di dalam suatu benda (Pratiwi, 2008).
Jenis-jenis sterilisasi yaitu:
1. Sterilisasi Udara Panas
Proses sterilisasi udara panas dilakukan dengan udara yang dipanaskan
dalam sterilisator udara panas (oven) pada suhu 1600-2000oC. Waktu sterilisasi
(waktu kerja), yaitu 1 jam pada suhu 1800oC.Daerah penggunaannya
ditunjukan untuk sterilisasi alat dan instrument yang bahannya tahan
pemanasan (pipet, erlenmeyer). Metode ini tidak dapat digunakan untuk bahan
yang terbuat dari karet atau plastik. Sterilitator udara panas adalah alat
berbentuk lemari, yang memiliki ruang sterilisasi persegi empat. Sebuah
pemanas elektris umumnya berada dibawah ruang yang dipakai, sehingga
udara masuk yang muncul dari bawah, menjamin terjadinya distribusi panas
yang baik. Suhu tersebut dapat diatur secara langsung.
10
2. Sterilisasi Dengan Perebusan
Perebusan adalah di dalam air mendidih atau air pada suhu 1000 oC selama
beberapa menit, tetapi banyak spora bakteri yang tahan panas dan masih hidup
setelah perebusan selama beberapa jam.
3. Sterilisasi Panas Bertekanan
Pengukusan dengan tekanan dapat dilakukan menggunakan autoklaf yaitu
untuk membunuh spora bakteri yang paling tahan panas. Spora yang paling
tahan panas akan mati pada suhu 121oC selama 15 menit. Suhu ini dapat
dicapai pada permukaan menggunakan uap pada tekanan 15 psi dalam tekanan
atmosfer berlebih. Kekuatan membunuh air panas disebabkan waktu
kondensasi, pada bahan yang disterilisasi dilepaskan sejumlah besar panas
latent. Pengerutan yang disebabkan oleh kondensasi menyebabkan uap air
yang baru yang berarti lebih banyak panas yang diserap. Untuk sterilisasi
bahan cair, misalnya susu dapat dilakukan pada suhu yang relatif tinggi dalam
waktu yang sangat singkat, yaitu 130o – 1500oC selama 2 – 6 detik. Proses ini
disebut proses Ultra High Temperature (Fardiaz, 1992).
4. Metode sterilisasi Kimia
Metode sterilisasi kimia ini dilakukan untuk bahan-bahan yang rusak bila
disterilkan pada suhu tinggi (misalnya bahan-bahan dari plastik). Kekuatan
anti mikroba kimiawi diklasifikasikan atas dasar efesiensinya dalam
membunuh mikroorganisme. Metode sterilisasi kimia dapat dilakukan dengan
menggunakan gas (dengan cara fumigasi atau pengasapan) atau radiasi.
Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi gas yaitu:
a. Etilenoksida merupakan gas yang tidak berwarna, reaktif dan dapat
membentuk campuran eksplosif dengan udara dalam konsentrasi mulai
dari 3% volume. Untuk pembebasan kuman umumnya digunakan
campuran etilenoksida-karbondioksida. Yang paling umum dipakai adalah
campuran 90% volume etilenoksida dan 10% volume karbondioksida.
Etilenoksida efektif sebagai pembasmi kuman dalam konsentrasi
sekurang-kurangnya 800 mg/liter. Dalam konsentrasi ini mereka mampu
membunuh bakteri, jamur, virus dan juga spora.
11
b. Formaldehida disarankan dalam bentuk campuran gas-udara pada
konsentrasi 1,6 – 2,0 mg/liter untuk mensterikan material wadah dan
penutup. Keuntungannya adalah bahwa campuran gas tersebut tidak
mudah terbakar dan rendahnya kecenderungan absorbsinya pada bahan
sintetis.
c. Asam parasetat (asam perosietan) merupakan larutan untuk sterilisasi
instrument dan alat medis yang atas dasar sifat materialnya tidak dapat
dibebaskan kuman secara konvensional, khususnya pada alat yang
berkarat. Asam parasetat untuk membebaskan kuman digunakan larutan
konsentrasi 0,14:0,2 atau 0,4 persen dimana waktu kerjanya paling tidak
ditentukan dengan suatu indikator sterilisasi (Voigt, 1995).
2.8. Lokasi Pasar Rajawali
Pasar Rajawali merupakan salah satu Pasar Tradisional yang beroperasi dari
jam 05.00 – 15.00 WIB dan berlokasi diJalan Rajawali Kecamatan Jekan Raya
Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
13
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling
jenuh. Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi kecil
kurang dari 30 (tiga puluh) orang (Ridwan, 2012)
14
2. Bahan
a. Alkohol
b. Aquadest
c. Media Peptone Salt Solotion (PSS)
d. Media Lauryl Sulfat Broth/Lauryl Triptone Broth (LSTB/MLST)
e. Media E.C Broth (ECB)
f. PW/Indol
g. Sampel (Tahu)
15
6. Sterilkan dalam autoklaf selama 15 menit dengan temperatur 121oC.
7. Keluarkan dari autoklaf, biarkan dingin pada suhu kamar (15 – 30oC).
3.5.3. Pembuatan Media E.C Broth (ECB)
1. Timbang 37 atau 74 g ECB, masukkan ke dalam erlenmayer 1000 ml.
2. Larutkan dengan aquadest sebanyak 1000 ml ukur pH 6,9 ± 0,2.
3. Panaskan dan aduk sampai larut.
4. Pipet dan masukkan 9 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi
kemudian masukkan tabung durham.
5. Tutup dengan kapas berlemak dan lapisi dengan aluminium foil. Beri
tulisan/tanda ECB dan tanggal pembuatan serta paraf.
6. Sterilkan dalam autoklaf selama 15 menit dengan temperatur 121oC.
7. Keluarkan dari autoklaf, biarkan dingin pada suhu kamar (15 – 30oC).
3.5.4. Cara Pengujian
1. Uji Pendahuluan
a. Siapkan sampel timbang 25 g masukkan ke dalam Erlenmeyer 250
ml secara aseptis.
b. Encerkan dengan 225 ml PSS.
c. Siapkan 9 tabung LSTB yang sudah disterilkan.
d. Buat 3 kali pengenceran setiap pengenceran dipipet 1 ml.
e. Inkubasi pada suhu 37oC selama 24 – 48 ± 2 jam, kemudian lakukan
pengamatan.
f. Apabila di dalam tabung durham terjadi kekeruhan dan mengandung
gelembung udara maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan
media ECB.
2. Uji lanjutan
a. Dari setiap tabung yang berwarna keruh dan terdapat gelembung
udara (gas) dikocok.
b. Diinokulasi pada tabung ECB masukkan 1 – 2 sengkelit dengan
menggunakan ose yang terlebih dahulu dipanaskan menggunakan
apibunsen.
16
c. Inkubasi pada suhu 44 ± 2oC selama 24 jam, kemudian lakukan
pengamatan.
d. Apabila di dalam tabung durham terjadi kekeruhan dan mengandung
gelembung udara maka pengujian dilanjutkan dengan
menggunakanuji penegasan dengan menggunakan PW Indol.
3. Penanganan limbah yang dihasilkan laboratorium mikrobiologi
a. Alat gelas, bahan atau sisa media yang terkontaminasi dengan
bakteri terlebih dahulu didestruksi dalam autoklaf pada suhu 121oC
selama 15 menit, sebelum dicuci.
b. Tumpahan bakteri dihapus dengan kapas yang dibasahi dengan
etanol 70%, kemudian disemprotkan dengan etanol 70% atau
desinfektan yang sesuai.
c. Sampah yang tidak terkontaminasi dapat dibuang ditempat
pembuangan sampah umum, tetapi sampah yang terkontaminasi
harus dikumpulkan dalam wadah yang tidak mudah bocor untuk
dibakar atau didestruksi dengan pemanasan dengan menggunakan
autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit (Pengendalian kondisi
lingkungan pengujian:5.3/POB-02/II/16).
17
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian yang telah di lakukan pada 10 (sepuluh) sampel tahu yang
berasal dari 5 penjual sayur yang berada di di Pasar Rajawali Kecamatan Jekan
Raya Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah. Diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.1. Data Hasil Uji Praduga MPN pada Tahu dengan media LSTB (tabel
MPN ISO 7251:2005 (E)
Pengenceran Hasil
Kode -1 -2 -3 Pembacaan MPN
No 10 10 10
Sampel Indek
I II III I II III I II III I II III
01 A - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
02 B - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
03 C - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
04 D + + + - - - - - - 3 0 0 0.78
05 E - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
06 F + + + + + + - - - 3 3 0 1.7
07 G + + + - - - - - - 3 0 0 0.78
08 H - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
09 I - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
10 J - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
Kontrol + + + + + + + + + 3 3 3 2.4
Sampel yang menunjukkan hasil positif pada uji praduga dilanjutkan dengan
uji penegasan menggunakan media ECB dan diinkubasipada inkubator pada suhu
44oC ± 1 selama 24 jam.
18
Tabel 4.2. Data Hasil Uji Penegasan MPN pada Tahu dengan media ECB (tabel
MPN ISO 7251:2005 (E)
Pengenceran Hasil
Kode -1 -2 -3 Pembacaan MPN
No 10 10 10
Sampel Indek
I II III I II III I II III I II III
01 D - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
02 F - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
03 G - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
Kontrol + + + + + + + + + 3 3 3 2.4
19
dalam tabung reaksi yang bertanda 10-3. Inkubasi pada suhu 37oC selama 48 ± 2
jam. Hasil pengujian uji praduga ditemukan positif yang ditunjukkan adanya
kekeruhan dan gelembung gas pada tabung durham. Dilanjutkan kepengujian uji
penegasan dengan menggunakan media E.C. Broth (ECB), diinkubasi pada suhu
44oC ± 1 selama 24 jam. Hasil pengamatan dari ketiga sampel di atas tidak terjadi
perubahan warna dan tidak ada gelembung gas pada tabung durham. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan kontrol media positif untuk perbandingan.
20
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Dari hasil penelitian saya ini yang berjudul Identifikasi Bakteri Escherichia
coli pada Tahu di Pasar Rajawali Palangkaraya dengan metode Most Probable
Number (MPN) dapat disimpulkan bahwa :
1. Tahu yang dijual di Pasar Rajawali Palangkaraya yang terdiri dari 10
(sepuluh) sampel tidak mengandung bakteri E. coli .
2. Tahu yang dijual di Pasar Rajawali Palangkaraya yang terdiri dari 10
(sepuluh) sampel memenuhi syarat karena tidak menghasilkan angka/nilai
MPN.
3. Dari hasil penelitian yang saya lakukan pada sampel Tahu yang dijual di Pasar
Rajawali Palangkaraya yang terdiri dari 10 (sepuluh) sampel masih layak
untuk dikonsumsi.
5.2. Saran
1. Bagi penjual tahu yang ada di Pasar Rajawali hendaknya dapat selalu menjaga
dan memperhatikan kebersihan terutama air rendaman tahu dengan
menggunakan air bersih.
2. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian dengan metode
yang sama, dengan sampel dan tempat yang berbeda.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Lampiran 1. Prosedur Kerja
1. Sterilisasi alat
↓
Larutkan dengan aquadest sebanyak 1000 ml ukur pH 7.2 ± 0.2.
↓
Aduk sampai larut.
↓
24
3. Pembuatan Media Lauryl Sulfat Broth / Lauryl Triptone Broth (LSTB /
MLST)
↓
Tutup dengan kapas berlemak dan lapisi dengan aluminium foil.Beri
tulisan / tanda LSTB / MLST dan tanggal pembuatan serta paraf.
↓
Sterilkan dalam autoklaf selama 15 menit dengan temperatur 121oC.
↓
25
5. Pengambilan Sampel
Alat gelas, bahan atau sisa media yang terkontaminasi dengan bakteri
terlebih dahulu didestruksi dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15
menit, sebelum dicuci.
↓
26
Lampiran 2. Tabel MPN
27
Lampiran 3. Pemeriksaan dengan Metode Most Probable Number
1 ml 1 ml
sampel
1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml
Kode
No Nama Sampel Tempat dan Alamat Sampling
Sampel
01 A Tahu Sumedang Wrg Mbak Erna Pasar Rajawali Palangkaraya
29
Lampiran 5. Gambar Sampel dan Baku E. coli
Sampel
Sampel
30
Baku E.coli
31
Lampiran 6. Gambar Hasil Sampel Hari Pertama
Sampel Tahu A
Sampel Tahu B
32
Sampel Tahu C
Sampel Tahu D
33
Sampel Tahu E
Sampel Tahu F
34
Sampel Tahu G
Sampel Tahu H
35
Sampel Tahu I
Sampel Tahu J
36
Lampiran 7. Gambar Hasil Hari Kedua
Sampel Tahu A
37
Sampel Tahu B
Sampel Tahu C
Sampel Tahu D
38
Sampel Tahu F
Sampel Tahu G
39
Sampel Tahu H
Sampel Tahu I
40
Sampel Tahu J
41
Lampiran 8. ECB Baku E. coli dan Hasil Uji Penegasan
42
Sampel Tahu D
Sampel Tahu F
Sampel Tahu G
43
KARYA TULIS ILMIAH
SRI WIDYANTIE
18.71.420721
44
KARYA TULIS ILMIAH
SRI WIDYANTIE
18.71.420721
45
KARYA TULIS ILMIAH
IDENTIFIKASI BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA TAHU DI PASAR
RAJAWALI
PALANGKARAYA DENGAN METODE MOST PROBABLE NUMBER (MPN)
SRI WIDYANTIE
18.71.420721
2019
46
HALAMAN PERSETUJUAN
SRI WIDYANTIE
18.71.420721
47
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
IDENTIFIKASI BAKTERI ESCHERICHIA COLI
PADA TAHU DI PASAR RAJAWALI PALANGKARAYA
DENGAN METODE MOST PROBABLE NUMBER (MPN)
SRI WIDYANTIE
18.71.420721
Disetujui oleh pembimbing untuk melakukan
Ujian Karya Tulis Ilmiah
48
Matrik jadwal penelitian
49
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
IDENTIFIKASI BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA TAHU DI PASAR
RAJAWALI PALANGKA RAYA DENGAN METODE MOST PROBABLE
NUMBER (MPN)
SRI WIDYANTIE
18.71.420721
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Analis Farmasi
Program Studi D III Farmasi
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Ketua Program Studi D III Farmasi,
50
HALAMAN PENGUJIAN
KARYA TULIS ILMIAH
IDENTIFIKASI BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA TAHU DI PASAR
RAJAWALI PALANGKA RAYA DENGAN METODE MOST PROBABLE
NUMBER (MPN)
SRI WIDYANTIE
18.71.420721
: 2. .............. (...................)
: 3. .............. (...................)
51
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Sri Widyantie
18.71.420721
52
Lembar Persembahan
Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan, rahmat, hidayah, rezeki dan semua sehingga saya bisa
menyelesaikan/mengikuti Rekognosi Pembelajaran Lampau ini dengan lancar.
Bapak / Ibu Dosen Program Studi D III Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Keluarga Besar Balai Besar Pengawas
Obat dan Makanan di Palangkaraya khusus teman-teman di Laboratorium
Mikrobiologi (Hitzzzngetmikro) terimakasih atas segala bantuan, bimbingan dan
motivasi.
53
Identifikasi Bakteri Escherichia Coli PadaTahu Di Pasar Rajawali
Palangkaraya Dengan Metode Most Probable Number (Mpn).
SRI WIDYANTIE
18.71.420721
ABSTRAK
Tahu adalah makanan yang terbuat dari endapan perasan kedelai yang
difermentasi dan diambil sarinya. Makanan yang empuk dan gurih rasanya itu,
disukai banyak orang. Hampir setiap hari orang makan tahu, baik sebagai lauk
teman nasi, maupun sebagai camilan. Namun makanan ini masih mengandung
resiko yang cukup potensial menyebabkan terjadinya penyakit atau gangguan
kesehatan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya bakteri E. Coli,
Nilai MPN Coli, dan untuk mengetahui kelayakan mengkonsumsi tahu yang dijual
di PasarRajawali Kota Palangkaraya. Dengan menggunakan Metode SNI ISO
7251; 2005. Dari penelitian yang telah di lakukan pada 10 sampel tahu yang
berasal dari 5 penjual sayur yang berada di Pasar Rajawali Kecamatan Jekan Raya
Kabupaten Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah.Ada 3 (tiga) sampel
yang menunjukkan hasil positif pada uji praduga dilanjutkan dengan uji
penegasan menggunakan media ECB dan diinkubasi pada inkubator pada suhu
44oC ±1 selama 24 jam. Hasil pengamatan dari ketiga sampel di atas tidak terjadi
perubahan warna dan tidak ada gelembung gas pada tabung durham. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan kontrol media positif untuk perbandingan.
Dari hasil penelitian saya ini yang berjudul Identifikasi Bakteri Escherichia coli
pada Tahu di Pasar Rajawali Palangkaraya dengan metode Most Probable
Number (MPN) dapat disimpulkan bahwa : Tahu yang dijual di Pasar Rajawali
Palangkaraya yang terdiri dari 10 sampel memenuhi syarat dan masih layak
dikonsumsi.
v54
Identification of Pada Tahu Escherichia Coli Bacteria in Rajawali Palangkaraya
Market with the Most Probable Number (Mpn) Method.
SRI WIDYANTIE
18.71.420721
ABSTRACK
Tofu is a food made from fermented soybean deposits and extracted from
the juice. The food was soft and tasty, it was liked by many people. Almost every
day people eat tofu, both as a friend's rice dish, and as a snack. However, this food
still contains a considerable potential risk of causing illness or health problems.
The purpose of this study was to determine the presence of E. coli bacteria, MPN
Coli value, and to determine the feasibility of consuming tofu sold in the
Palangkaraya City of Palangkaraya. Using the SNI ISO 7251 Method; 2005. From
the research that has been done on 10 samples of tofu from 5 vegetable sellers
who are in Rajawali Market, Jekan Raya Subdistrict, Palangkaraya Regency,
Central Kalimantan Province. There are 3 (three) samples that show positive
results on the presumption test followed by confirmation tests. using ECB media
and incubated in an incubator at 44oC ± 1 for 24 hours. The observations of the
three samples above did not change color and there were no gas bubbles in the
durham tube. In this study researchers used positive media controls for
comparison. From the results of my research entitled Identification of Escherichia
coli Bacteria on Tofu in Rajawali Palangkaraya Market with the Most Probable
Number (MPN) method it can be concluded that: Tofu sold at Rajawali
Palangkaraya Market consisting of 10 samples fulfilled the requirements and was
still suitable for consumption.
vi
55
.KATA PENGANTAR
56
vii
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih belum sempurna.
Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk menambah wawasan
dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah pada waktu yang akan datang. Akhir kata,
semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermamfaat untuk kita. Khususnya mahasiswa (i)
D-III Farmasi. Atas segala perhatian dan bantuannya penulis ucapkan terima
kasih.
Palangkaraya, Juni 2019
Penulis
Sri Widyantie
18.71.420721
57
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii
LEMBAR PENGUJIAN ........................................................................... iv
LEMBAR PERYATAAN .......................................................................... v
RINGKASAN ............................................................................................. vi
LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................. 2
1.3. Batasan Masalah ................................................................ 2
1.4. Tujuan Penelitian .............................................................. 3
1.5. Manfaat Penelitian ............................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tahu ................................................................................... 4
2.2. Pencemaran Air .................................................................. 4
2.3. Bakteri ................................................................................ 5
2.4. Escherichia coli .................................................................. 6
2.5. Pemeriksaan dengan metode Most Probable Number
(MPN) ............................................................................... 10
2.6. Media.................................................................................. 10
2.7. Sterilisasi ............................................................................ 11
2.8. Lokasi Pasar Rajawali Palangkaraya ................................ 12
ix
58
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Metode Penelitian ............................................... 14
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................... 14
3.3. Populasi dan Sampel .......................................................... 14
3.4. Alat dan Bahan ................................................................... 15
3.5. Prosedur Kerja ................................................................... 16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ................................................................. 19
4.2. Pembahasan ....................................................................... 20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ....................................................................... 22
5.2. Saran .................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 23
LAMPIRAN ............................................................................................... 24
x
59
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Prosedur Kerja ....................................................................... 25
Lampiran 2. Tabel MPN (Most Probable Number) ................................... 28
Lampiran 3. Pemeriksaan dengan Metode MPN (Most Probable
Number) ................................................................................. 30
Lampiran 4. Data Sampel ........................................................................... 31
Lampiran 5. Gambar Sampel dan Baku E. coli .......................................... 32
Lampiran 6. Gambar Hasil Sampel Hari Pertama ...................................... 34
Lampiran 7. Gambar Hasil Hari Kedua ...................................................... 39
Lampiran 8. ECB Baku E. Coli dan Hasil Uji Penegasan .......................... 44
xii
60