Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia,Undang-
Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 memberi batasan
tentang kesehatan yaitu Kesehatan adalah keadaan sehat,baik secara
fisik,mental,spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan,yang dimaksud dengan upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan dan
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,terintegritasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,peningkatan kesehatan,pengobatan
penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan masyarakat.
Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup dan kebersihan air
adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan.Air yang mengandung
mikroorganisme itu disebut air yang terkontaminasi,sehingga air tersebut menjadi
tidak steril(Dwidjoseputro,2001).
Tahu adalah makanan yang terbuat dari endapan perasan kedelai yang
difermentasi dan diambil sarinya.Makanan yang empuk dan gurih rasanya itu,
disukai banyak orang.Hampir setiap hari orang makan tahu, baik sebagai lauk teman
nasi, maupun sebagai camilan. Namun makanan ini masih mengandung resiko yang
cukup potensial menyebabkan terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan.Oleh
karena itu,makanan yang kita konsumsi haruslah terjaga kebersihannya(Departemen
Kesehatan Republik Indonesia,2003).
Dalam proses pembuatan tahu ada beberapa tahapan, yang mana pada setiap
tahapan hampir selalu menggunakan air, bahkan pada saat menjualnya pun tahu
direndam di dalam air. Yang mana dalam proses pembuatan dan penjualan sangat
rentan akan kontaminasi.
2

Kontaminasi yang terjadipada makanan dan minuman dapat menyebabkan


berubahnya makanan tersebut menjadi media bagi suatu penyakit. Penyakit yang
ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi disebut penyakit bawaan makanan
(food borne disease)(Hartono, 2003). Berdasarkan data statistik mengenai penyakit
bawaan makanan di negara maju menunjukan bahwa 60% dari kasus keracunan
makanan disebabkan oleh penanganan makanan yang higiene sanitasinya tidak
memenuhipersyaratan sehingga terjadi kontaminasi pada hidangan makanan di
tempat penjualan makanan. Di negara berkembang data tidak cukup sahih, tetapi
cukup alasan untuk percaya bahwa keadaannya sama atau lebih parah (Kemenkes RI,
2012).
Bakteri yang biasa digunakan sebagai indikator mikrobiologis makanan
adalahEscherichia coli (E. coli). Pada dasarnya telah ada keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 yang mensyaratkan bahwa bakteri E. coli dalam
makanan harus 0 (nol) per gram makanan. Oleh sebab itu perlu adanya penelitian
yang dilakukan dengan tujuan menghindari kemungkinan penularan penyakit melalui
makanan yang terkontaminasi bakteri seperti E. coli (Susanna, 2009).
Berdasarkan latar belakang diatas,maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Identifikasi Bakteri E. coli pada Tahu yang dijual di Pasar
Rajawali Kota Palangkarayadengan Metode Most Probable Number (MPN).

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Apakah tahu yang dijual di Pasar Rajawali Kota Palangkaraya terdapat cemaran
bakteri E.coli?
2. Berapa jumlah MPN coli yang terdapat pada tahu yang dijual tersebut?
3. Apakah tahu yang dijual di Pasar Rajawali Kota Palangkarayalayak untuk
dikonsumsi?
3

1.3. Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Pada penelitian ini menggunakan sampel tahu yang dijual di Pasar Rajawali Kota
Palangkaraya.
2. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi bakteriE. coli.
3. Sampel tahu diambil pada pedagang yang berjualan ditempat yang tetap
(tidakberpindah-pindah).

1.4. Tujuan Penelitian


Adapun penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui adanya bakteri E. Colipada tahu yang dijual di Pasar
RajawaliKota Palangkaraya.
2. Untuk mengetahui Nilai MPNcoli yang terdapat pada tahu yang dijual di Pasar
Rajawali Kota Palangkaraya.
3. Untuk mengetahui kelayakan mengkonsumsi tahu yang dijual di Pasar Rajawali
Kota Palangkaraya.

1.5. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti adalah menambah dan memperluas pengetahuan tentang
cemaranmikrobakhususnyabakteri E. Colipada makanan.
2. Bagi masyarakat adalah memberikan informasi kepada masyarakat agar lebih
selektif untuk memilih jenis makanan yang aman atau tidak untuk dikonsumsi.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tahu
Tahu adalah makanan yang terbuat dari endapan perasan kedelai yang
difermentasi dan diambil sarinya.Makanan yang empuk dan gurih rasanya itu,
disukai banyak orang.Hampir setiap hari orang makan tahu, baik sebagai lauk teman
nasi, maupun sebagai camilan.
Adapun manfaat tahu adalah:
1. Mengurangi resiko kanker. Saat dikonsumsi sebagai bagian dari diet sehat,
kedelai bisamembantu mengurangi resiko pembentukan sel kanker.
2. Kesuburan wanita.
3. Mengurangi gejala-gejala pada menopause.
4. Baik untuk fungsi ginjal.
5. Menurunkan kolesterol jahat.
6. Baik untuk jantung.
7. Menambah kesehatan tulang.https://lifestyle.kompas.com

2.2. Pencemaran Air


Air merupakan habitat berjenis-jenis mikroba seperti alga,protozoa dan
bakteri.Dari sekianbanyak jenis mikroba yang bersifat pathogen atau merugikan
manusia,ada jenis mikroba yang sangat tidak dikehendaki kehadirannya karena
mikroba tersebut berasal dari kotoran manusia dan hewan yang berdarah panas
lainnya seperti E. coli,Escherichia freundii,Escherichia intermedia,Aerobacter
aerogenes dan Klebsiella pneumonia(Nugroho, 2006).
Suatu perairan merupakan suatu ekosistem yang kompleks sekaligus
merupakan habitat dari makhluk hidup,baik yang berukuran besar seperti ikan dan
berbagai jenis makhluk hidup berukuran kecil (mikroba) yang hanya dapat dilihat
dengan bantuan mikroskop(Nugroho,2006).
Pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman atau
punahnya populasi organisme perairan.Pencemaran air selain menyebabkan dampak
5

lingkungan yang buruk,seperti timbulnya bau,menurunkan keanekaragaman makhluk


hidup,karena di dalam air yang tercemar selain mengandung mikroorganisme
pathogen,juga mengandung komponen-komponen beracun(Nugroho,2006).

2.3. Bakteri
Bakteri (Yunani;bacterion=tongkat atau batang)adalah mikroorganisme bersel
satu,mempunyai dinding yang kuat dan bentuk yang tetap,inti prokariot(primitive
yang terbuka dan tidak terbungkus dalam suatu selaput atau membran dan terdiri dari
DNA),berkembang biak dengan cara memperbanyak diri dengan pembelahan
biner,dapat bergerak dengan menggunakan flagel,dan ada juga dengan serabut
poros(spirochete)dan dapat hidup sendiri atau berkoloni(Dwidjoseputro,2001).
Bakteri merupakan organisme yang relatif sederhana.Karena materi genetik
tidak diselimuti oleh membran inti,sel bakteri disebut dengan sel prokariot.Secara
umum,sel bakteri terdiri atas beberapa bentuk,yaitu bentuk basil atau batang,bulat
atau spiral.Dinding sel bakteri mengandung kompleks karbohidrat dan protein yang
disebut peptidoglikan.Bakteri umumnya bereproduksi dengan cara membelah diri
menjadi dua sel yang berukuran sama yang disebut dengan pembelahan biner.Untuk
nutrisi,bakteri umumnya menggunakan bahan kimia organik yang dapat diperoleh
secara alami dari organisme yang sudah mati.Beberapa bakteri dapat membuat
makanannya sendiri dengan proses biosintesis,sedangkan bakteri yang lain
memperoleh nutrisi dari substansi organik (Radji dalam Oktariani,2011).
Jenis bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi pada saluran cerna
adalah bakteri-bakteri familiEnterobacteriaciae.Bakteri ini dapat hidup dalam usus
besar manusia dan hewan,dalam tanah dan dalam air.Karena hidup dalam usus besar
manusia,bakteri-bakteri ini sering disebut bakteri enterik (Radji dalam
Oktariani,2011).

Berdasarkan morfologinya bakteri dapat dibedakan atas tiga bagian yaitu:


6

1. Bentuk basil
Basil adalah bakteri yang mempunyai bentuk menyerupai batang atau
silinder,membelah dalam satu bidang,berpasangan ataupun berbentukrantai
pendek atau panjang.Bentuk basil dapat dibedakan yaitu:
a. Monobasil yaitu basil yang terlepas satu sama lain lain dengan kedua ujung
tumpul.
b. Diplobasil yaitu basil yang bergandeng dua dan kedua ujungnya tumpul.
c. Streptobasil yaitu basil yang bergandengan dua dan kedua ujungnya
tumpul.Contoh:E. coli,Bacillus anthracis,Salmonella typhimurium,Shigella
dysenteriae.
2. Bentuk Kokus
Kokus adalah bakteri yang bentuknya seperti bola-bola kecil,ada yang
hidup sendiri dan ada yang berpasang-pasangan.Bentuk kokus ini dapat
dibedakan atas:
a. Diplokokus yaitu kokus yang bergandeng dua.
b. Tetrakokus yaitu kokus yang mengelompok empat.
c. Stafilokokus yaitu yang mengelompok dan merupakan suatu untaian.
d. Streptokokus yaitu kokus yang bergandengan panjang berupa rantai.
e. Sarsina yaitu kokus yang mengelompok seperti kubus.
Contoh:Monoccus gonorhoe,Diplococcus pneumonia,Streptococcus
lactis,Staphylococcus aureus,Sarcina luten.
3. Bentuk Spiral
Dapat dibedakan atas:
a. Spiral yaitu bentuk yang menyerupai spiral atau lilitan.
b. Vibrio yaitu bentuk batang yang melengkung berupa koma.
c. Spirochaeta yaitu menyerupai bentuk spiral,bedanya dengan spiral dalam
kemampuannya melenturkan dan melengkukkan tubuhnya sambil bergerak.
Contoh:Spirillum,Vibrio cholera,Spirochaeta palida (Volk & Wheleer,2011).

2.4. Eschericia coli


Berikut sistematika bakteri E. coli:
7

Divisi : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobactericiae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
E. coli mula-mula ditemukan oleh Escherich pada 1885 dari feses seorang
bayi.Hasil penelitiannya membuktikan bahwa Escherichia juga banyak ditemukan
pada saluran pencernaan makanan manusia dan hewan (Nugroho,2006).
Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif,berbentuk batang dengan
panjang sekitar 2 mikrometer dan diameter 0,5 mikrometer,bersifat anaerob
fakultatif,biasanya dapat bergerak dan tidak membentuk spora.Bakteri ini umumnya
hidup pada rentang 20 – 40oC,optimum pada 37oC(Dwidjoseputro dalam
Oktariani,2011).
Bakteri pathogen dalam saluran cerna merupakan bakteri yang dapat
menyebabkan penyakit pada saluran cerna manusia.Jenis bakteri yang paling sering
menyebabkan infeksi pada saluran cerna adalah bakteri-bakteri
familiEnterobactericiae.Bakteri ini dapat hidup dalam usus besar manusia dan
hewan,dalam tanah dan dalam air (Radji dalam Oktariani,2011).Penularan penyakit
dapat terjadi melalui kontak langsung dan biasanya terjadi ditempat yang kurang
memiliki sanitasi lingkungan yang bersih (Radji dalam Oktariani,2011).
Organisme yang umum digunakan sebagai petunjuk adanya pencemaran pada
air adalahE.coli tidak diragukan lagi berasal dari kotoran manusia dan adanya E. coli
harus dianggap sebagai petunjuk adanya polusi kotoran yang memerlukan tindakan
secepatnya(Buckle dalam Oktariani,2011).
Coliform merupakan suatu grup bakteri heterogen,bentuk batang,gram
negative,kuman ini digunakan sebagai indikator adanya populasi yang berasal dari
kotoran manusia atau hewan dan menunjukkan kondisi sanitasi yang tidak baik
terhadap air,makanan,susu dan produk-produk susu.Yang termasuk basil
coliformantara lain E. coli, Edwasiella, Citrobacter, Klebsiella, Hafnia, Serratia,
Proteus, Arizona, Providentia, Pseudomonas, danBasil parakolon.
8

Organisme yang paling umum digunakan sebagai indikator adanya polusi


adalah E.coli.Bakteri coliform merupakan flora normal pada usus manusia dan
hewan tetapi akan menjadi pathogen bila diluar saluran pencernaan,saluran
kemih,pada selaput otak yang akan menyebabkan radang,terutama pada individu
yang mempunyai daya tahan tubuh rendah misalnya bayi,orang lanjut usia dan
orang-orang yang baru sembuh dari sakit(Nugroho,2006).
Bakteri coliform termasuk family Enterobactericiae.Kebanyakan anggota dari
Enterobactericiae mempunyai flagella.Jenis Enterobacterichia. Enterobactericiae
(dahulu disebutAerobacter)danKlebsiella disebut bakteri Coli(Coliform) dan sering
digunakan dalam uji sanitasi air dan susu.Spesies Enterobacter misalnyaE.
aerogenes disebut Coliform non fecal karena tidak mempunyai flora normal di dalam
saluran pencernaan melainkan ditemukan pada saluran pernapasan dan usus.Salah
satu spesiesnya yaitu K.pneumonia dapat menyebabkan pneumonia pada manusia.
Jenis Escherichia hanya memiliki satu spesies yaitu E. coli dan disebut
Coliform Fecal karena ditemukan dalam saluran usus hewan dan manusia sehingga
sering terdapat dalam feses.Coliform Fecal (Coli Tinja) dapat hidup pada suhu 42oC
– 44oC.Bakteri ini sering digunakan sebagai indikator kontaminasi kotoran.Coliform
Fecal(Coli Tinja) dapat menyebabkan berbagai infeksi antara lain:diare,infeksi pada
saluran kencing dan meningitis(Nugroho,2006).
Bakteri Coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu:
1. Coliform Fecal.
Kelompok bakteri fecal ini diantaranya adalah E. coli.E. coli merupakan
bakteri yang berasal dari kotoran hewan dan manusia.Jadi adanya E. coli pada air
menunjukkan bahwa air tersebut pernah terkontaminasi oleh feses
manusia(Supardi & Sukamto,1999).
2. Coliform Non Fecal.
Kelompok Coliform Non fecal Enterobacter aerogenes.Bakteri ini biasanya
ditemukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang sudah mati(Supardi &
Sukamto, 1999).Beberapa galur E. coli menjadi penyakit infeksi pada
manusiainfeksi pada saluran kencing.Infeksi E. coli seringkali berupa penyakit
9

diare yang disertai kejang perut,demam dan terkadang dapat menyebabkan


gangguan pada ginjal (Radji dalam Oktariani,2011).
E. coli merupakan bakteri penyebab salah satu penyakit yang paling banyak
menyerang manusia yang merupakan penyakit pencernaan yaitu diare.E. coli
menyebabkan diare dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. E. coli Enteropatogenik (EPEC)
E. coli Enteropatogenik (EPEC) menyebabkan gastroenteristis padabayi
yang baru lahir hingga umur 2 tahun hingga terjadi kegagalan pertumbuhan pada
bayi, khususnya di negara-negara berkembang.E. coli ini menyebabkan lesu
melalui pengikisan permukaan usus (Nugroho,2006).
2. E. coli Enterotoksigenik (ETEC)
E. coli Enterotoksigenik merupakan penyebab utama travellersdiarrhed
(diare pelancong) yang menyerang bayi-bayi di Negara berkembang.Galur-galur
Enterotoksigenik menghasilkan satu atau dua macam enterotoksin yang
berbeda.Beberapa galur menghasilkan toksin yang tahan panas(TP) sedangkan
yang lainmerupakan toksin yang tidak tahan panas (TTP).Kedua macam toksin
ini menyebabkan diare pada orang dewasa dan anak-anak (Nugroho,2006).
3. E. coli Enteroinvasif (EIEC)
Serotipe-serotipe E. coli tentu selain Enteropatogenik ditemukan sebagai
penyakit penyakit diare pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa.E.
coli ini menyerang sel-sel epitel usus besar dan menyebabkan sindrom klinis
yang mirip dengan sindrom yang diakibatkan oleh Shigella yaitu
demam,diare,muntah dan kram.Galur ini dikenal sebagai enteroinvasif.Virulensi
terhadap epitel usus dan penularan didukung dengan sanitasi yang buruk
(Nugroho,2006).
4. E. coli Enterohemoragik (EHEC)
E. coli Enterohemoragik sering ditemui pada makanan yang tercemar feses
sapi.E.coli jenis ini menghasilkan toksin hemoragik dan dapat berkembang
menjadi uremic dan gagal ginjal akut (Nugroho,2006).
10

5. E. coli enteroagragative (EAEC)


E. coli enteroagragative menyebabkan diare akut dan kronik (dalam jangka
waktu > 14) pada orang di negara berkembang.EAEC melekat pada mukosa
intestinal,menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin,akibatnya adalah kerusakan
mukosa,pengeluaran sejumlah besar mucus danterjadi diare (Jawetz,2001).

2.5. Pemeriksaan dengan metode Most Probable Number (MPN)


Most Probable Number adalah metode untuk memperkirakan jumlah kepadatan
mikroba sampel.Metode MPN ini berbeda dengan metode cawan dimana metode
cawan menggunakan media agar/media padat,dalam metode MPN ini media yang
digunakan media cair yang di tempatkan di dalam tabung reaksi (Rahayu,2012).
Metode MPN biasa digunakan untuk uji kualitas air atau bahan pangan serta
produk olahan yang berbentuk cair,meskipun dapat pula digunakan untuk sampel
padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1: 10 dari sampel tersebut.Grup
mikroba yang dapat dihitung dengan metode MPN juga bervariasi tergantung media
yang digunakan untuk pertumbuhan. Metode MPN dapat digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba jenis tertentu yang terdapat di antara mikroba-mikroba
lainnya. Adanya bakteri yang dapat memfermentasi laktosa ditunjukkan dengan
terbentuknya gas di dalam tabungdurham.Cara ini biasa digunakan untuk
menentukan MPN coliform terhadap air karena coliform termasuk bakteri yang dapat
memfermentasi laktosa (Rahayu,2012).

2.6. Media
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau
nutrisi yang diperlukan untuk menumbuhkan mikroorganisme.
1. Peptone Salt Solution (PSS)
PSS adalah salah satu bahan buatan pabrik yang dipakai dalam pembuatan media
dan digunakan untuk pelarut dan pengencerdiasampel makanan dan minumanISO
7251:2005
2. Lauryl Sulfat Broth (LSTB)
LSTB/MLST merupakan suatu medium yang digunakan untuk deteksi coliform
dalam sampel air, produk susu dan sampel makanan lainnya.
11

3. E.C Broth (ECB)


EC Broth merupakan media selektif untuk diferensiasi coliform faecal dan uji
konfirmasi untuk Escherichia coli dari sampel makanan. menggunakan teknik
angka yang paling memungkinkan.

2.7. Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua jenis
organisme hidup,dalam hal ini adalah mikroorganisme
(Protozoa,Fungi,Bakteri,Mycoplasma Virus) yang terdapat pada atau di dalam suatu
benda(Pratiwi,2008).
Jenis-jenis sterilisasi yaitu:
1. Sterilisasi Udara Panas
Proses sterilisasi udara panas dilakukan dengan udara yang dipanaskan
dalam sterilisator udara panas (oven) pada suhu 1600-2000oC. Waktu sterilisasi
(waktu kerja), yaitu 1 jam pada suhu 1800oC.Daerah penggunaannya ditunjukan
untuk sterilisasi alat dan instrument yang bahannya tahan pemanasan (pipet,
erlenmeyer).Metode ini tidak dapat digunakan untuk bahan yang terbuat dari
karet atau plastik.Sterilitator udara panas adalah alat berbentuk lemari,yang
memiliki ruang sterilisasi persegi empat.Sebuah pemanas elektris umumnya
berada dibawah ruang yang dipakai, sehingga udara masuk yang muncul dari
bawah, menjamin terjadinya distribusi panas yang baik.Suhu tersebut dapat diatur
secara langsung.
2. Sterilisasi Dengan Perebusan
Perebusan adalah di dalam air mendidih atau air pada suhu 1000oC selama
beberapa menit,tetapi banyak spora bakteri yang tahan panas dan masih hidup
setelah perebusan selama beberapa jam.
3. Sterilisasi Panas Bertekanan
Pengukusan dengan tekanan dapat dilakukan menggunakan autoklaf yaitu
untuk membunuh spora bakteri yang paling tahan panas. Spora yang paling tahan
panas akan mati pada suhu 121oC selama 15 menit. Suhu ini dapat dicapai pada
permukaan menggunakan uap pada tekanan 15 psi dalam tekanan atmosfer
12

berlebih.Kekuatan membunuh air panas disebabkan waktu kondensasi, pada


bahan yang disterilisasi dilepaskan sejumlah besar panas latent.Pengerutan yang
disebabkan oleh kondensasi menyebabkan uap air yang baru yang berarti lebih
banyak panas yang diserap. Untuk sterilisasi bahan cair, misalnya susu dapat
dilakukan pada suhu yang relatif tinggi dalam waktu yang sangat singkat, yaitu
130o – 1500oC selama 2 – 6detik. Proses ini disebut proses Ultra High
Temperature (Fardiaz,1992).
4. Metode sterilisasi Kimia
Metode sterilisasi kimia ini dilakukan untuk bahan-bahan yang rusak bila
disterilkan pada suhu tinggi (misalnya bahan-bahan dari plastik).Kekuatan anti
mikroba kimiawi diklasifikasikan atas dasar efesiensinya dalam membunuh
mikroorganisme.Metode sterilisasi kimia dapat dilakukan dengan menggunakan
gas (dengan cara fumigasi atau pengasapan)atau radiasi.Beberapa bahan kimia
yang dapat digunakan untuk sterilisasi gas yaitu:
a. Etilenoksida merupakan gas yang tidak berwarna, reaktif dan dapat
membentuk campuran eksplosif dengan udara dalam konsentrasi mulai dari
3% volume.Untuk pembebasan kuman umumnya digunakan campuran
etilenoksida-karbondioksida.Yang paling umum dipakai adalah campuran
90% volume etilenoksida dan 10% volume karbondioksida.Etilenoksida
efektif sebagai pembasmi kuman dalam konsentrasi sekurang-kurangnya 800
mg/liter.Dalam konsentrasi ini mereka mampu membunuh bakteri,jamur,virus
dan juga spora.
b. Formaldehida disarankan dalam bentuk campuran gas-udara pada
konsentrasi1,6 – 2,0 mg/liter untuk mensterikan material wadah dan
penutup.Keuntungannya adalah bahwa campuran gas tersebut tidak mudah
terbakar dan rendahnya kecenderungan absorbsinya pada bahan sintetis.
c. Asam parasetat (asam perosietan) merupakan larutan untuk sterilisasi
instrumen dan alat medis yang atas dasar sifat materialnya tidak dapat
dibebaskan kuman secara konvensional,khususnya pada alat yang
berkarat.Asam parasetat untuk membebaskan kuman digunakan larutan
13

konsentrasi 0,14:0,2 atau 0,4 persen dimana waktu kerjanya paling tidak
ditentukan dengan suatu indikator sterilisasi (Voigt,1995).
2.8. Lokasi Pasar Rajawali
Pasar Rajawali merupakan salah satu Pasar Tradisional yang beroperasi dari
jam 05.00 – 15.00 WIB danberlokasi diJalan Rajawali Kecamatan Jekan Raya Kota
Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah.
14

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,
Metode eksperimen adalah metode penelitian atau kegiatan percobaan (eksperimen)
yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai
akibat dari adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus dari penelitian eksperimen adalah
adanya percobaan (Notoadmodjo, 2005).

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Juni 2019 dengan lokasi
pengambilan di wilayah Pasar Rajawali Kecamatan Jekan Raya Kota Palangkaraya
Provinsi Kalimantan Tengah. Pemeriksaan dan pengamatan sampel dilakukan di
Laboratorium Balai Besar POM di Palangkaraya.

3.3. Objek Penelitian


Objek pada penelitian ini adalah 10 (sepuluh) sampel tahu yang berasal dari 5
(lima) penjual sayur di Pasar Rajawali Kecamatan Jekan Raya Kota Palangkaraya,
yang terdiri dari tahu sumedang dan tahu biasa.

3.4. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Timbangan analitik
b. Oven
c. Autoklave
d. Inkubator suhu 37oC – 44oC
e. Laminer Air Flow (LAF)
f. pH meter
g. Kompor
h. Gelas ukur
i. Erlenmeyer 250ml,500 ml, dan 1000 ml
15

j. Pipet ukur 10 ml, 5 ml, 2 ml, dan 1 ml


k. Pipet piler
l. Tabung reaksi 15 ml
m. Rak tabung
n. Tabung durham
o. Ose
p. Aluminium foil
q. Kapas
r. Tisu
s. Batang pengaduk
t. Botol semprot
u. Spidol permanen
v. Plastik transparan
w. Stiker
2. Bahan
a. Alkohol
b. Aquadest
c. Media Peptone Salt Solotion (PSS)
d. Media Lauryl Sulfat Broth (LSTB)
e. Media E.C Broth(ECB)
f. PW/Indol
g. Sampel (Tahu)

3.5. Prosedur Kerja


Prosedur kerja penelitian ini dilakukan berdasarkan atau mengacu pada SNI
ISO 7251;2005.
3.5.1. Pembuatan Peptone Salt Solution (PSS)
1. Timbang 1 g media Peptone From Mead (PDF) dan 8,5 g Natrium
Klorida(NaCl)masukkan ke dalam erlenmayer 1000 ml.
2. Larutkan dengan aquadest sebanyak 1000 ml ukur pH 7,2 ± 0,2.
3. Aduk sampai larut.
16

4. Tutup dengan kapas berlemak dan lapisi dengan aluminium foil.Beri


tulisan/tanda PSS dan tanggal pembuatan serta paraf.
5. Sterilkan dalam autoklaf selama 15 menit dengan temperatur 121oC.
6. Keluarkan dari autoklaf,biarkan dingin pada suhu kamar(15 – 30oC)MA
PPOMN TH 2014(lampiran tentang komposisi dan pembuatan media,hal
247).
3.5.2. Media Lauryl Sulfat Broth(LSTB)
1. Timbang 35,6g Media Lauryl Sulfat Broth (LSTB),masukkan ke dalam
erlenmayer 1000 ml.
2. Larutkan dengan aquadest sebanyak 1000 ml ukur pH 6,8 ± 0,2.
3. Panaskan dan aduk sampai larut.
4. Pipet dan masukkan 9 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi kemudian
masukkan tabung durham.
5. Tutup dengan kapas berlemak dan lapisi dengan aluminium foil. Beri
tulisan/tanda LSTB/MLST dan tanggal pembuatan serta paraf.
6. Sterilkan dalam autoklaf selama 15 menit dengan temperatur 121oC.
7. Keluarkan dari autoklaf,biarkan dingin pada suhu kamar(15 – 30oC).
3.5.3. Pembuatan Media E.C Broth(ECB)
1. Timbang 37 atau 74 g ECB,masukkan ke dalam erlenmayer 1000 ml.
2. Larutkan dengan aquadest sebanyak 1000 ml ukur pH 6,9±0,2.
3. Panaskan dan aduk sampai larut.
4. Pipet dan masukkan 9 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi kemudian
masukkan tabung durham.
5. Tutup dengan kapas berlemak dan lapisi dengan aluminium foil.Beri
tulisan/tanda ECB dan tanggal pembuatan serta paraf.
6. Sterilkan dalam autoklaf selama 15 menit dengan temperatur 121oC.
7. Keluarkan dari autoklaf,biarkan dingin pada suhu kamar(15 – 30oC).
17

3.5.4. Cara Pengujian


1. Uji Pendahuluan
a. Siapkan sampel timbang 25 g masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
secara aseptis.
b. Encerkan dengan 225 ml PSS.
c. Siapkan 9 tabung LSTB yang sudah disterilkan.
d. Buat 3 kali pengenceran setiap pengenceran dipipet 1 ml.
e. Inkubasi pada suhu 37oC selama 24 – 48±2 jam, kemudian lakukan
pengamatan.
f. Apabila di dalam tabung durham terjadi kekeruhan danmengandung
gelembung udara maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan
media ECB.
2. Uji lanjutan
a. Dari setiap tabung yang berwarna keruh dan terdapat gelembung
udara(gas) dikocok.
b. Diinokulasi pada tabung ECB masukkan 1 – 2sengkelit dengan
menggunakan ose yang terlebih dahulu dipanaskan menggunakan
apibunsen.
c. Inkubasi pada suhu 44±2oC selama 24 jam, kemudian lakukan
pengamatan.
d. Apabila di dalam tabung durham terjadi kekeruhan danmengandung
gelembung udara maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakanuji
penegasan dengan menggunakan PW Indol.
3. Penanganan limbah yang dihasilkan laboratorium mikrobiologi
a. Alat gelas,bahan atau sisa media yang terkontaminasi dengan bakteri
terlebih dahulu didestruksi dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15
menit,sebelum dicuci.
b. Tumpahan bakteri dihapus dengan kapas yang dibasahi dengan etanol
70%, kemudian disemprotkan dengan etanol 70% atau desinfektan yang
sesuai.
18

c. Sampah yang tidak terkontaminasi dapat dibuang ditempat pembuangan


sampah umum,tetapi sampah yang terkontaminasi harus dikumpulkan
dalam wadah yang tidak mudah bocor untuk dibakar atau didestruksi
dengan pemanasan dengan menggunakan autoklafpada suhu 121oC
selama 15 menit (Pengendalian kondisi lingkungan pengujian:5.3/POB-
02/II/16).
19

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah dilakukan pada 10(sepuluh) sampel tahu yang
berasal dari 5 penjual sayur yang berada di di Pasar Rajawali Kecamatan Jekan Raya
Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah. Diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1.Data Hasil Uji Praduga MPN pada Tahu dengan media LSTB(tabel MPN
ISO 7251:2005 (E)
Pengenceran Hasil
Kode 10 -1
10 -2
10 -3 Pembacaan MPN
No
Sampel Indek
I II II I II III I II III I II III
I
01 A - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
02 B - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
03 C - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
04 D + + + - - - - - - 3 0 0 0.78
05 E - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
06 F + + + + + + - - - 3 3 0 1.7
07 G + + + - - - - - - 3 0 0 0.78
08 H - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
09 I - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
10 J - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
Kontrol + + + + + + + + + 3 3 3 2.4

Keterangan :+ (positif) adalah mengandung bakteri Coliform.


̵(negatif) adalah tidak mengandung bakteri Coliform.
Kontrol +(positif) adalahbakteri Escherichia Coli.
Sampel yang menunjukkan hasil positif (pada tabung durham terdapat
gelembung gas) pada uji praduga dilanjutkan dengan uji penegasan menggunakan
media ECB dan diinkubasipada inkubator pada suhu 44oC ±1 selama 24 jam.
20

Tabel 2.Data Hasil Uji Penegasan MPN pada Tahu dengan media ECB(tabel MPN
ISO 7251:2005 (E)
Pengenceran Hasil
Kode -1 -2 -3 Pembacaan MPN
No 10 10 10
Sampel Indek
I II III I II III I II III I II III
01 D - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
02 F - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
03 G - - - - - - - - - 0 0 0 < 0.18
Kontrol + + + + + + + + + 3 3 3 2.4

Keterangan :̵(negatif) adalah tidak mengandung bakteri Escherichia Coli


Kontrol +(positif) adalahbakteri Escherichia Coli.
Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan tahu untuk mengetahui apakah
makanan ini layak untuk dikonsumsi atau tidak, karena makanan yang empuk dan
gurih rasanya itu, disukai banyak orang serta harganya terjangkau.Hampir setiap hari
orang makan tahu, baik sebagai lauk teman nasi, maupun sebagai camilan.
Sebelum melakukan penelitian, hal yang paling pertama dilakukan yaitu
sterilisasi alat dan pembuatan media yang akan digunakan. Sterilisasi merupakan
proses penghilangan mikroorganisme yang terdapat pada suatu benda. Tujuan
melakukan strilisasi ini adalah membebaskan alat dan media dari mikroorganisme
sehingga tidak terjadi kontaminasi.
Dalam metode MPN ini digunakan pengujian dengan dua tahap uji yaitu uji
praduga dan uji penegasan. Uji praduga pada penelitian ini menggunakan 9 tabung
reaksi dari pengenceran 10-1– 10-3 tiap pengenceran masing-masing 3 tabung reaksi
yang berisi 9 ml media Media Lauryl Sulfat Broth (LSTB) dan sudah ada tabung
durham, beri tanda masing-masing tabung. Sampel ditimbang sebanyak25 gram di
masukkan ke dalam erlemeyer 250 ml kemudian diencerkan dengan menggunakan
pengencer Peptone Salt Solution (PSS), pipetsampel tersebut sebanyak 1 ml ke
dalam masing-masing tabung reaksi yang bertanda 10-1dan 1 ml ke dalam tabung
reaksi yang berisi media pengencer Peptone Salt Solution (PSS) sebanyak 9 ml
(pengenceran 10-2) vortek, dari tabung reaksi pengenceran 10-2.Pipet 1 ml kemudian
dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang bertanda 10-2dan 1 ml lagi
21

ke dalam tabung reaksi pengencer 10-3vortek, kemudian pipet masing-masing 1 ml


ke dalam tabung reaksi yang bertanda 10-3. Inkubasi pada suhu 37oC selama 48±2
jam. Hasil pengujian uji praduga ditemukan positif yang ditunjukkan adanya
kekeruhan dan gelembung gas pada tabung durham. Dilanjutkan kepengujian uji
penegasan dengan menggunakan media E.C. Broth (ECB),diinkubasi pada suhu
44oC±1 selama 24 jam.Hasil pengamatan dari ketiga sampel di atas tidak terjadi
perubahan warna dan tidak ada gelembung gas pada tabung durham.Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan kontrol media positif (bakteri Escherichia Coli) untuk
perbandingan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa 10 (sepuluh) sampel tahu
yang dijual di Pasar Rajawali Palangkaraya tidak mengandung bakteri E. coli.Semua
sampel tahu tersebut masih memenuhi syarat untuk dikonsumsi, berdasarkan tabel
Acuan Nomor 7251 Tahun 2005, dengan nilai MPN < 0,18.
22

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan
Dari hasil penelitian saya ini yang berjudul Identifikasi Bakteri Escherichia
coli pada Tahu di Pasar Rajawali Palangkaraya dengan metode Most Probable
Number (MPN) dapat disimpulkan bahwa :
1. Tahu yang dijual di Pasar Rajawali Palangkaraya tidak mengandung bakteri
E.coli.
2. Tahu yang dijual di Pasar Rajawali Palangkaraya memenuhi syarat karena
menghasilkan angka/nilai MPN< 0,18.
3. Tahu yang dijual di Pasar Rajawali Palangkaraya masih layak untuk dikonsumsi.

5.2. Saran
1. Bagi penjual tahuyang ada di Pasar Rajawali hendaknya dapat selalu menjaga
dan memperhatikan kebersihan terutama air rendaman tahu dengan menggunakan
air bersih.
2. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian dengan metode yang
sama, dengan sampel dan tempat yang berbeda.
23

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia , Kemenkes RI, 2012

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009 Undang-Undang Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Memberi Batasan tentang
Kesehatan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Surat Keputusan Nomor


92/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan
Jajanan.Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia No. 1096 tahun 2011. tentang Hygiene Sanitasi Jasa boga.

Dwidjoesaputro.2001.Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan.

Hartono, 2003.Penyakit bawaan makanan (food borne disease)

Ismail,2010.Penularanberbagai penyakitmulai dari ringan


hinggaberatdapatterjadimelaluiair.

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Kumpulan Modul kursus Higiene sanitasi


makanan. Jakarta: Sub Direktorat Higiene Sanitasi Pangan Direktorat
Penyehatan Lingkungan Direktorat Jendral PP dan PL.

MA PPOMN Tahun 2014 (lampiran tentang komposisi dan pembuatan Media, hal
247).

Notoadmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan.

Nugroho, A. 2006.Bioindikator Kualitas Air.Jakarta :Universitas Trisakti

Oktariani. 2011.Pemeriksaan Cemaran Bakteri Escherichia coli.

Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
dan Persyaratan Kesehatan Air untuk keperluan Hygiene Sanitasi, Kolam,
Solus peraqua, dan Pemandian Umum.

Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi Farmasi.

SNI ISO 7251:2005 Tentang Pengujian MPN E.coli


24

Supardi dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan


Pangan.

Suriaman, 2017.Diare
merupakanpenyebabkematiannomorduapadaanakdibawahusialima tahun
atau sekitar 15 persen padatahun 2008

Tabel MPN SNI ISO 7251:2005.

Voigt. R. 1995. Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta.


25

Lampiran 1. Prosedur Kerja

1. Sterilisasi alat

2. Pembuatan media Peptone Salt Solution (PSS)

Timbang 1 g media Peptone From Mead (PDF) dan 8.5 g Natrium


Klorida(NaCl)masukkan ke dalam erlenmayer 1000 ml.

Larutkan dengan aquadest sebanyak 1000 ml ukur pH 7.2 ± 0.2.



Aduk sampai larut.

Tutup dengan kapas berlemak dan lapisi dengan aluminium foil.Beri


tulisan / tanda PSS dan tanggal pembuatan serta paraf.

Sterilkan dalam autoklaf selama 15 menit dengan temperatur 121oC.

Keluarkan dari autoklaf, biarkan dingin pada suhu kamar (15-30oC) MA
PPOMN TH 2014 (lampiran tentang komposisi dan pembuatan media,
hal 247).

3. Pembuatan Media Lauryl Sulfat Broth / Lauryl Triptone Broth (LSTB / MLST)

Timbang 35.6 g Media Lauryl Sulfat Broth/Lauryl Triptone


Broth(LSTB/MLST),masukkan kedalam erlenmayer 1000 ml.

Larutkan dengan aquadest sebanyak 1000 ml ukur pH 6.8 ± 0.2.

Panaskan dan aduk sampai larut.

Pipet dan masukkan 9 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi
kemudian masukkan tabung durham.
26


Tutup dengan kapas berlemak dan lapisi dengan aluminium foil.Beri
tulisan / tanda LSTB / MLST dan tanggal pembuatan serta paraf.


Sterilkan dalam autoklaf selama 15 menit dengan temperatur 121oC.

Keluarkan dari autoklaf, biarkan dingin pada suhu kamar (15-30oC).


(Oxoid No.Katalog CM0451).

4. Pembuatan Media E.C Broth (ECB)


Timbang 37 atau 74 g ECB, masukkan kedalam erlenmayer 1000 ml.

Larutkan dengan aquadest sebanyak 1000 ml ukur pH 6.9±0.2.


Panaskan dan aduk sampai larut.



Pipet dan masukkan 9 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi
kemudian masukkan tabung durham.

5. Pengambilan Sampel

10sampel dibeli dari 5 penjual sayur yang ada di Pasar Rajawali


Palangkaraya.

Sampel dibawa ke laboratorium mikrobiologi Balai Besar POM di


Palangkaraya dan langsung diuji.

6. Pemusnahan Limbah Biologi

Alat gelas, bahan atau sisa media yang terkontaminasi dengan bakteri
terlebih dahulu didestruksi dalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15
menit, sebelum dicuci.
27

Tumpahan bakteri dihapus dengan kapas yang dibasahi dengan etanol


70%, kemudian disemprotkan dengan etanol 70% atau desinfektan yang
sesuai.

Sampah yang tidak terkontaminasi dapat dibuang ditempat pembuangan


sampah umum, tetapi sampah yang terkontaminasi harus dikumpulkan
dalam wadah yang tidak mudah bocor untuk dibakar atau didestruksi
dengan pemanasan dengan menggunakan autoklafpada suhu 121oC
selama 15 menit(Pengendalian kondisi lingkungan pengujian:5.3/POB-
02/II/16).
28

Lampiran 2. Tabel MPN

Number of MPN Categorya when the number of Confidence limits


positive results index samples (per batch) tested is
1 2 3 5 10 ≥ 95 % ≥ 95 % ≥ 99 % ≥ 99 %
0 0 0 < 0,18 0,00 0,65 0,00 0,93
0 0 1 0,18 2 2 2 1 1 0,00 0,65 0,00 0,93
0 1 0 0,18 2 2 2 1 1 0,01 0,65 0,00 0,93
0 1 1 0,36 3 3 3 2 2 0,07 0,99 0,02 1,40
0 2 0 0,37 3 2 2 2 1 0,07 0,99 0,02 1,40
0 2 1 0,55 0 0 0 3 3 0,17 1,40 0,09 2,10
0 3 0 0,56 0 3 3 3 3 0,17 1,40 0,09 2,10
1 0 0 0,20 1 1 1 1 1 0,02 0,99 0,01 1,40
1 0 1 0,40 2 1 1 1 1 0,07 1,00 0,02 1,40
1 0 2 0,60 0 0 3 3 3 0,17 1,40 0,09 2,10
1 1 0 0,40 1 1 1 1 1 0,07 1,10 0,03 1,40
1 1 1 0,61 3 2 2 2 1 0,17 1,40 0,09 2,10
1 1 2 0,81 0 0 0 0 3 0,33 2,20 0,20 2,80
1 2 0 0,61 2 1 1 1 1 0,18 1,40 0,09 2,10
1 2 1 0,82 3 3 3 3 2 0,33 2,20 0,20 2,80
1 3 0 0,83 3 3 3 3 2 0,33 2,20 0,20 2,80
1 3 1 1,0 0 0 0 0 3 0,3 2,2 0,2 2,8
1 4 0 1,1 0 0 0 0 3 0,3 2,2 0,2 2,8
2 0 0 0,45 1 1 1 1 1 0,08 1,4 0,04 2,10
2 0 1 0,68 2 1 1 1 1 0,18 1,50 0,09 2,10
2 0 2 0,91 0 3 3 3 3 0,33 2,20 0,20 2,80
2 1 0 0,68 1 1 1 1 1 0,19 1,70 0,10 2,30
2 1 1 0,92 2 2 1 1 1 0,33 2,20 0,20 2,80
2 1 2 1,2 0 0 3 3 3 0,4 2,5 0,2 3,4
2 2 0 0,93 1 1 1 1 1 0,34 2,20 0,20 2,80
2 2 1 1,2 3 3 2 2 2 0,4 2,5 0,2 3,4
2 2 2 1,4 0 0 0 0 3 0,6 3,4 0,4 4,4
2 3 0 1,2 3 2 2 2 1 0,4 2,5 0,2 3,4
2 3 1 1,4 0 3 3 3 3 0,6 3,4 0,4 4,4
2 4 0 1,5 0 3 3 3 3 0,6 3,4 0,4 4,4
3 0 0 0,78 1 1 1 1 1 0,21 2,20 0,12 2,80
3 0 1 1,1 1 1 1 1 1 0,4 2,2 0,2 2,9
3 0 2 1,3 3 3 3 2 2 0,6 3,4 0,4 4,4
3 1 0 1,1 1 1 1 1 1 0,4 2,5 0,2 3,4
3 1 1 1,4 2 1 1 1 1 0,6 3,4 0,4 4,4
3 1 2 1,7 3 3 3 3 2 0,6 3,4 0,4 4,4
3 2 0 1,4 1 1 1 1 1 0,6 3,4 0,4 4,4
3 2 1 1,7 2 2 2 1 1 0,7 3,9 0,5 5,1
3 2 2 2,0 0 3 3 3 3 0,7 3,9 0,5 5,2
3 3 0 1,7 2 2 1 1 1 0,7 3,9 0,5 5,2
3 3 1 2,1 3 3 3 2 2 0,7 3,9 0,5 5,2
3 3 2 2,4 0 0 0 3 3 1,0 6,6 0,7 9,4
3 4 0 2,1 3 3 2 2 2 0,7 4,0 0,5 5,2
3 4 1 2,4 0 3 3 3 3 1,0 6,6 0,7 9,4
3 5 0 2,5 0 0 0 3 3 1,0 6,6 0,7 9,4
29

Lampiran 3. Pemeriksaan dengan Metode Most Probable Number

1 ml 1 ml

10-1 10-2 10-3

sampel

1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml 1 ml

10-1 10-1 10-1 10-2 10-2 10-2 10-3 10-3 10-3

Inkubasi suhu 37oC 24 – 48 ± 2

Hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaaan positif di tandai


Negatif (berhenti) adanya gelembung udara pada tabung
durham

Pindah ke media ECB @1 use

Inkubasi suhu selama 24 jam 44 ± 1oC


Hasil pemeriksaan
Negatif (berhenti)

Hasil pemeriksaan positif ditandai


PW indol inkubasi 37oC
adanya gelembung udara pada tabung
selama 24 – 48 jam
durham
30

Lampiran 4. Data Sampel

Kode
No Nama Sampel Tempat dan Alamat Sampling
Sampel
01 A Tahu Sumedang Wrg Mbak Erna Pasar Rajawali Palangkaraya

02 B Tahu Biasa Wrg Mbak Erna Pasar Rajawali Palangkaraya

03 C Tahu Sumedang Wrg Ibu Istinganah Pasar Rajawali


Palangkaraya

04 D Tahu Besar Wrg Ibu Istinganah Pasar Rajawali


Palangkaraya

05 E Tahu Sumedang Wrg Bule Ana Pasar Rajawali Palangkaraya

06 F Tahu Tangkiling Wrg Bule Ana Pasar Rajawali Palangkaraya

07 G Tahu Sumedang Wrg Mama Putra Pasar Rajawali Palangkaraya

08 H Tahu tangkiling Wrg Mama Putra Pasar Rajawali Palangkaraya

09 I Tahu Sumedang Wrg Pak wanto Pasar Rajawali Palangkaraya

10 J Tahu Besar Wrg Pak Wanto Pasar Rajawali Palangkaraya


31

Lampiran 5.Gambar Sampel dan Baku E. coli

Sampel

Sampel
32

Baku E.coli
33

Lampiran 6. Gambar Hasil Sampel Hari Pertama

Sampel Tahu A

Sampel Tahu B
34

Sampel Tahu C

Sampel Tahu D
35

Sampel Tahu E

Sampel Tahu F
36

Sampel Tahu G

Sampel Tahu H
37

Sampel Tahu I

Sampel Tahu J
38

Lampiran 7. Gambar Hasil Hari Kedua

Sampel Tahu A

Sampel Tahu B
39

Sampel Tahu C

Sampel Tahu D
40

Sampel Tahu F

Sampel Tahu G
41

Sampel Tahu H

Sampel Tahu I
42

Sampel Tahu J
43

Lampiran 8. ECB Baku E. coli dan Hasil Uji Penegasan

ECB Baku E. Coli

Sampel Tahu D
44

Sampel Tahu F

Sampel Tahu G

Anda mungkin juga menyukai