Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PENELITIAN

IDENTIFIKASI BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA RENDAMAN AI


R TAHU YANG DIJUAL DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO
PROVINSI SULAWESI UTARA

DISUSUN OLEH :

TANIA JENNET SALAILA 18 502 056

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan komponen kimiawi yang terbesar pada bahan pangan dan
merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Kadar air bahan
sangat berpengaruh terhadap aktivitas mikrobiologis yang dapat menyebabkan
kerusakan produk selama pengangkutan dan penyimpanan.

Air dapat digunakan untuk proses pengolahan makanan maupun bahan


pangan, akan tetapi air yang digunakan adalah air bersih yang bebas kontaminasi
dari bakteri. Salah satu bahan makanan yang membutuhkan air dalam proses
pengolahannya yaitu tahu (Chandra,2007)

Tahu merupakan salah satu jenis makanan sumber protein dengan berbaha
n dasar kacang kedelai yang sangat disukai dan digemari oleh masyarakat Indones
ia. Kebanyakan produk tahu di Indonesia dihasilkan oleh usaha skala kecil yang k
ebanyakan terdapat diPulau Jawa khususnya Semarang. Usaha industry tahu berke
mbang pesat sejalan dengan peningkataanya jumlah penduduk Indonesia.

Tahu berisifat mudah rusak. Pada kondisi normal (suhu kamar) daya
tahannya rata-rata sekitar 1-2 hari saja. Setelah lebih dari batas tersebut rasanya
menjadi asam dan terjadi penyimpangan warna, aroma, dan tekstur sehingga tidak
layak untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh kadar air dan protein tahu
relative tinggi, masing-masing 86 persen dan 8-12 persen. Tahu mengandung
lemak 4,8 persen dan karbohidrat 1,6 persen. Dengan komposisi nutrisi tersebut,
tahu merupakan media yang cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme
pembusuk, terutama bakteri (Koswara, 2011)

Di Kota Manado Provensi Sulawesi Utara banyak pedagang berjualan


tahu, tahu yang dijual menggunakan air rendaman pada wadah agar
mempertahankan tekstur tahu. Tetapi maish banyak penjual yang tidak
memperhatikan kualitas air yang digunakan pada ai rendaman tahu. Dalam
pengolahan tahu atau penyimpanan tahu harus menggunakan air yang bersih,
karena apabila digunakan air yang tidak memenuhi standar yang baik dan benar
dapat mengakibatkan pertumbuhan bakteri

Menurut Permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-sy


arat dan kualitas air bersih yang menetapkan jumlah Eschericia coli pada air bersi
h adalah 0/100 ml sampel bakteri Eschericia coli merupakan flora normal yang ad
a pada usus manusia maupun usus hewan berdarah panas. Apabila di temukan Esc
hericia coli pada >0/100 ml sampel maka besar kemungkinan terdapat bakteri-ba
kteri pathogen lainnya dalam sampel lain. Jika makanan atau minuman mengandu
ng Eschericia coli hendaknya harus dipertimbangkan penolkan pemakaian untuk a
ir minum sebab besar kemungkinan air atau makanan tersebut tercemar bahan kot
or.

Escherichia coli merupakan bakteri yang berbentuk batang gram negative


hidup pada saluran pencernaan usus, baik pada manusia maupun hewan.Pengolaha
n makanan perlu diperhatikan untuk menjamin keamanan makanan, disamping unt
uk mencegah terjadinya penyebaran penyakit melalui makanan, diantaranya diare
berdarah, gagal ginjal akut, dan menginitis (Purnawijayawanti, 2001)

Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan
dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau
lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011). Diare dapat disebabkan oleh transportasi
air dan elektrolit yang abnormal dalam usus. Diseluruh dunia terdapat kurang
lebih 500 juta anak yang menderita diare setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh
kematian pada anak yang hidup dinegara berkembang dengan diare serta dehidrasi

Ada beberapa Penelitian mengenai kontaminasi bakteri pathogen pada


makanan antara lain Penelitian Malsin (2016) tentang identifikasi bakteri
Escherichia coli pada tahu yang dijual di Pasar Panjang Bonggoeya Kecamatan
Wua-wua menunjukkan sebanyak 6 pedagang atau 31% yang positif menjual tahu
terkontaminasi bakteri Escherichia Coli. Menurut penelitian Yanti Rosila 2006, m
enyatakan bahwa 5 dari 12 sampel air tahu yang dijual pedagang kaki lima di pasa
r Bagan Batu memenuhi syarat kesehatan (0 dalam 100 ml sampel). Sedangkan 7
sampel air tahu lainnya tidak memenuhi syarat kesehatan (lebih dari 0 dalam 100
ml sampel.)

Berdasarkan banyaknya kemungkinan bagi bakteri Escherichia Coli untuk


tumbuh dan berkembang biak pada bahan pangan maupun makanan, maka penulis
ingin mengetahui tentang “Identifikasi Bakteri Escherichia coli Pada Air
Rendaman Tahu yang di jual di Pasar Bersehati Kota Manado Provinsi Sulawesi
Utara”

B. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas dapat diperoleh rumusan masalah berupa :
Apakah terdapat banyak Bakteri Escherichia coli pada rendaman air tahu yang
dijual di Pasar Bersehati Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini berupa :
Untuk mengidentifikasi adanya bakteri Escherichia Coli pada rendaman air tahu
yang di jual di Pasar Bersehati Kota Manado

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengidentifikasi bakteri
Escherichia Coli pada air rendaman tahu
2. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi
Menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya di Program Studi Biologi
Universitas Negeri Manado
3. Manfaat Bagi Masyarakat
A. Memberikan informasi kepada masrakat tentang kualitas air rendaman
tahu yang di jual di Pasar Bersehati Kota Manado Provinsi Sulawesi
Utara
B. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kebersihan
pada air ataupun bahan makanan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Bakteri


1. Pengertian Bakteri

Nama bakteri berasal dari bahasa Yunani dari kata bacterion yang
berarti batang kecil. Bakteri adalah kelompok mikroorganisme bersel satu
yang diklasifikasikan pada tingkat domain. Bersama dengan domain
Archaea, bakteri digolongkan sebagai prokariota. Sel bakteri memiliki
bentuk tertentu, misalnya menyerupai bola, batang, atau spiral, yang
biasanya berukuran beberapa mikrometer. bakteri adalah mikroskopis
yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Bakteri dapat hidup di
lingkungan yang beragam, baik di dalam maupun di luar tubuh manusia.
Mereka dianggap sebagai organisme purba yang telah menghuni bumi
sekitar miliar tahun lalu. Bakteri sendiri memiliki beragam jenis yang
dibagi menjadi beberapa kelompok yang berbeda. Beberapa jenis bakteri
tersebut bisa dilihat dari bentuknya, jumlah dan letak flagela,
kebutuhannya terhadap oksigen, hingga karakteristik dinding sel.(jawetz,
2004)

2. Struktur Bakteri
a. Dinding sel

Dinding sel, ditemukan pada semua bakteri hidup bebas kecuali pada
Mycoplasma. Dinding sel berfungsi melindungi kerusakan sel dari lingkungan
bertekanan osmotik rendah dan memelihara bentuk sel. Hal ini dapat diperlihatkan
melalui plasmolisis, dengan mengisolasi partikel selubung sel setelah sel bakteri
mengalami kerusakan secara mekanik, atau dengan penghancuran oleh lisozim.
Jika seluruh sel atau selubung sel diisolasi kemudian diberi lisozim, partikel
dinding sel bakteri (bukan archeabakteria) dapat lisi dengan perlakuan lisozim
tersebut dan membentuk protoplast (Bakteri Gram positif) dan spheroplas (Bakteri
Gram negatif).
Pada bakteri jelas adanya dinding sel yang terpisah dari protpolasmanya.
Dinding sel yang kaku dan kuat menyebabkan bakteri mempunyai bentuk yang
tetap yang terlindung dari pengaruh buruk dari luar. Karena dinding sel bersifat
lebih kaku, maka dengan menempatkan bakteri dalam larutan hipertonis,
protoplasma akan mengerut dan telepas dari dinding sel, sehingga dinding sel
akan terlihat dengan jelas.

b. Protopalasma (sitoplasma)

Protoplasma terdiri dari membran sitoplasma beserta komponen-


komponen seluler yang ada di dalamnya. Beberapa jenis bakteri dapat membentuk
endospora sebagai pertahanan dikala lingkungan tidak sesuai untuk
pertumbuhannya. Struktur dinding sel dapat menentukan perbedaan tipe sel
bakteri, seperti bakteri Gram positif dan Gram-negatif.

c. Membran sitoplasma

Membran sitoplasma merupakan lapisan dalam struktur sel bakteri yang


terbuat fosfolipid dan protein. Bagian tubuh bakteri ini memiliki dua sisi dengan
permukaan dan fungsi yang berbeda. Membran sitoplasma juga bersifat dinamis
dan terus beradaptasi dengan perubahan kondisi

Fungsi membran sitoplasma adalah membungkus bagian dalam bakteri


sekaligus mengatur aliran bahan masuk dan keluar sel. Pelindung ini
memungkinkan sel untuk secara selektif berinteraksi dengan lingkungan mereka.

d. Plasmid

Plasmid terbuat dari potongan DNA melingkar. Akan tetapi, plasmid tidak
terlibat dalam reproduksi. Beberapa jenis bakteri memiliki lingkaran materi
genetic pada struktur tubuh bakterinya yang disebut plasmid. Plasmid bereplikasi
secara independen dari kromosom. Meski tidak terlalu penting untuk
kelangsungan hidupnya, bagian tubuh bakteri ini memberikan beberapa
keuntungan selektif. Misalnya, plasmid mungkin mengandung gen yang membuat
bakteri resisten terhadap antibiotic tertentu

e. Kapsul
Kapsul adalah salah satu bagian dalam struktur sel bakteri yang terbuat
dari karbohidrat kompleks polisakarida. Kapsul hanya dimiliki beberapa jenis
bakteri tertentu. Kapsul bersifat antigen dan diduga merupakan pelindung bakteri
terhadap zat-zat yang berada didalam cairan badan. Kapsul juga merupakan factor
yang menentukan keganasan bakteri. Fungsi yang paling penting dari bagian
tubuh bakteri ini adalah menjaganya supaya tidak mengering dan melindunginya
agar tidak ditelan mikroorganisme lain.

f. Selubung sel
Struktur tubuh bakteri umumnya dikelilingi oleh dua lapisan pelindung,
yaitu dinding sel luar dan membrane plasma. Bakteri tertentu mungkin tidak
memiliki dinding sel sama sekali. Fungsi selubung sel sebagai area transport atau
pengangkutan untuk nutrisi dan area reseptor yang mempermudah interaksinya
dengan inang. Bagian ini sering kali mengandung komponen toksik (beracun).

g. Flagela

Flagela adalah struktur seperti rambut pada permukaan bakteri yang dapat
ditemukan pada salah satu ujung bakteri, kedua ujung bakteri, dan seluruh
permukaan bakteri. Flagela berfungsi menyediakan sarana penggerak bagi bakteri,
tapi tidak semua bakteri memilkinya. Bagian tubuh bakteri ini akan berdenyut
dengan gerakan seperti baling-baling, untuk membantu bakteri dalam gerak
menuju nutrisi, menjauhi bahan kimia beracun, dan menuju cahaya (pada sebagian
bakteri). Flagel memiliki panjangg 1-70 mikrom dan tebal 12-15 milimikrom
(entjang, 2003)

h. Pili

Pili merupakan tonjolan kecil menyerupai rambut yang muncul dari


permukaan sel luar dan lebih pendek dari flagella. Salah satu bagian dari struktur
sel bakteri ini berfungsi untuk:
1. Membantu bakteri menempel pada sel dan permukaan lain
2. Penghubung saat konjugasi, dimana dua bakteri bertukar fragmen DNA.

Tanpa adanya pili, banyak bakteri pathogen kehilangan kemampuaanya untuk


menginfeksi karena tidak dapat menempel pada jaringan inang.

i. Ribosom

Ribosom adalah unit berbentuk bulat yang merupakan ‘pabrik’ pada


semua sel. Bagian tubuh bakteri ini berukuran lebih kecil dan memiliki komposisi
beserta struktur molekul yang sedikit berbeda dibandingkan eukariot. Ribosom
berfungsi sebagai tempat menerjemahkan kode genetic dari asam nukleatmenjadi
asam amino, yaitu bahan penyusun protein.

j. Nukleoid

Nukleoid adalah area sitoplasma dimana DNA kromosom berada. Pada


struktru sel bakteri ini bukan nukleus yang terikat dengan membrane, melainkan
hanya area sitoplasma dimana terdapat untaian DNA.

Dari penelitian ternyata setiap jenis bakteri selalu mempunyai sifat yang
tetap. Karena didalam inti terdapat pembawa sifat (kromosom). Karena itu,
walaupun dahulu orang belum dapat melihat adanya inti didalam sel bakteri, tetapi
sudah menduga bahwa bakteri itu mempunyai inti didalam sitoplasmanya
walaupun masih sangat primitif.

3. Bentuk Bakteri

Beberapa bentuk dasar bakteri yaitu bulat (coccus), batang atau silinder
(bacillus) dan spiral yaitu bentuk batang melengkung atau melingkar (Pratiwi,
2008). Beberapa Bakteri, disebut vibrio, berbentuk batang yang sedikit
melengkung atau sering disebut bentuk koma. Berbagai bentuk ini ditentukan oleh
dinding sel dan sitoskeleton, dan hal ini penting karena menentukan kemampuan
Bakteri untuk memperoleh nutrisi, menempel pada permukaan, berenang pada
cairan, dan menghindari predator. Berikut ini adalah daftar bentuk-bentuk bakteri:

a. Basil (bacillus)
Memiliki bentuk berupa batang atau silinder dengan variasi monobasil
(hanya satu), diplobacillus (bergandengan dua-dua) dan streptobacillus
(bergandengan berbentuk rantai). Meski begitu, ada juga yang berbentuk
agak bundar sehingga disebut coccobacillus. Contoh bakterinya adalah
Bacillus anthracis. (Khulafa W 2020)
b. Kokus (coccus) 
Bakteri ini umumnya berbentuk bulat seperti bola. Variasinya adalah
micrococcus (tunggal), diplococcus (bergandengan dua-dua), tetracoccus
(bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar), sarcina
(bergerombol membentuk kubus), staphylococcus (bergerombol), dan
streptococcus (bergandengan membentuk rantai). Salah satu contoh
bakterinya adalah Staphylococcus aureus.
c. Spiral (sprillum)
Bakteri yang berbentuk lengkung dan nampak seperti spiral. Variasi
bentuknya ada vibrio (berbentuk koma, jika lengkung kurang dari setengah
lingkaran), spiral (jika bentuk lengkung lebih dari setengah lingkaran), dan
spirochete (bentuk lengkung membentuk struktur yang fleksibel). Contoh
bakterinya adalah Treponema pallidum.
Bakteri yang berbentuk spiral sangat sedikit jenisnya. Golongan ini
merupakan golongan yang paling kecil jika dibandingkan dengan
golongan basil dan golongan kokus (Pratiwi, 2008)

B. Tinjauan Bakteri Escherichia coli


a. Karakteristik Bakteri Escherichia coli

Genus Escherichia merupakan bagian dari Escherichiae yang termasuk


pada famili Enterobacteriaceae dan pertama kali diisolasi pada tahun 1885
oleh seorang bakteriologis asal Jerman bernama Theodor Escherich (Manning
2010). Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang
dengan ukuran berkisar antara 1.0-1.5 μm x 2.0-6.0 μm, tidak motil atau motil
dengan flagela serta dapat tumbuh dengan atau tanpa oksigen, bersifat
fakultatif anaerobik dan dapat tahan pada media yang miskin nutrisi.
Karakteristik biokimia E. coli lainnya adalah kemampuannya untuk
memproduksi indol, kurang mampu memfermentasi sitrat, bersifat negatif
pada analisis urease. Bakteri E. coli umum hidup di dalam saluran pencernaan
manusia atau hewan. Secara fisiologi, E. coli memiliki kemampuan untuk
bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang sulit. Escherichia coli tumbuh
dengan baik di air tawar, air laut, atau di tanah. Pada kondisi tersebut E. coli
terpapar lingkungan abiotik dan biotik (Anderson et al. 2005). Penyakit yang
ditimbulkan oleh E. coli disebabkan karena kemampuannya untuk beradaptasi
dan bertahan pada lingkungan yang berbeda. Ada beberapa jenis kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi E. coli untuk dapat tetap bertahan,
misalnya lingkungan asam (pH rendah) seperti pada saluran pencernaan
manusia, perubahan suhu, serta tekanan osmotik. Kemampuan E. coli untuk
bertahan hidup selama pendinginan dan pembekuan telah terbukti menjadikan
E. coli toleran terhadap kondisi kering.

b. Klasifikasi bakteri Escherichia coli

(Gambar 2.1 Bakteri Escherichia coli)

Menurut Songer dan Post (2005), klasifikasi Escherichia coli adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
c. Morfologi Bakteri Escherichia coli

Escherichia coli termasuk pada family Enterobacteriaceae. E. coli


merupakan bakteri gram negative yang berbentuk batang pendek atau sering
disebut kokobasil. Bakteri ini mempunyai flagel, yang mempunyai ukuran 0,4-0,7
µm x 1,4 µm dan memiliki simpai (Radji, 2011). E. coli memiliki panjang sekitar
2 μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4-0,7 μm, dan bersifat anaerob fakultatif. Dan
membentuk koloni yang bundar, cembung, dan halus dengan tepi yang nyata
(Hidayati dkk, 2016).
E. coli merupakan bakteri yang memilik 150 tipe antigen O, 50 tipe
antigen H, dan 90 tipe antigen K. Beberapa antigen O dapat dibawa oleh
mikroorganisme lain, sehingga sama seperti yang dimiliki oleh Shigella.
Terkadang penyakit yang spesifik berhubungan dengan antigen O, dapat
ditemukan pada penyakit infeksi saluran kemih dan diare (Karsinah, 2011).
E. coli merupakan bakteri anaerob fakultatif yang dapat hidup pada
keadaan aerob maupun anaerob. Oksigen digunakan untuk sumber karbon dari
luar yang berfungsi sebagai tenaga untuk tumbuh baik secara oksidatif. Hidup
anaerob dengan menggunakan cara fermentasi sebagai penghasilkan energi untuk
kelangsungan hidup (Manning, 2010).

d. Sifat tumbuh bakteri


Escherichia coli tumbuh pada suhu antara 10-45℃, dengan suhu optimum
37℃, pH optimum untuk pertumbuhannya adalah pada 7-7,5, pH minimum 4 dan
pH maksimum 9. Nilai Aⱳ (kadar air) minimum untuk pertumbuhan Escherichia
coli adalah 0,96. Bakteri ini memproduksi lebih banyak asam didalam medium
glukosa, yang dapat dilihat dari indicator merah metal, memproduksi indol, tetapi
tidak memproduksi asetan dan tidak menggunakan sitrat sebagai sumber karbon.
Pada umumnya, bakteri ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia.
Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa seperti E. Coli tipe O157:H7
dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare
berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin. Toksin ini
bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA (Zhu et
al., 1994) sehingga menghentikan sintesis protein. Sumber bakteri ini contohnya
adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang
Bakteri Escherichia coli dapat tumbuh baik pada hamper seluruh media
yang biasa dipakai. Koloni Escherichia coli dalam medium tampak bulat
berukuran sangat kecil hingga sedang, basah, halus, permukaan licin, pingiran rata
danberwarna keabu-abuan atau klip logam. Escherichia coli memiliki waktu
generasi sekitar 30 sampai 87 menit bergantung pada suhu. Waktu generasi
merupakan waktu yang dibutuhkan bagi sel E. coli untuk membelah diri menjadi
dua kali lipat

e. Perkembangbiakan Bakteri Escherichia coli


E.coli Dapat tumbuh berlebih apabila seseorang mengkonsumsi makanan
yang sudah terkontaminasi dengan bakteri tersebut seperti susu, makanan yang 10
tidak diolah dengan sempurna, ataupun makanan dan minuman yang tercemar
oleh feses (Jawetz, 2005). Bakteri ini dapat menjadi pathogen apabila terdapat
banyak sekali didalam tubuh manusia. E.coli dapat tumbuh pada suhu tinggi
maupun rendah, dengan suhu rendah 7°C dan suhu tinggi hingga 44°C. Namun
bakteri E.coli tumbuh optimal pada suhu antara 35-37°C dengan pH 7-7,5. Hidup
dilingkungan lembab dan akan mati saat terjadinya proses pemanasan makanan
(Sofiana, 2012)
Escherichia coli berkembangbiak dengan cara membelah diri. Sel
membelah menjadi 2 yang saling terpisah sehingga membentuk sel-sel tunggal,
pada beberapa generasi sel-sel membelah searah dan tidak saling terpisah
sehingga membentuk filament yang terdiri atas deretan mata rantai sel yang
disebut trikom.

f. Manfaat Bakteri Escherichia coli


Hampir semua rekayasa genetika di dunia bioteknologi selalu melibatkan
E coli karena struktur genetikanya yang sederhana dan mudah untuk direkayasa.
Riset E. coli menjadi model untuk aplikasi ke bakteri jenis lainnya. Bakteri ini
juga merupakan media kloning yang paling sering dipakai. Teknik rekombinasi
DNA tidak akan ada tanpa bantuan bakteri ini (Olivier et al., 2010).
Bakteri E. coli yang berada di dalam usus besar manusia berfungsi untuk
menekan pertumbuhan bakteri jahat, dan berperan sebagai mikrobiota
usus yang membantu proses pencernaan termasuk pembusukan sisa-sisa makanan
dalam usus besar. Selain itu, bakteri ini juga membantu produksi vitamin K.
Vitamin K berfungsi untuk pembekuan darah saat terjadi perdarahan seperti pada
luka/mimisan. (Pourbakhsh et al., 1997).
Bakteri E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika.
Penggunaannya adalah sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang
diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat
cepat dan mudah dalam penanganannya (Fournout et al., 2000). Oleh sebab itu,
negara-negara di Eropa sekarang sangat mewaspadai penyebaran bakteri E. coli
ini, dan bahkan melarang mengimpor
sayuran dari luar karena dikhawatirkan dapat disalahgunakan dan menyebabkan
kematian.
Kebutuhan nutrisi E. coli tidak jauh berbeda dengan nutrisi manusia, yaitu
gula, protein, dan lemak. E. coli memiliki kemampuan lebih karena dapat
mencerna asam organik (asetat) dan garam anorganik (amonium sulfat) sebagai
sumber nutrisi karbon dan nitrogen. Bakteri ini tidak mampu mengkonsumsi
karbohidrat rantai panjang dan juga tidak dapat melakukan fotosintesis. Bakteri E.
coli juga merupakan makhluk heterotrof yang tergantung pada molekul-molekul
organik sederhana seperti gula, protein, dan asam organik. Dengan demikian,
apabila E. coli bertahan hidup di tanah, maka diperlukan adanya molekul molekul
tersebut yang kemungkinan dihasilkan oleh mikroorganisme lain dalam tanah
C. Tujuan Umum Tentang Metode IMVIC (Indol Metil Voges-Proskauer
Citrate)
Uji IMViC merupakan sebuah uji biokimia yang berguna dalam
mengidentifikasi bakteri enterobacteriaceae. Dalam reaksi ini metabolisme yang
terjadi pada medium agar akan menjadi indikator positif atau negatifnya suatu
reaksi yang akan diintepretasikan sesuai dengan sifat biokimia bakteri sehingga
akan membantu dalam menentukan klasifikasi dari bakteri yang diidentifikasi
tersebut.
Kegunaan Metode IMVIC yaitu untuk mengidentifikasi suatu bakteri
menggunakan larutan media yang spesifik. Metode IMVIC juga digunakan dalam
pengujian bakteri Escherichia Coli. IMViC sendiri terdiri dari Indole, Methyl
Red, Voges Praskauer, dan Citrat. Keempatnya menjadi standar baku dalam
menentukan sifat biokimiawi bakteri koliform.

1. Indole
Prinsip ; beberapa bakteri dapat memproduksi indole dari pemecahan
asam amino trypthopan dengan menggunakan ezim tryptophanase.
Produksi indole akan dideteksi dengan menggunakan pereaksi Erlich atau
reagen Kovak. Indole akan bereaksi dengan aldehyde dalam reagen dan
memberikan warna merah. Sebuah lapisan alkohol merah akan terbentuk
sepeti cincin di bagian atas menandakan indole positif.
Prosedur ; koloni bakteri yang diambil akan dieramkan dalam medium air
pepton. Yang mengandung asam tryptophan dan kemudian diinkubasi
selama semalam dalam suhu 37℃. Setalah diinkubasi tambahkan
beberapa tetes reagen Kovac’s kedalam medium air pepton. Reagen
Kovac’s mengnadung para-dimethyl aminobenzaldehyde, isoamyl alcohol
dan con. HCl. Raegen Erlich lebih sesitif dalam mendeteksi produksi
indole dalam lingkungan anaerob. Formasi cincin merah yang terbentuk
memberikan hasil positif dalam tes.
Contoh; Escherichia coli: Positive; Klebsiella pneumoniae: Negative

2. Methly Red (MR)


Prinsip ; mengetahui kemampuan bakteri dalam memproduksi dan
memelihara kestabilan asam dari proses akhir fermentasi glukosa. Methy
Red merupakan indikator pH, yang menunjukan indikator merah berarti
pH asam yang diproduksi itu sekitar 4.4.
Prosedur ; bakteri akan diinokulasi dalam medium glucose phosphate
broth, yang mengandug glukosa dan buffer phospat yang kemudian
diinkubasi dalam suhu 37℃ selama 48 jam. Untuk mengetahui pH dalam
medium maka ditambahakan 5 tetes reagen MR. Jika berubah warna
menjadi merah maka hasil menunjukkan positif.
3. VOGES PROSKAUER (VP)
Prinsip ; VP berguna dalam mendeteksi adanya butylene glycol yang
diproduksi bakteri. Acetyl-methyl carbinol (acetoin) adalah produksi
lanjutan dari butylene glycol. Dalam tes ini reagen yang dipakai adalah
KOH 40% dan alpha-naphthol. Setelah diinkubasi maka acetoin akan
terbentuk dan akan dioxidasi oleh udara oxigen dan KOH menjadi dacetyl.
Diacetyl kemudian akan bereaksi dengan guanidine yang merupakan
kkomponen peptone saat ditambahakan alpha-naphthol akan terbentukk
warna merah.

Prosedur ; bakteri yang hendak di tes akan di inokolasi kedalam glucosa


peptone broth, diinkubasi dalam suhu 37℃ selama 48 jam. diteteskan 0,6
ml aplha-naphthol kedalam medium tersebut dan dikocok. 0,2 ml KOH
40% ditambahkan selanjutnya. Warna merah yang terjadi menunjukkan
hasil tes yang positif.

4. CITRATE
Prinsip ; tes ini mendeteksi kemampuan bakteri dalam menggunakan
sitrat sebagai sumber karbon tunggal dan energy. Bakteri diinoklulasi
kedalam medium yang mengandung sodium sitrat dan sebuah indikator pH
yaitu bromthymol blue. Medium tersebut juga mengandung inorganic
sodium amonium salts, yang mana akan digunakan sebagai sumber karbon
utama.
Penggunaan citrat melibatkan enzym citritase, dimana akan dipecah sitrat
menjadi oxaloacetat dan acetat. Kemudian dari oxaloacetat dipecahkan
menjadi Piruvat dan CO2. Hasil produksi dari Na2CO3 Produksi Na2CO3
serta pemanfaatan NH3 dari natrium sitrat dan amonium garam masing-
masing menghasilkan pH basa.

Prosedur ;  koloni bakteri diinokulasi kedalam medium biakan Simmon


Citrat Agar dan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37®c. Jika bakteri yang
diuji dapat menggunakan sitrat maka medium akan berubah warna dari
hijau ke biru.
Bakteri Indole Mr Vp Sitrat

E. coli + + - -

k. pnemoniae - - + +

5. Media EMBA (Eosin Methylen Biru Agar)


Media EMBA adalah media selektif dab media diferensial, media ini
selektif untuk menummbuhkan bakteri gram negative dan pada umumnya
digunakan untuk isolasi dan diferensiasi bakteri non fecal coliform dan
fecal coliform.
Media EMBA untuk kelengkapan untuk membuktikan tabung yang positif
yaitu dengan menanamkan suspesnis pada media EMBA secara aseptic
dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni khas media EMBA
berwarna hijau metalik.

D. Tinjauan Umum Tentang Air Rendaman Tahu


1. AIR
Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H2O, artinya satu
molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada
satu atom oksigen. Air mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan suhu
273,15 K (0⁰C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting karena
mampu melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam,
beberapa jenis gas dan senyawa organik (Scientist N.,2010).
Menurut Notoatmodjo (2007) Air minum adalah air yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Jenis air 19 minum
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/Menkes/SK/IV/2010
meliput : a. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah
tangga b. Air yang di distribusikan melalui tangki air c. Air Kemasan, air yang
digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan
kepada masyarakat. Peraturan Pemerintah No.20 tahun 1990
mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut
peruntukannya, antara lain : a. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan
sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu. b.
Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum c.
Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan. d. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan
pertanian, usaha diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.

2. Syarat Kualitas Air Minum


Air minum supaya tidak menyebabkan penyakit, harus memenuhi syarat
kualitas, yaitu meliputi persyaratan fisik, kimia dan bakteriologis
(Notoatmodjo,2007). Kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 492/Menkes/SK/IV/2010, meliputi :

1. Parameter Wajib

a. Persyaratan Fisik Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan


fisik yaitu, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna (maksimal 15 TCU),
suhu udara maksimum ± 3ºC, dan tidak keruh (maksimum 5 NTU).

Persyaratan Mikrobiologi Syarat mutu air minum sangat ditentukan oleh


kontaminasi bakteri Coliform, salah satunya adalah Escherichia coli, sebab
keberadaan bakteri Escherichia coli merupakan indikator terjadinya pencemaran
tinja dalam air. Standar kandungan Escherichia coli dan total bakteri Coliform
dalam air minum 0 per 100 ml sampel.

2. Parameter Tambahan

a. Persyaratan Kimia

Kualitas kimia adalah yang berhubungan dengan ion-ion senyawa


maupun logam yang membahayakan, seperti Raksa (Hg),Timbal (Pb), Perak (Ag),
Tembaga (Cu), dan Seng (Zn). Residu dari senyawa lainnya yang bersifat racun
adalah residu pestisida yang dapat menyebabkan perubahan bau, rasa dan warna
air (Pratiwi 2007).

b. Persyaratan Radioaktivitas

Kadar maksimum cemaran radioaktivitas dalam air minum tidak boleh


melabihi batas maksimum yang diperbolehkan karena dapat menimbulkan
kerusakan pada sel-sel. Kerusakan dapat 22 mengakibatkan kematian, perubahan
komposisi genetika, dapat menimbulkan kanker dan mutasi sel. Parameter
radioaktif dibagi menjadi parameter sinar alfa, beta, dan gamma.

3. Air Rendaman Tahu


Air rendaman tahu digunakan sebagai sarana untuk perendaman air tahu
yang akan dijual. Tahu memiliki kandungan air yang tinggi sehingga mudah
dirusak oleh bakteri. Banyak penjual yang biasanya menjual tahu dalam keadaan
terendam oleh air. Air rendaman tahu memiliki manfaat agar supaya bias
memperthankan tekstur tahu yang dijual, sehingga air tahu yang digunakan
haruslah kualitas air yang bersih.
Tahu merupakan salah satu bahan makanan pokok yang termasuk dalam
empat sehat lima sempurna. Tahu juga merupakan makanan yang mengandung
banyak gizi dan mudah diproduksi. Untuk memproduksi tahu bahan-bahan yang
dibutuhkan hanya berupa kacang kedelai, sehingga saat ini dapat ditemukan
banyak pabrik pembuat tahu baik dalam bentuk usaha kecil maupun usaha
menengah yang masih menggunakan cara konvensional(Lihannoor, 2010). Tahu
termasuk bahan makanan yang berkadar air tinggi. Besarnya kadar air dipengaruhi
oleh bahan penggumpal yang dipakai pada saat pembuatan tahu. Bahan
penggumpal asam menghasilkan tahu dengan kadar air lebih tinggi dibanding
garam kalsium. Bila dibandingkan dengan kandungan airnya, jumlah protein tahu
tidak terlalu tinggi, hal ini disebabkan oleh kadar airnya yang sangat tinggi.
Makanan-makanan yang berkadar air tinggi umumnya kandungan protein agak
rendah. Selain air, protein juga merupakan media yang baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk yang menyebabkan bahan mempunyai daya awet
rendah (Hamid, 2012).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Peneltian :
Sampel penelitian akan diambil sebanyak 8 sampel di Pasar Bersehati
Kota Manado dan penelitian ini akan diteliti di Laboraturium Mikrobiologi
FMIPA Jurusan Biologi Universitas Negeri Manado
2. Waktu Penelitian :
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2021

3.2 Alat dan Bahan Penelitian


Alat
Botol Sampel, Gelas Ukur, Pipet tetes, Pipet ukur, Tabung Reaksi, Tabung
Durham, Rak Tabung, Erlenmeyer, Inkubator Autoclave, Lampu spiritus, Beaker
Glass, Batang pengaduk, Ose, Cawan Petri, Oven, Kaki Tiga, Kawat Kasa

Bahan
Air Rendaman Tahu, Aquadest, Kapas/aluminium Foil, pH Universal,
Media Indol, Media Methy Red (MR), Media Voges Proskauer (Vp), Media
Sitrat, Media EMBA

3.3 Populasi dan Sampel


1. Populasi dalam penelitian ini adalah 16 tempat penjual tahu yang ada
di Pasar Bersehati Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara.
2. Sampel dalam penelitian adalah 8 sampel air rendaman tahu yang
diperoleh dengan memperhatikan keadaan air rendam tahu yang keruh

3.4 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yang bersifat
deskriptif. Penelitian ini tidak melakukan perhitungan, tapi penelitian ini
berdasarkan fakta-fakta yang ada.

3.5 Prosedur Kerja

3.5.1 Penyediaan Air Rendaman Tahu


Sampel penelitian adalah air rendaman tahu. Diperoleh dari Pasar
Bersehati. Sampel yang akan diteliti dimasukan ke dalam botol steril dan diberi
label pada masing-masing wadah kemudian dibawa ke laboratorium

3.5.2 Persiapan Alat dan Bahan Penelitian


1. Alat yang digunakan :
a. Botol Sampel digunakan sebagai wadah air rendaman tahu yang
akan diuji dilaboraturium
b. Gelas Ukur untuk mengukur volume sampel
c. Pipet Tetes & Pipet Ukur untuk mengukur dan memindahkan
volume sampel
d. Tabung Reaksi untuk tempat memfermentasikan sampel dan
tempat pengenceran sampel penelitian
e. Tabung Durham untuk menangkap gas dari hasil fermentasi bakteri
dan diletakkan terbalik didalam tabung reaksi
f. Rak Tabung untuk menginkubasi beberapa tabung
g. Erlenmeyer untuk menampung larutan, bahan, atau cairan, meracik
bahan-bahan komposisi media
h. Inkubator untuk menginkubasi bakteri
i. Autoclave untuk sterilisasi
j. Lampu Spritus untuk membakar zat atau memanaskan larutan
k. Becker Glass untuk preparasi media, menampung aquades
l. Batang Pengaduk untuk mengocok atau mengaduk
m. Ose untuk pembiakan kuman untuk mengisolasi mikroorganisme
n. Cawan Petri untuk membiakkan mikroba
o. Oven untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.
p. Kaki Tiga untuk penyangga pembakar spritus
q. Kawat Kasa untuk menahan labu atau beaker pada waktu
pemanasan menggunakan pemanas spritus atau pemanas Bunsen
2. Bahan yang digunakan :
a. Air Rendam Tahu : sampel yang digunakn pada penelitian
b. Aquadest : untuk pengenceran pembuatan media
c. Kapas/Aluminium foil : penutup tabung reaksi dari pengujian
sampel
d. pH Universal : untuk mengukur/mengetahui pH suatu larutan.
Kertas pH indikator
e. Media Indole : Untuk membedakan enterobacteriaceae dan genera
lainnya
f. Media MR : Untuk mengetahui kemampuan bakteri mengoksidasi
glukosa dengan memproduksi asam dengan konsentrasi tinggi
sebagai hasil akhrirnya akan berubah menjadi merah dan
ditambahkan reagen metil meral
g. Media VP : Untuk mendeteksi adanya butylene glycol yang
diproduksi bakteri
h. Media sitrat : Untuk melihat kemampuan bakteri dalam
menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan
energy
i. Media EMBA : Untuk isolasi bakteri Escherichia Coli

3.5.3 Isolasi Bakteri Escherichia Coli


Bakteri Escherichia coli diisolasi dari rendaman air tahu menggunakan
media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA). Kemudian diinkubasi selama
24 jam pada suhu 37◦C.
3.5.4 Inokulasi Bakteri Escherichia Coli
Medium yang digunakan untuk inokulasi bakteri escherichia coli yaitu
medium EMBA (Eosin Methylen Blue Agar). Bakteri escherichia coli
yang tumbuh pada medium EMBA, diinokulasi masing-masing pada
media EMBA. Setelah itu, E.Coli yang tumbuh di EMBA ditanam lagi di
Pepton Water 1%. Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37◦C.
Koloni yang memiliki bentuk dan warna yang sama dianggap sebagai isole
yang sama.
3.5.5 Identifikasi Bakteri
Bakteri yang diisolasi kemudian diidentifikasi berdasarkan morfologi,
perwarnaan Gram dan secara biokimia yang mengacu pada Bergey’s
Manual of Determinative Bacteriology (2005). Identifikasi bakteri
memiliki karakterisasi sbb :
a. Pengamatan secara Makroskopis Bakteri E.coli
Pengamatan makroskopis bakteri e.coli dilakukan dengan mengamati
morfologi dan pertumbuhan koloni. Pengamatan yang dilakukan
meliputi bentuk koloni (whole colony) berupa titik-titik, bulat,
berbenang, tak teratur. Permukaan koloni (evelation) rata, timbul, atau
datar, melengkung, membukit, serupa kawah.
b. Pengamatan secara Mikroskopis Bakteri E.coli
Pengamatan mikroskopis dilakukan untuk melihat bentuk sel bakteri
dan metabolisme sel bakteri. Pengamatan mikroskopis meliputi
peawarnaan Gram. Untuk penentuan jenis bakteri dilanjutkan dengan
serangkaian uji biokimia terhadap isolat yang diperoleh dengan
berpedoman pada buku Bergey’s Manual Determinative Bacteriology.
a. Pewarnaan Gram
B. Uji Biokimia
3.6 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara observasional yaitu, menampilkan
data jumlah bakteri dari hasil pengamatan yang dilakukan pada pemeriksaan
bakteri Escherichia Coli yang terdapat pada sampel air rendaman tahu yang di
jual di Pasar Bersehati Kota Manado Provensi Sulawesi Utara, kemudian
dibandingkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
492/Menkes/SK/IV/2010.35. Data disajikan dalam bentuk tabel kemudian di
jabarkan dalam bentuk narasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arthur, 2010. Analisis Mikrobiologi Pada Makanan. Yogyakarta. Fakultas


Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, Pdf

Aurora Habiba, dkk. 2013. Manual Prosedur Instruksi Kerja Alat Laboratorium
Ilmu FAAL. Malang : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Azharieazharou, 2013. Tes Imvic. http://Wordpress.com

Chandra, B. 2007. Pengantar kesehatan lingkungan. Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan RI, 2011. Buku Saku Diare Edisi 2011. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI, 2010. Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010.


Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Depkes RI, Jakarta.

Entjang, Indan., 2003. Mikrobiologi Dan Parasitologi Untuk Akademi Perawat


Dan Sekolah Tenaga Kesehatan Yang Sederajat. PT. CITRA ADITIA
BAKTI. Bandung

Illa Ermila, 2016, Identifikasi Bakteri Coliform Pada Tahu Yang Dijual Di Pasar
Tradisional Mandonga, Akademi Analis Kesehatan Kendari

Irianto, K., 2014. Bakteriologi Medis, Mikologi Medis, dan Virologi Medis.
Alfabeta : Bandung.

Jawetz, 2012. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika Jakarta.

Kagambega A, Martikainen O, Lienemann T, Siitonen A, Traore AS, Barro N,


Haukka K. 2012. Diarrheagenic Escherichia coli detected by16-plex PCR
in
raw meat and beaf intestines sold at local

Koswara, S. 2011. Nilai Gizi, Pengawetan dan Pengolahan Tahu.Lihannoor, 2010.


Proses pembuatan tahu. http://www.blogspot.com ( 7 juni 2017)
Malsin, 2016, Identifikasi Bakteri Escherichia Coli Pada Tahu Yang Dijual Di
Pasar Panjang Bonggoeya Kecamatan Wua-Wua, Jurusan Analis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Kendari.

Pandisuryadi-berbagi ilmu.blogspot.com/ /karya ilmiah dampak pencemaran air


oleh html

Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No.416/MENKES/PER/PER/IX/1990 Tentang


Syarat syarat dan pengawasan air minum, Jakarta

Sri Suhartin Andriani L, Analisis Bakteri Cloroform Pada Rendaman Air Tahu
Yang Dijual Di Pasar Sentral Kota Kendari Provinsi Sulwesi Tengah,
Repository.poltekkes-kdi.ac.id

Anda mungkin juga menyukai