Disusun oleh:
Npm : E1C021007
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITASBENGKULU
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Protista merupakan anggota organisme unisel, Tipe selnya eukariotik dan mendapatkan
sumber karbon dengan lebih dari satu cara, Yaitu: Absorbsi dan fotosintesis pada algae atau
absorbsi dan ingesti pada protozoa, keduanya yang satu sel kita kenal sebagai plankton. Habitat
algae dapat berada di permukaan atau dalam perairan (Aquatik) maupun daratan (Terestrial) yang
terkena sinar matahari, tetapi kebanyakan di perairan. Algae terestrial dapat hidup di permukaan
tanah, Batang kayu dan lain-lain. Algae uniseluler (mikroskopis) yang kemungkinan lebih besar
dari jumlah tumbuhan di daratan yang dimana algae tidak memerlukan sistem transpor nutrien
dan air dapat dipenuhi seluruh sel algae. Protozoa umumnya hidup bebas dana terdapat di lautan ,
lingkungan air tawar atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik hidup pada manusia, hewan
maupun tumbuhan sebagai inangnya. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau
permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada
habitat apapun.
Pada pengamatan kali ini kita akan melakuakan pengamatan pada karakterisasi Protista,
fumgi dan bakteri yang bertujuan untuk:
TINJAUAN PUSTAKA
Protista adalah makhluk hidup uniseluler, namun terdapat pula protista yang multi seluler, seperti
ganggang laut. Protista ada yang bersifat autotrof, adapula yang heterotrof, hidup di laut, udara,
air tawar, atau sebagai parasit pada makhluk hidup. Berbeda dengan monera, protista telah
memiliki selaput inti jdi di sebut organisme eukariotik. (Abdurahman, 2016)
Algae uniseluler dapat berbentuk berupa sel tunggal, atau tumbuhyan dalam bentuk
rantaian atau filamen. Namun ada juga yang selnya membentujk sebuah kolono contohnya
Volvox, koloni terbentuk dari 500-60.000 sel. Koloni inilah yang di lihat dengan mata
biasa.(Penuntun Praktikum, 2018)
Algae tidak mempunyai jaringan pembuluh xilem dan floem dan tidak mempunyai spora
yang dapat terbawa udara. Semua algae memperoleh energi dari fotosintetis. Beberapa alga
berperan sebagai dekomposer, bahan makanan, sumber makanan bagi protozoa dan ikan.
(Penuntun Praktikum, 2018)
Divisi Ascomycota memiliki bentuk miselia bersekat dan memiliki inti yang banyak, juga
membentuk spora seperti kantung. Filum Ascomycota ada yang berbentuk askus dan ada yang
tidak membentuk askus(ujung hifa). Beberapa jamu yang membentuk askus adalah Aspergillus,
Penicillium, Saccharomyces.(Sriyanto, 2017)
Kebanyakan sel bakteri tidak berwarna , sehingga jika terlarut dalam air dan diperlihatkan
di bawah mikroskop tidak memperlihatkan warna kontras dengan medium sekeliling . Zat-zat
warn yang biasa di gunakan untuk pewarnaan bakteri dapat dibedakan atas beberapa golongan
yaitu: pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial, pewarnaan struktual dan pewarnaan untuk
menguji adanya komponene tertentu di dalam sel.(Waluyo,2016)
Pemindahan mikroorganisme dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan
kemurnian biakan selam pemindaian berulang kali. Mikroorganisme dapat di tumbuhkan dalam
biakan cair atau padat. Agar mirim lazimnya digunakan untuk menyiompan biakan murni
sedangkan cawan agar lazimnya digunakan untuk memurnikan mikroorganisme.(Lay,2015)
Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam. Pada zat warna basa
berperan dalam memberikan peringatan. Sebaliknya, pada zat warna asam bagian yang berperan
dalam memberikan zat warna memiliki muatan negatif. Pada zat basa muatan negatif banyak di
dapatkan di dinding sel, membran sel dan sewaktu proses pewarnaan muatan positif pada zat
warna basa akan berubah negatif di sanalah mikroorganisme dapat di lihat secara jelas.(Dwidjo
seputro, 2015)
Protozoa umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar atau daratan.
Beberapa spesies bersifat parasit, hidup pada manusia, hewan maupun tumbuhan sebagai inang.
Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-
tumbuhan.(Penuntun Praktikum, 2018)
Protista adalah mikroorganisme eukariota yang bukan hewan, tumbuhan, atau fungus.
Mereka pernah dikelompokkan ke dalam satu kerajaan bernama Protista, namun sekarang tidak
dipertahankan lagi. Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan
morfologi bagi semua organisme eukariotik bersel tunggal yang hidup secara mandiri atau, jika
membentuk koloni, bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang
berbeda-beda. Dari sudut pandang taksonomi, pengelompokan ini ditinggalkan karena bersifat
parafiletik. Organisme dalam Protista tidak memiliki kesamaan, kecuali pengelompokan yang
mudah baik yang bersel satu atau bersel banyak tanpa memiliki jaringan. Protista hidup di hampir
semua lingkungan yang mengandung air. Banyak protista, seperti algae, adalah fotosintetik dan
produsen primer vital dalam ekosistem, khususnya di laut sebagai bagian dari plankton. Protista
lain, seperti Kinetoplastid dan Apicomplexa, adalah penyakit berbahaya bagi manusia, seperti
malaria dan tripanosomiasis. (Wiki, 2014).
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof
yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya.
Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi
sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan
luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak
disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda
(ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan
aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk
zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara
membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut
sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah
Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Hifa jamur dapat
terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah. Ilmu yang mempelajari fungi
disebut mikologi. (Anisartika, 2016).
BAB 3
METODOLOGI
Alat : 2 buah gelas obyek cekung, 2 buah gelas penutup, 2 buah pipet karet.
Bahan : 1 L air tawar, 1 L air laut, 1 L air rendaman jerami, 100 ml alcohol.
Alat : Loup
3. Tetesan air ditutup dengan gelas penutup dan dijaga agar tidak terbentuk
5. Protista yang diamati digambar dan diberi keterangan gambar tentang bentuk,
warna dan arah gerakan, struktur dalam sel, dan cirri-ciri lain termasuk
6. Ulangi prosedur mulai dari poin 1 sampai 5 untuk air laut dan air tawar.
keterangan tentang : bentuk koloni, warna koloni, dan karakterkarakter mikroskopis lain
dari biakan.
(bening = sel hidup)dan jumlah sel yang berwarna biru (sel mati)
2. Beri keterangan gambar masing – masing koloni bakteri tentang : bentuk koloni,
bentuk tepi koloni, struktur dalam elevasi koloni.
BAB 4
PEMBAHASAN
• Pengamataan Fungi
a. Tempe (10 x 10)
1. Pzhisophia
2. phospora
1. Mucol
2. Asperilum
3. Phospora
• pengamatan Protista
a. air rawa (10 x10 )
1. Chatoyup
2. Ulothria
3. Cypusus
4. Spyrogis
b. Air jerami (10 x 10)
1. Lobmyonas
2. Cryphsmoras
3. liugrene
c. Air Laut (10 x10)
1. Paromesium
2. Ciquil muises
• Pengamatan bakteri
a. Biakan bakteri 1
Pengamatan;
Pengamatan:
Dalam percobaan pertama, hal yang di amati adalah protista yang hidup di air
(rendaman jerami, air tawar, dan air laut). Dari ketiga bahan di atas di dapatkan beberapa hasil,
yaitu: Pertama, pada pengamatan air rawa kami menemukan berbagai macam jenis mahkluk
Protista dari bawah mikroskop dengan semua Protista yang ditemui itu merupakan tipe Algae.
Seperti: Chatoyup, Ulothria, Cypusus, Spyrogis dari keempat jenis Protista ini terdapat 2 tipe
yang hamprr sama, dengan berbentuk seperti batangan kayu namun berwarna hijau. Kedua, pada
pengamatan air jerami kami menemukan berbagai macam jenis mahkluk Protista dari bawah
mikroskop dengan semua Protista yang ditemui itu merupakan tipe protozoa yang dimana pada
protozoa itu memili flagella dan bergerak secara bebas pada umumnya berwarna kehitaman.
Seperti: Lobymyonas, cryphmoras, dan liugrene. Ketiga, pada pengamatan selanjutnya itu paada
air laut dari penamatan kali ini tidak banyak tipe Protista yan ditemui dikarenakan cukup sulit
mencari tipe Protista namu terdapat 2 tipe yan ditemukan yang dimana tipe tersebut merupakan
tipe protozoa, yaitu: paromesium dan ciquil muises.
Dalam percobaan kedua, hal yang di ujikan adalah fungi, yaitu: Rhizopus sp.
Sacharomyces sp. Dari kedua fungi di atas didapati beberapa hasil yaitu: Pertama pada Rhizopus
sp. memiliki jumblah sel multiseluler, habitusnya kapang, hifa tidak bersekat dan badan penghasil
sporanya yaitu sporangium dan bentuk kolumela jamur ini bulat. Habitatnya pada nasi dan tempe.
Kedua pada Saccharomyces sp. termasuk habitus kapang dengan jumblah sel uniselulernya dan
hifa tidak bersekat, berbentuk bulat menyerupai kancing. Termasuk golongan Ascomycomyces
karena dapat membentuk ascospora dalam askus.
Dalam percobaan ketiga, hal yang diujikan adalah bakteri. Pada praktikum kali ini
terdapat beberapa ketentuan yang harus di perhatiakan salah satunya penggunaan alat dan bahan
yang harus berhati-hati lantaran bahaya yang bisa terjadi bila mana bakteri yang di gunakan
berkontak dengan kulit. Pewarnaan gram yang di lakukan membuahkan hasil berupa gram positif
karna warna metil biru yang pada saat awal di berikan tetap ada dengan kata lain tidak luntur oleh
peluntur. Warna sel bakteri 1 adalah biru muda dengan bentuk koloni kecil menyerupai semut
namun berflagela. Warna sel bakteri kedua adalah merah keunguan dengan bentu koloni seperti
seekor capung yang berkumpul
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada pengamatan kali ini kami selaku praktikan menyimpulkan dalam praktikum kali ini
kita dipelajari mengenai cara dalam membedakan jenis Protista yang memiliki algae maupun
protozoa dengan cara membedakan karakteristik pembedanya dan membedakan kelomp[ok
Protista yang berhabitat berbeda. Selain itu juga kita dipelajari bagaimana cara membedakan
fungi satu ssel dengan multi sel melalui pengamatan koloni dan mikroskopis. Dan Juga kita juga
mempelajari bagaimna karakter bakteri yang berkoloni dengan yang tidak berkoloni.
5.2 Saran
Pada pengamatan kali ini tidak banyak yang saya ingin sampaikan karena dalam jalannya
praktikum kali ini cukup lancar. Namun, pengerjaan praktriku kali ini kurang teratur sehingga
jalannya praktikum cukup terhambat dan memakan waktu yang lama.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, 2016. Biologi Kelompok Pertanian. Bandung. PT. Grafindo Media Pratama.