Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM

Disusun oleh:

Nama : Pandu Ali Abdullah

NPM : E1G021054

Prodi : Teknologi Industri Pertanian

Hari/tanggal : Rabu, 27 Oktober 2021

Dosen : Delvi Silsia, Dra.,M.Si

Ko-Ass : Nugraha Hottua Sagala

Objek praktikum :

IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan ilmu yang secara luas mempelajari satu bahan dan
senyawa. Diantara banyaknya hal yang dipelajari dalam ilmu kimia tersebut
kita mengenal bagiannya yang disebut kimia organik yang mana cabang ini
mempelajari senyawa organik yaitu senyawa yang mengandung unsur karbon
dan hidrogen, oksigen dan nitrogen. Senyawa organik adalah senyawa-
senyawa yang dibentuk dari unsur karbon yang memiliki sifat-sifat fisit dan
sifat-sifat kimia yang khas.

Identifikasi struktur senyawa organik merupakan masalah yang sering


dihadapi dalam laboratorium kimia organik. Senyawa organik tersebut dapat
diperoleh dari hasil suatu reaksi maupun isolasi bahan-bahan alam. Dalam
melakukan identifikasi senyawa organik yang belum diketahui perlu
dilakukan pemisahan dan pemurnian komponen-komponen penyusun
campuran semua metode pemisahan disarankan pada percobaan sifat fisik dan
komponen-komponen penyusun campuran. Teknik pemisahan seperti
ekstraksi, yang didasarkan pada perbedaan kelarutan, destilasi fraksinasi, dan
destilasi uap, yang didasarkan pada perbedaan tekanan uap.

Senyawa organik begitu penting untuk dilakukan pengidentifikasian.


Dimana dapat mengetahui sifat-sifat dari suatu senyawa organik yang belum
diketahui namanya atau sampel larutan tidak tertera nama larutan atau
senyawanya. Identifikasi senyawa organik sangat penting bagi orang yang
menghabiskan waktunya bekerja di laboratorium atau orang yang akan
melakukan penelitian sanagt penting untuk mempelajari identifikasi senyawa
organik.
1.2. Tujuan

1. Untuk mengenal sifat-sifat yang dimiliki oleh senyawa-senyawa karbon


melalui uji reaksi kimia.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa organic merupakan senyawa yang mengandung unsur C, H, dan


O. dimana apabila senyawa organik ini dibakar, akan menghasilkan uap air (H2O)
dan (CO2) (Ardy, 2014).

Senyawa organic adalah golongan besar senyawa kimia yang molukelnya


mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi
mengenai senyawa organic disebut kimia organk. Banyak diantara senyawa
organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan komponen penting
dalam biokimia (Rachmat, 2020).

Aldehida dan keton adalah senyawa-senyawa yang mengandung salah


satu dari gugus penting di dalam kimia organick, yaitu gugus karbonil C=O,
semua senyawa yang mengandung gugus ini disebut senyawa karbonil. Gugus
karbonil adalah senyawa yang paling menentukan sifat kimia aldehid dan keton.
Banyak sekali sifat fisik lain senyawa-senyawa ini adalah mirip satu sama
lainnnya. Reaksi untuk pembuatan aldehid salah satunya adalah oksidasi dari
alcohol primer. Oksidator umumnya tidak dapat dipakai karena akan
mengoksidasi aldehidnya menjadi asam karbosilat. Oksidasi khrompiridin
kompleks seperti piridinium khlor kromat adalah oksidator yang dapat merubah
alcohol primer menjadi aldehid tanpa merubahnya menjadi asam karboksilat
(Petrucci, R.H, 2011).

Akuades merupakan merupakan hasil penyulingan air sehingga tidak


terdapat kandungan mineral di dalamnya. Akuades merupakan zat yang berfasse
cair, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Aquades termasuk bahan
yang stabil sehingga tidak memerlukan perlakuan khusus. Aquades tidak
berbahaya jika terhirup maupun tertelan dan tidak menyebabkan korosi jika terjadi
kontak dengan tubuh (Sciencelab, 2013).

Etanol dalam keadaan suhu kamar berwujud cair tidak berwarna. Etanol
memilih berat molekul sebesar 46.07 g/mold dan titik didih serta titik lelehnya
sebesar 78℃ dan -155° C. Etanol dapat larut dalam air, eter, aseton, dan asam.
Etanol mudah menguap jika dipanaskan sedikit. Penanganan jika terjadi kontak
dengan tubuh segera basuh dengan air selama 15 menit, jika bahan tertelan jangan
memaksakan untuk dimuntahkan, segera cari bantuan medis (Sciencelab, 2013).
BAB III

METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

Alat

1. Botol semprot
2. Gelas piala
3. Gelas ukur
4. Pipet tetes
5. Erlemeyer
6. Tabung reaksi+rak
7. Penjepit tabung reaksi
8. Pipet volume 5 ml
9. Batang pengaduk

Bahan

1. Sample
2. Larutan Br 25%
3. 2,4 dinitrofenil hidrazin
4. Larutan 2% KMnO4
5. FeCl3
6. Fehling B
7. Etanol 95%
8. Minyak goreng
9. Fehlin A
10. Asam kromat
11. NaOH 10%
12. Ammonium hidroksida encer
13. Aseton
3.2. Cara kerja

3.2.1. Uji kimia ketidak jenuhan

1. Reaksi dengan Brom


Dimasukkan 4 tetes sampel masing-masing ke dalam 4 tabung reaksi
bersih dan kering. Ditambahkan 2 ml Br2, dikocok campuran
perlahan-lahan sampai tidak terjadi perubaha warna.
2. Oksidasi dengan KMnO4
Dimasukkan 4 tetes sampel masing-masing ke dalam 4 tabung reaksi
bersih dan kering. Ditambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4
sampai terjadi endapan hitam (atau larutan menjadi keruh).
3.2.2. Test asam kronat (test karakteristik alcohol)

Siapkan tabung reaksi dan masukkan 2 ml sampel yang yang akan


diuji kedalamnya. Tambahkan 1 ml aseton, kemudian tambahkan 1
tetes asam kromat. Warna orange dari asam kromat akan berubah
menjadi biru kehijauan atau terbentuk endapan jika yang ditambahkan
berupa alkohol primer atau sekunder.

3.2.3. Test FeCI3 (test karakteristik untuk fenol)

Siapkan tabung reaksi lalu masukkan sample yang akan diuji.


Tambahkan 5 tetes larutan FeCl3 dan dilakukan penggojokan. Jika
tidak terbentuk warna menunjukkan bahwa senyawa tersebut bukan
senyawa fenol.

3.2.4. Test Karakteristik Aldehid dan Keton

a. Test 2,4-dinitrofenil hidrazin

Masukkan 2 ml etanol 95 %. Ditambahkan 3 tetes sample yang


akan diuji kedalam tabung reaksi tersebut. Kedalam tabung reaksi
ini dimasukkan 1 ml larutan 2,4- dinitrofenilhidrazin dan dilakukan
pengojokan kuat-kuat. Jika tidak dihasilkan endapan panaskan
larutan tersebut dengan pemanas air selama 1 menit dan
selanjutnya ditambah 5 tetes air. Jika terbentuk endapan kuning
sampai merah orange menunjukkan test positif untuk adanya gugus
karbonil dari keton atau aldehid.
b. Test preaksi tollens

Didalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml larutan perak nitrat 5%


selanjutnya ditambahkan 1 tetes NaOH 10% dan dikocok.
Tambahkan kedalam campuran tersebut larutan encer ammonium
hidroksida hingga endapan perak hidroksida melarut (hindari
penggunaan larutan ammonium berlebihan). Tambahkan 2 tetes
larutan yang akan diuji. Kocok dan biarkan selama 10 menit, jika
reaksi tidak terjadi dalam 10 menit panaskan tabung reaksi diatas
penengas air selama 5 menit. Reaksi positif akan ditunjukkan
dengan terbentuknya cermin perak pada dinding atau endapan
metalik.

c. Test Fehling

Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g KNa tartarat dalam 500 ml


larutan Dimasukkan 1 ml sampel, 1 ml reagen Fehling A dan 1 ml
reagen Fehling B ke dalam tabung reaksi. Dipanaskan tabung
reaksi di dalam penangas air mendidih selama sekitar 5 menit.
Diamati warna endapan yang terbentuk.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

No Sampel Percobaan Hasil pengamatan Keterangan

1 Heksana 2.2.1. a Tidak ada perubahan +

2.2.1. b warna tidak ada -


enadpan

2 Minyak Goreng 2.2.1. a Tidak ada perubahan +

2.2.1. b warna

Tidak menjadi keruh +

3 Methanol 2.2.2 Kuning menjadi biru


kehijauan +

4 Etanol 2.2.2 Kuning menjadi biru +

2.2.3 kehijauan

Orange kehijauan +

5 Fenol 2.2.3 Orange kehijauan +

6 Asteldehid 2.2.4.a Ada endapan kuning +


(etenal) 2.2.4.b Ada cermin +

2.2.4.c Tidak ada endapan -

7 Aseton 2.2.4.a Ada endapan orange +

2.2.4.b Tidak ada cermin -


perak

2.2.4.c Tidak ada endapan -


BAB V

PEMBAHASAN

prinsip dari uji feri klorida adalah mendeteksi keberadaan fenol pada sampel
dengan pembahasan larutan feri lorida yang di uji positifnya akan menghasilkan
warna ungu, merah, hijau atau biru sebagai akibat dari adanya reaksi gugus OH
pada fenol bereaksi dengan larutan feri klorida. Warna yang diperoleh bergantung
pada subtituen yang terikat pada fenol. Dari data hasil praktikum yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa pada sampel fenol adalah positif.

Etanol bias dikenal dengan sebutan etil alcohol, alcohol solute, alcohol
murni, atau alcohol saja. Rumus molekul dari etanol itu sendiri adalah C2H5OH.
Etanol termasuk dalam alcohol primer. Sifat-sifat etanol dibagi menjadi dua yaitu
berdasarkan sifat kimianya : reaks asam basa, halogenasi, pembuatan ester ,
dehidrasi, oksidasi dan pembakaran. Berdasarkan sifat fisiknnya dipengaruhi oeh :
keberadaan gugus hidroksil, pendeknya rantai karbon etanol, gugus hidroksil,
dapat berpartisipasi ke dalam ikatam hydrogen, sehingga membuatnya cair dan
lebih sulit menguap dari pada senyawa organic lainnya dengan masa molekul
yang sama. Etanol digunakan untuk bahan baku industry atau pelarut. Dari dta
hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada sampel etanol
ketika ditambah asam kromat warnanya menjadi kehijauan.

Aldehin dan Keton mengandung gugus karbonil dengan atom oksigen


berkaitan rangkap dengan karbon. Aldehid dan Keton adalah senyawa yang
penting , beberapa dari padanya seperti atom aseton (CH3COCH3) dan metaletin
keton (CH3COCH2CH3) dipakai dalam jumlah besar sebagai pelarut. Larutan
formaldehid dipakai untuk mengawetkan jarinnfan hewan dan penelitian biologi.
Salah satu reaksi penting yang terjadi pada gugus karbonil aldehid dan keton
adalh adisi ikatan rangkap karbon-oksigen.

Hasil dari praktikum yang telah dilakukan secara khusus. Aldehid dan keton
memiliki sifat-sifat yang nyaris mirip satu sama lain. Namun demikian, oleh
karena perbedaan gugus yang terkait pada gugus karbonil antara aldehid dan keton
maka menimbulkan adanya perbedaan sifat kimia yang paling menonjol antara
keduanya yaitu, aldehid cukup muda teroksidasi sedangkan keton sulit dan
aldehid lebih efektf darpada keton terhadap adisi nukleofilikk,yang mana reaksi
ini merupakan karakteristik terhadap gugus karbonil.

Pada uji oengamatan langsung, damati bahwa baik senyawa aldehid maupun
keton, memiliki bau yang tajam dan keduanya memperlihatkan kelarutan yang
baik dalam pelarut air. Pada percobaan reaksi dalam pereaksi tollens, diperoleh
hasil bahwa aseton jika dicampurkan pada pereaksi tollens dan jika dipanaskan
akan terbentuk endapan lapisan perak yang artinya hasil pengamatan negative.
BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari praktikum kita dapat mengtahui sifat-sifat dari senyawa karbon yaitu:

1. Alcohol, senyawa alcohol dengan jumlah atom 1 – 4 merupakan cairan


bening, sedangkan alcohol dengan lebih dari 12 atom karbon berfasa
padat. Dalam suhu rendah alcohol tidak memiliki rasa namun
memberikan efek terbakar pada mulut.
2. Eter, senyawa eter mudah terbakar karena, uapnnya akan membentuk
campuran yang eksplosif. Eter dapa menjadi pelarut pada minyak. dan
lemak keton larut pada air jika rantai karbon relative kecl kelarutan
dalam air berkurang seiring bertambahnya rantai karbon.
3. Aldehida dapat larut di dalam air. Senyawa aldehida dengan satu dan dua
atom karbon berwujud gas 3, sehingga 12 atom karbon berwujud cair dan
berwujud padat dengan lebih dari 12 atom karbon.
4. Asam karboksilat nilai kelarutan di dalam air tinggi. Nilai dalam
kelarutan didalam air dapat menurun jika berat molekul bertambah.
5. Ester, merupakan senyawa vlatil (mudah meguap) memiliki bau yang
sedap.
6. Haloalkana, larut di dalam pelarut polar, dan memiliki ttik didih dan titik
leleh yang sangat tinggi.

6.2. Saran

Diharapkan kepada praktikan, harus memahami secara mandiri dalam


menonton video ilustrasi praktikum yang telah disediakan agar praktikan
paham tentang materi yang akan dipraktikan pada acara praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

 Sciencelab, 2013. Material Safety Data Sheet Aceton. America : John


Wiley and Sons.
 Devi Silsia Syafnil, 2019. Penuntun Praktikum Kimia Fakultas Pertanian
Universitas Bnegkulu. Bengkulu : UNIB
 Rachmat, 2020. Senyawa Organik. Retrieved November 01, 2021, from
www.wikipedia.com : https://id.wikipedia.org/wiki/senyawa _organik
 Petrucci, R. H., 2011, Kimia Dasar Prinsip Aplikasi Modern. Jakarta,
Erlangga
 Ardy, 2014. Modul Kimia Kelas XI. Jakarta, Kemdikbud

Anda mungkin juga menyukai