Anda di halaman 1dari 10

NAMA RIVAL MAPULUSIKAU

NIM 175100201111024
KELAS E
KELOMPOK E4

TIKET MASUK PRAKTIKUM KIMIA DASAR

REAKSI REDUKSI OKSIDASI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum reaksi reduksi oksidasi ini adalah mengetahui terjadinya reaksi
reduksi dan reaksi oksidasi pada suatu zat tertentu dengan menggunakan logam seng,
logam tembaga, larutan CuSO4 dan larutan AgNO3.

1.2 Pre-lab
1. Jelaskan pengertian reaksi reduksi!

Reaksi reduksi adalah reaksi yang terjadi penurunan bilangan oksidasi melalui
penangkapan elektron (Suyanta, 2013).

2. Jelaskan pengertian reaksi oksidasi!

Reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi peningkatan bilangan oksidasi melalui pelepasan
elektron (Suyanta, 2013).

3. Pada pereaksian CuSO4 dengan logam Zn, apa fungsi larutan CuSO4 dan logam Zn
dalam reaksi redoks? Tuliskan reaksinya !

Terjadi reaksi spontan antara logan Zn dengan larutan CuSO4. Dalam larutan CuSO4
terdapat ion-ion Cu 2+ dan SO42- , logam Zn terdiri dari atom-atom Zn. Ion Cu 2+ bertabrakan
dengan atom Zn membentuk atom-atom Cu yang berupa padatan hitam dan berkumpul
pada logam Zn. Logam Zn lama-kelamaan habis membentuk ion Zn 2+ dan bergerak bebas
di larutan. Pada akhir reaksi, didapatkan endapan hitam yang merupakan kumpulan dari
atom-atom Cu. Persamaan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:

Zn(s) + CuSO4 (aq) ZnSO4(aq) + Cu(s)

Zn(s) Zn2+ (aq) + 2e

Dari reaksi di atas Zn mengalami perubahan bilangan oksidasi yaitu mengalami kenaikan
dari 0 menjadi +2, sehingga dapat dikatakan bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi dengan
peningkatan bilangan oksidasi.

Cu2+ (aq) + 2e Cu(s)

Cu mengalami pengurangan bilangan oksidasi yaitu turun dari +2 menjadi 0, sehingga dapat
dikatakan bahwa reaksi reduksi adalah reaksi dengan pengurangan bilangan oksidasi.
Reaksi redoks secara lengkap dapat ditulis sebagai berikut :

+2 0

Cu 2+ (aq) + Zn (s) Cu (s) + Zn2+ (aq) (Sulistiyarini, 2012).

0 +2
NAMA RIVAL MAPULUSIKAU
NIM 175100201111024
KELAS E
KELOMPOK E4

4. Sebutkan apa itu deret volta dan jelaskan hubungannya dengan reaksi redoks!

Pada sel Volta anoda adalah kutub negatif dan katoda kutub positif. Anoda dan katoda
akan dicelupkan kedalam larutan elektrolit yang terhubung oleh jembatan garam.
Jembatan garam memiliki fungsi sebagai pemberi suasana netral (grounding) dari
kedua larutan yang menghasilkan listrik. Dikarenakan listrik yang dihasilkan harus melalui
reaksi kimia yang spontan maka pemilihan dari larutan elektrolit harus mengikuti kaedah
deret volta. Deret volta disusun berdasarkan daya oksidasi dan reduksi dari masing-masing
logam. Urutan pada deret volta, yaitu semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret
volta, maka logam semakin reaktif atau semakin mudah melepas elektron dan logam
merupakan reduktor yang semakin kuat atau semakin mudah mengalami oksidasi.
Sebaliknya, semakin ke kanan kedudukan suatu logam dalam deret volta, logam semakin
kurang reaktif atau semakin sulit melepas elektron dan logam merupakan oksidator yang
semakin kuat atau semakin mudah mengalami reduksi Urutan deret
tersebut sebagai berikut :

Li, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, (H:O), Zn, Cr, Fe, Cd, Co, Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au

(Ridwan, 2016).

1.3 Tinjauan Pustaka


1.3.1 Pengertian reaksi :
a. Redoks
Reaksi redoks merupakan gabungan dari reaksi reduksi dan oksidasi yang
berlangsung secara bersamaan. Pada reaksi reduksi terjadi peristiwa penangkapan
elektron sedangkan reaksi oksidasi merupakan peristiwa pelepasan elektron yang
terjadi pada media pengantar pada sel elektrokimia (Ridwan, 2016). Redoks adalah
suatu reaksi kimia di mana ada pemindahan elektron dari satu reaktan ke reaktan
yang lainnya. Contoh dari reaksi redoks adalah korosi, korosi adalah reaksi redoks
spontan yang mengakibatkan terjadinya karat pada besi, perak sulfida dari perak,
dan patina (tembaga karbonat) dari tembaga.
Adapun elektrolisis, elektrolisis ialah proses dimana energi listrik digunakan
untuk mendorong agar reaksi redoks berlangsung tidak spontan bisa terjadi. Ada
juga Termodinamika Sel Galvanik, voltase yang diukur dalam sel galvanik dapat
dipecah menjadi potensial elektroda dari anoda (tempat oksidasi) dan katoda
(tempat reduksi). Voltase ini dapat dihubungkan dengan perubahan energi bebas
Gibbs dan konstanta kesetimbangan dari proses redoks (Stoker, 2012).

b. Spontan dan Non Spontan


Reaksi spontan adalah reaksi yang hanya dapat berlangsung walaupun tanpa
diberi energi. Sedangkan reaksi non-spontan adalan reaksi yang dapat berlangsung
jika diberi energi terlebih dahulu (Suminar, 2007).
Reaksi spontan dan non-spontan dapat membantu anda bagaimana
membedakan sel volta dan sel elektrolisis. Karena yang menjadi perhatian utama
dan sama pada kedua sel elektrokimia ini adalah reaksi kimia yang terjadi, reaksi
redoks. Pada dasarnya semua reaksi kimia membutuhkan sejumlah energi awal
agar reaksi tersebut dapat berlangsung, yang disebut sebagai energi awal agar
reaksi tersebut dapat berlangsung, yang disebut sebagai energi aktivitas (Ebbing
2011).
NAMA RIVAL MAPULUSIKAU
NIM 175100201111024
KELAS E
KELOMPOK E4

1.3.2 Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya reaksi redoks


Faktor yang mempengaruhi terjadinya reaksi redoks yaitu terjadinya proses
pengikatan dan pelepasan elektron. Terjadinya penambahan dan pengurangan bilangan
oksidasi. Bilangan oksidasi adalah bilangan yang menunjukkan muatan yang
disumbangakan oleh suatu atom, molekul, atau ion yang dibentuknya (David, 2007).

1.3.3 Aplikasi redoks dalam teknologi pertanian


Aplikasi reaksi redoks dalam bidang teknologi pertanian yaitu dalam respirasi
tumbuhan. Salah satunya dalam proses fotosintesis, karena dalam waktu proses
fotosintesis tumbuhan dapat menghasilkan oksigen dan gula. Gula atau glukosa adalah
sebagai bahan pembuat zat bagi tumbuhan jadi dalam proses ini tumbuhan (Ebbing,
2010).

1.4 Tinjauan Bahan


1.4.1 Logam seng
Seng adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah ditempa dan liat pada
110 150. Seng melebur pada 410 dan mendidih pada 906. Logamnya yang
murni, melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali, adanya zat-zat pencemar
atau kontak dengan platinum atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa
tetes larutan garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi. Ini menjelaskan larutnya
seng-seng komersial. Seng tersebut dengan mudah larut dalam asam klorida encer dan
asam sulfat encer dengan mengeluarkan hidrogen (Mardiana, 2007).

1.4.2 Logam tembaga


Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, dan diliat. Tembaga
melebur pada 1038. Karena potensial elektrode standarnya positif, (+0,34V untuk
pasangan Cu/Cu2+), tembaga tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer,
meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa larut sedikit. Tembaga tidak larut dalam
air atau uap air dan asam-asam encer seperti HCl encer dan H2SO4 encer, tetapi asam
klorida pekat dan mendidih melarutkan logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen.
Hal ini disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks CuCl2-(aq) yang mendorong reaksi
kesetimbangan bergeser ke arah produk (Murni, 2014).

1.4.3 Larutan CuSO4


Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif.
Cu+ mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini
bukan berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada
keadaan bagaimana mereka ditemukan, yaitu jika kita mencoba membuat (Cu+) cukup
banyak pada larutan air, Cu2+ akan berada pada jumlah banyak (sebab konsentrasinya
harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu+. Tembaga (II) sulfat mempunyai
banyak kegunaan di bidang industri diantaranya untuk membuat campuran Bordeaux
(sejenis fungisida) dan senyawa tembaga lainnya. Senyawa ini juga digunakan dalam
penyepuhan dan pewarnaan tekstil serta sebagai bahan pengawet kayu. Bentuk
anhidratnya digunakan untuk mendeteksi air dalam jumlah kelumit. Tembaga sulfat juga
dikenal sebagai vitriol biru (Annisa, 2008).

1.4.4 Larutan AgNO3 0.1 M


Larutan AgNO3 berfungsi sebagai larutan garam dari logam Ag. Larutan ini sangat
mudah larut dalam air dan juga mudah larut dalam etanol 95%. Untuk menyimpannya
memilih tempat penyimpanan yang tertutup dengan baik. Dalam reaksi anoda ion NO3
tidak akan larut dalam air dan atom Ag bersaing untuk beroksidasi (Timberlake, 2013).
NAMA RIVAL MAPULUSIKAU
NIM 175100201111024
KELAS E
KELOMPOK E4

1.5 Tinjauan Alat


1.5.1 Beaker glass
Gelas beker atau beaker glass adalah sebuah wadah penampung yang digunakan
untuk mengaduk, mencampur, memanaskan larutan. Berbentuk silinder dengan dasar
bidang dan tersedia dalam berbagai ukuran. Mulai dari 1 ml sampai beberapa liter.
Terbuat dari kaca karena digunakan untuk menampung zat kimia yang bersifat korosif
seperti asam atau zat-zat lain (Achmadi, 2009).

1.5.2 Pipet ukur


Pipet ukur adalah alat untu memindahkan larutan dengan volume yang diketahui.
Pipet ukur berukuran bermacam-macam dari 1 ml, 5 ml, 10 ml sampai yang paling besar
adalah 50 ml. Cara penggunaannya adalah dengan menyedot larutan sesuai yang
diperlukan kemudian menuangkan larutan tersebut dengan pipet ukur kedalam wadah
yang ditentukan (Achmadi, 2009).
NAMA RIVAL MAPULUSIKAU
NIM 175100201111024
KELAS E
KELOMPOK E4

BAB II METODOLOGI
2.1 Diagram Alir
Diagram Alir Percobaan Redoks

1. Reaksi logam Zn dengan larutan CuSO4 0,5 M

8 ml CuSo4 0,5 M

Dimasukkan dalam gelas kaca


Logam Zn

Diamplas hingga bersih

Diamati perubahan larutan CuSO4 0,5 M pada menit 0, 1, 3, 5, 7, dan 10

Hasil

2. Reaksi logam Cu dengan larutan AgNO3 0,1 M

8 ml AgNO3 0,1 M

Dimasukkan dalam gelas kaca


Logam Cu

Diamplas hingga bersih

Diamati perubahan larutan AgNO3 0,1 M pada menit 0, 1, 3, 5, 7, dan 10

Hasil
NAMA RIVAL MAPULUSIKAU
NIM 175100201111024
KELAS E
KELOMPOK E4

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Pengamatan

Warna Jenis Warna


Waktu Jenis Logam Keterangan
Logam Larutan Larutan

0 Putih Biru
Merah
1 Biru
bata
Merah
3 Biru
bata
Zn Merah CuSO4 Ada endapan sedikit
5 Biru
bata warna merah bata
Endapan bertambah
Merah
7 Biru warna merah bata
bata
kecoklatan
Merah Endapan semakin banyal
10 Biru
Bata merah bata kecoklatan
Merah
0 Bening
bata
Tidak ada sedikit
1 Hitam Bening
Gelembung sedikit
Merah Ada endapan sedikit (perak)
3 Bening
bata gelembung bertambah
Merah Endapan bertambah (perak)
5 Cu AgNO3 Bening
bata gelembung bertambah
Merah Endapan bertambah (perak)
7 Bening
bata gelembung bertambah
Endapan bertambah
Merah Bening banyak (perak)
10
bata kebiruan gelembung bertambah
banyak
NAMA RIVAL MAPULUSIKAU
NIM 175100201111024
KELAS E
KELOMPOK E4

3.2 Pertanyaan

1. Tuliskan analisa prosedur dari percobaan reaksi reduksi oksidasi yang sudah dilakukan!
Alat dan Bahan:
Tabung kecil
Pipet ukur 10 ml
Bulb
Kertas Amplas
Logam seng (Zn)
Logam tembaga (Cu)
Larutan CuSO4 0,5 M
Larutan AgNO3 0,1 M

Seng (Zn) dengan larutan CuSO4 0,5 M

Pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum
reaksi reduksi oksidasi. Mengambil larutan CuSO4 0,5 M sebanyak 8 ml
menggunakan pipet ukur 10 ml dan bulb, lalu memasukkan larutan CuSO 4 0,5 M
ke dalam tabung kecil. Menyiapkan sepotong logam seng dan mengamplasnya
hingga bersih, memasukkan logam seng ke dalam larutan. Mencatat keadaan
awal logam seng dan larutan CuSO4 0,5 M. Mengamati perubahan yang terjadi
pada logam seng dan larutan CuSO4 dan mencatatnya setiap 1, 3, 5, 7, dan 10
menit.

Tembaga (Cu) dengan larutan AgNO3 0,1 M

Pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum
reaksi reduksi oksidasi. Mengambil larutan AgNO3 0,1 M sebanyak 8 ml ke
menggunakan pipet ukur 10 ml dan bulb, lalu memasukkan larutan AgNO 3 0,1 M
ke dalam tabung kecil. Menyiapkan sepotong logam tembaga dan
mengamplasnya hingga bersih, lalu memasukkan logam tembaga ke dalam
larutan. Mencatat keadaan awal logam tembaga dan larutan AgNO3 0,1 M.
Mengamati perubahan yang terjadi pada logam tembaga dan larutan AgNO3 dan
mencatatnya setiap 1, 3, 5, 7, dan 10 menit.

2. Tuliskan analisa hasil dari percobaan reaksi oksidasi reduksi yang sudah dilakukan!
Percobaan 1 (Seng (Zn) dengan larutan CuSO4 0,5 M)

Percobaan reaksi redoks dilakukan dalam lima tahap, yaitu dalam 1 menit, 3
menit, 5 menit, 7 menit dan 10 menit. Pada percobaan pertama logam Zn dengan larutan
CuSO4 . Logam Zn berwarna silver yaitu saat menit pertama warna logam Zn sudah mulai
berubah warna menjadi Merah bata dan warna larutan CuSO4 biru. Pada menit ketiga
logam Zn berubah menjadi Merah bata pada tepian yang terkena larutan CuSO4 , warna
larutan CuSO4 masih tetap biru dan mulai muncul serbuk di pinggiran logam. Pada menit
kelima warna logam menjadi berwarna Merah bata, warna larutan menjadi biru,
dipinggiran logam semakin banyak serbuk seperti gelembung. Pada menit ketujuh warna
logam Zn semakin Merah bata , warna larutan semakin memudar dan semakin terlihat
menjadi warna biru, dan serbuk dipinggiran logam dan logam Zn mulai terkikis dan
berjatuhan. Dan yang terakhir pada menit kesepuluh logam Zn semakin berwarna merah
bata, warna larutan menjadi semakin biru kehijauan, dan logam Zn semakin terkikis.

Percobaan ini sesuai dengan literatur, bahwa larutan yang memudar ini
dikarenakan kadar logam Zn yang semakin berkurang pada larutan CuSO4, sedangkan
NAMA RIVAL MAPULUSIKAU
NIM 175100201111024
KELAS E
KELOMPOK E4

logam Zn mengalami oksidasi sehingga mereduksi larutan. Dan endapan yang terbentuk
berwarna merah bata (Santoso, 2011).

Percobaan II (Tembaga (Cu) dengan larutan AgNO3 0,1 M)

Sedangkan pada percobaan yang kedua yaitu logam Cu dengan larutan AgNO3 ,
Logam Cu berwarna emas tembaga dan larutan AgNO3 berwarna bening. Pada menit
pertama logam Cu bereaksi dengan larutan AgNO3 warna logam menjadi berwarna
hitam, larutan berwarna bening dan ada sedikit serbuk yang menempel pada Cu. Pada
menit ketiga warna logam menjadi abu abu, larutan masih berwarna bening, dan
lapisan Cu mulai sedikit mengelupas. Pada menit kelima warna logam masih berwarna
abu abu, warna larutan masih bening namun sedikit warna biru pada dasar tabung,
dan lapisan Cu mulai mengelupas. Pada menit ketujuh logam Cu masih berwarna abu
abu, warna larutan menjadi bening sedikit biru muda, dan lapisan Cu semakin
mengelupas. Dan yang terakhir saat menit kesepuluh logam Cu menjadi Merah bata
(perak), warna larutan bening kebiruan, dan lapisan Cu mengelupas sempurna dan Ag
mengendap bersama hasil terkelupasnya Cu. Larutan menjadi berwarna sedikit biru
dikarenakan adanya luruhan logam Cu yang bercampur dengan larutan AgNO3.
Selama direaksikan dengan larutan AgNO3 dihasilkan perubahan warna pada
logam Cu, yang awalnya warna emas tembaga menjadi warna hitam pekat. Adanya
gelembung saat percobaan, meluruhnya logam Cu dalam larutan AgNO3. Perubahan
warna larutan yang semula bening menjadi kebiruan, dikarenakan tercampurnya
endapan atau luruhan logam Cu pada larutan. Logam Cu mengalami oksidasi dalam
percobaan kali ini, sedangkan ion Ag dalam larutan mengalami reaksi reduksi.
Tiap atom Cu kehilangan 2 elektron untuk menjadi sebuah ion tembaga dan tiap
ion perak akan memperoleh satu elektron menjadi dua buah atom perak. Elektron itu
dibersihkan langsung dari atom-atom seng ke ion-ion tembaga (Cains, 2010).
Hasil yang didapatkan dari percobaan kali ini sesuai dengan literatur. Endapan
dari logam Cu adalah berwarna perak (Arora, 2008).

3. Jelaskan perubahan bilangan oksidasi masing-masing unsur pada reaksi-reaksi tersebut


dan jelaskan unsure mana yang mengalami oksidasi atau reduksi!

Zn + CuSO4 ZnSO4 + Cu
0 +2 +2 0

Oks = +2

Red = -2

Sebelum Reaksi : Setelah Reaksi :


Zn = 0 Karena tidak bermuatan Zn + SO4 = 0
Cu + SO4 = 0 Zn + (-2) = 0
Cu + (-2) = 0 Zn = +2
Cu = +2 Cu = 0
Oksidasi : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e-
Reduksi : Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)

Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)


NAMA RIVAL MAPULUSIKAU
NIM 175100201111024
KELAS E
KELOMPOK E4

Cu + 2AgNO3 Cu(NO3)2 + 2Ag


0 +1 +2 0

Oks = +2

Red = -1

Sebelum Reaksi : Setelah Reaksi :


Cu = 0 Karena tidak bermuatan 2Ag = 0
2Ag + 2NO3 = 0 Cu + 2(NO3) = 0
2Ag + 2(-1) = 0 Cu + 2(-1) = 0
2Ag = +2 Cu = +2
Ag = +1

Oksidasi : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e-


Reduksi : 2Ag+(aq) + 2e- 2Ag(s)

Cu(s) + 2Ag+(aq) Cu2+(aq) + 2Ag(s)


NAMA RIVAL MAPULUSIKAU
NIM 175100201111024
KELAS E
KELOMPOK E4

KESIMPULAN

Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui terjadinya reaksi reduksi dan reaksi
oksidasi pada suatu zat tertentu dengan menggunakan logam seng, logam tembaga, larutan
CuSO4 dan larutan AgNO3. Reaksi reduksi adalah reaksi yang menurunkan bilangan
oksidasi, menangkap atau menambah elektron dan melepaskan oksigen. Sebaliknya, reaksi
oksidasi adalah reaksi yang menaikkan bilangan oksidasi, melepas atau mengurangi
elektron dan menangkap oksigen.

Percobaan pertama, yaitu antara logam seng dengan larutan CuSO4 menghasilkan
larutan ZnSO4 berupa larutan biru kehijauan (biru muda pudar), dan endapan Cu yang
berwarna merah bata. Dalam percobaan ini yang teroksidasi adalah logam Zn(s) dan yang
tereduksi adalah CuSO4(aq). Reaksi berlangsung secara spontan.

Percobaan kedua, yaitu antara logam tembaga dengan larutan AgNO 3 menghasilkan
larutan Cu(NO3)2 berupa larutan berwarna bening kebiruan, dan endapan Ag yang berwarna
perak. Dalam percobaan ini yang teroksidasi adalah logam Cu(s) dan yang tereduksi adalah
AgNO3(aq). Reaksi berlangsung secara spontan.

SARAN

Dalam melakukan praktikum harus mengikuti standar keselamatan alat dan bahan,
wajib menggunakan sarung tangan dan masker. Dalam mengamati perubahan yang terjadi
pada logam dan larutan haruslah jeli dan teliti. Saat membersihkan logam Zn dan logam Cu
dengan menggunakan amplas usahakan sebersih mungkin, karena apabila kurang bersih
dan terdapat kotoran dapat mempengaruhi hasil percobaan.

Anda mungkin juga menyukai