Anda di halaman 1dari 14

Pengertian Kimia Dasar, Hukum, dan

Cabangnya
Ilmu kimia secara umum adalah studi tentang materi dan energi yang mencakup semua materi
yang ada di alam semesta. Dalam kimia dasar, dipelajari berbagai klasifikasi unsur, senyawa dan
bahan material yang didasarkan pada komposisinya. Ilmu kimia tak pernah lepas dari kehidupan
manusia, karena hal ini lah mengapa ilmu kimia penting untuk dipelajari. Dalam mempelajari
ilmu kimia, tahap pertama yang harus dipelajari adalah bagian kimia dasar. Berikut ini
merupakan artikel tentang pengertian kimia dasar, hukum dasar kimia dan cabang ilmu kimia.

Ilmu Kimia

Ilmu kimia merupakan ilmu yang secara sistematis mempelajari komposisi, sifat dan aktivitas
zat-zat baik itu organik maupun anorganik serta berbagai bentuk unsur materi. Kimia juga sering
didefinisikan sebagai studi tentang materi dan reaksi yang terjadi dalam materi tersebut. Ahli
kimia dapat membuat senyawa baru dan memahami bagaimana suatu reaksi dapat menghasilkan
senyawa tersebut.

Dalam ilmu kimia, semua prosedur yang dilakukan sistematis dan dapat direproduksi atau
artinya dapat dilakukan ulang oleh orang yang berbeda dan dalam waktu yang berbeda serta
metode hipotesisnya juga diuji secara ilmiah. Ilmu kimia erat kaitannya dengan ilmu fisika dan
ilmu biologi karena memang ketiga ilmu tersebut saling berkaitan
Daftar Isi

 Kimia Dasar
o Hukum Dasar Kimia
 Hukum Kekekalan Massa
 Hukum Perbandingan Tetap
 Hukum Perbandingan Berganda
 Hukum Perbandingan Volume
o Cabang Ilmu Kimia
 Kimia Organik
 Kimia Anorganik
 Kimia Fisik
 Kimia Analitik
 Biokimia

Kimia Dasar
Kimia dasar merupakan bagian dari ilmu kimia dimana pada kimia dasar ini dipelajari hal-hal
yang mendasar dan prinsip dalam kimia. Hal itu seperti mempelajari suatu materi, mempelajari
sifat-sifatnya, bagaimana dan mengapa zat tersebut dapat bergabung ataupun terpisah untuk
membentuk zat lain dan bagaimana zat tersebut saling berinteraksi. Sebelum seorang ahli kimia
dapat bekerja di laboratorium untuk melakukan eksperimen atau penelitian, maka kimia dasar
adalah hal pertama yang harus di kuasai.

Ilmu kimia dasar tidak secara lengkap membahas tentang ilmu kimia secara menyeluruh karena
sesuai namanya dasar berarti hanya hal dasar saja yang dipelajari. Kimia dasar ini akan berguna
dalam mempelajari tingkatan ilmu kimia selanjutnya.

Hukum Dasar Kimia

Dalam kimia, terdapat beberapa hukum-hukum dasar yang harus diketahui. Hukum-hukum ini
nantinya akan menjadi prinsip untuk menganalisa serta mengidentifikasi suatu peristiwa yang
terjadi secara kimiawi. Sebelum mempelajari ilmu kimia lebih lanjut, anda harus menguasai
terlebih dahulu hukum-hukum dasar dalam kimia. Berikut ini beberapa hukum dasar kimia yang
dapat anda pelajari.

Hukum Kekekalan Massa

“Tidak ada sesuatu yang datang dari ketiadaan” itu merupakan ide dalam filsafat Yunani kuno
yang berpendapat bahwa apa yang ada saat ini akan selalu ada, karena tidak ada materi baru yang
dapat muncul jika sebelumnya tidak ada. Antoine Lavoiser seorang ilmuwan menyatakan
kembali prinsip kimia ini dengan hukum kekekalan masa. “Atom tidak dapat dibuat atau
dihancurkan, tetapi dapat dipindahkan dan diubah menjadi partikel yang berbeda”.

Hukum ini mengatakan bahwa ketika terjadi definisi reaksi kimia menata ulang atom menjadi
produk baru, maka massa reaktan (bahan awal reaksi) akan sama dengan massa produk (hasil
reaksi). Hukum kekekalan massa ini menyatakan bahwa massa total yang ada sebelum terjadinya
reaksi sama dengan massa totoal setelah reaksi. Hukum kekekalan massa ini ditemukan oleh
Lavoiser dari hasil eksperimen yang dilakukannya.

Lavoiser membakar logam merkuri dengan berat tertentu dalam suatu wadah tertutup dan
menimbang beratnya. Volume udara yang berada di dalam wadah tertutup tersebut setelah
pembakaran ternyata berkurang, sedangkan merkuri telah berubah menjadi oksida merkuri
dengan massa yang lebih tinggi daripada massa sebelumnya.

Hasilnya didapatkan bahwa ternyata penambahan massa merkuri tersebut sama dengan massa
volume udara atau oksigen yang hilang sehingga hasil total penimbangan sebelum dan sesudah
reaksi juga sama.

Merkuri + Oksigen → Merkuri Oksida

Berdasarkan eksperimennya, Lavoiser membuat suatu keismpulan dengan nama hukum


kekekalan massa “Massa zat sebelum dan sesudah reaksi tetap”.

Hukum Perbandingan Tetap

Joseph Proust merupakan orang yang merumuskan hukum perbandingan tetap atau biasa dikenal
dengan hukum proust. Hukum ini menyatakan bahwa jika suatu senyawa dapat dipecah menjadi
unsur-unsur penyusunnya, maka massa konstituen akan selalu memiliki proporsi yang sama
terlepas dari jumlah atau sumber zat aslinya.

Secara mudahnya dapat di ilustrasikan pada gambar contoh reaksi diatas. Jika 1 gram A dapat
bereaksi dengan 8 gram B, maka dengan mengikuti hukum proust ini 2 gram A harus bereaksi
dengan 16 gram B. Jika 1 gram A bereaksi dengan 8 gram B, maka akan dihasilkan 9 gram C
dan jika 2 gram A bereaksi dengan 16 gram B, akan dihasilkan 18 gram C.
Hukum perbandingan tetap menyatakan bahwa dalam suatu jenis zat kimia tertentu, unsur-
unsurnya selalu digabungkan dalam proporsi yang sama. Hukum ini berlaku ketika suatu zat
saling bereaksi untuk membentuk produk yang sama.

Hukum Perbandingan Berganda

Selain dua unsur bereaksi membentuk satu produk, banyak kombinasi zat juga dapat bereaksi
membentuk lebih dari satu produk.

Dalam kasus ini, hukum perbandingan bergana (Hukum Dalton) menyatakan bahwa berat satu
elemen yang bergabung dengan elemen lainnya adalah kelipatan bilangan bulat satu sama
lainnya. Hal ini dapat digambarkan pada reaksi nitrogen yang membentuk nitrogen oksida dalam
beberapa bentuk yang dapat dilihat pada gambar berikut:

Hukum perbandingan berganda diaplikasikan pada senyawa nitrogen oksida (NOX). Dengan
menggunakan massa oksigen yang sama untuk membentuk nitrogen oksida dengan nitrogen
dengan massa yang berbeda, maka akan dihasilkan senyawa yang berbeda dengan massa yang
sesuai dengan kelipatan bilangan bulatnya.

Hukum perbandingan berganda berbunyi “Jika dua elemen dapat membentuk lebih dari satu
senyawa, maka massa satu elemen dikombinasikan dengan massa tetap dari elemen kedua
dengan membentuk rasio bilangan bulat untuk menentukan massa produknya”.

Hukum Perbandingan Volume

Hukum perbandingan volume dirumuskan oleh Gay-Lussac dimana ketika suatu gas bereaksi
bersama, maka mereka akan melakukannya dalam volume yang menghasilkan rasio bilangan
bulat sederhana dimana reaksi dilakukan dibawah kondisi suhu dan tekanan yang sama. Hukum
ini dapat dilihat dalam contoh kasus reaksi berikut;
Ketika 1 satuan volume dari gas hidrogen bereaksi dengan 1 satuan volume dari gas klorin, maka
membentuk 2 volume dari gas hidrogen klorida dengan rasion volumenya adalah 1:1:2.
Sedangkan pada reaksi 2 volume hidrogen dengan 1 volume oksigen menghasilkan gas 2 volume
H2O dengan rasio 2:1:2. Rasio ini dipengaruhi oleh rumus dari senyawa atau produk yang
dihasilkan.

Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa “Dalam kondisi tekanan dan suhu yang sama, maka
volume gas yang bereaksi serta volume gas produk dari reaksi merupakan perbandingan
bilangan bulat sederhana”.

Cabang Ilmu Kimia

Dengan kimia dasar sebagai awal untuk mempelajari ilmu kimia, terdapat beberapa cabang ilmu
kimia setelah kimia dasar yang dapat dipelajari. Berikut ini beberapa cabang ilmu kimia:

Kimia Organik

Pengertian kimia organik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari senyawa yang
mengandung unsur karbon dan hidrogen atau berada dalam makhluk hidup. Ahli kimia organik
dapat memahami struktur, sifat, dan jenis reaksi dalam senyawa tersebut serta dapat
mengidentifikasi dan mengklasifikasikannya. Kimia organik banyak diterapkan dalam industri
farmasi, karet, bahan bakar, plastik, kosmetik, zat warna, detergen, pertanian, dan lain
sebagainya.

Kimia Anorganik
Kimia anorganik mempelajari reaksi dan semua sifat senyawa kimia yang tidak memiliki ikatan
kimia karbon dan hidrogen. Dengan kata lain, kimia anoranik mempelajari senyawa yang bukan
berasal dari materi hidup. Kimia organik juga banyak diterapkan dalam industri katalis, material,
pigmen, pelapis, dan medis.

Kimia Fisik

Cabang ilmu kimia fisika mempelajari sifat fisik dari senyawa kimia menggunakan hukum dan
konsep fisika seperti gerak, energi, gaya, waktu, termodinamika, kuantum, mekanika dan
dinamika. Dengan formula kimia fisika, ahli kimia dapat mengukur sifat fisik zat kimia dan
menentukan efek dari fenomena tertentu pada zat kimia.

Kimia Analitik

Cabang ilmu kimia ini berkaitan dengan proses pemisahan, identifikasi, dan kuantifikasi zat
kimia secara analitik dengan suatu sampel tertentu. Ilmu ini memungkinkan ahli kimia untuk
menentukan zat-zat kimia yang berada dalam bahan tertentu. Kimia analitik memiliki cakupan
yang sangat luas dalam aplikasinya seperti dalam lingkungan forensik, analisa klinis, analisa
bahan, dan bioanalisis.

Biokimia

Biokimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari struktur, komposisi, dan reaksi kimia
dalam sistem kehidupan. Biokimia menggabungkan biologi dengan kimia untuk kasus perubahan
mendasar yang terjadi dalam sistem makhluk hidup. Aplikasi biokimia sangat luas seperti dalam
kedokteran, ilmu pangan, dan pertanian.
SISTEM PERIODIK UNSUR

letak suatu unsur pada sistem periodik menentukan sifat periodik unsurnya,Sifat-sifat tersebut
berubah dan berulang secara periodik sesuai dengan perubahan nomor atom dan konfigurasi
elektron.

1. JARI-JARI ATOM

yaitu jarak elektron terluar ke inti atom dan menunjukan besar-kecilnya ukuran suatu atom. Jari-
jari atom sukar diukur sehingga pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur jarak
inti antar dua atom yang berikatan sesamanya.

Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi
karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil.

*Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi
karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak, sedangkan jumlah
kulit terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar
semakin kuat.

2. ENERGI IONISASI
Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit yang cocok,elektron ini cenderung
mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi seperti gas mulia.

Contoh: atom C (golongan IVA)dan atom H (golongan IA) –> gas mulia

Jadi energi ionisasi adalah Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom.
Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan proton gaya tarik menarik elektron terluar
dengan inti semakin besar (jari-jari kecil) Akibatnya, elektron sulit lepas sehingga energi untuk
melepas elektron semakin besar(energi ionisasi besar),dan begitu juga sebaliknya.

* Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah makin kecil, karena elektron
terluar akin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah
di lepaskan.

*Unsur-unsur yan seperiode : energi ionisai pada umumnya makin ke kanan makin besar, karena
makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.

Kekecualian :Unsur-unsur golongan II A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada
golongan III A, dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A.

3. KEELEKTRONEGATIFAN

adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain. Faktor yang
mempengaruhinya adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari atom.

Unsur-unsur yang segolongan : keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil,karena bagian


bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron.

Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin kekanan makin besar.keelektronegatifan


terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga
kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga terkecil terdapat pada
fransium (Fr) yakni 0,7.

Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi,unsur dalam sutu


senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berati unsur yang bersangkutan cenderung menerim
elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif.Jika harga keelektronegatifan kecil,unsur
cenderung melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif.Jumlah atom yang
diikat bergantung pada elektron valensinya.

4. SIFAT LOGAM

Sifat-sifat unsur logam yang spesifik,yaitu : mengkilap,menghantarkan panas dan listrik, dapat
ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan menjadi kawat/kabel panjang.Sifat-
sifat logam tersebut diatas yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam.Sifat-sifat
logam,dalam sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin
berkurang.Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan
logam di sebelah kanan pada sistem periodik sering digambarkan dengan tangga diagonal
bergaris tebal.Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam
menunjukkan sifat ganda.

5. KEREAKTIFAN

Reaktif artinya akan mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada system periodik, makin ke bawah
makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektronnya.Unsur-unsur bukan logam pada
sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reakatif, karena makin sukar menangkap
electron.Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik
elektron. Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke
kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga
golongan VIIA. Golongan VIIA tidak rekatif.

Koloid
3

Dalam kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran
dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/ homogen. Misalnya saja
saat ibu membuatkan susu untuk adik, serbuk/ tepung susu bercampur secara merata dengan air
panas. Ini merupakan salah satu contoh koloid .

Pengertian koloid

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata
di dalam zat lain. Dimana di antara campuran homogen dan heterogen terdapat sistem
pencampuran yaitu koloid, atau bisa juga disebut bentuk (fase) peralihan homogen menjadi
heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang memiliki sifat sama pada setiap bagian
campuran tersebut, contohnya larutan gula dan hujan. Sedangkan campuran heterogen sendiri
adalah campuran yeng memiliki sifat tidak sama pada setiap bagian campuran, contohnya air dan
minyak.

Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter,
panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah
tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih
terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll.

Ciri-ciri koloid
 2 fase
 Keruh
 Antara homogen dengan heterogen
 Diameter partikel: 1 nm<d<100 nm
 Tidak dapat disaring dengan penyaring biasa
 Tidak memisah jika didiamkan

Keadaan suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa
pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm.
Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat
terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar.

Jenis-jenis koloid

Koloid merupakan suatu sistem campuran yang seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah
waktu tertentu atau di sebut juga metastabil..

Secara umum koloid ada terbagi menjadi dua :


1. Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid
2. Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid
Sedangkan erdasarkan fase terdispersinya, koloid dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

1. Sol (fase terdispersi padat)


a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat
Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam
b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair
Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat
c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas
Contoh: debu di udara, asap pembakaran

2. Emulsi (fase terdispersi cair)


a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat
Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi
b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair
Contoh: susu, mayones, krim tangan
c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas
Contoh: hairspray dan obat nyamuk

3. Buih (fase terdispersi gas)


a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat
Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam
b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair
Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun
Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama-sama berupa gas,
campurannya tergolong larutan.
Kestabilan koloid
Terdapat beberapa gaya yang menentukan kestabilan koloid, yaitu sebagai berikut :

 Gaya tarik – menarik atau biasa dikenal dengan gaya London – Van der Waals.

Gaya ini menyebabkan partikel – partikel koloid berkumpul dan akhirnya mengendap.

 Gaya tolak menolak.

Gaya ini terjadi karena pertumpangtindihan lapisan ganda listrik yang bermuatan sama. Gaya
tolak – menolak tersebut akan membuat dispersi koloid menjadi stabil.

 Gaya tarik – menarik antara partikel koloid dengan medium pendispersinya.

Gaya ini dapat menyebabkan terjadinya agregasi partikel koloid dan gaya ini juga dapat
meningkatkan kestabilan sistem koloid secara keseluruhan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas koloid ialah muatan permukaan koloid. Besarnya
muatan pada permukaan partikel dipengaruhi oleh konsentrasi elektrolit dalam medium
pendispersi. Penambahan kation pada permukaan partikel koloid yang bermuatan negatif akan
menetralkan muatan tersebut dan menyebabkan koloid menjadi tidak stabil.

Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat yang dapat tertarik pada
kedua cairan yang membentuk emulsi. Contoh: sabun deterjen sebagai emulgator dari emulsi
minyak dan air.

LARUTAN

Larutan sudah sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, bahkan


mungkin setiap hari kita membuat larutan. Tapi apa itu larutan dan bagaimana larutan dapat
terbentuk mungkin belum begitu kita ketahui.

Pengertian Larutan

Larutan adalah campuran homogen yang komponenenya terdiri atas pelarut dan zat terlarut.
Contoh larutan yang sering kita temui yaitu air garam, air gula, air kopi, air teh, dll. Dalam
larutan juga dikenal istilah solven dan solute. Solven merupakan pelarut dan solute adalah zat
pelarut. Dalam larutan antara solven dan solute, solven mempunyai jumlah zat lebih besar
sedangkan sisanya adalah solute. Larutan dapat terjadi karena adanya gaya tarik-menarik antara
molekul-molekul solven dan solute.
Macam-Macam Larutan

Larutan terdiri dari beberapa macam yaitu :

1. Larutan pekat dan larutan encer.

Larutan pekat relatif mempunyai lebih banyak solute daripada solven sedangkan larutan encer
relative lebih srdikit solute daripada solvennya.

2. Larutan berdasarkan daya hantarnya

Ada juga larutan yang bersifat elektrolit. Air sebagai pelarut memang bukan konduktor listrik
yang baik tapi jika didalam air ditambahkan senyawa ion yang larut seperti NaCl maka larutan
ini akan menjadi konduktor listrik atau disebut larutan elektrolit. Larutan elektrolit terdiri dari :

 Larutan elektrolit kuat yaitu larutan yang semua molekul-molekulnya terurai menjadi ion-ion
(terionisasi sempurna) sehingga daya hantarnya pun kuat, contoh : HCl
 Larutan elektrolit lemah yaitu larutan yang tidak semua molekul-molekulnya terurai menjadi
ion-ion sehingga larutan ini dalam menghantarkan arus listrik sangat lemah.
 Larutan non elektrolit yaitu larutan yang molekul-molekulnya tidak terionisasi sehingga tidak
ada ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik.

3. Larutan menurut kejenuhannya :

 Larutan jenuh yaitu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan melakukan
kesetimbangan dengan solute padatnya
 Larutan tidak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute kurang dari yang diperlukan untuk
membuat larutan jenuh
 Larutan sangat jenuh yaitu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang
diperlukan untuk larutan jenuhnya.

Jenis Larutan

Ada banyak jenis larutan disekitar kita. Tapi disini hanya akan dibahas beberapa larutan yang
mungkin sering kita temui setiap hari.

Larutan zat padat dalam cairan

Pada jenis larutan ini gaya tarik antara solute lebih dominan daripada larutan antara cairan
dengan cairan. Dalam suatu zat padat, molekul-molekul atau ion-ionnya tersusun dengan baik
dan gaya tariknya maksimum. Agar terbentuk suatu larutan, gaya tarik antar partikel solut dan
solven harus baik. Seperti proses larutnya gula dalam air. Gula yang mempunyai banyak gugusan
OH dalam struktur molekulnya akan mudah larut dalam air karena akan membentuk ikatan
hydrogen dengan air sehingga gula dengan mudah dapat ditarik dari kristalnya masuk ke solven.
Hal ini menunjukkan solute dari molekul polar akan lebih mudah larut dalam solven polar juga.
Tapi molekul-molekul polar tidak dapat larut dalam pelarut non polar. Hal ini karena gaya tarik
antar molekul-molekul polar sangat kuat sehingga tidak bisa tertarik oleh solven non polar.
Larutan cairan dalam cairan

Pada pembentukkan larutan cairan, dua macam zat dapat saling bercampur/melarutkan jika
keduanya mempunyai gaya tarik antara molekulnya sama. Proses terbentuknya suatu cairan larut
dalam cairan lainnya yaitu diperlukan tambahan energy untuk memisahkan masing-masing
molekul dari solute dan solvennya. Setelah solute dan solven yang molekul-molekulnya dalam
keadaan terpisah disatukan, energy akan kembali dilepaskan karena adanya gaya tarik antara
molekul solute dan solven.setelah energy dilepaskan maka solute dan solven akan bersatu
memebentuk larutan.

Terjadinya larutan yang dapat bercampur juga sangat dipengaruhi oleh suhu dan ukuran partikel.
Disini kita ambil contoh pelarutnya adalah air. Semakin panas pelarut maka solutnya pun
semakin cepat larut. Hal ini karena molekul-molekul pada solven bergerak lebih cepat maka
akan bertumbukan dengan molekul-molekul solute. Sedangkan pada ukuran partikel, semakain
besar dan padat sebuah partikel maka akan sulit untuk larut. Hal ini karena molekul-molekul
pada partikel tersebut sangat kuat sehingga sulit untuk solven untuk menarik molekul partikel
tersebut.

Konsentrasi larutan

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam
larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan
jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah
pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per
million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer
(berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).

Kelarutan

Suatu zat dapat larut dalam pelarut tertentu, tetapi jumlahnya selalu terbatas. Batas ini disebut
kelarutan. Jadi definisinya:Kelarutan adalah jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam sejumlah
pelarut pada suhu tertentu sampai membentuk larutan jenuh.

 Larutan jenuh

Larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam jumlah maksimal, sehingga tidak dapat
ditambahkan lagi zat terlarut

Pada keadaan jenuh telah terjadi kesetimbangan antara solut yang larut dan tak larut atau
kecepatan pelarutan sama dengan kecepatan pengendapan

 Larutan tak jenuh

Larutan yang mengandung jumlah solut lebih sedikit (encer) daripada larutan jenuhnya.

 Larutan lewat jenuh


Larutan yang mengandung solut lebih banyak (pekat) daripada yang ada dalam larutan jenuhnya
pada suhu yang sama

Konsentrasi larutan

Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau
larutan.

Pengenceran

Dalam pekerjaan di laboratorium,biasanya kita menggunakan larutan yang lebih rendah


konsentrasinya dengan cara menambah pelarutnya, misalnya laboratorium kimia membeli larutan
senyawa kimia dalam air yang konsentrasinya sangat pekat, cara ini adalah cara yang paling
ekonomis. Biasanya larutan yang dibeli adalah larutan pekat, sehingga larutan ini harus
diencerkan. Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat(konsentrasi tiggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jadi membuat konsentrasi
larutan tersebut menjadi lebih rendah.

Hal yang paling penting untuk pengamanan pada saat pengenceran, jika suatu larutan senyawa
kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilkepaskan, terutama pada
pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman maka asam sulfat
yang ditambahkan ke dalanm air, tidak boleh sebaliknya. Jika air yang ditambahkan ke dalam
asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan akan begitu besar dan menyebabkan air mendadak
mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik dan akan merusak kulit.

Anda mungkin juga menyukai