Anda di halaman 1dari 24

Laporan Praktikum Kimia Fisika

PENENTUAN BOBOT JENIS DAN MASSA MOLEKUL

CAIRAN YANG MUDAH MENGUAP

SRI RESTYATI M

H031191018

LABORATORIUM KIMIA FISKA


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PENENTUAN BOBOT JENIS DAN MASSA MOLEKUL

CAIRAN YANG MUDAH MENGUAP

Disusun dan diajukan oleh:

SRI RESTYATI M

H031 19 1018

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Koordinator Praktikum, Asisten,

Dr. Paulina Taba, M.Phill FITRILYA


NIP. 19571115 198810 2 001 H311 16 001
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan wujudnya, zat dapat dibedakan atas tiga macam yaitu zat

padat, zat cair dan gas. Setiap zat terdiri dari partikel-partikel yang sangat kecil

yang dapat berupa atom, molekul, maupun ion. Perubahan keadaan seringkali

ditemukan dalam reaksi kimia. Zat yang mula-mula dihasilkan dalam keadaan

gas dapat dengan cepat mengembun dalam bentuk cair. Perubahan energi yang

menyertai suatu reaksi kimia bergantung pada keadaan pereaksi dan hasil reaksi.

Misalnya saja pada pembakaran metana sebagai penyusun utama gas alam untuk

menghasilkan karbondioksida dan air. Banyaknya energi yang dibebaskan

berbentuk uap dan berbentuk cairan [ CITATION Mik16 \l 1057 ].

Setiap senyawa didefinisikan oleh rumus kimia yang menunjukkan jenis

dan jumlah atom yang menyususn senyawa tersebut. Massa rumus didefinisikan

sebagai jumlah massa atom berdasarkan jenis dan jumlah atom yang terdefinisi

dalam rumus kimianya. Rumus kimia molekul disebut rumus molekul, dan massa

rumus kimianya disebut dengan massa molekul. Penentuan massa molekul paling

lazim dilakukan dengan konsep mol dimana massa molekulnya dapat diketahui

dengan mengalikan mol zat dengan beratnya. Tetapi metode penentuan massa

molekul dapat pula dihitung dengan menggunakan persamaan gas ideal, yaitu

dimulai dengan menghitung kerapatan dari zat yang akan dihitung massa

molekulnya [ CITATION Yas16 \l 1057 ]. Oleh karena itu dilakukan percobaan

penentuan massa molekul cairan yang mudah menguap untuk mengetahui


penentuan massa molekul.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari

metode penentuan kerapatan, bobot jenis dan massa molekul zat mudah menguap

berdasarkan pengukuran bobot jenisnya.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:

1. menentukan kerapatan akuades, metanol dan etanol dengan menggunakan

neraca mphalt dan piknometer

2. menentukan bobot jenis akuades, metanol dan etanol dengan menggunakan

neraca westphalt dan piknometer

3. menentukan kerapatan zat mudah menguap dengan menimbang bobot

sebelum dan sesudah penguapan

4. menentukan massa molekul zat mudah menguap dengan menggunakan data

kerapatan dan persamaan gas ideal.

1.3 Prinsip Percobaan

Penentuan kerapatan dan bobot jenis menggunakan neraca westphlat dan

piknometer yaitu mengukur bobot suatu zat pada volume tertentu pada suhu yang

ditentukan. Penentuan massa molekul dan kerapatan zat mudah menguap yaitu

metanol dan etanol melalui proses penguapan, pengembunan, dan penentuan

selisih bobot senyawa sebelum dan sesudah penguapan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerapatan dan Bobot Jenis

Bobot jenis adalah adalah perbandingan antara massa jenis suatu zat

dengan massa jenis beberapa zat yang telah ditetapkan. Zat yang biasa digunakan

sebagai ketetapan adalah massa jenis air pada suhu 4 °C untuk larutan, sedangkan

untuk zat pada atau gas menggunakan massa jenis udara. Kerapatan ( ρ) adalah

massa suatu zat per volume zat tersebut. Satuan Internasional (SI) dari kerapatan

adalah kg/m3 atau g/cm3 yang bisa digunakan. Kerapatan air yaiu mendekati nilai

1000 kg/m3 dan karena bobot jenis merupakan ratio tanpa dimensi, maka bobot

jenis tidak memiliki satuan (Bueche dan Hecht, 1997).

massa zat m
ρ= = (1)
volume zat v

ρ
bobot jenis =
ρ standar

(2)

2.2 Massa Molekul

Molekul merupakan gabungan dari beberapa unsur dengan perbandingan

tertentu. Unsur-unsur yang sama tergabung membentuk molekul unsur, contoh Cl 2

atau unsur-unsur yang berbeda membentuk molekul senyawa seperti HCl. Setiap

senyawa yang dituliskan dengan rumus kimia menunjukkan jenis dan jumlah atom

yang menyusun senyawa tersebut, hal inilah yang disebut massa rumus atau massa

molekul (Mr). Massa molekul (Mr) adalah jumlah massa atom (Ar) yang
menyusun suatu senyawa yang berdasar pada jenis dan jumlah atom yang

terdefinisi. Baik pada massa atom, massa molekul tidak harus bilangan bulat.

Bahkan bila atom penyusun senyawa memiliki massa molekul yang berbeda

karena adanya isotop yang terlibat [ CITATION Yas16 \l 1057 ].

Massa molekul dapat ditentukan dari persamaan gas ideal. Persamaan gas

ideal diperoleh dari gabungan hukum gas Boyle, Charles dan Gay-Lussac.

Persamaan ini diperoleh dengan mempertimbangkan suatu kuantitas dan

bagaimana hal kuantitas itu dipengaruhi hanya dengan mengubah satu variabel

lain dan menjaga semua variabel lain konstan. Hukum-hukum ini sekarang dapat

digabungkan menjadi satu hubungan yang lebih umum di antara ketiga variabel,

yaitu tekanan absolut, volume, dan suhu absolut dari sejumlah gas tetap.

Persamaan gas ideal yaitu [ CITATION Dou14 \l 1057 ]:

P.V = n.R.T (3)

Sehingga untuk mencari massa molekul dengan persamaan gas ideal yaitu:

w
P.V = . RT
Mm

(4)

w
P.Mm = . RT (5)
V

P.Mm = ρ.R.T (6)

ρ.R.T
Mm =
V

(7)

2.3 Metanol dan Etanol


Metanol dan etanol adalah dua alkohol paling sederhana yang memainkan

peran penting sebagai pelarut dalam reaksi kimia. Selain itu karena kedua

senyawa ini kurang beracun sehingga diaplikasikan dalam farmakologi seperti

pembuatan obat dan dalam industri makanan. Alkohol sangat sensitif terhadap

oksidasi kimia atau fisika. Oleh karena itu jalur utama detoksifikasi etanol dan

metanol didasarkan pada dehidrogenasi alkohol dan dan dehidrogenasi asetaldehid

yang mengoksidasi alkohol menjadi asam. Namun, dengan cara biokimia lainnya

yang kurang spesifik

dapat berperan dalam metabolisme [ CITATION Mir16 \l 1057 ].

Metanol adalah bagian paling sederhana dari alkohol. Metanol berwujud

cair, tidak berwarna, mudah menguap, dan mudah terbakar. Selain itu metanol

bersifat racun dan memiliki bau yang khas. Metanol biasanya digunakan untuk

keperluan industri. Di industri, metanol digunakan dalam cat, perekat, busa pada

bantal, tekstil sintetis, plastik daur ulang dan bahan bakar. Metanol sangat beracun

kepada manusia. Jika tertelan, 10 mL metanol bisa menyebabkan kebutaan

permanen dan 30 mL dapat menyebabkan kematian meskipun literatur

mengatakan dosis yang mematikan adalah 100 –125 mL. Ketika metanol tertelan,

metanol langsung diserap dan didistribusikan ke seluruh tubuh. Metanol

dimetabolisme di hati oleh dehidrogenasi alkohol membentuk formaldehida dan

dengan aldehida, dehidrogenasi formaldehida diubah menjadi asam format. Kedua

metabolit, terutama asam format, dapat menyebabkan asidosis metabolik dan

kebutaan permanen (Navianti dkk., 2018).

Etanol atau etil alkohol lebih dikenal dengan alkohol, dengan rumus kimia

(C2H5OH) adalah cairan tak berwarna dengan karakteristik antara lain mudah
menguap, mudah terbakar, larut dalam air, tidak karsinogenik, dan jika terjadi

pencemaran tidak memberikan dampak lingkungan yang signifikan. Sifat polar

yang dimiliki oleh etanol, membuat zat kimia ini sering digunakan sebagai pelarut

obat, pengawet dalam dunia medis, desinfektan serta biasanya digunakan sebagai

antidotum (senyawa yang mengurangi atau menghilangkan toksisitas) keracunan

metanol dan etilen glikol. Selain itu, etanol memiliki titik didih sebesar 78,4 °C

sehingga memiliki sifat mudah terbakar (Navianti dkk., 2018).

2.4 Neraca Westphalt

Neraca mohr westphalt atau neraca westphalt adalah neraca yang

digunakan untuk menentukan massa jenis zat cair dengan cepat. Neraca ini

memiliki 2 lengan yang tidak sama panjang. Neraca ini ditopang oleh statif yang

dilengkap sekrup S yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga kedudukan mula-

mula neraca setimbang. Pada ujung lengan yang panjang terdapat termometer

yang digantung, termometer ini digunakan untuk mengukur suhu zat cair dengan

cara mencelupkan termemeter tersebut ke zat cair. Mencelupkan termometer ke

zat cair membuat neraca tidak setimbang sehingga untuk menyembangkan neraca

dilakukan penambahan beban atau anting pada lengan berskala sampai setimbang.

Penentuan massa jenis dilakukan dengan membaca skala lengan yang ditunggangi

anting [ CITATION MTs13 \l 1057 ].

2.5 Piknometer

Piknometer adalah suatu alat yang terbuat dari kaca, bentuknya

menyerupai botol parfum atau sejenisnya. Piknometer adalah alat yang digunakan

untuk menentukan bobot jenis dari suatu zat yang dilengkapi dengan termometer

dan sebuah kapiler dengan gelas penutup. Prinsip dari pengukuran bobot jenis

menggunakan piknometer adalah dengan cara mengukur berat zat cair secara
langsung yang dibandingkan dengan volume dari piknometer tersebut. Volume

piknometer ditentukan dengan cara mengukur berat air (pembanding) yang berada

dalam piknometer yang terisi penuh, kemudian menetapkan suhu air sehingga

didapatkan bobot jenis air pada suhu 25 oC dan melakukan perhitungan volume

piknometer yang sesungguhnya.Kemudian mengukur bobot jenis masing-masing

produk dengan menggunakan volume piknometer yang telah diketahui

sebelumnya (Aziz, dkk., 2010).

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu satu set neraca westphalt,

termometer skala 0-100 °C, piknometer, hair dryer, gelas kimia 250 mL, gelas

kimia 500 mL, hotplate, erlenmeyer 50 mL, pipet volume 5 mL, jarum, bulb,

karet gelang, penjepit tabung, desikator dan neraca digital.

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akuades, metanol p.a.,

etanol p.a., tissue roll, dan aluminium foil.

3.3 Waktu dan Tempat Percobaan

Percobaan ini dilakukan pada Jumat, 9 Oktober 2020 pukul 13.30 WITA

di Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

3.4 Prosedur Percobaan


3.4.1 Penentuan Kerapatan dan Bobot Jenis Dengan Neraca Westphalt

Neraca westphalt dirangkai dan dikalibrasi. Diisi gelas ukur dengan

akuades secukupnya kemdian diukur suhu akuades menggunakan termometer.

Dimasukkan penyelam ke dalam gelas ukur yang berisi akuades. Diletakkan

anting-anting pada skala lengan tunggal dari anting terbesar hingga anting terkecil

sampai neraca westphalt setimbang. Dibaca skala pada anting, mulai dari anting

terbesar ke terkecil. Penyelam dan gelas ukur dibersihkan dan dikeringkan dengan

tissue, kemudian diulangi pengerjaan yang sama untuk sampel metanol dan

etanol.

3.4.2 Penentuan Kerapatan dan Bobot Jenis Dengan Piknometer

Ditimbang piknometer kosong yang telah dibersihkan dan dikeringkan

menggunakan hair dryer. Dimasukkan sampel akuades ke dalam piknometer dan

ditutup piknometer hingga tidak terdapat gelembung udara pada penutupnya.

Ditimbang piknometer yang berisi sampel akuades, kemudian diukur dan dicatat

suhu akuades. Dibersihkan dan dikeringkan piknometer. Dilakukan pengerjaan

yang sama untuk sampel metanol dan etanol.

3.4.3 Penentuan Massa Molekul Zat Mudah Menguap

Diambil erlenmeyer 50 mL yang bersih dan kering. Ditutup erlenmeyer

dengan aluminium foil lalu diikat kencang tutupnya dengan karet gelang.

Ditmbang erlenmeyer beserta aluminium foil dan karetnya. Dimasukkan 5 mL zat

mudah menguap kedalam erlenmeyer, kemudian ditutup dan diikat kembali.

Dibuat lubang pada aluminium foil menggunakan jarum sebagai tempat keluarnya

uap. Rendam dan panaskan erlenmeyer yang berisi sampel dalam air mendidih
hingga semua cairan menguap. Dicatat suhu air mendidih. Diangkat dan dilap air

yang terdapat pada bagian luar erlenmeyer yang cairannya sudah menguap,

kemudian dinginkan erlemeyer dalam desikator ± 15 menit. Ditimbang

erlenmeyer yang telah dingin. Ditentukan volume erlenmeyer dengan cara

mengisinya dengan akuades hingga penuh kemudian ditimbang untuk mengetahui

bobot air yang terdapat didalamnya. Dicatat dan diukur suhu akuades.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. kerapatan akuades, metanol p.a. dan etanol p.a. dengan neraca westphalt

berturut-turut yaitu 0,6976 g/cm3, 0,7179 g/cm3 dan 0,5583 g/cm3 sedangkan

kerapatan akuades, metanol dan etanol dengan piknometer yaitu 0,9965

g/cm3, 0,9191 g/cm3 dan 0,8185 g/cm3.

2. bobot jenis akuades, metanol dan etanol dengan neraca westphalt berturut-

turut yaitu 0,7; 0,72 dan 0,56 sedangkan bobot jenis akuades, metanol dan

etanol dengan piknometer yaitu 1,000; 0,218 dan 0,8209.

3. kerapatan metanol sebelum menguap yaitu 160,21 g/L dan setelah menguap

yaitu 40,1372 g/L sedangkan kerapatan etanol sebelum menguap yatitu

133,0566 g/L dan setelah menguap yaitu 3,7599 g/L.

4. massa molekul metanol sebelum menguap yaitu 4.669,4 g/mol dan setelah

menguap yaitu 1.169,82 g/mol, sedangkan massa molekul etanol sebelum

menguap yaitu 3.878 g/mol dan setelah menguap yaitu 109,58 g/mol.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium

Saran untuk laboratorium yaitu agar tetap dijaga kebersihannya dan

fasilitas alat laboratorium dapat dilengkapi dan difungsikan sebagaimana mestinya

agar praktikum dapat berjalan lancar dan efisien.


5.2.2 Saran untuk Percobaan

Sebaiknya menggunakan alat yang dapat mengefisienkan waktu dan bahan

yang digunakan diperiksa terlebih dahulu apakah layak digunakan atau tidak,

sehingga tidak terjadi kendala saat percobaan berlangsung.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M., 2016, Fisika Dasar I, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Aziz, T., Yuanita., dan Susanti, 2010, Ekstraksi Eugenol Dari Daun Salam India
(Laurus Nobilis Lauraceae), Jurnal Teknik Kimia, 17, (3); 17-28.

Bueche, F. J., dan Hecht, E., 1997. Theory And Problems Of College Physics,
The Mcgraw-Hill Companies, New York.

Giancoli, D. C., 2014, Physic Seventh Eddition, Pearson Education, United States
of America.

Mustaqim, M., 2013, Massa Jenis Zat Cair Dengan Menggunakan Neraca Mohr,
Jurnal Teknik Sipil, 2, (3); 37-45.

Navianti, D., Tarmdizi, M. I., dan Alifah, S. N., 2018, The Presence of Methanol
in Alcoholic Beverages Analyzed Using Qualitative Method, Journal of
Laboratorium Technology, 7, (2): 46-52.

Pohanka, M., 2016, Toxicology And The Biological Role of Methanol and
Ethanol: Current View, Biomed Pap Med Fac Univ Palacky Olomouc
Czech Repub, 54-63.

Takeuchi, Y., 2016, Buku Teks Pengantar Kimia, Diterjemahkan oleh


Ismunandar, Iwanami Shoten Publishers, Tokyo.
Lampiran 1. Bagan Kerja

1. Penentuan Kerapatan dan Bobot Jenis Dengan Neraca Westphalt

Akuades

- Dimasukkan dalam gelas ukur

- Diukur dan dicatat suhu akuades

- Dimasukkan penyelam neraca westphalt ke dalam gelas ukur

- Diletakkan anting-anting pada lengan neraca westphalt dari

anting terbesar ke terkecil hingga neraca westphalt setimbang

- Dibaca skala pada anting, dimulai anting terbesar dan terkecil

- Dicatat hasil pengamatan dan dibersihkan gelas ukur dan

penyelam

Hasil

Catatan: dilakukan pengerjaan yang sama untuk sampel metanol dan etanol

2. Penentuan Kerapatan dan Bobot Jenis Dengan Piknometer

Akuades

- Ditimbang piknometer kosong yang telah bersih dan kering

- Dimasukkan akuades ke dalam piknometer dan dihimpitkan

(ditutup hingga tidak terdapat gelembung udara)

- Ditimbang kembali piknometer yang berisi akuades

- Diukur dan dicatat suhu akuades

- Dibersihkan piknometer dan dilakukan perhitungan

Hasil

Catatan: dilakukan pengerjaan yang sama untuk sampel metanol dan etanol
3. Penentuan Massa Molekul Zat Mudah Menguap

Akuades

- Disiapkan erlenmeyer 250 mL yang bersih dan kering

- Ditutup erlenmeyer dengan aluminium foil

- Diikat kuat dengan karet gelang

- Ditimbang erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang

- Dibuka tutup erlenmeyer dan diisi dengan 5 mL akuades

- Ditutup dan diikat kembali erlenmeyer, kemudian ditimbang

- Direndam erlenmeyer yang berisi akuades dalam air mendidih

hingga semua cairan menguap

- Dicatat suhu air mendidih saay akuades menguap semua

- Diangkat dan dilap erlenmeyer

- Erlenmeyer dikeringkan dalam desikator ± 15 menit

- Ditimbang erlenmeyer dingin

- Dibersihkan erlenmeyer kemudian diisi dengan akuades hingga

penuh

- Ditimbang erlenmeyer+akuades untuk mengetahui bobot

akuades didalamnya

- Diukur dan dicatat suhu akuades, dan dilakukan perhitungan

Hasil
Catatan: dilakuakan pengerjaan yang sama untuk sampel metanol dan etanol
Lampiran 2. Gambar Alat

1. Piknometer

Gambar 1. Piknometer

Keterangan:

a = Tutup piknometer: mempertahankan suhu dalam piknometer, terdapat

saluran kecil sebagai temoat keluarnya gelembung gas.

b = Mulut piknometer: tempat memasukkan cairan

c = Labu piknometer: wadah cairan digunakan untuk mengukur volume

cairan

2. Neraca westphalt

Gambar 2. Neraca westphalt


Keterangan:

a = sekrup pengatur

b = anting neraca, sebagai beban untuk menyeimbangkan lengan

c = lengan neraca tunggal, tempat pembagian skala dan pengait anting

d = pengait

e = gelas ukur, sebagai wadah zat cair

f = penyelam
Lampiran 3. Dokumentasi

Gambar 3. Penimbangan piknometer kosong

Gambar 4. Penimbangan piknometer berisi sampel


Gambar 5. Pengukuran bobot jenis dengan neraca westphalt

Gambar 6. Pemanasan cairan mudah menguap


Lampiran 4. Tabel Densitas

1. Tabel Densitas Akuades


0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

0 0.999841 0.999847 0.999854 0.999860 0.999866 0.999872 0.999878 0.999884 0.999889 0.999895

1 0.999900 0.999905 0.999909 0.999914 0.999918 0.999923 0.999927 0.999930 0.9999 34 0.999938

2 0.999941 0.999944 0.999947 0.999950 0.999953 0.999955 0.999958 0.999960 0.999962 0.999964

3 0.999965 0.999967 0.999968 0.999969 0.999970 0.999971 0.999972 0.999972 0.999973 0.999973

4 0.999973 0.999973 0.999973 0.999972 0.999972 0.999972 0.999970 0.999969 0.999968 0.999966

5 0.999965 0.999963 0.999961 0.999959 0.999957 0.999955 0.999952 0.999950 0.999947 0.999944

6 0.999941 0.999938 0.999935 0.999931 0.999927 0.999924 0.999920 0.999916 0.999911 0.999907

7 0.999902 0.999898 0.999893 0.999888 0.999883 0.999877 0.999872 0.999866 0.999861 0.999855

8 0.999849 0.999843 0.999837 0.999830 0.999824 0.999817 0.999810 0.999803 0.999796 0.999789

9 0.999781 0.999774 0.999766 0.999758 0.999751 0.999742 0.999734 0.999726 0.999717 0.999709

10 0.999700 0.999691 0.999682 0.999673 0.999664 0.999654 0.999645 0.999635 0.999625 0.999615

11 0.999605 0.999595 0.999585 0.999574 0.999564 0.999553 0.999542 0.999531 0.999520 0.999509

12 0.999498 0.999486 0.999475 0.999463 0.999451 0.999439 0.999427 0.999415 0.999402 0.999390

13 0.999377 0.999364 0.999352 0.999339 0.999326 0.999312 0.999299 0.999285 0.999272 0.999258

14 0.999244 0.999230 0.999216 0.999202 0.999188 0.999173 0.999159 0.999144 0.999129 0.999114

15 0.999099 0.999084 0.999069 0.999054 0.999038 0.999023 0.999007 0.998991 0.998975 0.998959

16 0.998943 0.998926 0.998910 0.998893 0.998877 0.998860 0.998843 0.998826 0.998809 0.998792

17 0.998774 0.998757 0.998739 0.998722 0.998704 0.998686 0.998668 0.998650 0.998632 0.998613

18 0.998595 0.998576 0.998558 0.998539 0.998520 0.998501 0.998482 0.998463 0.998444 0.998424

19 0.998405 0.998385 0.998365 0.998345 0.998325 0.998305 0.998285 0.998265 0.998244 0.998224

20 0.998203 0.998183 0.998162 0.998141 0.998120 0.998099 0.998078 0.998056 0.998035 0.998013

21 0.997992 0.997970 0.997948 0.997926 0.997904 0.997882 0.997860 0.997837 0.997815 0.997792

22 0.997770 0.997747 0.997724 0.997701 0.997678 0.997655 0.997632 0.997608 0.997585 0.997561

23 0.997538 0.997514 0.997490 0.997466 0.997442 0.997418 0.997394 0.997369 0.997345 0.997320

24 0.997296 0.997271 0.997246 0.997221 0.997196 0.997171 0.997146 0.997120 0.997095 0.997069

25 0.997044 0.997018 0.996992 0.996967 0.996941 0.996914 0.996888 0.996862 0.996836 0.996809

26 0.996783 0.996756 0.996729 0.996703 0.996676 0.996649 0.996621 0.996594 0.996567 0.996540

27 0.996512 0.996485 0.996457 0.996429 0.996401 0.996373 0.996345 0.996317 0.996289 0.996261

28 0.996232 0.996204 0.996175 0.996147 0.996118 0.996089 0.996060 0.996031 0.996002 0.995973

29 0.995944 0.995914 0.995885 0.995855 0.995826 0.995796 0.995766 0.995736 0.995706 0.995676

30 0.995646 0.995616 0.995586 0.995555 0.995525 0.995494 0.995464 0.995433 0.995402 0.995371
2. Tabel Densitas Metanol

Temperatur (oC) Density (kg/m3) Temperatur (oC) Density (kg/m3)


-92.15 884.124 80.49 731.994
-85.51 879.191 87.13 724.65
-78.87 874.206 93.77 717.126
-72.23 869.167 100.41 709.41
-65.59 864.073 107.05 701.485
-58.95 858.92 113.69 693.335
-52.31 853.708 120.33 684.939
-45.67 848.434 126.97 676.275
-39.03 843.095 133.61 667.316
-32.39 837.69 140.25 658.031
-25.75 832.215 146.89 648.384
-19.11 826.667 153.53 638.329
-12.47 821.044 160.17 627.815
-5.83 815.342 166.81 616.776
0.81 809.558 173.45 605.13
7.45 803.688 180.09 592.774
14.09 797.728 186.73 579.569
20.73 791.673 193.37 565.333
27.37 785.519 200.01 549.805
34.01 779.261 206.65 532.604
40.65 772.893 213.29 513.123
47.29 766.409 219.93 490.304
53.93 759.802 226.57 461.977
60.57 753.066 233.21 422.114
67.21 746.192 239.85 306.387
73.85 739.171
3. Tabel Densitas Etanol

Densities of Mixtures of Ethanol and Water at 20°C


Concentratio Tenths of %
n (% Ethanol
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
by Weight)
  Density (Kg/L)
0.9982 0.9980 0.9978 0.9976 0.9974 0.9972 0.9971 0.9969 0.9967 0.9965
0
3 4 5 6 8 9 0 2 3 5
0.9963 0.9961 0.9959 0.9958 0.9956 0.9954 0.9952 0.9950 0.9948 0.9947
1
6 8 9 1 2 4 5 7 9 1
0.9945 0.9943 0.9941 0.9939 0.9938 0.9936 0.9934 0.9932 0.9931 0.9929
2
3 5 7 9 1 3 5 7 0 2
0.9927 0.9925 0.9924 0.9922 0.9920 0.9918 0.9917 0.9915 0.9913 0.9912
3
5 7 0 2 5 8 1 4 7 0
0.9910 0.9908 0.9907 0.9905 0.9903 0.9902 0.9900 0.9898 0.9897 0.9895
4
3 7 0 3 7 0 3 7 1 4
0.9893 0.9892 0.9890 0.9889 0.9887 0.9885 0.9884 0.9882 0.9881 0.9879
5
8 2 6 0 4 9 3 7 1 6
0.9878 0.9876 0.9874 0.9873 0.9871 0.9870 0.9868 0.9867 0.9865 0.9864
6
0 5 9 4 8 3 8 3 8 2
0.9862 0.9861 0.9859 0.9858 0.9856 0.9855 0.9853 0.9852 0.9850 0.9849
7
7 2 7 2 7 3 8 3 8 3
0.9847 0.9846 0.9844 0.9843 0.9841 0.9840 0.9838 0.9837 0.9836 0.9834
8
8 3 9 4 9 4 9 4 0 5
0.9833 0.9831 0.9830 0.9828 0.9827 0.9825 0.9824 0.9822 0.9821 0.9820
9
1 6 1 7 3 8 4 9 5 1
0.9818 0.9817 0.9815 0.9814 0.9813 0.9811 0.9810 0.9808 0.9807 0.9806
10
7 2 8 4 0 7 3 9 5 1
0.9804 0.9803 0.9801 0.9800 0.9799 0.9797 0.9796 0.9795 0.9793 0.9792
11
7 3 9 6 2 8 4 1 7 3
0.9791 0.9789 0.9788 0.9786 0.9785 0.9784 0.9782 0.9781 0.9780 0.9778
12
0 6 3 9 5 2 8 5 1 8
0.9777 0.9776 0.9774 0.9773 0.9772 0.9770 0.9769 0.9768 0.9767 0.9765
13
5 1 8 5 2 9 6 3 0 7
0.9764 0.9763 0.9761 0.9760 0.9759 0.9757 0.9756 0.9755 0.9753 0.9752
14
3 0 7 4 1 8 5 2 9 6
0.9751 0.9750 0.9748 0.9747 0.9746 0.9745 0.9743 0.9742 0.9741 0.9740
15
4 1 8 5 2 0 8 5 2 0
0.9738 0.9737 0.9736 0.9734 0.9733 0.9732 0.9731 0.9729 0.9728 0.9727
16
7 4 1 9 6 3 0 7 4 2
0.9725 0.9724 0.9723 0.9722 0.9720 0.9719 0.9718 0.9716 0.9715 0.9714
17
9 6 3 0 7 4 1 8 5 2
0.9712 0.9711 0.9710 0.9708 0.9707 0.9706 0.9705 0.9703 0.9702 0.9701
18
9 6 3 9 6 3 0 7 4 0
0.9699 0.9698 0.9697 0.9695 0.9694 0.9693 0.9691 0.9690 0.9689 0.9687
19
7 4 1 7 4 1 7 4 1 7
0.9686 0.9685 0.9683 0.9682 0.9681 0.9679 0.9678 0.9676 0.9675 0.9674
20
4 0 7 3 0 6 3 9 6 2
0.9672 0.9671 0.9670 0.9668 0.9667 0.9666 0.9664 0.9663 0.9662 0.9660
21
9 6 2 8 5 1 7 4 0 6
0.9659 0.9657 0.9656 0.9655 0.9653 0.9652 0.9650 0.9649 0.9648 0.9646
22
2 8 4 1 7 3 9 5 1 7
0.9645 0.9643 0.9642 0.9641 0.9639 0.9638 0.9636 0.9635 0.9634 0.9632
23
3 9 5 1 6 2 8 4 0 6
0.9631 0.9629 0.9628 0.9626 0.9625 0.9624 0.9622 0.9621 0.9619 0.9618
24
2 7 3 9 4 0 5 1 6 2
0.9616 0.9615 0.9613 0.9612 0.9610 0.9609 0.9608 0.9606 0.9605 0.9603
25
8 3 9 4 9 4 0 5 0 5
0.9602 0.9600 0.9599 0.9597 0.9595 0.9594 0.9592 0.9591 0.9589 0.9588
26
0 5 0 5 9 4 9 4 8 3
0.9586 0.9585 0.9583 0.9582 0.9580 0.9578 0.9577 0.9575 0.9574 0.9572
27
7 1 6 0 5 9 3 7 2 6
0.9571 0.9569 0.9567 0.9566 0.9564 0.9563 0.9561 0.9559 0.9558 0.9556
28
0 4 8 2 6 0 3 7 1 5
0.9554 0.9553 0.9551 0.9549 0.9548 0.9546 0.9545 0.9543 0.9541 0.9540
29
8 2 6 9 3 6 0 3 6 0
0.9538 0.9536 0.9534 0.9533 0.9531 0.9529 0.9528 0.9526 0.9524 0.9523
30
2 5 9 2 5 8 1 4 7 0
0.9521 0.9519 0.9517 0.9516 0.9514 0.9512 0.9510 0.9509 0.9507 0.9505
31
2 5 8 1 3 6 8 1 4 6
0.9503 0.9502 0.9500 0.9498 0.9496 0.9495 0.9493 0.9491 0.9489 0.9487
32
8 0 3 5 7 0 2 4 6 8

Anda mungkin juga menyukai