Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum Kimia Anorganik

REAKSI – REAKSI LOGAM

SRI RESTYATI M

H031191018

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020

64
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

REAKSI-REAKSI LOGAM

Disusun dan diajukan oleh:

SRI RESTYATI M

H031 19 1018

Laporan praktikum telah diperiksa dan disetujui oleh:

Makassar, 21 Oktober 2020

Asisten Praktikan

Megawati Sri Restyati M


H311 16 308 H031 19 1018

65
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Logam adalah unsur-unsur kimia yang memiliki sifat kilau tinggi, opasitas

tinggi di atas spketrum yang terlihat dan konduktivitas serta termal yang tinggi.

Opasitas tinggi yang dimaksud adalah logam adalah unsur yang mampu menyerap

cahaya pada seluruh spketrum. Logam memilki sifat reaktif terhadap unsur lain.

Sifat reaktif atau reaktivitas adalah sifat suatu unsur yang mudah bereaksi (mudah

menangkap dan melepas elektron). Sifat-sifat unsur yang menjelaskan kereaktifan

suatu unsur adalah jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan

keelektronegatifan (Nelson, 2011).

Setiap unsur memiliki kemampuan mereduksi ataupun mengoksidasi suatu

unsur yang lain. Istilah ini biasa disebut sebagai redoks atau reduksi dan oksidasi,

dimana oksidasi mengacu pada kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi

digunakan untuk setiap penurunan bilangan oksidasi. Hal ini menunjukkan bahwa

proses oksidasi disertai dengan hilangnya elektron sedangkan reduksi memperoleh

elektron. Oksidator adalah senyawa dimana atom yang menyusunnya mengalami

reduksi. Sebaliknya pada reduktor, atom yang menyusun senyawa mengalami

oksidasi (Khopkar, 1990).

Pada praktikum ini dilakukan percobaan uji daya reduksi logam Tembaga

(Cu), Besi (Fe), Seng (Zn) dan Aluminium (Al) terhadap iodin yang bertujuan

untuk mengetahui kemampuan reduksi logam terhadap iodin berdasarkan deret

volta, kemudian dilakukan pengujian kereaktifan logam alkali yaitu Natrium (Na)

dan alkali tanah yaitu magnesium (Mg) dan kalsium (Ca) terhadap air.

66
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dalam percobaan ini adalah mempelajari dan memahami reaksi-

reaksi logam.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu:

1. mengetahui sifat reduksi oksidasi logam Al, Fe, Cu, dan Zn terhadap iodin.

2. menentukan kereaktifan logam Na, Mg dan Ca terhadap air.

1.3 Prinsip Percobaan

1.3.1 Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin

Mengetahui sifat reduksi oksidasi logam Aluminium (Al), Besi (Fe),

Tembaga (Cu), dan Seng (Zn) terhadap iodin dengan cara penambahan serbuk

iodin dan akuades. Uji positif ditandai dengan perubahan warna.

1.3.2 Kereaktifan Logam Alkali – Alakali Tanah

Menentukan kereaktifan logam Magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca)

terhadap air dengan cara penambahan akuades, pemanasan dan penambahan

indikator phenolphthalein. Uji positif ditandai dengan perubahan warna.

Kereaktifan logam Natrium (Na) dengan cara meletakkan Natrium (Na) pada air

dan penambahan indikator phenolphthalein.

67
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Logam merupakan bentuk unsur kimia yang memiliki sifat mudah

dibentuk, duktil, kilap, dan konduktor panas sehingga dapat menghantarkan listrik

dengan baik. Unsur logam membentuk oksida basa, hidroksi dalam bilangan

oksida +1 atau +2 menjadi kation. Semua unsur transisi termasuk logam,

sementara golongan utama diklasifikasikan atas logam dan non logam (Saito,

2004).

Logam alkali atau biasa disebut golongan IA merupakan logam yang

melimpah dalam bentuk mineral dan air laut. Khususnya logam Na terletak pada

urutan ke-4 sebagai logam yang melimpah di kerak bumi setelah Aluminium (Al),

Besi (Fe) dan Kalsium (Ca). Sejak dahulu logam kalium dan natrium diisolasi dari

larutan garamnya karena memilki kereaktifan yang sangat tingi terhadap air.

Kalium (K) diisolasi kemudian tidak lama setelahnya natrium (Na) diisolasi

dengan mengelektrolisis garam lelehan KOH atau NaOH (Saito, 2004).

Natrium adalah logam alkali yang dibutuhkan paling banyak untuk

keperluan industri. Natrium tidak ditemukan dalam keadaan murni di alam karena

memiliki reaktivitas yang sangat tinggi. Logam putih keperakan ini diproduksi

(dalam industri) secara elektrometalurgi menurut proses Downs. Logam natrium

memiliki warna nyala kuning. Ketika logam mengeluarkan warna nyalanya maka

seejumlah energi tertentu dari nyala api tersebut diserap oleh elektron-elektron

atom logam hingga terjadi eksitasi, dan kembalinya elektron ke peringkat dasar

68
membebaskan energi nyala yang khas, sesuai dengan energi transisi elektronik

atom logam yang bersangkutan (Sugiarto, 2010).

Golongan alkali tanah atau golongan IIA terdiri atas unsur Berilum (Be),

Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra).

Berilium (Be) merupakan anggota pertama dalam golongannya bersifat hampir

semi-logam, oleh karena itu lebih baik dibicarakan terpisah. Radium (Ra) yang

merupakan anggota terakhir bersifat radioaktif sehingga sifat-sifat kimianya

belum banyak diketahui secara mendalam (Saito, 2004).

Magnesium adalah logam alkali tanah yang melimpah ke 8 di dunia dan

penyumbang 2% pada berat kerak bumi. Magnesium merupakan logam yang

mudah larut dalam air. Magnesium merupakan logam melimpah yang terdapat di

alam dalam bentuk mineral penting dalam bebatuan seperti dolomit, magnelit dan

olivin. Magnesium juga terdapat dalam air laut, asin bawa tanah dan lapisan asin.

Magnesium merupakan salah satu jenis logam ringan dengan titik cair yang lebih

rendah dari aluminium (Sidabutar, 2017).

Kalsium merupakan logam lunak yang diproduksi dengan elektrolisis

garam kalsium klorida CaCl2 leleh. Walaupun kalsium tidak penting baik dalam

larutan dalam air maupun dalam kimia organologam dalam pelarut organik, unsur

ini memerankan peran kunci dalam organisme hidup. Kalsium oksida sering

disebut kapur tohor (quicklime), banyak digunakan pada produksi baja dan dapat

diperoleh dari pemanasan kalsium karbonat pada temperatur sangat tinggi (>1.170

°C). Jika nyala api diarahkan pada cetakan-cetakan kalsium oksida, maka cetakan-

cetakan ini menyala dengan warna putih terang (Sugiarto, 2010).

Besi merupakan komponen kerak bumi, yang persentasenya sekitar 5%. Di

alam besi tidak ditemukan dalam bentuk murni tetapi dalam bentuk senyawa

69
dengan unsur lain, seperti hematit (Fe2O3), magnetit (Fe3O4), dan pyrit (FeS2).

Logam Fe adalah logam esensial yang keberadaannya dalam jumlah tertentu

sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah lebih dapat

menimbulkan efek racun. Tingginya kandungan logam Fe akan berdampak

terhadap kesehatan manusia (Amirin dan Ardilla, 2013).

Aluminium merupakan logam yang sangat berlimpah di alam, ditemukan

dalam tanah. Sekitar 8,3% kerak bumi terdiri dari aluminium dan terbanyak ketiga

setelah oksigen 45,5% dan silikon 25,7%. Elemen ini adalah logam ringan yang

mempunyai ketahanan korosi yang baik, hantaran listrik yang baik dan sifat–sifat

yang baik lainnya sebagai sifat logam, oleh karena aluminium sangat reaktif

khususnya dengan oksigen, unsur aluminium tidak pernah dijumpai dalam

keadaan bebas di alam, melainkan sebagai senyawa yang merupakan penyusun

utama dari bahan tambang bijih bauksit yang berupa campuran oksida dan

hidroksida aluminium (Amirin dan Ardilla, 2013).

Tembaga (Cu) adalah salah satu logam yang sangat penting dan berperan

besar dalam sejarah manusia dan termasuk logam yang pertama kali di tambang.

Tembaga (Cu) merupakan logam transisi golongan IB yang memiliki nomor atom

29 dan berat atom 63,55 g/mol. Tembaga dalam bentuk logam memiliki warna

kemerah-merahan, namun lebih sering ditemukan dalam bentuk berikatan dengan

ion-ion lain seperti sulfat sehingga memiliki warna yang berbeda dari logam

tembaga murni. Tembaga adalah logam yang ditemukan sebagai unsur atau

berasosiasi dengan tembaga dan perak. Tembaga ini terdapat dalam jumlah yang

relatif besar dan ditemukan selama pemisahan dari bijihnya (coal) pada

elektrolisis dan pemurnian tembaga. Penyebaran logam berat termasuk tembaga

70
(Cu) mendapat perhatian para pemerhati lingkungan, karena sifat logam ini

berbahaya bagi manusia, tanaman hewan dan makhluk hidup (Nuriadi dkk.,

2013).

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu logam Al, logam Zn,

logam Fe, logam Cu, logam Ca, logam Mg, logam Na, serbuk iodin, akuades,

indikator phenolphthalein (PP), kertas saring, dan tissue roll.

3.2 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu tabung reaksi, rak tabung,

pipet tetes, penjepit tabung, gelas ukur, labu semprot, cawan petri, spatula, pinset,

pengaduk, spiritus, korek api, dan neraca ohaus.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin

Menyiapkan empat buah cawan petri yang bersih dan kering. Memasukkan

serbuk Al, Cu, Fe, dan Zn ke dalam masing-masing cawan petri. Menambahkan

serbuk iodin dengan perbandingan 1:2 lalu diaduk. Menambahkan beberapa tetes

akuades pada masing-masing campuran. Mengamati perubahan warna yang

terjadi.

3.3.2 Reaksi Logam Alkali - Alkali Tanah

Menyiapkan dua buah tabung reaksi, mengisi masing-masing tabung

reaksi dengan 5 mL akuades lalu memasukkan serbuk Mg dan Ca ke dalam

71
masing-masing tabung. Mengamati perubahan yang tejadi. Memanaskan tabung

perlahan di atas nyala lampu spiritus sambil menggoyang-goyangkannya agar

panas merata, mengamati perubahan yang terjadi. Menambahkan indikator

phenolphthalein (PP) pada masing-masing tabung reaksi hingga terbentuk

perubahan warna. Penentuan kereaktifan logam Na dengan cara menyiapkan satu

buah cawan petri yang bersih dan kering kemudian mengisi secukupnya dengan

akuades. Meletakkan potongan kertas saring diatas permukaan air, dibiarkan

mengapung. Mengambil secuil logam Na kering dan meletakkannya diatas

potongan kertas saring. Membiarkan terjadi ledakan kecil. Menambahkan

indikator phenolphthalein (PP) pada kertas saring. Mengamati perubahan yang

terjadi.

72
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin

Tabel 1. Pengamatan daya reduksi logam terhadap iodin

Reaksi hebat
Setelah Setelah
(H), sedang
No Logam dicampurkan ditambahkan Warna
(S), lemah
iodin air
(L)
1 Aluminium Tidak bereaksi Bereaksi H Ungu
2 Besi Tidak bereaksi Bereaksi S Ungu
3 Seng Tidak bereaksi Bereaksi S Ungu
4 Tembaga Tidak bereaksi Bereaksi L -
Keterangan:

H = reaksi hebat

S = reaksi sedang

L = reaksi lemah

Reaksi:

1. 2Al(s) + 4I2(S) H2O 2AlI3 (aq) + H2O (l) + I2 (g) Eo = + 2,20 V

Oksidasi : 2Al (s) 2Al3+ (aq) + 6e- Eo = + 1,66 V

Reduksi : 3I2 (s) + 6e- 6I- (aq) Eo = + 0,54V

Eo = + 2,20 V

2. Fe(s)+ 2I2(s) H2O FeI + H2O(l) + I2(g) Eo = + 0,98 V


2(aq)

Oksidasi: Fe(s) Fe2+ (aq) + 2e- Eo = + 0,44 V

Reduksi : I2(s) + 2e- 2I- (aq) Eo = + 0,54 V


Eo = + 0,98 V

3. Zn (s) + 2I2 (s) H2O ZnI2 (aq) + H2O (l) + I2(g) Eo = + 1,30 V

Oksidasi : Zn(s) Zn2+ + 2e- Eo = + 0,76 V

73
Reduksi : I2 (s) + 2e- 2I- (aq) Eo = + 0,54 V

Eo = + 1,30 V

4. Cu(s)+ 2I2(s) H2OCuI2 (aq) + H2O (l) + I2 (g) Eo = + 0,20 V

Oksidasi : Cu (s) Cu2+ (aq) + 2e- Eo = - 0,34 V

Reduksi : I2 + 2e- 2I- (aq) Eo = + 0,54V

Eo = + 0,20 V

Pembahasan:

Pada percobaan daya reduksi logam terhadap iodin penambahan serbuk

iodin berfungsi untuk mengetahui daya reduksi logam terhadap iodin. Selanjutnya

campuran logam dan iodin ditambahkan sedikit akuades bertujuan untuk

mempercepat reaksi antara logam dan iodin, karena logam dan iodin merupakan

zat padat yang memiliki kerapatan tinggi sehingga kereaktifannya berkurang, oleh

karena itu ditambahkan akuades untuk mengurangi kerapatan molekul antar 2 zat

tersebut.

Pada percobaan ini diperoleh hasil yaitu kemampuan logam mereduksi

iodin yaitu Al>Zn>Fe>Cu. HaL ini sesuai dengan deret volta yang menyatakan

bahwa semakin kekiri letak suatu unsur maka akan semakin reaktif unsur tersebut,

karena semakin kiri letak suatu unsur dalam deret volta maka kemampuan suatu

unsur untuk melepas elektron semakin besar sehingga unsur memiliki kemampuan

reduksi lebih besar.

4.2 Kereaktifan Logam Alkali – Alkali Tanah

Tabel 2. Kereaktifan logam alkali tanah terhadap air


No Logam Timbul Setelah Reaksi Warna

74
hebat (H), larutan
gelembung dipanaskan
sedang (S), setelah +
gas timbul gas
lemah (L) ind. PP
1 Magnesium -  S Ungu muda
Ungu muda
2 Kalsium -  H
pekat

Tabel 3. Kereaktikan logam alkali terhadap air


Timbul Reaksi hebat (H), Warna larutan
No Logam
gelembung gas sedang (S), lemah (L) setelah + ind. PP
Natriu
1 - H Ungu pekat
m
Keterangan:

H = reaksi hebat

S = reaksi sedang

L = reaksi lemah

Reaksi:

Ca(s) + 2H2O(l) Ca2+ (aq) + 2OH- (aq) + H2 (g) 

Mg(s) + 2H2O(l) Mg2+ (aq) + 2OH- (aq) + H2 (g) 

Na (s) + 2H2O (l) NaOH (aq) + 2H2 (g) 

Pembahasan:

Penentuan kereaktifan logam alkali-alkali tanah terhadap air. Pada logam

Mg dan Ca ketika ditambahkan air belum menunjukkan reaksi sehingga untuk

mempercepat reaksi dilakukan pemanasan. Ketika sampel dipanaskan gerak-gerak

partikel pada sampel akan meningkat sehingga momentum tumbukan antar

partikel akan semakin besar. Pemanasan dilakukan diatas spirtus sambil digoyang-

goyangkan agar panas pada tabung reaksi merata. Reaksi ditunjukkan dengan

timbulnya gelembung gas pada saat pemanasan.

75
Pada percobaan diperoleh bahwa pada saat dipanaskan, logam Ca bereaksi

sangat hebat sehingga gelembung gas yang dihasilkan juga lebih banyak daripada

logam Mg yang reaksinya berlangsung sedang. Kemudian kedua sampel

ditambahkan indikator phenolphthalein (PP) dan menunjukkan perubahan warna

menjadi ungu muda untuk logam Mg dan ungu muda yang lebih pekat untuk

logam Ca. Penambahan indikator phenolphthalein (PP) dalam hasil reaksi dapat

memberikan penjelasan mengenai kereaktifan logam, dimana semakin kuat warna

ungu yang terbentuk setelah penambahan indikator, berarti semakin banyak ion

OH- yang telah terbentuk, yang menunjukkan semakin reaktifnya logam tersebut.

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa logam Ca lebih reaktif dibandingkan

logam Mg. Hal ini sesuai teori bahwa semakin ke bawah letak unsur segolongan

maka akan semakin reaktif logam tersebut.

Pada pengujian Na, pada saat logam Na diletakkan di atas kertas saring

yang dicelupan di dalam air, terjadi ledakan kecil. Hal ini terjadi karena logam Na

memilki energi ionisasi sangat kuat sehingga elektron terluar Na yang

bertanggung jawab terhadap ikatan logam terserap secara instan oleh molekul

H2O. Akibatnya ialah antara atom Na jadi memilki muatan elektrostatik yang

sama, sehingga terjadi penolakan antara logam natrium.

76
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari parktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkna bahwa:

1. daya reduksi logam terhadap iodin berturut-turut Al>Zn>Fe>Cu

2. logam Na reaktif terhadap air dan kereaktifan logam alkali tanah terhadap air

yaitu logam Ca > logam Mg.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Percobaan

Saran untuk percobaan yaitu alat dan bahan yang digunakan dapat

dilengkapi kembali agar hasil percobaan yang diperoleh dapat maksimal.

5.2.2 Saran untuk Laboratorium

Saran untuk laboratorium yaitu agar kebersihan tetap dijaga dan fasilitas

laboratorium dapat ditingkatkan seperti ketersediaan dan pengaturan bahan.

77
DAFTAR PUSTAKA

Amrin dan Ardilla, D., 2013, Analisis Besi (Fe) dan Aluminium (Al) Dalam
Tanah Lempung Secara Spektrofotometri Serapan Atom, Prosiding
Semirata FMIPA Universitas Lampung, 3, (1); 17-22.

Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI-Press, Jakarta..

Nuriade, Napitupulu, M., dan Rahman N., 2013, Analisis Logam Tembaga (Cu)
Pada Buangan Limbah Tromol (Tailing) Pertambangan Poboya,
Jurnal Akademika Kimia, 2, (2); 90-96.

Nelson, P.G., 2011, Introduction to Inorganic Chemistry, Ventus Publishing,


New York.

Saito, T., 2004, Kimia Anorganik, Iwaniami Publisher, Tokyo.

Sidabutar, T.E., 2017, Pembuatan dan Karakterisasi Keramik Magnesium


Alumina Silika dari Abu Vulkanik Gunung Sinabung, Jurnal Teknik Mesin,
6, (1); 28-35.

Sugiarto, K.H., dan Suyanti, R.D., 2010, Kimia Anorganik Logam, Graha Ilmu,
Yogyakarta.

78
Lampiran 1. Bagan Kerja

1. Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin

Logam Al
- Dimasukkan 0,5 gram dalam cawan petri

- Ditmbahkan 1 gram serbuk iodin

- diaduk kering dengan pengaduk

- ditambahkan sedikit akuades, diaduk kembali

- diamati perubahan yang terjadi

Hasil

catatan: dilakukan pengerjaan yang sma untuk logam Zn, Fe dan Cu.

2. Kereaktifan Logam Alkali – Alkali Tanah Terhadap Air

Logam Mg

- Dimasukkan secuil dalam tabung reaksi

- Ditambahkan 5 mL akuades

- Dikocok dan diamati perubahan yang terjadi

- Dipanaskan diatas spirtus, diamti perubahan yang terjadi

- Ditambahkan indikator PP

- Dicatat dan diamati perubahannya

Hasil

Catatan: dilakukan pengerjaan yang sama untuk logam Ca

79
Logam Na
- Diisi akuades secukupnya dalam cawan petri

- Diletakkan sepotong kertas saring di permukaan akuades

- Diletakkan logam Na di atas kertas saring

- Dibiarkan terjadi ledakan kecil

- Ditambahkan indikator PP

- Dicatat dan diamati perubahan yang terjadi

Hasil

80
Lampiran 2. Dokumentasi

Gambar 1. Pemanasan logam Gambar 2. Logam setelah pemanasan


alkali tanah

Gambar 3. Logam Mg setelah Gambar 4. Logam Ca setelah


penambahan ind. PP penambahan ind. PP

Gambar 5. Logam Na bereaksi Gambar 6. Logam Na setelah


dengan air penambahan ind. PP

81
Gambar 7. Logam Cu, Al, Fe dan Zn Gambar 8. Logam Cu, Al, Fe dan Zn
setelah penambahan iodin+akuades

82
83
84

Anda mungkin juga menyukai