Peranan Vitamin Larut dalam Air (Niasin, Asam Folat, Asam Askorbat),
Disusun Oleh:
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
dengan baik. Adapun judul dari makalah ini yaitu “Peranan Vitamin yang Larut
dalam Air (Niasin, Asam Folat, Asam Askorbat), Aspek Kerusakan dan
makalah ini yaitu sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Kimia Bahan Makanan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis
berharap semoga dengan adanya makalah biokimia lanjutan ini, dapat bermanfaat
dan membantu pembaca serta kalangan yang membutuhkan. Akhir kata, penulis
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................ i
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ............................................................................................... 13
B. Saran ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
enzim yang banyak terlibat dalam membantu metabolisme energi. Vitamin larut
dalam air biasanya tidak disimpan di dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urine
dalam jumlah kecil. Oleh karena itu, vitamin larut dalam air perlu dikonsumsi
setiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh
normal.
Sebagai salah satu unsur gizi, keberadaan vitamin sangat penting bagi
tubuh. Namun, kebutuhan tubuh terhadap vitamin hanya dalam jumlah yang kecil,
terutama untuk mengawali reaksi kimia dalam sel-sel dan jaringan tubuh. Vitamin
merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai
fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus
kompleks. Vitamin B kompleks terdiri dari delapan faktor yang saling berkaitan
fungsinya di dalam tubuh dan terdapat di dalam bahan makanan yang hampir
sama. Fungsinya terkait dalam proses metabolisme sel hidup, baik pada tumbuhan
maupun hewan sebagai koenzim dan kofaktor. Berangkat dari informasi tersebut,
penulis memutuskan untuk mengkaji lebih lanjut mengenai peranan vitamin larut
air dalam sel terkhusus pada niacin, asam folat dan asam askorbat, beserta aspek
berikut:
C. Tujuan
PEMBAHASAN
1. Niasin
Niasin atau vitamin B3 merupakan vitamin yang larut dalam air dan secara
umum terdiri atas dua jenis yaitu asam nikotinat (C 6H5O2N) dan nikotinamid
(C6H6ON2). Niasin adalah istilah generik untuk asam nikotinat dan turunan
Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali, dan oksidasi.
makanan menjadi energi. Metabolisme energi ini melibatkan dua koenzim, yakni
NAD dan NADP. Selain itu, niasin juga memainkan peran dalam penyampaian
sinyal, produksi, dan pemeliharaan DNA serta dapat bertindak sebagai molekul
antioksidan. Adapun fungsi dari niasin, yaitu terlibat dalam glikolisis sintesis
lemak dan pernapasan jaringan, menjaga kesehatan kulit, sistem saraf, dan
asam amino. Jumlah niacin dalam suatu bahan makanan selalu diukur dalam
satuan miligram (mg). Asam niasin dapat disintesa dalam tubuh hewan dari
2. Asam Folat
Asam folat adalah salah satu vitamin, termasuk dalam kelompok vitamin
B, merupakan salah satu unsur penting dalam sintesis DNA (Deoxyribo Nucleic
Acid). Unsur ini diperlukan sebagai koenzim dalam sintesis pirimidin. Kebutuhan
meningkat pada saat terjadi peningkatan pembentukan sel seperti pada kehamilan,
paling khas untuk defisiensi asam folat, walaupun ternyata defisiensi asam folat
kongenital yaitu Neural Tube Defect (NTD). Defisiensi asam folat juga
aterosklerosis. Mengingat besarnya risiko akibat defisiensi folat, FDA (Food and
Asam folat adalah bentuk vitamin B yang diperlukan oleh anak-anak dan
orang dewasa untuk memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Asam
lidah merah dan luka hingga gangguan pencernaan. Defisiensi asam folat pada
wanita hamil meningkatkan risiko melahirkan prematur, bayi dengan berat lahir
3. Asam Askorbat
Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu nutrien penting dalam
tubuh. Vitamin C adalah nutrien yang larut dalam air merupakan senyawa organik
yang harus ada pada diet dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan integritas
dan metabolisme tubuh yang normal. Nama kimia Vitamin C dari bentuk
utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C tidak dapat disintesis di dalam tubuh
tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan. Dalam keadaan kering cukup stabil,
tapi dalam keadaan larut, vitamin ini mudah rusak oleh proses oksidasi terutama
bila terkena panas. Oleh karena sangat mudahnya teroksidasi oleh panas, cahaya
kerusakan oksidatif terhadap suatu molekul target dengan cara bereaksi dengan
karena mempunyai sifat kelarutan yang tinggi dalam air. Vitamin C dapat
lain yang dapat muncul baik secara intraselullar maupun ekstraselular. Vitamin C
akan cepat teroksidasi dengan adanya katalis logam, terutama Cu. Oksidasi
semua jaringan pengikat dan juga merupakan komponen utama kulit, tulang
rawan, gigi dan jaringan bekas luka serta melengkapi struktur kerangka tulang.
− Ikut serta dalam pembentukan sel-sel darah merah dan sum-sum tulang.
kekurangan vitamin C.
− Penurunan kadar kolesterol, mekanisme imunitas dalam rangka daya tahan
maksimal.
adrenokortikotropik.
− Asam askorbat dapat bertindak sebagai antioksidan umum yang larut dalam air
1. Niasin
tidak menguntungkan ditinjau dari segi mutu. Misalnya saja pemanasan dapat
berhubungan dengan teknologi yang terlibat harus dikelola sedemikian rupa untuk
mendapatkan hasil awetan maupun olahan yang bermutu. Vitamin pada buah dan
sayur mendapat perhatian khusus dalam penanganan buah dan sayur karena
umumnya buah dan sayur dikonsumsi sebagai sumber vitamin. Setiap jenis
Tabel 1. Kestabilan vitamin terhadap beberapa pH, oksigen, cahaya, dan panas
Untuk meminimalkan kerusakan vitamin selama proses penanganan baik
untuk industri maupun dalam usaha penyiapan makanan di rumah tangga harus
penyimpanan baik untuk buah dan sayur segar ataupun hasil olahannya. Sebagai
contoh hampir semua jenis vitamin mudah mengalami kerusakan ketika terpapar
panas kecuali kolin, kobalamin, vitamin K dan niasin. Vitamin C dan vitamin E
termasuk jenis yang sangat mudah rusak oleh oksigen, cahaya, panas. Sementara
vitamin E sensitif terhadap perubahan pH, vitamin C tidak stabil pada suasana
alkalis. Yang cukup stabil terhadap faktor-faktor tersebut hanyalah niasin, diikuti
2. Asam Folat
secara umum disebut folat. Senyawa ini mempunyai berat molekul (BM) 441.
Molekul asam folat terdiri dari tiga gugus yaitu pteridin, suatu cincin yang
mengandung atom nitrogen, cincin psoriasis aminobenzoic acid (PABA) dan asam
mengandung folat, tetapi karena sifatnya termolabil dan larut dalam air, sering
kali folat dari bahan-bahan makanan tersebut rusak karena proses memasak.
bayi prematur, walaupun defisiensi yang berat jarang tejadi. Kelompok yang
paling sering memperlihatkan gejala-gejala defisiensi asam folat adalah ibu hamil
dan ibu menyusui. Defiensi asam folat biasanya dihubungkan dengan anemia
belum ada data yang pasti. Defisiensi asam folat apabila kadar asam folat di
bawah normal yaitu folat serum < 3 ng/ml dan folat entrosit < 130 mg/ml.
− Diet yang inadekuat: bayi dan anak-anak, orang tua, pemanasan, kemiskinan.
3. Asam Askorbat
terbentuk dari glukosa melalui jalur asam D-glukoronat dan L-gulonat. Pada
manusia, binatang menyusui tingkat tinggi, dan marmot, biosintesis ini tidak
L-dehidroaskorbat. Asam ini secara kimia juga sangat labil dan mengalami
perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak lagi memiliki
brokoli. Kandungan vitamin C dalam brokoli bisa berkurang sampai lebih dari
50% hanya dalam beberapa hari, tetapi kehilangan ini dapat dicegah dengan
penyimpanan pada suhu rendah. Sifat vitamin C adalah mudah berubah akibat
oksidasi namun stabil jika merupakan kristal murni. Menurut Wills et al (1981)
hilang dalam 3-5 bulan. Daya simpan brokoli akan lebih tahan lama bila
diperlakukan dengan suhu kamar dingin 0 °C selama 10-14 hari. Jika tanpa
perlakuan tersebut, maksimal daya tahannya 3 hari dengan pangkal batang berair
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vitamin larut dalam air adalah vitamin yang hanya dapat disimpan dalam
jumlah sedikit dan sisanya akan segera menghilang bersama aliran makanan.
Salah satu vitamin larut air adalah niasin, asam folat dan asam askorbat. Vitamin
ini memiliki peran dalam proses metabolime tubuh seperti, niasin yang berfungsi
sebagai koensim dalam reaksi redoks pada proses glikolisis, asam askorbat dalam
sintesis kolagen dan asam folat yang berperan besar dalam pertumbuhan dan
cahaya, oksegen, dan pH. Oleh karena itu diperlukan penanggulangan pada bahan
B. Saran
Vitamin yang larut dalam air sangatlah penting bagi tubuh. Untuk itu,
untuk memenuhi kebutuhan gizi kita dengan tetap memperhatikan kondisi seperti
Bramley, P.M., Elmadfa, L., Kafatos, A., Kelley, F.J., Manios, Y., Roxborough,
H.E., Schuch, W., Sheely, P.J.A. dan Wagner, K.H., 2000, Vitamin E,
J.Sci. Food Agric, 80: 913-938.
Davey, M.W., Montagu, M.V., Inze, D., Sanmartin, M., Kanellis, A., Sminorff,
N., Bezie, I.JJ., Strain, J.J., Favell, D. dan Fletcher J., 2000, Plant L-
ascorbic acid: chemistry, function, metabolism, bioavailabilty and effect of
processing, J. Sci. Food Agric, 80: 825-860.
Harris, R.S. dan Karmas, E., 1989, Evaluasi Gizi pada Pengolahan Pangan
(Penerjemah Achmandi, S.), Penerbit ITB: Bandung.
Hasanah, U., 2018, Penentuan Kadar Vitamin C Pada Mangga Kweni dengan
Menggunakan Metode Iodometri, Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera, 16(1):
90-96.
Pakaya, D., 2014, Peranan Vitamin C Pada Kulit, Jurnal Ilmiah Kedokteran,
1(2): 45-54.
Putra, A., 2020, Niasin adalah Vitamin B3 yang Berperan Penting untuk Tubuh,
(Online), (Niasin Adalah Vitamin B3 yang Kaya Manfaat untuk Kesehatan
(sehatq.com), diakses 09 Februari 2020).
Safaryani, N., Haryanti, S. dan Hastuti, E.D., 2007, Pengaruh Suhu dan Lama
Penyimpanan terhadap Penurunan Kadar Vitamin C Brokoli
(Brassica oleracea L), Buletin Anatomi dan Fisiologi, 15(2): 39-45.
Tangkilisan , H. dan Rumbajan, D., 2002, Defisiensi Asam Folat Defisiensi Asam
Folat, Sari Pediatri, 4(1): 21 - 25
Triani, V., 2006, Macam-Macam Vitamin dan Fungsinya dalam Tubuh Manusia,
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(1): 40-47.
Yuniati, H., dan Almasyhuri, 2012, Kandungan Vitamin B6, B9, B12 Dan E
Beberapa Jenis Daging, Telur, Ikan Dan Udang Laut Di Bogor dan
Sekitarnya, Penel Gizi Makan, 35(1): 78-89