Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH NUTRASETIKAL

“VITAMIN LARUT AIR DAN ANALISISNYA”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK I
KELAS C

SYAFRI BARLIAN WARIS (G 701 15 070)


RATNA (G 701 15 200)
FANTY ARUM DEWI (G 701 15 081)
MUHAMMAD SURYA AL AMIN (G 701 15 038)
SITI WAHYUNI TAUFIK (G 701 15 085)
ELYA ZULFIA BOFTEN (G 701 15 125)
NUR AZIZAH (G 701 15 155)
SITI MUCHLIFA H N ( G 701 15 )

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya izin, rahmat, dan
kuasaNya kami masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul Vitamin larut air dan analisinya
Pada kesempatan ini tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak terutama kepada Dosen pengajar Mata Kuliah Nutrasetikal yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita, khususnya mengenai nutrasetikal. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari
apa yang diharapkan.
Untuk itu, kami berharap kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah ini di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa kritik dan saran
yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang
membacanya.
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok
senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital
dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup"
dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki
atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak
diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N.
Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor
dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa
vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara
normal. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula
memberikan manfaat kesehatan
Vitamin adalah komponen tambahan makanan yang berperan sangat
penting dalam gizi manusia. Banyak vitamin tidak stabil pada kondisi
pomrosesan tertentu dan penyimpanannya. Karena itu kandungan vitamin pada
makanan sangat mudah menurun. Vitamin dibagi menjadi dua bagian, yaitu
vitamin larut dalam lemak dan vitamin larut dalam air. Vitamin larut air
dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B-kompleks. Vitamin B-
kompleks terdiri dari delapan faktor yang saling berkaitan fungsinya di dalam
tubuh dan terdapat di dalam bahan makanan yang hamper sama. Fungsinya
terkait dalam proses metabolism sel hidup, baik pada tumbuh-tumbuhan
maupun hewan sebagai koenzim atau kofaktor.
Pada makalah ini akan membahas tentang vitamin larut dalam air. Group
ini terdiri dari Vitamin B dan Vitamin C. Karena vitamin ini larut dalam air,
maka vitamin ini tidak bisa disimpan dalam tubuh karena kelebihannya akan
langsung dikeluarkan bersamaan dengan urine. Selain itu dalam makalah ini
juga akan di bahas tentang analisis vitamin yang larut dalam air
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan vitamin larut air ?
2. Apa saja jenis-jenis vitamin larut air ?
3. Bagaimana analisis vitamin larut air ?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi vitamin larut air
2. Untuk mengetahui jenis-jenis vitamin larut air
3. Untuk mengetahui analisis vitamin larut air
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Vitamin Larut dalam Air


Vitamin larut dalam air adalah vitamin yang hanya bisa disimpan
sedikit dalam tubuh karena kelebihannya langsung terbuang bersamaan
dengan urine. Vitamin B dan C vitamin yang larut dalam air. Dalam
keberadaannya di sumber bahan pangan maupun setelah masuk ke dalam
tubuh dan masuk ke dalam metabolisme tubuh, vitamin-vitamin tersebut
membutuhkan air. Pada vitamin B itu sendiri memiliki kelompoknya
tersendiri yaitu Thiamin (Vit. B1), Ribloflavin (Vit. B2), Piridoksin (Vit.B6),
Niasin, Kobamalin (Vit. B12), Asam Folat (Folasin), Asam Pantotenat, dan
Biotin. Kedelapan vitamin B tersebut berperan penting dalam membantu
enzim untuk memetabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, dan dalam
pembuatan DNA dan sel-sel baru.

II.2 Jenis-jenis vitamin larut air


A Vitamin C (Asam L-askorbat)
Vitamin ini terdapat dalam semua jaringan hidup, yang mempunyai
tugas mempengaruhi reaksi oksidasi-reduksi. Sumber utama asam L-
askorbat dalam makanan ialah sayur dan buah.Primata yang tidak dapat
mensintesis vitamin C hanya manusia dan marmot. Kebutuhan manusia
akan vitamin C tidak diketahui dengan pasti. Angka mulai dari 45
sampai 75 mg/hari dicantumkan sebagai kebutuhan harian. Keterangan
jiwa yang terus menerus dan terapi obat dapat meningkatkan kebutuhan
vitamin ini.
Vitamin C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua
vitamin dan mudah rusak selama pemrosesan dan penyimpanan. Laju
perusakan meningkat karena kerja logam, terutama tembaga dan besi,
dan juga oleh kerja enzim. Pendedahan oksigen pemanasan yang terlalu
lama dengan adanya oksigen, dan pendedahan terhadap cahaya
semuanya merusak kandungan vitamin C makanan.
Asam Askorbat dioksidasi dengan adanya udara pada kondisi
netral dan basa. Pada pH asam, misalnya dalam sari buah jeruk, vitamin
ini lebih stabil. Karena oksigen diperlukan untuk penguraian,
penghilangan oksigen harus mempunyai efek menstabilkan. Untuk
produksi minuman buah, air harus diawaudarakan untuk
meminimumkan kehilangan vitamin C.
a. Sifat Fisik
 Berbentuk kristal putih
 Mudah larut dalam air
 Cukup stabil pada keadaan kering, tetapi dalam keadaan larut
vitamin C mudah rusak Karen bersentuhan dengan udara
(oksidasi) terutama bila terkena panas
 Oksidasi akan semakin cepat jika ada tembaga dan besi
 Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil
dalam larutan asam.
b. Sifat Kimia

Vitamin C dapat berbentuk sebagai asam L-askorbat dan asam


L-dehidroaskorbat; keduanya mempunyai keaktifan sebagai
vitamin C. Asam askorbat sangat mudah teroksidasi secara
reversibel menjadi asam L-dehidroaskorbat. Asam L-
drhidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dapat mengalami
perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak
memiliki keaktifan vitamin C lagi

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan vitamin C


Tingkat kekerasan kondisi pemroresan sering dapat dinilai dari
persentase asam askorbat yang hilang. Tingkat kehilangan
bergantung pada banyaknya air yang telah dipakai. Ukuran partikel
juga mempengaruhi besarnya kehilangan.
d. Fungsi vitamin C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh, sebagai
koenzim atau kafaktor. Asam askorbat adalah bahan yang kuat
kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam
reaksi-reaksi hidroksilasi. Beberapa turunan vitamin C (seperti
asam eritrobik dan askorbik palmitat) digunakan sebagai
antioksidan di dalam industri pangan untuk mencegah proses
menjadi tengik, perubahan warna (browning) pada buah-buahan
untuk mengawetkan daging.
1. Sintesis Kolagen
Fungsi vitamin C banyak berkaitan dengan pembentukan
kolagen. Vitamin C diperlukan untuk hidroksilasis prolin dan
lisin menjadi hidroksiprolin, bahan penting dalam
pembentukan kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein
yang mempengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan
ikat, seperti pada tulang rawan, dentin gigi, membran kapiler,
kulit dan tendon (urat otot). Vitamin C berperan dalam
penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan di bawah kulit,
dan perdarahan gusi.
2. Sintesis Karnitin, Noradrenalin, Serotonin, dan lain-lain.
Karnitin memegang peranan dalam mengangkut asam
lemak-rantai panjang ke dalam mitokondria untuk dioksidasi.
Karnitin menurun pada defisiensi vitamin C yang disertai
dengan rasa lemah dan lelah.
Perubahan dopamin menjadi noradrenalin membutuhkan
vitamin C. Vitamin C berperan dalam perubahan triptofan
menjadi 5-hidroksitriptofan dan pembawa saraf serotonin.
Konsentrasi vitamin C di dalam kelenjar adrenal menurun bila
aktivitas hormon adrenal meningkat. Dalam keadaan stress
emosional, psikologis atau fisik ekskresi vitamin C melalui
urin meningkat. Vitamin C diperlukan untuk oksidasi
fenilalanin dan tirosin dan perubahan folasin menjadi asam
tetrahidroflat.
3. Absorpsi dan metabolisme besi
Vitamin C mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus
halus sehingga mudah diabsorpsi. Vitamin C menghambat
pembentukan kenosiderin yang sukar dimobilisasi untuk
membebaskan besi bila diperlukan. Absorbsi dalam bentuk
nonhem meningkat empat kali lipat bila ada vitamin C. vitamin
C berperan dalam memindahkan besi dari transferrin di dalam
plasma ke ferritin hati.
4. Absorpsi Klasium
Vitamin C juga membantu absorpsi kalsium dengan
menjaga agar kalsium berada dalam bentuk larutan.
5. Mencegah infeksi
Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi,
kemungkinan karena pemeliharaan terhadap membran
glukosa, atau pengaruh terhadap fungsi kekebalan. Pauling
(1970) pernah mendapatkan hadiah nobel dengan bukunya
Vitamin C and Common Cold, dimana ia mengemukakan
bahwa dosis tinggi vitamin C dapat mencegah dan
menyembuhkan pilek. Namun, pembuktian pendapat ini oleh
ahli-ahli lain hingga sekarang belum memperoleh
kesepakatan. Masyarakat luas sudah terlanjur percaya bahwa
vitamin C dalam jumlah jauh melebihi angka kecukupan sehari
diperlukan untuk pemeliharaan kesehatan. Konsumsi vitamin
C dosis tinggi secara rutin tidak dianjurkan.
6. Mencegah kanker dan penyakit jantung
Vitamin C dapat mencegah pembentukan nitrosanin yang
bersifat karsinogenik. Di samping itu peranan vitamin sebagai
antioksidan diduga dapat mempengaruhi pembentukan sel-sel
tumor. Vitamin C diduga dapat menurunkan taraf trigliserida
serum tinggi yang berperan dalam terjadinya penyakit jantung.

B Vitamin B1 (Thiamin)
Vitamin ini bertindak sebagai koenzim dalam metabolisme
karbohidrat dan terdapat dalam semua jaringan makhluk hidup.
Vitamin ini bekerja dalam bentuk tiamin difosfat pada
dekarboksilasi asam α-keto dan disebut kokarboksilase. Tiamin
tersedia dalam bentuk klorida atau nitratnya.
Sumber yang baik ialah butir serealia utuh; daging organ hewan
seperti hati, jantung, dan ginjal, daging babi yang tidak berlemak,
telur, kacang, dan kentang. Kebutuhan harian manusia berkaitan
dengan aras karbohidrat makanan. Konsumsi minimum 1 mg per
2000 kkal dianggap suatu keharusan.
Thiamin adalah salah satu dari vitamin yang kurang
kestabilannya. Berbagai operasi pemrosesan makanan dapat sangan
mereduksi aras tiamin. Panas, oksigen, belerang dioksida, pelindian,
dan pH netral atau basa dapat mengakibatkan perusakan tiamin.
Cahaya tidak berpengaruh. Enzim stabil dalam kondisi asam; pada
nilai pH 3,5 atau dibawahnya, makanan dapat diautoklaf pada suhu
120° C dengan sedikit atau tanpa kehilangan tiamin. Pada pH netral
atau basa, vitamin rusak dengan pendidihan atau bahkan dengan
penyimpanan pada suhu kamar. Bahkan sedikit kebasaan air yang
dipakai untuk pemrosesan dapat mempunyai efek penting.
a. Sifat fisik
 Kristal putih kekuningan
 Larut dalam air
 Keadaan kering Thiamin cukup stabil, di dalam keadaan
larut Thiamin hanya tahan panas bila berada dalam keadaan
asam. Dalam suasana alkali Thiamin mudah rusak oleh
panas dan oksidasi.
 Thiamin tahan pada suhu beku.
b. Sifat Kimia
Thiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio)
dan nitrogen (amine). Molekul ini terdiri atas cincin piramida
yang terikat dengan cincin tiasol. Thiamin memiliki rumus
molekul C12H17N4OS, vitamin ini memiliki berat molekul
1265,36 gram/molekulnya.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan Thiamin
Belerang dioksidan dapat merusak tiamin dengan cepat.
Karena alasan ini, belerang dioksida tidak diizinkan sebagai
tinambah dalam makanan yang mengandung tiamin dalam
jumlah yang lumayan. Pemasakan pada daging-dagingan dan
potongan juga mempengaruhi pengurangan thiamin. Proses
penggilingan pada butir serealia juga kurangnya thiamin karena
kandungan thiamin pada serealia paling besar pada lapisan kulit
terluarnya.
d. Fungsi Thiamin
Dalam bentuk pirofosfat (TPP) atau bifosfat (TDP), tiamin
berfungsi sebagai koenzim berbagai reaksi metabolisme energi.
Tiamin dibutuhkan untuk dekarboksilasi oksidatif piruvat
menjadi asetil koA dan memungkinkan masuknya substrat yang
dapat dioksidasi ke dalam siklus Krebs untuk pembentukan
energi. Asetil koA yang dihasilkan oleh enzim ini. Disamping
itu merupakan precursor penting lipida asetil kolin, yang berarti
adanya peranan TPP dalam fungsi normal sistem saraf. Di dalam
siklus Krebs, TPP merupakan kofaktor pada dekarboksilasi
oksidatif alfa-ketoglutarat dan 2-ketoglutarat-karboksilat yang
diperoleh dari asam-asam amino metionin, treonin, leusin,
isoleusin, dan valin. Tiamin juga merupakan koemzim reaksi
transketolase yang berfungsi dalam pentose fosfat shunt, jalur
alternatif oksidasi glukosa. Walaupun tiamin dibutuhkan dalam
metabolisme lemak, protein, dan asam nukleat, peranan
utamanya adalah dalam metabolisme karbohidrat.
Manfaat lainnya adalah mendorong pertumbuhan,
melindungi otot jantung, dan mengoptimalkan fungsi kerja otak.
Selain itu fungsinya dalam pencernaan juga baik, mengkonversi
karbohidrat serta meningkatkan pembentukan urine. Selain itu
bermanfaat sebagai pencegah sembelit pada pencernaan.
Dalam darah pun vitamin B1 sangat bermanfaat yaitu
menjaga jumlah sel darah merah, menjaga sirkulasinya dan juga
membantu kulit tetap sehat. Mengurangi kelelahan, mencegah
terjadinya gagal jantung, hingga mencegah penuaan dini dan
kepikunan. Sehingga manfaat thiamin atau vitamin B1 ini
sangat banyak sekali bagi manusia.
Fungsi lain dari Thiamin adalah menjaga kinerja sel-sel
otak pada tingkat terbaik. Kecukupan vitamin B1 bisa
mengoptimalkan kerja otak dan sebagian menyatakan cukup
vitamin B1 dapat menjaga tingkat mental positif, meningkatkan
kemampuan belajar, kemampuan menghadapi stress dan
tekanan, mencegah berkurangnya kemampuan mengingat
termasuk di dalamnya Sindrom Alzheimer.
Vitamin B1 juga dipergunakan dalam perawatan pasien
penderita HIV AIDS, meningkatkan kemampuan imun tubuh,
penderita diabetes, penderita penyakit hati, penuaan dan
gangguan penglihatan seperti katarak dan glukoma. Penyakit
ginjal yang disebabkan komplikasi dari gangguan diabetes tipe
2 juga memerlukan perawatan dan asupan vitamin B1.
Thiamina dalam jumlah yang mencukupi (kisaran 1,1 mg
untuk kondisi normal, 1,4 mg untuk wanita hamil dan
menyusui) dapat mencegah timbulnya penyakit beri-beri dan
sindrom Wernicke-Korsakoff. Sementara itu, pemanfaatan
vitamin B1 dalam fungsi perawatan sangat beragam. Beberapa
indikasi dan gejala penyakit dibawah ini dapat diatasi dengan
mencukupi asupan vitamin B1 atau terapi perawatan
menggunakan vitamin B1 :

 Vitamin B1 diyakini dapat memperbaiki beberapa aspek


dari penyakit turunan dan memperingan gejalanya pada
turunan berikut.
 Pencegahan bagi penderita gagal ginjal yang disebabkan
komplikasi diabetes tipe 2.
 Pencegahan penyakit katarak.
 Pencegahan kanker cervix.
 Perawatan dalam meningkatkan kemampuan atletis bagi
olahragawan.
 Berbagai gangguan saraf yang diakibatkan kondisi otak
yang menurun.
 AIDS.
 Penyakit jantung.
 Perawatan mental seperti asupan anti stres dan peningkatan
sikap positif seseorang pasien.
 Perawatan dalam melawan proses penuaan.
 2000 kkal dianggap suatu keharusan.
 Thiamin adalah salah satu dari vitamin yang kurang kestabilannya. Berbagai
operasi pemrosesan makanan dapat sangan mereduksi aras tiamin. Panas,
oksigen, belerang dioksida, pelindian, dan pH netral atau basa dapat
mengakibatkan perusakan tiamin. Cahaya tidak berpengaruh. Enzim stabil
dalam kondisi asam; pada nilai pH 3,5 atau dibawahnya, makanan dapat
diautoklaf pada suhu 120° C dengan sedikit atau tanpa kehilangan tiamin.
Pada pH netral atau basa, vitamin rusak dengan pendidihan atau bahkan
dengan penyimpanan pada suhu kamar. Bahkan sedikit kebasaan air yang
dipakai untuk pemrosesan dapat mempunyai efek penting.
Vitamin ini merupakan komponen dari dua koenzim, flavin
mononukleotida (FMN) dan flavin adenine dinukleotida (FAD).
FMN adalah riboflavin-5’-fosfat dan merupakan bagian dari
beberapa enzim termasuk sitokrom c reduktase. Flavoprotein
bertindak sebagai pembawa electron dan terlibat dalam oksidasi
glukosa, asam lemak, asam amino, dan purina. Sumber riboflavin
yang sangat baik adalah susu dan produk susu. Sumber lainnya ialah
otot sapi, hati ginjal, unggas, tomat, telur, sayur hijau, dan ragi.
Riboflavin stabil terhadap oksigen dan pH asam tetapi tidak
stabil dalam medium basa dan sangat peka terhadap cahaya. Jika
kena cahaya, laju kerusakan meningkat dengan meningkatnya pH
dan suhu. Pemanasan pada kondisi netral atau asam tidak merusak
vitamin.
Kebutuhan manusia akan riboflavin beragam menurut aktivitas
metabolisme dan bobot badan dan mempunyai rentan mulai dari 1
sampai 3 mg per hari. Kebutuhan orang dewasa normal 1,1 sampai
1,6 mg per hari. Karena pengaruh cahaya dan pH basa, riboflavin
diubah menjadi lumiflavin,senyawa tak aktif dengan fluoresensi
hijau kekuniangan. Pada konsidi asam, riboflavin diubah menjadi
turunan tak aktif yang lain, lumikrom dan ribitol. Senyawa ini
mempunyai fluoresensi biru. Perubahan menjadi lumiflavin dalam
susu mengakibatkan kerusakan asam askorbat.
a. Sifat Fisik
 Bentuknya kristal kuning
 Larut pada air
 Tahan panas, oksidasi, dan asam
 Tidak tahan pada alkali dan cahaya terutama sinar
ultraviolet

b. Sifat Kimia
Struktur riboflavin terdiri dari atas cincin isoaloksazin
dengan rantai samping ribitil. Flavin mononukleotida (FMN)
dibentuk dengan diikatkannya ester fosfat pada rantai samping
ribital. Flavin Adenin Difosfat (FAD) dibentuk bila FMN pada
rantai samping diikatkan dengan adenine monofosfat.
c. Faktor-faktor kerusakan Riboflavin
Kepekaan riboflavin terhadap cahaya mengakibatkan
kehilangan 50 persen jika susu kena sinar matahari selama 2
jam. sifat bahan pengemas mempengaruhi derajat kerusakan
riboflavin secara bermakna, tampaknya panjang gelombang
cahaya yang terlibat pada kerusakan riboflavin terdapat di
daerah spectrum tampak di bawah 500 sampai 520 nm.
d. Fungsi Riboflavin
1. Diperlukan untuk berbagai proses selular
2. Riboflavin sangat pentung untuk konversi protein, lemak
dan karbohidrat menjadi gula, yaitu dibakar untuk
menghasilkan energi
3. Membantu dalam proses dan perbaikan jaringan tubuh, yang
efisien penggunaan oksigen oleh sel
4. Riboflavin membantu pertumbuhan normal dan
pengembangan, produksi dan regulasi hormon tertentu,
pembentukan sel darah merah dan antibodi
5. Mendorong kulit yang sehat, kuku dan rambut, dan
memperkuat selaput ;llendir mulut, bibir, dan lidah
6. Riboflavin juga memainkan petanan penting dalam
kesehatan mata, dan mata dapat mengurangi ketegangan.
Vitamin ini sangat membantu dalam menangkal
kecenderungan terhadap glukoma
7. Riboflavin yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga selaput
lendir yang terletak diseluruh saluran pencernaan untuk
menjaga otot disepanjang lapisan saluran pencernaan
8. Riboflavin membantu pencernaan dan membantu dalam
fungsi sistem saraf
9. Bekerja sebagai antioksidan yang menetralkan partikel
merusak dalam tubuh yang dikenal sebagai radikal bebas
10. Riboflavin juga dibutuhkan aktivitas dan dukungan aktivitas
vitamin B6, folat, niasin, dan vitamin K
11. Vitamin B2 memberikan semangat dan membantu untuk
menjaga penampilan dan perasaan pemuda
Berikut ini adalah beberapa manfaat vitamin B2, yaitu :

C. Vitamin B6 (Piridoksin)
Piridoksin stabil terhadap panas dan basa kuat atau asam; juga
peka terhadap cahaya, terutama sinar ultraviolet dan jika terdapat
dalam larutan basa. Karena suka menentukan vitamin ini dalam
makanan, maka informasi mengenai keberadaannya sangat langka.
Data akhir-akhir ini menyatakan aras dalam susu 0,54 mg per liter.
Sumber-sumber lain ialah biji-bijian, daging, hati, sayur, butir utuh
serealia, dan kuning telur.
Konsumsi Vitamin B6 harus sebanding dengan konsumsi
protein. Kebutuhan untuk vitamin B6 adalah 0,016 mg/g protein.
Rata-rata konsumsi adalah 2 mg/hari untuk pria dan 1,6 mg/ hari
untuk wanita.
a. Sifat Fisik
 Berbentuk Kristal putih
 Tidak berbau
 Larut dalam air dan alcohol
 Piridoksin tahan panas dalam keadaan asam
 Tidak begitu stabil dalam larutan alkali
 Tidak tahan pada cahaya.
b. Sifat Kimia

Ada tiga senyawa yang mempunyai aktivitas vitamin B6.


Dua bentuk vitamin B6 lainnya berbeda dengan struktur
Piridoksin. Keduanya mempunyai penyulih lain pada karbon 4
inti benzene. Piridoksal mengandung guguz –CH2NH2.
c. Fungsi Piridoksin
Vitamin B6 atau dikenal sebagai pyridoxine merupakan
salah satu jenis vitamin yang bersifat larut di dalam air. Vitamin
B6 banyak ditemukan pada beberapa jenis makanan, seperti
alpukat, pisang, daging, ikan, kacang-kacangan, dan sereal.
Vitamin B6 diketahui berperan penting di dalam
metabolisme protein, dimana vitamin B6 berfungsi untuk
membantu kerja enzim-enzim yang berperan di dalam
metabolisme protein. Piridoksal fosfat dalam tubuh merupakan
koenzim yang berperan penting dalam metabolisme sistem
amino, di antaranya adalah dekarboksilasi, transminasi,
raseminasi triptofan, asam mino yang bersulfur, dan asam amino
hidroksida. Vitamin B6 juga berperan di dalam penggunaan
glikogen pada otot sebagai sumber energi pada saat fitness.
Selain itu, vitamin B6 (bersama dengan zinc, asam folat, vitamin
B12, dan vitamin C) juga diperlukan di dalam sintesis
hemoglobin pada sel darah merah yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen ke jaringan tubuh.

D. Niasin
Niasin dikenal juga sebagai faktor pencegah pellagra. Triptofan
dapat diubah oleh tubuh menjadi niasin. Banyak diet yang
menyebabkan pellagra karena kandungan proteinnya yang
berkualitas baik rendah begitu juga vitamin.
Kebutuhan manusia akan niasin berkaitan dengan pemasukan
triptofan. Protein hewan mengandung kira-kira 1,4 persen triptofan,
protein sayur sekitar 1 persen. Pemasukan 60 mg triptofan melalui
makanan dianggap setara dengan 1 mg niasin. Sumber makanan
yang mengandung niasin ialah hati, ginjal, daging, tidak berlemak,
ayam, ikan, gandum, barli, gandum hitam, polong hijau, ragi, kacang
tanah, sayur dedaunan.
Niasin adalah vitamin B yang paling stabil. Senyawa ni tidak
terpengaruh oleh cahaya, panas, oksigen, asam atau basa.
a. Sifat fisik
 Kristal putih
 Lebih stabil daripada thiamin dan riboflavin
 Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, akali, dan
oksidasi.
 Bisa hilang jika dimasak dengan air yang dibuang.

b. Sifat Kimia
Niasin adalah istilah generic untuk nikotinat dalam turunan
alaminya nikotinamida (niasin amisa)
c. Faktor-faktor kerusakan niasin
Kehilangan utama Niasin ini biasanya terjadi karena
pelarutan dalam air pemrosesan. Proses yang menggunakan air
garam dapat menghilangkan sekitar 30%. .
d. Fungsi Niasin
Dua koenzim yang dibentuk oleh niasin, NAD dan NADP
dibutuhkan untuk beberapa aktivitas metabolisme, terutama
metabolisme glukosa, lemak dan alcohol. Niasin memiliki
keunikan diantara vitamin B karena tubuh dapat membentuknya
dari asam amino tryptophan. Niasin membantu kesehatan kulit,
sistem syaraf dan sistem pencernaan.

E. Vitamin B12 (Kobalamin)


Kobalamin merupakan komponen beberapa koenzim dan
mempunyai pengaruh terhadap pembentukan asam nukleat melalui
kerjanya dalam mendaur 5-metiltetrahidrofolat kembali ke timbunan
folat. Sumber vitamin dari makanan yang penting ialah produk
hewan seperti daging kurus tanpa lemak, hati, ginjal, ikan, kerang
dan susu. Diproduksi juga oleh mikroorganisme. Kebutuhan perhari
kobalamin adalah 2 mikro gram perhari
a. Sifat fisik
 Berbentuk kristal merah
 Larut pada air
 Perlahan rusak oleh asam encer, alkali, cahaya, dan bahan-
bahan pengoksidasi dan pereduksi.
b. Sifat Kimia

Kobalamin terdiri atas cincin mirip-porifirin seperti hem,


yang mengandung kobalt serta terkait pada ribose dan asam
folat. Bentuk utama vitamin B12 dalam makanan adalah 5
deoksiadenosilkobalamin, metilkobalamin, dan
hidroksokobalamin.
c. Faktor-faktor kerusakan Vitamin B12
Vitamin B12 tidak rusak banyak dengan pemasakan, kecuali
jika makanan direbus dalam larutan basa. Jika hari direbu dalam
air selama 5 menit, haya 8 persen vitamin B12 yang hilang,
pemanggangan daging dapat mengakibatkan kehilangan lebih
besar. Pensterilan susu dengan suhu ultra-tinggi tidak
menyebabkan kerusakan vitamin B12 lebih banyak daripada
pasteurisasi.
d. Fungsi Vitamin B12
Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah folat menjadi
bentuk aktif, dan dalam fungsi normal metabolisme semua sel,
terutama sel-sel saluran cerna, sumsum tulang, dan jaringan
saraf. Vitamin B12 merupakan kafaktor dua jenis enzim pada
manusia, yaitu metionin sintetase dan metilmalonil-KoA
mutase.
Reaksi metionin sintetase melibatkan asam folat. Gugus
metil-5 tetrahidrofolat (5-metil-H4 folat) dipindahkan ke
kobalamin untuk membentuk metilkobalamin yang kemudian
memberikan gugus metil ke homosistein. Produk akhir adalah
metionin. H4 folat, yang di butuhkan dalam pembentukan
poliglutamil folat dan 5,10-metil-H4 folat, yang merupakan
kofaktor timidilat sintetase dan akhirnya untuk sintesin DNA.
Terjadinya anemia megaloblastik pada kekurangan vitamin B12
dan pola terletak pada peranan vitamin B12 dalam reaksi yang
dipengaruhi oleh metionin sintetase ini.
Reaksi metil malonil-KoA mutase terjadi dalam
mitokondria sel dan menggunakan doeksiadenosilkolabamin
sebagai kofaktor. Reaksi ini mengubah metil malonil-KoA
menjadi suksinil KoA.reaksi-reaksi ini diperlukan untuk
degradasi asam propionat dan asam lemak rantai ganjil terutama
dalam sistem saraf. Diduga gangguan saraf pada kekurangan
vitamin B12 di sebabkan oleh gangguan aktivitas enzim ini.

F. Asam Folat (Folasin)


Vitamin ini terdapat dalam berbagai makanan, terutama dalam
hati, buah, sayur dedaunan, dan ragi. Bentuk lazim vitamin ini dalam
produk terebut ialah poliglutamat. Dosis harian yang dianjurkan
untuk folasin 400 mikro gram untuk orang dewasa. Ada kebutuhan
tambahan sebesar 400mikrogram/hari selama hamil dan 200
mikrogram.hari selama menyusui.
Banyak folat alam yang sangat labih dan mudah dirusak dengan
pemasakan. Asam folat sendiri stabil terhadap panas dalam medium
asam tetapi cepat dirusak dalam kondisi netral dan basa. Dalam
larutan , vitamin mudah dirusak oleh cahaya.
a. Sifat Fisik
 Berbentuk Kristal kuning
 Sebagai asam bebas asam folat tidak larut pada air dingin,
namun sebagai garam natrium dapat lebih larut.
 Stabil pada panas dalam medium asam, cepat rusak pada
keadaan netral dan basa.
 Mudah rusak bila terkena cahaya
b. Sifat Kimia

Bentuk aktif folat terdiri atas cincin pteridin terikat


dengan p-asam amino benzoate yang bersama membentu asam
pteroat dan asam glutamate.

c. Fungsi asam folat


1. Kesehatan Jantung
Jantung manusia dapat bekerja secara optimal dengan
bantuan vitamin B9. Jadi, cukupi asupan gizi berupa asam
folat Anda agar fungsi jantung Anda bekerja dengan baik
untuk menghilangkan homosisten yang bisa
menyebabkan terjadinya serangan jantung seseorang
2. Stroke
Selain memicu meningkatnya risiko serangan
jantung, homosisten juga menjadi penyebab stroke yang
membuat jaringan otak menjadi tak berfungsi alias mati.
Selain itu, homosisten juga membuat struktur tulang
menjadi lemah sehingga berisiko tinggi terjadinya patah
tulang.
3. Kanker
Berantas pertumbuhan sel-sel kanker dalam tubuh
yang bisa membuat Anda menderita dalam waktu lama
dikemudian hari. Vitamin B9 (asam folat) adalah
solusinya, Anda bisa konsumsi makanan yang menjadi
sumber vitamin B9. Vitamin ini bertanggung jawab dalam
mencegah kanker serviks, kanker usus besar dan kanker
paru-paru.
4. Mental dan Emosional
Vitamin B9 atau asam folat saat ini banyak digunakan
untuk mengobati berbagai masalah yang berkaitan dengan
ketidakmampuan mental dan emosional. Misalnya
membantu mengurangi kecemasan dan depresi.

G. Asam Pantotenat
Asam Pantotenat terdapat dalam semua sel dan jaringan
makhluk hidup, karena itu, terdapat dalam kebanyakan produk
makanan. Sumber makanan yang baik termaksud daging, hati,
ginjal, buah, sayur, susu, kuning telur, ragi, butir utuh serealia dan
buah batu. Tidak ada dosis harian yang dianjurkan untuk vitamin
ini karena tidak ada bukti yang cukup sebagai dasarnya.
Diperkirakan konsumsi yang aman dan cukup adalah antara 4
sampai 7 mg perhari. Vitamin ini stabil di udara, dan labil oleh panas
yang kering. Senyawa ini stabil dalam larutan dengan rentang pH 5-
7 dan di luar rentang ini kurang stabil.
a. Sifat fisik
 Berbentuk Kristal putih
 Larut pada air
 Rasa pahit
 Lebih stabil dalam keadaan larut
 Mudah terurai dengan asam, alkali, dan panas kering
 Dalam larutan netral asam pantotenat tahan terhadap panas
basah.
b. Sifat Kimia

Asam pantotenat adalah derivative dimetil dari asam butirat


yang berkaitan dengan beta-alanin. Vitamin ini mengikat fosfat
dan membentuk 4-fosfapantotein dan koenzim A/KoA, yaitu
bentuk aktif asam pantotenat.
c. Fungsi Asam Pantotenat
Peranan utama asam pantotenat adalah sebagai koenzim A,
yang diperlukan dalam berbagai reaksi metabolisme sel.
Sebagai bagian dari asetil KoA, asam pantotenat terlibat dalam
berbagai reaksi yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat
dan lipida, termasuk sintesisdan pemecahan asam lemak.
Disamping berperan dalam siklus asam sitrat dan
glukoneogenesis, KoA adalah akseptor gugus asetat untuk asam
amino. Asam pantotenat terlibat pula dalam sintesis hormon
steroid, kolesterol, fosfolipida dan porfirin yang diperlukan
untuk pembentukan hemoglobin.

H. Biotin
Biotin terdapat dalam beberapa produk dalam bentuk bebas
(sayur, susu, dan buah) dan di dalam produk lain terikat pada protein
(daging organ, biji, dan ragi) sumber vitamin yang baik ialah daging,
hati, ginjal, susum kuning telur, ragi, sayur, dan jamur. Vitamin ini
rupanya sangat stabil. Perlakuan panas hanya mengakibatkan
kehilangan nisbi kecil. Vitamin ini stabil diudara dan stabil pada pH
netral dan asam.
a. Sifat Fisik
 Larut air dan alcohol
 Mudah dioksidasi
 Vitamin ini stabil di udara dan stabil pada pH netral dan
asam.
b. Sifat Kimia

Biotin adalah salah suatu asam monokarboksilat terdiri atas


cincin midasol yang bersatu dengan cincin tetrahidrotiofen dan
rantai samping sayap valerat.
c. Fungsi Biotin
1. Metabolisme Energi
Energi didapatkan dari metabolisme yang terjadi di
dalam tubuh. Saat makanan ke dalam tubuh masuk terutama
yang banyak mengandung lemak, protein, dan karbohidrat,
biotin mengubahnya menjadi glukosa atau gula sederhana.
Dimana gula inilah yang menjadi bahan bakar tubuh untuk
melakukan aktivitasnya dan menjadi energi. Semakin
banyak kinerja biotin pada tubuh, maka tubuh akan semakin
aktif. Hal sebaliknya terjadi saat tubuh dipaksa melakukan
aktifitas berat, namun hanya sedikit aktifitas biotin untuk
metabolisme tubuh. Akibatnya tubuh akan mengalami
kelelahan. Walaupun tubuh telah diasup banyak makanan,
yang terjadi malah mengantuk. Karena makanan tersebut
tidak diolah menjadi energi dan tersimpan di dalam tubuh
sehingga kinerja tubuh menjadi menurun.
2. Pertumbuhan Rambut
Pada masalah rambut seperti rambut putih (uban)
muncul lebih dini, kerontokan, rambut kering, berminyak,
dan tidak sehat dapat diobati dengan penggunaan biotin.
Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya produk kosmetik
pada wanita yang menggunakan biotin sebagai bahan
tambahan untuk perawatan rambut. Karena rambut hampir
seluruhnya mengandung protein dan biotin merupakan
vitamin B yang mampu membantu metabolisme protein
sehingga rambut yang rontok bisa segera dibentuk lagi dan
mencegahnya kembali mengalami kerontokan. Walaupun
banyak peneliti juga mengatakan biotin tidak dapat terserap
ke lapisan kulit secara optimal sehingga penggunaannya
pun harus melalui sumber makanan alami atau pun
suplemen.
3. Pertumbuhan Kuku
Sama halnya dengan rambut, kuku juga akan menjadi
sehat jika biotin dikonsumsi dengan dosis tepat setiap hari.
Karena kuku yang retak dan patah terjadi akibat kekurangan
biotin. Sehingga pertumbuhannya pun diperlukan dengan
bantuan biotin. Untuk mencegah kuku mudah retak dan
patah, biotin bisa dikonsumsi sehari-hari. Kuku sehat juga
sangat bermanfaat dan tidak akan mengganggu aktivitas
lainnya untuk kuku selain biotin ini. Biotin untuk kesehatan
kuku selain dari makanan yang kita makan, bisa juga dari
bahan kosmetik. Namun saat tubuh mengalami masalah
pada kuku yang sudah parah (begitu juga rambut), maka
dengan mudah mengkonsumsi biotin untuk mengobatinya.
4. Menurunkan Berat Badan
Dikarenakan fungsinya sebagai metabolisme energi,
maka mengkonsumsi biotin dapat bermanfaat untuk mereka
yang ingin menurunkan berat badan. Karena saat tubuh
mengalami kelebihan berat badan, tidak sepenuhnya lemak,
protein yang tersimpan dalam tubuh bisa digunakan sebagai
energi sehingga dibutuhkan biotin untuk mengkonversinya
menjadi energi. Dengan demikian saat berolah raga,
seseorang tidak akan mudah merasa lelah. Lemak, protein,
serta karbohidrat bisa berkurang dengan cepat dengan
melihat adanya penurunan berat badan. Pembakaran pada
tubuh ini mengakibatkan protein dan lemak akan diubah
menjadi penyusun dan pembentuk otot yang baik. Berat
badan akan berkurang namun tubuh akan menjadi lebih
kokoh.
5. Mengatur Kadar Gula Darah
Ternyata penggunaan biotin atau vitamin B7 ini
berfungsi mengatur kadar gula dalam darah. Bagi mereka
yang mengalami diabetes, mengkonsumsi biotin dapat
menurunkan kadar gula darah yang tinggi menjadi rendah.
Dengan mengkonsumsi biotin secara rutin setiap hari
sebanyak hampir 900 mcg selama sebulan, maka kadar gula
dalam darah akan turun. Tentu dengan mengurangi juga
konsumsi karbohidrat serta makanan bergula lainnya yang
dapat memicu kembalinya naik gula darah dalam tubuh.
6. Organ Seksual Pria
Dengan mengkonsumsi biotin, juga dapat membantu
pria dalam masalah hubungan intim dengan istri mereka.
Karena kelelahan dapat terjadi dengan kekurangan biotin
yang dikonsumsi dalam tubuh sehingga mengkonsumsi
biotin membantu stamina pria dalam hubungan seksual
mereka lebih terjaga. Ini terlihat dari organ seksualitas pada
pria yang dalam kondisi kesehatan yang prima sehingga
jika masalah dalam rumah tangga, terutama pada suami
karena stamina yang cepat menurun saat berhubungan
intim, maka dengan konsumsi biotin secara alami bisa
membantu dalam masalah seksualitas suatu keluarga.
7. Sel-sel Darah dan Sumsum Tulang
Biotin juga sebagai kofaktor dalam pembentukan sel-
sel darah merah di sumsum tulang belakang. Karena
sirkulasi pergantian sel darah merah pada tubuh juga
diperlukan secara optimal agar jumlah sel darah merah
tidak mengalami kelebihan ataupun kekurangan di dalam
tubuh sehingga kebutuhan konsumsi vitamin B7 atau biotin
tetap diperlukan. Walaupun tidak ada tanda-tanda khusus
saat tubuh mengalami gangguan pada sirkulasi sel-sel darah
merah. Namun gelaja seperti anemia bisa terjadi.

II.3 Analisis pada Vitamin Larut dalam Air


A Vitamin C
a. Titrasi Iodin
 Prinsip
Oksidasi analat oleh I2 sehingga I- tereduksi menjadi ion
iodida. Indikator : amilum. Akhir titrasi ditandai dengan warna
biru (iod-amilum)

 Reaksi
 Prosedur
 Blangko
1. Menambahkan 5 ml H2SO4 2 N dalam 10 ml H2O
pada labu erlenmeyer.
2. Menambahkan 10 ml larutan iod 0,1 N.
3. Menambahkan beberapa tetes indikator amilum.
4. Menitrasi larutan tersebut dengan larutan
5. Na2S2O3 0,1 N hingga larutan bening.
6. Mengulangi langkah 1-4 sebanyak 3 kali.

 Sampel
1. Menghaluskan beberapa butir vitamin C
2. Menimbang 0,3 g vitamin C yang halus
3. Melarutkan vitamin C tersebut dengan 10 ml aquadest
dan segera menambahkannya dengan 5 ml H2SO4 2 N
4. Menambahkan 10 ml larutab iod 0,1 N dengan
beberapa tetes amilum.
5. Menitrasi larutan tersebut dengan larutan Na2S2O3 0,1
N hingga larutan menjadi warna kuning kembali
(warna larutan menjadi kuning).
6. Melakukan langkah 2-5 sebanyak 3 kali.

b. Metode Titrasi Dye


 Prinsip
Vitamin C dalam suasana asam akan mereduksi laritan 2,6
dichlorophenol indophenols salt (Dye) menjadi dehidro asam
askorbat yang tidak berwarna. Kelebihan Dye dalam suasana
asam akan berwarna pink.
 Reaksi
𝐶6 𝐻8 𝑂6 + 𝐶12 𝐻6 𝐶𝑙2 𝑁𝑁𝑎𝑂2 → 𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑘𝑜𝑟𝑏𝑎𝑡
 Prosedur
1. Timbang 5 gram bahan, gunakan pinset untuk menambahkan
dan mengurangi bahan. Hancurkan dengan mortar dan
tambahkan 25 ml HPO3-asam asetat.
2. Pindahkan ke dalam labu seukuran 100 ml dan tambahkan
HPO3-asam asetat sampai tanda batas, kocok sampai
homogen, saring dan filtrate diambil.
3. Pipet 2 ml filtrate ke dalam erlemeyer, tambahkan 5 ml
HPO3-asam asetat sehingga volume totalnya 7 ml. jika
filtrate yang diambil 5 ml maka HPO3-asam asetat yang
ditambahkan 2ml.
4. Titrasi dengan larutan Dye sampai warna pink yang tidak
hilang dalam 5 detik.
5. Lakukan standarisasi larutan Dye:
2 ml larutan standar vitamin C dan 5 ml HPO3-asam asetat je
dalam erlemeyer lalu titrasi dengan larutan dye sampai warna
pink yang tidak hilang dalam 5 detik.

B. Vitamin B1 (Thiamin)
a. Flourometer
 Prinsip
 oksidasi thiamin menjadi thiokrom (turunan thiamin yang
dapat berpendar dengan sinar UV)
 Bila senyawa yg dapat berfluoresen lain dapat dipisahkan,
maka tingkat fluoresensi thiamin akan proporsional dng
kadarnya

b. Kolorimetri
 Prinsip
Reaksi antara tiamin yang telah didiazotasi dengan 6-
aminotimol yang akan memperpanjang kromofor sehingga
menimbulkan warna. Intensitas warna ini diukur dengan
melihat serapannya pada λ tertentu. Intensitas serapan ini akan
sebanding dengan kadar tiamin.
 Reaksi
Thiamin + garam reinecke  endapan
Endapan + aseton  larut  diukur kadarnya pada λ 525 nm
c. Mikrobiologis
 Prinsip
 Menggunakan mikrobia yang sangat peka thd vit. B1
 Tingkat pertumbuhan sebanding dengan tingkat
kekeruhan
 Diperlukan larutan thiamin standar sebagai
pembanding
o Ochrodomonas danica (ketelitian 1 x 10 -10 gr)
o Lactobacillus fermenti
o Kloechera brevis

C. Vitamin B2 (Riboflavin)
a. Spektoflourometri
 Prinsip
 Riboflavin dapat diperoleh dng penyerapan menggunakan
fuller’s earth dari extrak hati segar atau extrak lain yg
mengandung laktoflavin dlm larutan netral atau asam
kuat.
 Adsorpsi umumnya selesai dalam 10 menit.
 Selanjutnya dilakukan elusi dng lart dietilamina 10-15%
atau lart NaOH 0.2% .
 Kadar vit. B2 dapat dianalisis secara fluorimetrik.

D. Vitamin B6 (Piridoksin)
a. Metoda Hochberg, Melnick, dan Oser
 Prinsip
 Piridoksin yang terikat dibebaskan melalui hidrolisis
dengan HCl dan pemanasan
 Setelah diasamkan (pH 3,0), piridoksin bebas diserap oleh
absorben Lloyd
 Setelah pencucian dengan HCl, dilakukan elusi terhadap
piridoksin yang terserap dalam absorben, dengan larutan
NaOH
 Eluat dijernihkan dengan isopropil alkohol

E. Vitamin B12 (Kobalamin)


a. Mikrobiologis
 Prinsip
 Vitamin B12 dipisahkan dari makanan memakai larutan
buffer asetat pH 4,5
 Kobalamin (tidak stabil) ditambah Na-sianida 
terbentuk sianokobalamin yang stabil
 Kadar vitamin ditetapkan dengan menumbuh-kan
Lactobacillus leichmanii (bakteri tersebut membutuhkan
vitamin B12 untuk pertumbuhannya sehingga pada kondisi
terkontrol pertumbuhannya spesifik)
F. Asam Folat
a. Mikrobiologis
 Prinsip
 Folat sampel diekstrak dalam buffer pada 100oC
 Ekstrak diperlakukan dengan -amilase, protease, dan
conjugase
 Respons pertumbuhan L. rhamnosus diukur dengan %
transmitansi
b. HPLC
Lalu ada juga analisis pada vitamin larut air dengan menggunakan
HPLC (High Performance Liquid Chromatography). HPLC
merupakan salah satu teknikkromatografi untuk zat cair yang biasanya
disertai dengan tekanan tinggi. Seperti teknik kromatografi pada
umumnya, HPLC berupaya untuk memisahkan molekul berdasarkan
perbedaan afinitasnya terhadap zat padat tertentu. Cairan yang akan
dipisahkan merupakan fase cair dan zat padatnya merupakan fase diam
(stasioner). Teknik ini sangat berguna untuk memisahkan beberapa
senyawa sekaligus karana setiap senyawa mempunyai afinitas selektif
antara fase diam tertentu dan fase gerak tertentu. Dengan bantuan
detektor serta integrator kita akan mendapatkan kromatogram.
Kromatorgram memuat waktu tambat serta tinggi puncak suatu
senyawa.
Prinsip dasar dari HPLC adalah pemisahan analit-analit
berdasarkan kepolarannya. Adapun prinsip kerja dari alat HPLC adalah
ketika suatu sampel yang akan diuji diinjeksikan ke dalam kolom maka
sampel tersebut kemudian akan terurai dan terpisah menjadi senyawa-
senyawa kimia ( analit ) sesuai dengan perbedaan afinitasnya. Hasil
pemisahan tersebut kemudian akan dideteksi oleh detector
(spektrofotometer UV, fluorometer atau indeks bias) pada panjang
gelombang tertentu, hasil yang muncul dari detektor tersebut
selanjutnya dicatat oleh recorder yang biasanya dapat ditampilkan
menggunakan integrator atau menggunakan personal computer (PC)
yang terhubung online dengan alat HPLC tersebut.
BAB III
PENUTUTP
III.1 Kesimpulan
Sesuai dengan apa yang sudah kami paparkan. Kita sudah bisa
mengetahui bahwa vitamin larut dalam air adalah vitamin yang hanya bisa
disimpan sedikit dalam tubuh karena kelebihannya langsung terbuang
bersamaan dengan urine. Adapun vitamin larut dalam air terdiri dari vitamin
C (asam askorbat), vitsmin B1 (Thiamin), vitamin B2 (Riboflavin), vitamin
B3 (Niasin), Biotin, Asam Pantotenat, vitamin B6 (Piridoksin), Asam Folat,
dan vitamin B12 (Kobalamin). Pada umumnya, sifat fisik pada vitamin larut
dalam air adalah larut dalam air dan sangat mudah rusak bila diproses dalam
teknik pemasakan yang berhubungan dengan air. Sedangkan pada masing-
masing sifat kimia pada vitamin larut dalam air berbeda-beda sehingga
harus dijelaskan satu persatu. Analisis yang digunakan untuk menguji
vitamin larut dalam air juga berbeda-beda dari setiap jenis vitamin, tetapi
cara modern dalam menguji vitamin larut dalam air dengan menggunakan
HPLC (High Performance Liquid Chromatography).

III.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa farmasi dapat mengetahui dan memahami
tentang vitamin-vitamin yang larut dalam air serta metode analisisnya
sehingga dapat digunakan dalam menentukan kandungan vitamin apa yang
terdapat dalam makanan maupun minuman serta bahan-bahan lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Winarno, F.G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

deMan, John M., 1997. Kimia Makanan : Edisi Kedua, ITB, Bandung.

Prayitno, dkk. Serial Buku Ajar Gizi : Kimia Makanan, Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Jakarta II, Jakarta.

Coultate, T.P., 1996. FOOD The Chemistry od Its Components : THIRD EDITION,
School of Applied Science, South Bank University, London.

Fennema, Owen R., 1996. FOOD CHEMISTRY : THIRD EDITION, Marcel


Dekker,Inc., New York. Basel. Hongkong.

Anda mungkin juga menyukai