Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)

OLEH
KELOMPOK 5
BELLA DWI NOVIA (4001120005)
ERIKA TIFANNY (4001120013)
JUNIAR SAVITRI (4001120018)
MELLYSA FITRI (4001120023)
PAULINA ROSA EVRIARTI (4001120027)
RENI YURINDA (4001120031)
YUNIZA DWI PUTRI (4001120041)
YUSUP ANGGA SUGIARTO (4001120043)

PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
PALEMBANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan berkat-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih tak lupa
penulis sampaikan pula pada dosen pembimbing dan pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini berjudul Vitamin C(Asam Askorbat). Vitamin C merupakan vitamin


yang larut dalam air dan dapat berfungsi sebagai antioksidan karena sifatnya yang muah
teroksidasi. Kelebihan vitamin c tidak disimpan dalam tubuh namun langsung di buang
melalui urine.

Seperti kata peptah, tidak ada gading yang tidak retak, makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran demi perbaikan makalah ini sangat
diharapkan.

Palembang, Oktober 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................


Daftar Isi ....................................................................................................................
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang ...................................................................................................
Rumusan Masalah ..............................................................................................
Tujuan .................................................................................................................
Bab II Pembahasan
Pengertian ...........................................................................................................
Sifat Fisik, Kimia, dan Biologis .........................................................................
Peran Vitamin C .................................................................................................
Analisis Vitamin C .............................................................................................
Bab III Penutup
Kesimpulan ........................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Vitamin merupakan salah satu mikronutrien selain mineral yang penting bagi
tubuh. Vitamin diperlukan tubuh untuk memperlancar penyerapan gizi dan proses
metabolisme. Vitamin dalam tubuh umumnya berperan sebagai koenzim atau sebagai
bagian dari enzim. Sebagian besar koenzim terdapat dalam bentuk apoenzim.
Apoenzim merupakan vitamin yang terikat dengan protein. Vitamin diperlukan dalam
jumlah sedikit tetapi jika kekurangan akan menyebabkan gangguan fungsi tubuh.
Vitamin banyak terdapat dalam buah-buahan dan sayur-sayuran.
Vitamin secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu vitamin yang larut
dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin-vitamin yang larut dalam air
adalah vitamin B dan vitamin C. Sedangkan vitamin yang larut dalam lemak adalah
vitamin A, D, E, dan K. Masing-masing vitamin ini memiliki peran yang berbeda-beda
bagi tubuh baik yang larut dalam air maupun dalam lemak.
Vitamin yang larut dalam air, tidak akan menimbulkan toksisitas bagi tubuh karena
tidak pernah disimpan dalam tubuh dan selalu dibuang melalui ekskresi urine. Namun,
apabila sampai kekurangan vitamin-vitamin ini maka akan menimbulkan gangguan
bagi tubuh.
Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang larut dalam air. Vitamin C atau yang
sering disebut asam askorbat merupakan senyawa yang berfungsi sebagai pereduksi
dalam sejumlah reaksi penting. Asam askorbat dapat diperoleh dari buah-buahan dan
sayur-sayuran seperti mangga, jeruk, manggis, cabai, tomat, dll. Namun sayangnya,
meskipun telah begitu banyak literatur mengenai vitamin C yang dapat dibaca, masih
ada saja kasus kekurangan vitamin C, misalnya saja kejadian sariawan. Oleh karena
itu, penulis tertarik untuk membahas lebih detil mengenai vitamin c, sifat, peran, dan
cara analisanya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Vitamin C/Asam askorbat?
2. Bagaimana Sifat Fisik, Kimia, dan Biologis Asam Askorbat?
3. Apa saja peran vitamin C?
4. Bagaimana cara menganalisis vitamin C dalam sebuah sampel makanan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu vitamin C.
2. Untuk mengetahui sifat fisik, kimia, dan biologis dari vitamin C.
3. Untuk mengetahui peran dari vitamin C.
4. Untuk mengetahui cara menganalisis vitamin C dalam sebuah sampel makanan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Vitamin C atau yang sering disebut asam askorbat adalah vitamin yang tergolong
sebagai vitamin larut air, memiliki rumus molekul C6H8O6(didehydro-L-threo-
hexono-1,4-lactone), berat molekul 176,13, dan merupakan vitamin yang penting
untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin C merupakan vitamin yang
masuk dalam golongan antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas.
Namun sayangnya, vitamin C mudah direduksi atau dihancurkan oleh panas cahaya,
logam dan oksigen selama pengolahan, pengemasan, dan penyimpanan makanan.
Oksidasi akan terhambat bila vit C dibiarkan dalam keadaan asam atau pada suhu
rendah. Oleh karena itu, bahan-bahan yang mengandung vitamin C harus diolah
dengan hati-hati.

Struktur Molekul Vitamin C

Sumber Vitamin C sebagian besar berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan,


terutama buah-buahan segar. Asupan gizi rata-rata sehari sekitar 30 sampai 100 mg
vitamin C yang dianjurkan untuk orang dewasa. Namun, terdapat variasi kebutuhan
pada individu yang berbeda. Kebutuhan vitamin C sesuai AKG 2004 pada anak-anak
400-450 mg/hari, pada pria 500- 900mg/hari, pada wanita500-750mg/hari, sedangkan
pada ibu hamil diperlukan tambahan 100mg/hari dari kebutuhannya (Sweetman 2005).
Di dalam tubuh, vitamin C tidak akan disimpan, melainkan akan diekskresikan melalui
air kemih bila jumlahnya berlebihan.

B. SIFAT FISIK, KIMIA, DAN BIOLOGIS


a. Sifat Fisik
Berbentuk seperti kristal atau serbuk putih atau agak kuning
Bentuk lempeng, atau seperti jarum-jarum
Tidak berbau
Berasa asam (pH 2,2 3)
Mencair pada suhu 190- 1920C
b. Sifat Kimia
Mudah teroksidasi dalam keadaan panas, basa, dan logam-logam yang
berperan sebagai katalis
Larut dalam air, etilalkohol, dan gliserol
Tidak larut dalam benzena, kloroform, dan dietileter
Dalam keadaan panas, vitamin c dapat mereduksi pereaksi benedict dan
melunturkan warna biru metilen
c. Sifat Biologis
Mampu menangkap radikal bebas, sehingga berfungsi sebagai antioksidan. Sifat-
sifat biologis askorbat yaitu :

Mempunyai potensial yang rendah sehingga askorbat mampu bereaksi


dengan radikal biologis dan mereduksi oksidan
Stabilitas dan reakvitas radikal askorbil yang rendah.
Dapat melindungi sel dari stress extraseluler dengan cara meningkatkan
poliferase sel endothelial, stimulasi sintesis kolagen tipe IV dan degradasi
oksidasi LDL.
Pada asam askorbat ini akan menunjukkan suatu metalloenzim yang akan
larut jika berada didalam garam dan akan memiliki berat atom melokul
kurang lebih 150.000.
Suatu ko-enzim yang mengandung 6 atom tembaga pada setiap molekul
proteinnya
Kenaikan suhu 10 0C maka jumlah dari vitamin akan mengalami oksidasi 2
hingga mencapai 2,5 setiap kali naiknya. Aktivitas akan optimal akan
didapat bila suhu mencapai 38 0C .

C. PERAN VITAMIN C
Pembuatan zat-zat interseluler, kolagen
Berperan dalam hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin dan
hidroksilisin
Oksidasi fenilalanin menjadi tirosin
Reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran pencernaan
Mengubah asam folat menjadi bentuk aktif asam folinat
Sintesis hormon-hormon steroid dari kolesterol
Menghambat reaksi-reaksi oksidasi yang berlebihan bertindak sebagai inhibitor
D. ANALISIS VITAMIN C
1. Secara Kualitatif
a. Reaksi dengan Benedict
Masukkan sampel ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 tetes
Kemudian tambahkan pereaksi benedict ke dalam sampel sebanyak 2 ml
Setelah itu dipanaskan selama 5 menit dalam penangas air yang mendidih
Amati warna yang terbentuk. Uji positif ditandai dengan terbentuknya
endapan merah bata.
b. Reaksi dengan NaOH dan FeSO4
Masukkan sampel ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 mL
Kemudian tambahkan 2 tetes NaOH 10%
Setelah itu, tambahkan 2 mL larutan FeSO4 5%
Lalu campurkan hingga rata
Amati perubahan warna yang terjadi, hasi positif apabila timbul warna
kuning.

2. Secara Kuantitatif
a. Metode Iodimetri
Dasar dari metode ini adalah sifat mereduksi asam askorbat. Metode
iodometri (titrasi langsung dengan larutan baku0,1 N) dapat digunakan terhadap
asam askorbat murni ataularutannya.
Prosedur penetapan kadar vitamin C secara iodometri : Sekitar 400 mg
asam askorbat yang ditimbang seksama dilarutkan dalam campuran yang terdiri
atas 100 mL air bebas oksigen dan25 mL asam sulfat encer. Larutan dititrasi
dengan iodium 0,1 N menggunakan indikator kanji sampai terbentuk warna
biru.

b. Metode 2,6-diklorofenolindofenol (DCIP)


Metode 2,6-diklorofenolindofenol (DCIP) ini berdasarkan atas sifat
mereduksi asam askorbat terhadap zat warna 2,6-diklorofenolindofenol
membentuk larutan yang tidak berwarna. Pada titik akhir titrasi, kelebihan zat
warna yang tidak tereduksi akan berwarna merah muda dalam larutan asam.
Metode ini tidak spesifik karena beberapa senyawa mereduksi lainnya dapat
mengganggu penetapan. Senyawa pengganggu tersebut adalah senyawa
sulfhidril, tiosulfat, riboflavin dll. Cara untuk menghilangkan pengaruh
senyawa pengganggu adalah:
Asam askorbat diubah menjadi asam dehidroaskorbat
Jumlah senyawa mereduksi yang masih ada ditetapkan
Bahan yang digunakan untuk metode ini adalah:
1. Larutan pengekstraksi
Larutan asam metafosfta-asam asetat dibuat dengan melarutkan 15 g asam
metafosfat dalam 40 mL asam asetatdan 200 mL aquades dengan
penggojogan lalu diencerkan sampai 500 mL.
2. Larutan baku asam askorbat
Dibuat dengan menimbang seksama 50 mg asam askorbat baku yang telah
disimpan dalam desikator dan dihindarkan dari pengaruh cahaya lalu
memindahkannya ke labu takar 50mL, melarutkannya dan
mengencerkannya sampai batas tanda dengan larutan asam metafosfat-asam
asetat.
3. Larutan baku diklorofenol-indofenol (DCIP)
Dibuat dengan melarutkan 50 mg garam Na 2,6-diklorofenolindofenol
(DCIP) yang telah disimpan dalamdesikator dalam 50 mL air yang telah
ditambah 42 mg natrium bikarbonat, lalu digojog kuat.
4. Indikator pH timol biru 0,04% dibuat dengan menggunakan100 mg biru
timol dengan 10,75 mL NaOH 0,02 N dengan penghangatan.

c. Metode Kolorimetri 4-Metoksi-2-Nitroanilin


Sebanyak 2 mL pereaksi 4-metoksi-2-nitroanilin ditambah 2 mL natrium
nitrit 0,2% diaduk hingga warna jingga hilang lalu ditambah 75 mL n-butil
alcohol dan dicampur. Larutan ini selanjutnya ditambah 0,5-2 mg asam askorbat
0,5% dan dipindahkan ke dalam corong pemisah. Selanjutnya larutan ditambah
25 mL natrium hidroksida 10% dan 150 mL dietil eter. Lapisan organic dicuci
tiga kali dengan 15 mL natrium hidroksida10%. Lapisan air dan cairan hasil
cucian diencerkan dengan air hingga 200 mL. Absorbansi larutan diukur
terhadap blangko pada 570 nm.
d. Metode Spektrofotometri
Asam askorbat dalam larutan air netral menunjukkan absorbansi maksimum
pada 264 nm. Panjang gelombang maksimum ini akan bergeser oleh adanya
asam mineral. Asam askorbat dalam asam sulfat 0,01 N memiliki panjang
gelombang maksimal 245 nm

e. Metode Spektrofluorometri
Metode ini digunakan untuk analisis kuantitatif vitamin C yang linier pada
kisaran konsentrasi asam askorbat 9,0 x 10-8 sampai 3,6 x 10-8. Suatu hubungan
linier diperoleh antara penurunan intensitas fluoroensi MB dan konsentrasi AA
pada kisaran 3,0 x 10-7 sampai 6,0 x 10-6. Batas deteksi metode ini 2,5 x10-7m.
Metode ini telah sukses digunakan untuk menetapkan kadar vitamin C dalam
tablet suplemen vitamin.

f. Metode Kromatografi
Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) telah dikembangkan
untuk penentuan asam askorbat dalam minimum ringan dan jus apel menggunakan
tris 2,2-bipiridin ruthenium II. Sampel disaring dan diencerkan sebelum dilakukan
analisisdengan KCKT dan tidak ada pra-perlakuan lain yang dilakukan. Pemisahan
asam askorbat menggunakan kolom oktadesil silan (ODS, C18) menggunakan fase
gerak larutan buffer NaH2PO4 -K 2HPO4 (pH 6,5). Aliran fase gerak 0,3
mL/menit. Asam askorbat yang terelusi dicampur dengan (Ru(bpy)32+0,5 mM
dandiosidasi pada 1,5 V (dengan elektroda Ag/AgCl).Dari sini dapat diketahui
bahwa metode ini relative sederhana dengan batas deteksi asam askorbat 10pmol
dan kurva kalibrasinya linier pada kisaran 0,06 80 nmol. Karena metode ini
sensitive dan selektif maka metode ini diusulkan untuk digunakan dalam analisis
kuantitatif asam askorbat dalam minuman ringan dan jus apel.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

Vitamin C atau asam askorbat adalah vitamin yang tergolong sebagai vitamin larut
air, memiliki rumus molekul C6H8O6(didehydro-L-threo- hexono-1,4-lactone), berat
molekul 176,13
Memiliki sifat berbentuk seperti kristal atau serbuk putih atau agak kuning, tidak
berbau, dan berasa asam, mudah teroksidasi, dan berfungsi sebagai antioksidan
Vitamin C berperan dalam pembuatan zat-zat interseluler, kolagen, hidroksilasi
prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin, oksidasi fenilalanin
menjadi tirosin, dll
Vitamin C dapat dianalisa secara kualitatif (reaksi dengan Benedict dan reaksi
dengan NaOH dan FeSO4) maupun secara kuantitatif (Metode Iodimetri, Metode
2,6-diklorofenolindofenol (DCIP), Metode Kolorimetri 4-Metoksi-2-Nitroanilin,
Metode Spektrofotometri, Metode Spektrofluorometri, dan Metode Kromatografi)
DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi, Anna. 2005. Dasar-DasarBiokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia. Jakarta : EGC

Auranet, Priyono. 2015. Analisis Kuantitatif Vitamin C, Vitamin E, dan Lemak.


http://profesormakalah.blogspot.co.id/2015/02/analisis-kuantitatif-vitamin-c-
vitamin.html, diakses 16 Oktober 2015

Husbandry, Corner. Klasifikasi, Fungsi, dan Metabolisme Vitamin.


http://imbang.staff.umm.ac.id/download-as-pdf/blog_article_219.pdf, diakses 16
Oktober 2015

Revan, Diyo. 2011. Vitamin C. http://drevan.blogspot.co.id/2011/06/makalah-vitamin-c-


asam-askorbat.html, diakses 16 Oktober 2015

2011. Vitamin C(Asam Askorbat). http://apoteksejati24.blogspot.co.id/2011/04/vitamin-


c-asam-askorbat.html, diakses 18 Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai